Suami Ojolku Ternyata Presdir

Suami Ojolku Ternyata Presdir

By:  Mar Shahle  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
19 ratings
111Chapters
25.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Tamparan keras mendarat ke pipi mulus Sarah, gadis 21 satu tahun. Ternyata sang ayah sangat marah saat melihat putri semata wayangnya seranjang tanpa sehelai benang di tubuhnya bersama pria dewasa 30 tahun yang bernama Zavar. Apakah sesungguhnya yang terjadi sehingga Zavar dan Sarah berada di ranjang tanpa busana? Memalukan lagi, mereka dipergoki oleh keluarga, sehingga tak dapat mengelak. Sarah dan Zavar dinikahkan dengan paksa, kemudian di buang oleh keluarga. Mampukah Sarah hidup dalam kesederhanaan bersama suami yang dia sangka berprofesi ojol? Apakah pernikahan paksa mereka bertahan lama?

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Erati
bagus, Suka.
2024-06-18 01:45:19
1
user avatar
Bubun Euy
menarik ceritanya
2024-03-16 06:56:29
1
user avatar
Azka Fathir
semakin seru, suka banget.
2024-03-03 12:32:55
1
user avatar
Allyaalmahira
kenapa nih tiba tiba tidur seranjang? tuh blurb buat penasaran. Lanjut terus thorr upnya
2024-02-18 09:07:03
1
user avatar
Niki_Tawa
ceritanya seru sekali......
2024-02-02 09:11:39
2
user avatar
Kafkaika
Bagus kak ceritanya, ditunggu karya lainya...
2024-01-22 21:55:37
2
user avatar
Auphi
Kira-kira apa ya reaksi keluarga Sarah kalau tahu lelakinya bukan tukang ojol? hahaha, nggak sabar nunggu.
2024-01-22 14:43:11
4
user avatar
Asiah Erap
Jalan cerita nya sangat bagus...
2023-12-31 15:40:28
4
user avatar
Zen Zezen
bagus, bikin penasaran
2023-12-22 20:39:01
2
user avatar
Erati
Suka sama ceritanya..
2023-12-07 18:59:12
4
user avatar
Choky Rizky
Seru... ditunggu episode lanjutannya
2023-12-02 19:07:13
1
user avatar
M Dody Hyru Suprapto
tambah seru dan menarik cerita nya, ... kerennn
2023-12-01 18:12:38
1
user avatar
Sulistiani
pokoknya lanjut cerita nya bagus bikin penasaran dan candu
2023-11-28 21:25:36
1
user avatar
Pineaple
Membuatku penasaran..... aku pantengin terus thor...
2023-11-04 16:44:42
1
user avatar
Mar Shahle
Hai reader kesayangan, jangan lupa vote gem ..., bintang ... limanya, biar cerita ini berkembang, jika berkenan boleh Follow juga, hihi, serakah ya otornya, terimakasih ...
2023-11-02 20:11:14
3
  • 1
  • 2
111 Chapters

Chapter 1

Tamparan keras mendarat di pipi mulus gadis cantik yang berusia 21 tahun. Dia adalah Sarah Marcelina, putri tunggal pengusaha sawit ternama yang masih berstatus mahasiswa disalah satu universitas terbaik di kotanya. Tamparan itu mengayun dengan keras menghantam pipi Sarah dengan kuat, sehingga membuat gadis cantik berhidung mancung bak boneka barbie itupun terperanjat lalu terbangun, seketika membuatnya merasakan nyeri yang begitu menyakitkan. “Ayah, kenapa memukulku?” tanya Sarah kepada pria yang menatapnya dengan tatapan tajam dan penuh amarah. Lelaki itu terlihat sangat murka. “Masih berani kamu bertanya? Lihat dirimu! Dasar anak tidak tahu diuntung, beraninya kamu membuat malu keluarga dengan membawa lelaki tukang ojol ini kedalam kamar!” ucap Bagas dengan penuh amarah. Bagas menunjuk ke arah lelaki 30 tahun itu yang merupakan langganan ojek sarah ke kampus. Pria itu bernama Zavar. Ia tertidur dengan pulas, menampakkan wajahnya yang kelelahan seakan habis melakukan pertarungan
Read more

Chapter 2

“Jangan berpura-pura bodoh kamu, Zavar! Bukankah ini yang kamu mau?” ucap Sarah dengan geram. Ia merasa Zavar lah yang sengaja menjebaknya, menggunakan kesempatan disaat kesempitan. “Kamu sengajakan membuat drama bahwa aku tidur denganmu, agar kamu bisa menikah denganku dan menjadi menantu di rumah ini, tanpa harus lelah menjadi tukang ojol?” tuduh Sarah dengan tatapan yang tajam setajam belati. “Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti,” Zavar mencoba menjelaskan. “Stop! Jangan menyalahkan orang lain, Sarah. Disini kamu dan Zavar sama-sama bersalah. Ayah sudah memutuskan akan menikahkan kalian hari ini juga! dan Papa tidak mau mendengarkan penjelasan apun lagi,” papar Bagas. “Tapi, Ayah. Bagaimana mungkin Sarah menikah dengan lelaki yang tidak sarah cintai? sarah ingin menyelesaikan kuliah terlebih dahulu.” Sarah berusaha menjelaskan kepada Ayahnya. Dia bersikeras tak mau dipaksa dinikahkan dengan Zavar.“Keputusan sudah bulat, Ayah tak mau kamu dan Zavar terus berbuat dosa,"
Read more

Chapter 3

“Ayo kita pulang,” ajak Zavar pada Sarah yang tampaknya shock menerima kenyataan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Zavar mengulurkan tangannya untuk membantu Sarah berdiri dari kursinya. “Kemana?” tanya Sarah menatap lelaki berkulit kuning langsat di hadapannya. Sarah merasa asing dengan lelaki itu. Ia tidak tahu apa-apa tentang lelaki di hadapannya, selain nama dan pekerjaan Zavar. “Ke rumah, tepatnya kontrakanku,” jawab Zavar. “Kamu saat ini adalah istriku dan hidupmu saat ini sudah menjadi tanggung jawabku sebagai suamimu,” lanjut Zavar menjelaskan kepada Sarah. Zavar berusaha bersikap ramah dan sabar dengan Sarah. Ia tahu Sarah pasti bingung dan takut, tapi ia berjanji pada dirinya sendiri akan menjadi suami yang bertanggung jawab.Sarah menjawab dengan anggukan kepala. Tak ada pilihan lain selain ikut bersama Zavar, sebab Ia telah terusir dari rumahnya. Ayahnya saja tak mau lagi menerima dan telah menganggapnya mati, karena merasa malu dengan apa yang dia lihat tadi pagi
Read more

Chapter 4

“Su-suara apa itu? Apakah ada orang lain dirumah ini?” sarah bermonolog didalam hati. Dengan langkah hati-hati ia melangkahkan kaki dengan pelan menuju ke asal suara, yaitu di dapur. Pelan-pelan, Sarah mengintip. Ternyata tidak ada apa-apa di sana. Ia hanya mendapati ruangan kosong. Namun beberapa saat kemudian, Sarah berteriak kencang. Ia sangat terkejut mendapati seekor tikus yang besar mengintip di dekat tong sampah. Sarah berlari menjauh dari arah dapur. “Oh tuhan, sepertinya aku tidak akan kuat hidup di rumah ini,” ucap Sarah. Ia duduk diatas kursi memeluk kedua kaki untuk meredam rasa di hatinya yang bercampur aduk, pikiran Sarah sangat kacau menerima kenyataan pahit yang tak pernah ia bayangkan. Sarah terisak menundukkan kepalanya hingga tanpa sadar Sarah terlelap di kursi yang telah usang itu. Sejenak melupakan masalah yang bertubi-tubu menimpanya hari ini. Beberapa jam kemudian, Sarah terbangun dari tidur. Perlahan ia melirik jam di ponselnya, waktu menunjukkan pukul 09.1
Read more

Chapter 5

“Rajam? Apa salah kami?” Tanya Zavar kepada warga dengan tatapan tajam. “Kalian telah Berzinah!” pekik mereka kompak. “Tak ada yang berzinah, kami suami istri,” ucap Zavar mencoba menjelaskan. “Kalian percaya?” ucap si provokator. “Tidak!" seru yang lainnya. “Kenapa kami harus dihukum? Kami tidak bersalah!” papar Zavar menjelaskan dengan tegas. “Kalian harus dihukum! Sebab kalian sudah merusak nama baik tempat ini!” teriak seorang pria paruh baya dengan suara yang garang. Zavar berusaha menjelaskan dengan tegas. “Saya sudah katakan, Sarah adalah istri saya. Kami sudah menikah,” ujar Zavar mencoa menenangkan kerumunan yang marah. Namun, amarah warga tampaknya sudah membutakan mereka. Mereka tidak mau mendengarkan penjelasan Zavar, bahkan beberapa dari mereka mulai merangsek masuk ke dalam rumah. Melihat situasi yang semakin memanas, Zavar memegang tangan Sarah. “Jangan takut Sarah, ada aku yang menjagamu. Kita harus tetap tenang. Aku akan mengurus ini,” bisiknya pada Sarah, men
Read more

Chapter 6

“Hanya apa?” tanya Zavar dengan nada penasaran. Dia melihat ada sesuatu yang berbeda dari ekspresi wajah Sarah.“Ah tidak. Bukan apa-apa,” jawab Sarah dengan cepat. Dia berusaha tersenyum, tapi senyumnya terlihat hambar dan dipaksakan. Dia menunduk, seolah menyembunyikan sesuatu di benaknya.“Aku siap-siap dulu,” ucap Sarah lagi, beranjak dari kursi yang di duduki olehnya. Dia berjalan menuju kamar untuk bersiap-siap. “Oke,” jawab Zavar, menunggu Sarah berkemas. Dia merasa ada yang aneh dengan Sarah, tapi dia tidak ingin mengganggunya. Mungkin Sarah sedang mengalami masalah yang tidak bisa dia ceritakan kepada Zavar. Tak menunggu waktu lama, Sarah telah siap dengan pakaian sederhana yang dibelikan oleh Zavar kemarin. Terpaksa, karena tak ada pakaian lagi. Sarah berencana akan membeli pakaian terlebih dahulu sebelum ke kampus dengan uang di ATM miliknya.Sarah sudah mengenakan jaket dan helm. Dia melihat Zavar masih asyik bermain ponsel di kursi.“Ayo,” ajak Sarah yang telah siap. Dia
Read more

Chapter 7

Sarah merasakan denyut nadi yang semakin kencang ketika mendengar suara yang menyapa dirinya dari belakang. Suara itu begitu familiar, namun juga begitu menyakitkan di telinga yang mendengar. Suara yang kini menghujat dan menghina dirinya tanpa ampun yang berasal dari Selena, saudara tirinya. Sarah menarik napas dalam-dalam, lalu memutar tubuhnya perlahan-lahan menghadap ke arah suara itu. Matanya menatap tajam ke wajah Selena yang tersenyum sinis. Sarah merasakan amarah yang membara di dadanya, tetapi ia berusaha menahan diri mengontrol emosi yang siap meledak kapan saja. “Selena,” ucap Sarah dengan suara lirih yang hampir tak terdengar. Ia berharap Selena hanya lewat dan tidak mengganggunya kali ini. Namun harapan itu sia-sia. Selena malah mendekat ke arah Sarah, berjalan dengan langkah angkuh dan sombong. Rambut pirangnya tergerai indah di bahunya, menunjukkan betapa ia merasa cantik dan superior. Selena memang selalu merasa iri dengan Sarah, karena ibunya sendiri lebih perhatia
Read more

Chapter 8

“Astaga, Selena. Menjijikan sekali!” gumam Sarah yang berada tak jauh dari mobil Ferrary yang berwarna merah, tak sengaja Sarah melihat saudara tirinya melakukan hal tak senonoh bersama kekasihnya, Alex. Di dalam mobil di area kampus pula.Bola mata Sarah membulat sempurna melihat aksi liar adik tirinya. Bukan hal tabu di zaman sekarang melakukan hal tersebut, tetapi apakah harus di tempat umum seperti ini? Ingin rasanya Sarah melaporkan aksi bejat Selena dan kekasihnya kepada petugas keamanan kampus, tetapi ia urung.Mengingat nama keluarganya di pertaruhkan. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Sarah diam-diam serta berhati-hati merekam kelakuan Selena yang sudah lepas kendali menari-nari naik turun diatas tubuh Alex. Saking asyiknya, sampai-sampai mereka tak menyadari bahwa ada yang sedang merekam kelakuan mereka.Sarah merasa puas ketika ia berhasil merekam video pendek yang berdurasi 18 detik tersebut menunjukkan adegan tak pantas Selena dengan pacarnya di dalam mobil. Sarah membay
Read more

Chapter 9

“Ma-ma Lena!”Sarah berucap dengan suara serak dan ketakutan setelah menyadari sosok yang membayangi pintu menghampiri nya adalah ibu tirinya. Ia merasa darahnya membeku dan jantungnya berdebar kencang.“Apa yang kamu lakukan disini, bagaimana kamu bisa masuk ke dalam rumah ini? Bukankah ayahmu sudah mengusir kamu?” Lena menyerbu dengan nada sinis dan marah. Matanya menyala-nyala menatap Sarah dengan penuh kebencian.“Saya menemukannya di ruangan monitor, nyonya!” Penjaga yang mengawal Sarah segera melapor dengan suara gemetar. Ia takut akan mendapat hukuman dari Lena jika ia tidak memberi tahu kebenaran.“Untuk apa kamu ke ruang monitor, Sarah?” Lena mendekatkan wajahnya ke Sarah dengan tatapan curiga. Wajahnya yang cantik tampak berkerut-kerut karena kekesalan.“Kenapa kamu diam? Jawab, Sarah!” lanjut Lena lagi dengan nada meninggi karena tak mendapatkan jawaban dari Sarah. Dia menatap Sarah dengan tajam dan memaksanya untuk menjelaskan. “Aku ingin mencari bukti bahwa diriku tak be
Read more

Chapter 10

“Zavar, kamu ngikutin aku?” ucap Sarah dengan nada curiga kepada sosok pria tampan berhidung mancung yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Sarah menatap sekilas wajah Zavar yang tampan itu, kemudian membuang muka menatap ke arah yang lain.“Bagaimana bisa dia tiba-tiba berada di sini kalau tak mengikuti aku, atau seseorang menelponnya memintanya kemari!” batin Sarah.Rasa curiga terhadap Zavar semakin besar di dada Sarah. Tak mungkin semuanya terjadi kebetulan, pasti sudah direncanakan.“Nggak, aku nggak ngikutin kamu. Aku sehabis mengantar penumpang di daerah sini.” Zavar berusaha meyakinkan Sarah dengan suara tenang, meyakinkan Sarah. “Oh,” jawab Sarah dengan nada datar. Ia masih merasa aneh dengan kehadiran Zavar di tempat itu.“Lalu, kamu kenapa ada di sini? Bukankah tadi kamu mengatakan akan menemui dosen?” tanya Zavar dengan rasa ingin tahu. Ia melihat ekspresi Sarah yang gelisah dan bingung. “Nggak jadi,” jawab Sarah dengan singkat. Ia tak mau menceritakan apa sebenarnya yang
Read more
DMCA.com Protection Status