author-banner
Emma Shu
Emma Shu
Author

Novels by Emma Shu

Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin

Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin

Habiba tak menyangka akan menikah dengan majikannya, lalu menjadi istri rahasia yang disembunyikan dari publik. Tak seorang pun tahu bahwa ia adalah istri CEO ternama, Husein. Kesepakatan pun dibentuk, Habiba harus meninggalkan Husein setelah melahirkan anaknya karena status sosialnya dianggap sebagai aib. Lalu bagaimana jika Husein malah jatuh cinta sebelum Habiba melahirkan bayinya? Bagaimana pula nasib Irzan saat tahu wanita yang dia cintai ternyata diam-diam sudah menikah? Follow instagram @emmashu90
Read
Chapter: 335. Akhir Dari Segalanya
Husein menyentil ujung dagu Habiba. "Aku mencintaimu.""Jangan terus- terusan ucapkan kalimat itu, aku bisa terharu. Lihatlah air hidungku meleleh jadinya." Husein mengernyit. "Air mata, sayang. Kenapa jadi air hidung?""He hee...""Aku boleh menciummu?" bisik Husein."Jangan nakal. Ini di tempat umum, bukan di kamar.""Ini masih terlalu pagi, belum ada yang bangun." Husein mengecup singkat bibir Habiba."Cie cieeee....."Husein dan Habiba serentak menoleh ke sumber suara. Ada Qasam dan Qansha yang berdiri di ambang pintu. "Papa cium mama nih yeee..." Qasam terkekeh.Habiba membelalak kaget. Bukan kaget karena Qasam meledeknya, tapi kaget karena Qasam menggendong Wafa. Sedangkan Qansha memegangi kaki Wafa yang masih mengenakan piyama tidur lengkap dengan pampers tebal yang isinya sudah sangat berat dengan air kecil."Ya ampun. Qasam, jangan gendong Wafa. Nanti bisa jatuh. Kamu belum saatnya menggendong dia, Nak." Habiba menghambur dan mengambil alih tubuh Wafa dari gendongan Qasam.
Last Updated: 2024-02-26
Chapter: 334. Selamat Dari Ancaman
Habiba tak bisa tidur. Malam itu sampai jam lima pagi, ia terjaga. Pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja dia saksikan. Ia berharap tidak akan terjadi apa pun pada Husein, dan tentu saja pada Amir juga. Jika sampai drama penahanan terjadi lagi pada Husein, Habiba tak tahu lagi harus berbuat apa. “Habiba!” Habiba terkejut mendengar suara yang memanggilnya. Suara Tomy.Habiba yang tengah duduk di kasur itu pun menghambur keluar kamar.“Mas Tomy!” Habiba menghampiri Timy yang berdiri di tengah- tengah ruang tamu. “Ada apa pagi buta begini Mas Tomy ke sini?”“Aku mendengar Irzan meninggal, kena tembak. Husein sedang mengurus masalah ini di kantor polisi. Maksudnya, kena tembak kenapa?” Tomy bingung.“Mas Tomy dapat kabar dari siapa?” “Dari polisi yang meneleponku dan menanyakan beberapa hal terkait Irzan, aku dianggap sebagai teman dekat yang mungkin mengetahui sesuatu tentang Irzan. Katanya, Husein yang melaporkan kematiannya. Aku ke sini karena ingin tahu hal ini. Ak
Last Updated: 2024-02-25
Chapter: 333. Dia Mati
"Tidak!" Habiba menjerit keras sekali. Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah. Bruk. Tubuh yang tertembak itu terjatuh dan ambruk ke tanah. Tembakan tepat mengenai sasaran. Habiba ambruk menjatuhkan lutut ke tanah sambil sesenggukan."Mama!" Qasam berlari mendekat pada Habiba. Cepat Habiba membuka wajah dan memeluk Qasam erat. "Papamu, Nak!""Itu papa, Ma!" Qasam menunjuk Husein. “Jangan lihat!” Habiba memaksa wajah Qasam supaya menatap ke arahnya, jangan melihat Husein.“Ayo kita mendekat pada papa, Ma!” rengek Qasam.Pelan, kepala Habiba menoleh ke arah Husein meski ia tak sanggup bila harus menyaksikan suaminya terkapar bersimbah darah. Loh, kok Husein masih berdiri tegap? Pria itu dalam keadaan baik- baik saja. Dan saat Habiba menoleh pada Irzan, justru ia melihat tubuh Irzan tergeletak di tanah bersimbah darah. Dari punggung pria itu mengeluarkan darah segar. Senjata api di tangannya terlepas.Habiba menutup mata Qasam dengan telapak tangannya. Qas
Last Updated: 2024-02-24
Chapter: 332. Tembakan
"Lepaskan dia!" seru Husein."Ya, tentu aku akan melepaskan anakmu ini. Asalkan kau bersedia mati di tanganku. Tak peduli setelah itu aku akan masuk penjara, yang jelas kau harus mati. Aku dendam padamu. Aku muak padamu. Biarkan semua orang mengataiku kejam, yang penting aku puas. Ha ha haaa..."Setan apa yang merasukinya. Loh itu kan lirik lagu. Kok Husein malah nyanyi? Entah kenapa lagu itu main templok saja di otaknya. Irzan yang dulu terlihat kalem, kini berubah seperti kerasukan setan hanya karena keinginannya untuk bisa hidup bersama dengan orang yang dia cintai tidak terwujud. Otaknya seperti sudah geser satu ons. Jika disebut sebagai orang baik, jelas Irzan dulu adalah orang baik. Dia selalu melakukan hal- hal baik pada semua orang. Tapi saat dia merasa patah hati, dia berubah menjadi sosok yang berbeda. yang isi di hatinya hanyalah merasa tersakiti. Harapannya dipatahkan berkali- kali."Kau sudah gila. Apa kau pikir Habiba akan bersedia menikah dan hidup bersamamu setel
Last Updated: 2024-02-23
Chapter: 331. Terancam Oleh Irzan
"Setiap melakukan kesalahan, kau selalu bersembunyi. Begini cara seorang pengecut, hm?" Husein melangkah maju.Irzan melangkah mundur. "Setelah kau berusaha melecehkan istriku, maka aku tidak akan mengampunimu. Kau sudah menginjak- injak marwahku." Husein mencengkeram lengan Irzan, namun dengan gesit Irzan menangkisnya. Segera Irzan melayangkan tinju, namun dengan cepat Husein mengelak, matanya dengan mudah menangkap gerakan lawan hingga tendangan Irzan hanya mengenai udara.Irzan kembali melayangkan serangan tinju namun kalah cepat dengan gerakan tangan Husein yang dengan cepat menangkap lengan Irzan dan memelintirnya ke belakang. "Aku tidak bisa melupakan Habiba," ucap Irzan dengan suara terbata menahan sakit di tangan yang dipelintir."Itu karena obsesimu yang terlalu tinggi. Kau telah merusak moralmu sendiri dengan hal ini. Jika kau menjalani kehidupan lain, tanpa harus terus- terusan mengenang Habiba, tentu kau tidak akan terus kepikiran dia.""Sudah sejak lama aku mengharapkan
Last Updated: 2024-02-23
Chapter: 330. Bertemu Irzan si Pengkhianat
"Paman itu siapa, Pa?" tanya Qansha menatap Panjul dengan tatapan heran."Namanya Paman Panjul," jawab Husein."Jelek sekali namanya," ceplos Qansha sekenanya, membuat semua orang tertawa."Jelek- jelek tapi orangnya tampan," sahut Panjul berusaha menyikapi dengan manis."Iya tampan. Cocok sama tante Inez." Qasam menyahuti.Muka Inez mendadak memerah. Malu."Mm.. rasanya aku tidak nyaman di sini. Bagaimana kalau aku ajak adikmu ke meja lain?" tanya Panjul meminta ijin pada Husein."Oh, bukankah gerak- gerik kalian justru akan terpantau olehku saat kalian bersamaku? kalau kau membawa adikku pergi, apa kau menjamin bahwa kau bisa menjaganya?”“Aku jamin, aku yang membawanya, tentu aku bertanggung jawab atas dia,” jawab Panjul meyakinkan.Padahal Husein hanya berseloroh saja, namun Panjul menanggapi dengan serius. Husein tertawa kemudian mengangguk. “Baiklah, bawalah adikku bersamamu. Tapi kau akan berhadapan denganku jika kau macam- macam padanya," tegas Husein. "Ya, aku tahu siapa
Last Updated: 2024-02-22
Berandal Misterius Itu Suamiku

Berandal Misterius Itu Suamiku

Berandal itu datang-datang minta nikah sama Viza, anehnya ibunya menyetujui. Akhirnya Viza menjadi hinaan semua orang karena dinikahi berandalan. Tapi siapa sangka lelaki itu bukanlah orang sembarangan...
Read
Chapter: Part 110
Mulan menelan saliva. “Vikram, kamu boleh membalaskan sakit hati Ibumu kepada kami, tapi kamu tahu kan kalau dia itu bukan ibu kandungmu, lalu kenapa sampai harus semarah ini kepadaku?”“Masih ingat bagaimana hidup Viza selama puluhan tahun bersama ibu kan?” Vikram balik tanya, membuat Mulan seperti kena skak.“Mm maksudmu… kamu mau membalaskan perbuatan ibu ke Viza?” Tatapan Mulan kemudian tertuju ke wajah Viza. “Mengadu apa saja kamu ke Vikram?”Viza diam membisu, lebih karena tak ingin banyak bicara alias malas. Sudah terlalu lama ia menelan rasa lelah, tak ingin lagi menambah rasa lelah itu.“Jangan salahkan Viza. Dia sama sekali tidak mengadu apa pun padaku, aku punya mata-mata akurat. Mones itu mata-mataku. Dia melaporkan semua kejadian yang terjadi di rumah ini kepadaku,” ucap Vikram. “Sebentar lagi penghuni baru rumah ini akan datang, ibu tolong cepat berkemas.”“Jadi kamu mengusir ibu?” Mulan menatap Vikram penuh permohonan.Hanya senyum simpul yang ditunjukkan oleh Vikram.“
Last Updated: 2025-02-21
Chapter: Part 109
“Kebetulan hari ini supir saya menikah. Jadi saya menghadiri pernikahannya bersama istri,” ucap Vikram sembari menepuk pundak Leo. Yang ditepuk mengangguk. “Terima kasih Mas Vikram sudah bersedia hadir,” balas Leo menunduk sopan. “Silakan dilanjutkan acaranya!” ucap Vikram. Segera penghulu memulai akad nikah. Acara benar-benar tidak khidmat, semua orang sibuk bergunjing, membicarakan tentang Mulan yang ternyata mendapatkan menantu seorang supir. Sedangkan nasib Viza berubah seratus delapan puluh derajat, langsung tajir. Sosok Vikram yang dulu terlihat sebagai berandalan, kini datang dengan status yang berbeda, dia bahkan mampu menaikkan derajat sang istri. “Walah walah, rupanya suaminya si Runa cuma supir. Lah kemarin nyokapnya sibuk koar koar ke sana sini kalau calon mantunya kay4.” “Lah malah yang kay4 itu rupanya suaminya Viza. Si abang ganteng yang jagoan kemarin itu loh.” “Iya. Suara ngajinya juga bagus. Beruntung banget ya Viza?” “Kemarin dateng padahal wujudnya bera
Last Updated: 2025-02-21
Chapter: Part 108
Mobil mewah warna silver membuat warga menatap bengong. Mereka bertanya-tanya, siapa tamu yang datang menggunakan mobil mewah itu. Dan mereka dibikin tercengang saat melihat sosok yang keluar dari mobil. Viza. Bahkan wanita itu keluar dari mobil dengan pintu yang dibukakan oleh pengawal. Tampak pula pengawal berapakaian hitam itu membungkuk sopan pada Viza. Dia terlihat sebagai wanita terhormat.Buset. Penampilan Viza menjadi perhatian semua orang. Fokus semua mata mengarah pada wanita itu. Gaun lengan panjang mewah warna abu-abu dipadu sendal heels tinggi warna senada, jilbab kekinian menyempurnakan tampilannya. Sangat berkelas. Hampir saja semua mata terkecoh dan tak mengenal Viza jika saja tak memperhatikan secara seksama. Menyusul Vikram yang keluar dengan tampilan yang tak kalah mencemgangkan, stelan jas warna abu-abu seakan couple-an dengan warna baju Viza. Sebenarnya ada drama menarik di balik pakaian yang mereka kenakan. Itu adalah baju baru. Iya, baru dibeli di perjalanan
Last Updated: 2025-02-20
Chapter: Part 107
Di luar, orang-orang terdengar sibuk sekali. Bukan sibuk rewang karena memang tak ada kenduri seperti yang sering dilakukan orang-orang saat ada hajatan, namun sibuk ngerumpi dan menggosip. Antara satu mulut dan mulut lain saling sahut. “Udah selesai belum sih, Bu? Dari tadi dandanin mulu, lama banget sih?” Runa pegel duduk di kursi dengah muka ditowel-towel oleh peralatan make up seadanya. “Sebentar.” “Cepetan, Bu. Aku pegel nih.” “Ini hidungmu jendol, bibir juga mmeble. Bedaknya jadi ketebelan di hidungmu.” Runa mnegambil kaca, menatap pantulan wajahnya. “Aaaaaaaaaa……” jerit Runa membahana. “Runa!” Mulan menabok mulut Runa pakai kipas tangan, membuat Runa kaget dan membungkam. “Jerit sembarangan aja! Bikin kaget jabang bayik!” Pintu kamar terbuka, kepala beberapa orang tetamgga menyembul. “Ada apa, Runa? Kok teriak?” tetangga melontar pertanyaan. “Nggak ada apa-apa.” Mulan mendekati pintu. “Maaf ya Jeng, ini ruangan privasi.” Mulan menutup pintu dan menguncinya. “Ibu ken
Last Updated: 2025-02-19
Chapter: Part 106
Vikram cepat melipat laptop. Juga mengemas kertas-kertas di meja dan membalikkannya hingga kertas-kertas itu di posisi menelungkup. Gerakannya sangat cepat, terburu-buru sekali sampai Viza tak sempat melihat isi kertas. Aneh, kenapa kertas-kertas itu hanrus dibalikkan? Sepertinya Vikram sedang menyembunyikan isi kertas dari Viza. “Ada apa kamu kemari, Viza?” Vikram bangkit berdiri. “Aku mau… aku pinjam laptopmu, Mas!” Viza segera mendekat pada Vikram namun kalah cepat. Vikram sudah lebih dulu meninggalkan kursi. Pria itu langsung merengkuh pundak Viza. “Kita harus secepatnya ke acara pernikahan Leo. Hari ini dia menikah.” Vikram merangkul Viza keluar ruangan. Viza sempat menoleh ke meja, ada kertas yang terjatuh di bawah meja. Sedikit ujung kertas kelihatan di pandangan mata Viza. Benar, itu adalah desain gambar untuk kartu undangan pernikahan. Sayangnya gambar wajah wanita di foto itu tak kelihatan. Hanya tanpa wajah Vikram di dalam konsep gambar itu. Benarkah itu wuju
Last Updated: 2025-02-19
Chapter: Part 105
Jari lentik Viza membuka kertas dari dalam amplop. Pelan, ia mulai membaca deretan demi deretan tulisan yang tertera di sana.Beberapa kali ia tersandung dan hampir menelungkup akibat pandangan mata fokus pada bacaan sedangkan kaki terus berjalan. Kalau sekali lagi ia kesandung, pasti bakalan mencium lantai. Sekilas pandangan Viza mengedar ke sekitar mencari kursi, namun tak satu pun kursi berada di dekatnya. Rumah terlalu luas. Viza perlu berjalan cukup jauh untuk sampai ke kursi yang ada di kejauhan sana.Alhasil, Viza memilih ngejeprok saja duduk di lantai sekenanya. Matanya jeli membaca kata demi kata.(Ini surat kedua. Viza Shanum Azalia, tujuanku baik, yaitu mau kasih tahu kamu tentang apa yang kamu tidak ketahui supaya kamu bisa tahu mana yang sungguh-sungguh teman dan mana yang musuh dalam selimut.Tapi ini tergantung padamu, mau percaya atau tidak. Yang jelas, semua yang aku sampaikan ke kamu, sudah kamu buktikan bahwa itu benar bukan? Tidak perlu kamu tahu siapa aku, yan
Last Updated: 2025-02-18
Suami Preman Ternyata Sultan

Suami Preman Ternyata Sultan

Walau Qizha adalah karyawan baru, namun langsung ditempatkan sebagai sekretaris. Sialnya, atasannya sentimen terhadapnya dan malah menjadikannya sebagai OB. Suatu hari, situasi sulit memaksanya menikah dengan preman, hingga dia dihina keluarganya karena menikah dengan lelaki miskin. Siapa sangka preman tersebut adalah Qasam, atasan Qizha. Apa sebenarnya yang melatarbelakangi Qasam menyamar menjadi preman?
Read
Chapter: 230. Cinta Terindah
Qizha bermain dengan Zein di ruang main yang sengaja di desain khusus untuk anak bermain. Di sana lengkap ada berbagai macam jenis mainan, muali dari mobil-mobilan, bola, tempat mandi bola, perosotan, bahkan permainan untuk lompat-lompatan pun ada.Qizha mengawasi dari jarak beberapa meter, duduk sambil minum jus. Di sisinya ada Arini yang selalu stand by, memberikan apa saja keperluan Qizha.Si kecil mandi bila bersana dengan baby sitter yang tak pernah lepas dari posisi Zein kemana pun pergi. Qizha menatap layar ponselnya yang menunjuk tanggal dua belas, artinya tiga hari lagi Qasam pulang. Lama sekali rasanya menghitung hari. Serindu itu ternyata Qizha pada Qasam? Qizha malu jika mengingat dirinya yang nyaris seperti orang kasmaran dan jatuh cinta. Benda pipih itu kemudian berdering, nama Qasam tertera di layar. Qasam menelepon? Qizha tersenyum senang. Ia langsung menjawab telepon dan mengucap salam.“Kenapa sudah meneleponku? Kangen?” tanya Qizha.“Ha haa… tidak. Aku sama seka
Last Updated: 2024-07-29
Chapter: 229. Romantis Selalu
Sudah tiga minggu Qasam pergi ke Jepang sejak terakhir kali Qizha mengantarnya ke bandara, pria itu belum kembali. Kemarin mengaku hanya akan perhi selama dua minggu, tapi ternyata sudah tiga minggu berlalu, Qasam belum kembali.Qizha mengerjakan aktivitas seperti biasanya, menghabiskan waktu dengan bermain bersama Zein, putra semata wayangnya. Kini, Zein sudah tumbuh makin besar. Usianya satu tahun. Di usia sembilan bulan, Zein sudah bisa berjalan. Sekarang, bocah itu sudah bisa berlari meski belum kencang.Qizha merindukan Qasam. Pria itu memang ngangenin. Sebentar tak ketemu, rasa rindu sudah sampai ke ubun- ubun. Sikap Qasam yang setahun belakangan terlihat memuliakan wanita, membuat Qizha merasa kalau Qasam itu seperti candu. Bayangkan saja, setiap saat, Qizha selalu saja mendapat kelembutan dan perhatian khusus dari suaminya. Lalu beberapa minggu, ia harus berpisah. Tentu saja ia rindu. Qizha baru saja meletakkan tubuh Zein ke kasur tidur khusus balita, berdekatan dengan kas
Last Updated: 2024-07-29
Chapter: 228. Mesra
Baby sitter terlihat terampil ketika memandikan Zein, bayi yang baru berusia dua minggu. Qizha mengawasi di samping baby sitter. Selama ini, Qizha sendiri yang memandikan bayinya. Baru kali ini ia mengijinkan baby sitter memandikan bayinya, itu pun diawasi olehnya.“Kamu keliahtan terbiasa memandikan bayi,” komentar Qizha.“Iya, Non. Soalnya saya khusus mengurus bayi merah kan dulu sewaktu dip anti asuhan. Dan setelah masuk yayasan, saya juga jadi baby sitter,” sahut wanita yang usianya sekitar empat puluh limaan tahun itu.“Pantesan cekatan. Sini, biar aku yang pakaikan bajunya. Baju dan peralatan untuk si kecil sudah disiapkan?” Qizha mengambil alih bayinya setelah diangkat dari bak mandi.“Sudah, Non.” Qizha melangkah keluar dan segera memasang baju bayi yang sudah disediakan. Termasuk minyak kayu putih dan bedak juga sudah disediakan. Di kamar bayi itu, aroma minyam telon menguar, harum. Arini mendampingi Qizha. Dia bertugas untuk melayani Qizha. Sedangkan baby sit
Last Updated: 2024-07-28
Chapter: 227. Keturunan
Qasam membawa air hangat kuku dari pemanas air di sudut kamar sesuai permintaan Qizha dan menyerahkannya kepada istrinya itu. “Ayo minum!”Qasam membantu mendekatkan gelas ke bibir Qizha.“Aku bisa sendiri, Mas,” ucap Qizha dan mengambil alih gelas tersebut lalu meminumnya “Terima kasih, Mas.”Pandangan Qasam kemudian tertuju ke bayi kecil yang ada di samping Qizha. Pipinya tebem, kulitnya putih kemerahan. Hidungnya mancung. Menggemaskan dan lucu sekali. Ini adalah hari pertama Qizha dibawa pulang ke rumah setelah menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit. Padahal sebenarnya di hari kedua Qizha sudah diijinkan pulang karena kondisinya sehat dan baik-baik saja, namun seperti biasa, Qasam melarang Qizha pulang dan dia diminta untuk dirawat di rumah sakit dengan pantauan dokter. Rumah sakit milik ayahnya, jadi mudah saja baginya mengatur kondisi di rumah sakit.Bahkan, kini Qasam meminta dokter keluarga untuk mengecek kondisi ibu dan bayi ke rumah di tiga hari perta
Last Updated: 2024-07-28
Chapter: 226. Bayi
“Pinggangku sakit banget, Mas!” ucap Qizha sambil memegangi pinggang. Mulutnya meringis. Sebenarnya sudah sejak di perjalanan tadi Qizha merasakan ngilu, namun ia menahannya karena rasa ngilu itu datang dan hilang begitu saja. dia mengira hal itu biasa terjadi seiring kehamilannya yang semakin membesar.Namun, kini rasa ngilu itu makin parah, hampir setiap lima belas menit sekali muncul dan rasanya melilit sampai ke perut bagian bawah. Habiba memegang perut Qizha, rasanya keras menggumpal ke satu titik. Kemudian gumpalan keras itu bergerak menuju ke titik lain. Begitu seterusnya.“Ini Qizha sudah mau melahirkan. Ayo cepat bawa ke rumah sakit,” seru Habiba, membuat Qasam langsung gerak cepat menggendong tubuh Qizha dan membawanya ke mobil.Supir menyetir dnegan kelajuan tinggi mendengar suara ritihan Qizha di belakang. Qasam menggenggam tangan Qizha sambil terus mengatakan kata-kata motifasi.Qizha berkeringat, mukanya makin memucat, lemas sekali. Sesekali meringis menahan s
Last Updated: 2024-07-27
Chapter: 225. Rasa Sakit
Semenjak Qizha tahu kalau Sina rujuk dengan Arsen, ia menjadi jauh lebih lega. Kini adiknya itu sudah ada yang menanggung jawabi. Hidupnya tidak lagi mengenaskan, Qizha pun tak perlu mencemaskan keadaannya lagi. Sina kini tinggal bersama sang suami. Setelah balitanya keluar dari rumah sakit, Sina mengunjungi rumah Qasam, menemui Qizha dan Qasam untuk mengucapkan rasa terima kasih. Arsen pun menunjukkan sikap layaknya sebagai saudara ipar. Qizha memberikan beberapa helai pakaian dan jilbab baru kepada Sina seperti yang dia janjikan. Qasam pun mulai membuka hati pada Sina. Dia tidak ketus lagi melihat sikap Sina yang jelas sudah jauh berubah. Penampilan Sina pun sudah tidak lusuh lagi seperti saat dia menjanda. Sepeninggalan Sina dan Arsen, tinggal lah Qizha dan Qasam yang duduk di ruang tamu berdua. “Mas, kamu udah nggak benci lagi sama Sina, kan?” tanya Qizha sambil.memegang tangan suaminya.“Tidak.” Tatapan Qasam tertuju pada mata bulat istrinya yang menggemaskan. “Dia seperti
Last Updated: 2024-07-27
You may also like
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status