Dilahirkan memiliki kembaran yang nyaris identik dengannya membuat Daiki sangat bahagia. Namun Laki-laki pemilik nama panjang Daiki Nakagawa memiliki sifat yang sangat berbanding terbalik dengan Kakaknya, Daisuke Nakagawa. Daiki yang dingin dan angkuh selalu lebih diminati banyak perempuan karena sifat angkuh dan fackboynya, sementara sang Kakak yang penyayang dan sangat lemah lembut tak kalah dengannya. Banyak gadis-gadis di sekolah yang mengantri ingin menjadi kekasih mereka. Sewaktu kecil mereka dipertemukan dengan seorang gadis kecil. Daiki yang masih polos dan ceria, mudah berteman dengan siapa saja memberikan kalung pemberian Ibunya kepada gadis tersebut. Hingga terjadi insiden dan membuat mereka harus berpisah namun ketika dewasa mereka bertiga dipertemukan lagi, gadis itu berfikir bahwa Daisuke, sang Kakak yang telah memberikan kalung itu kepadanya. Akankah Daiki mengakui jika kalung yang diberikan kepada gadis itu adalah miliknya?? Baca kisah mereka bertiga.
View MoreDi sebuah jalan pinggiran kota Tokyo terdapat berjejer-jejer pedagang kaki lima. Mereka menjual makanan khas kota itu. Dari mereka ada yang menarik perhatian, seorang gadis manis mengenakan kalung berbandul setengah hati tengah berteriak menyebutkan nama makanan yang dia jual.
“Bakpao.. bakpao... murah saja hanya 15 yen, siapa mau?” Pemilik nama lengkap Yukie Matsuda itu tengah menjual bakpao buatannya.Setiap hari setelah selesai sekolah Yukie selalu menghabiskan waktu untuk berjualan, karena lahir dari keluarga miskin dan kini telah menjadi anak yatim piatu mengharuskannya untuk bekerja keras agar bisa bertahan hidup.Terlebih lagi dia kini tinggal bersama Paman dan Bibinya sehingga mau tak mau Yukie bekerja banting tulang juga untuk membantu biaya hidup mereka.Bibinya pemalas sehingga setiap hari dia selalu meminta Yukie untuk menjual bakpao. Dia harus mau walaupun terpaksa akarena jika menolak Bibinya akan mengusir Yukie dari rumah.
Hanya itu yang bisa Yukie lakukan untuk bertahan hidup yang terpenting ada tempat untuk dirinya berteduh di kala hujan dan panas teriknya matahari.
“Ayo bakpaonya Kak, Bu silakan” di bawah terik sinar matahari Yukie memakai topi seperti caping untuk menjaganya agar tak kepanasan. Di sisi lain terlihat seorang pemuda tengah membawa tas ransel seperti baru saja melakukan perjalanan jauh. Dia terlihat linglung seperti buta arah.“Bodoh sekali kenapa aku bisa sampai lupa meminta kartu ATM kepada ayah. Mana uangku hanya cukup untuk membeli minuman tadi. Astaga aku kembali ke Jepang kenapa malah menjadi gelandangan seperti ini!" gumamnya. Pemilik nama lengkap Daiki Nakagawa ternyata baru saja kembali dari Amerika. Semenjak dia berumur 6 tahun Daiki hanya tinggal bersama Ayahnya di sana.Kini ketika dia sudah dewasa sang Ayah meminta Daiki untuk kembali ke negaranya. Hari itu mungkin menjadi hari sial baginya karena ternyata sang Ayah lupa memberinya uang serta ATM sehingga Daiki tak bisa membeli makanan karena perutnya yang sudah keroncongan. Hanya ada sisa beberapa lembar uangnya di dalam dompet namun ternyata itu hanya cukup untuk membeli minuman."Perutku lapar sekali! Ya Tuhan! aku ingin segera sampai di rumah bertemu Ibu dan Daisuke tapi kalau perutku kelaparan seperti ini bagaimana aku bisa bertahan jalan sampai ke rumah? Mana jarai ke rumah masih sangat jauh" sembari berjalan Daiki terus bergumam kesal.Tak hayal dia pun terkadang menendang apapun yang ada di depannya. "Bakpaonya silakan bapaonya hanya 15 Yen silakan silakan ada rasa coklat, stroberi, daging, dan juga abon." Mendengar suara teriakan pedagang yang menjual bakpao di tepi jalan di mana Daiki berada membuat perutnya semakin keroncongan membayangkan bakpao hangat dengan isi berbagai macam pilihannya itu masuk ke dalam perut membuat mulut Daiki dipenuhi oleh air liur yang mulai banjir.Cacing di dalam perutnya semakin membabi buta air liurnya semakin deras. Entah apa yang melintas di otaknya namun tiba-tiba senyum nakal itu menghiasi bibirnya. Daiki perlahan mendekati penjual bakpao itu.
Dengan gayanya yang sok dia memesan beberapa macam bakpao dan langsung dimakan di tempat. "Silakan Tuan" sapa Yukie setelah melihat Daiki berdiri di sana. "Beri aku 1 bakpao isi daging, 2 rasa cokelat dan 1 rasa strawberry" ucapnya sembari menunjuk ke arah bakpao yang masih terlihat panas berasap di atas kompor. Dengan senang hati Yukie mengambil bakpao sesuai dengan pesanannya.."Silakan, Tuan" Yukie meletakkan bakpao pesanan Daiki di atas mangkuk lalu memberikannya kepada lelaki itu. Dengan raut wajah yang tak sabar Daiki langsung melahap bakpaonya. Yukie sangat gembira ketika ada pembeli yang sangat menyukai bakpao jualannya. Karena makan dengan terburu-buru Daiki sampai kesusahan saat menelan bakpaonya. Dia memukul bagian dadanya agar makanan yang tersangkut di tenggorokan segera masuk ke dalam perut. Melihat Daiki kesulitan menelan makanannya maka Yukie berinisiatif memberinya segelas minuman teh dingin."Silakan Tuan, teh ini gratis kau bisa memintanya lagi kalau tehnya sudah habis" Gadis itu terlihat sangat ceria penuh senyum di wajahnya ketika sedang berjualan bakpao dan melayani pelanggan di tepi jalan.Namun nyatanya senyum itu tak pernah terlihat di bibirnya ketika dia sampai di rumah. Dengan senang hati Daiki menerima teh gratis itu dan langsung meneguknya hingga habis tanpa sisa. Lagi lagi setelah bakpao di tangannya habis Daiki langsung melahap sisa bakpao lainnya. Tak lama setelah menghabiskan beberapa bakpaonya Daiki mulai terlihat bingung, kini hanya tinggal 1 buah di mangkok. Setelah sadar bahwa dia tak bisa membayar bakpao itu Daiki mulai terlihat gelisah. Dia membuang pandangannya ke sekitar untuk memastikan waktu yang tepat karena dia berencana untuk kabur."Jadi, berapa semua total bakpao yang sudah aku makan?" dia masih bersikap seolah memiliki uang untuk membayar bakpaonya, tangannya sibuk meraih sisa 1 bakpao yang terdapat di mangkok seakan-akan dia tak ingin melewatkan bakpao yang sangat lezat itu. "Satu bakpaonya 15 Yen, jadi semua total bakpao 60 Yen" senyum manis itu masih bertahan di bibirnya, Yukie sengaja menunggu uang dari Daiki namun secara tiba-tiba pemuda itu justru kabur tanpa membayar tagihannya. "Aku akan kembali lagi besok untuk membayar 60 Yen, Anggap saja ini hutang" tanpa rasa bersalah Daiki berucap sambil berlari. Yukie yang terkejut membulatkan mata kemudian dia bergegas mengejar Daiki."Hei! Bayar dulu 60 yen mu kau tidak bisa hutang! Kau harus membayarnya sekarang Jangan kabur!" Yukie menghentikan langkah kakinya karena kelelahan. Percuma saja dia mengajar karena Daiki berlari dengan sangat kencang. "Tenang saja aku anggap ini hutang besok aku pasti akan kembali untuk membayarnya!" Sahut Daiki dari kejauhan sambil berlalu. Nafasnya terengah-engah dadanya sampai terasa panas akhirnya Yukie kembali ke tempat semula. "Awas aja kalau sampai aku bertemu denganmu lagi! Aku tidak akan membiarkanmu lolos!" Yukie mengusap keningnya yang basah karena keringat.Dia jelas sangat marah karena uang hasil dagangan bakpao hari ini pastinya akan ditagih oleh bibinya yang sangat kejam. Entah bagaimana nanti jika bibinya tahu ada seorang pemuda dengan sengaja menghabiskan bakpao tanpa membayarnya."Astaga! Bagaimana nanti aku harus menghadapi Bibiku?" Gumamnya. ********** Di tempat lain di waktu yang sama, seseorang mirip dengan Daiki sedang melangkah keluar dari sebuah minimarket. Hampir 99% tak ada yang berbeda dari wajahnya alis, keningnya, matanya, hidung dan juga bibir serta postur tubuhnya yang tinggi dan tegap nyaris mirip namun yang membedakan hanya belahan rambutnya bahkan panjang rambut mereka pun sama. Dia adalah Daisuke nakagawa, Kakak dari Daiki Nakagawa.Ini pertama kali bagi Yukie naik motor berboncengan dengan Daiki. Belum akur seperti semula tapi setidaknya dia sangat senang akhirnya bisa lagi dekat dengannya. Tak beda jauh dengan Yukie yang tersipu malu, Daiki pun merasakan hal yang sama. Hanya saja masih terlalu besar egonya karena Daiki termasuk tipe orang yang tak mudah mengutarakan perasaannya. Lelaki seperti dia cenderung akan merasa bahwa dirinya memiliki hak penuh atas kepemilikan terhadap orang yang menurutnya masuk ke dalam kriteria. Seperti halnya Yukie, meskipun mereka dekat baginya hubungan antara dirinya dan Daiki hanya berteman tapi berbeda dengan Daiki, dia merasa bahwa Yukie miliknya dan akan merasa cemburu apabila ada orang lain yang mendekatinya. Terlepas hubungan mereka hanya berteman tapi Daiki akan menjadi sangat posesif dengan Yukie. Bruuummm!! Mereka akhirnya sampai di depan rumah Yukie. Belum sempat turun dari motor mereka dikejutkan dengan Bibi Mai yang tiba-tiba muncul da
Teeeeeeeettt!Selesai jam pelajaran hari itu semua murid berhamburan keluar dari kelas. Namun masih ada juga sebagian dari mereka yang mengikuti kegiatan ekstra di sekolah untuk menambah nilai.Kebetulan Daiki dan Endo masih bersitegang memperebutkan satu kursi untuk bisa masuk dalam tim utama basket. Mereka berdua terlihat mengikuti latihan bersama dengan tim yang sudah resmi menjadi anggota utama.Beberapa hari yang lalu Daiki dan Endo sudah melewati dua sesi penilaian. Hanya tinggal satu sesi lagi penilaian yang nantinya akan menentukan siapa terbaik di antara mereka berdua.“Setelah Olimpiade antar kelas selesai penilaian sesi penilaian terakhir kalian akan diadakan. Poin sementara kalian sampai saat ini sama, aku harap kalian berusaha semaksimal mungkin sampai akhir nanti. Karena itu menentukan salah satu dari kalian untuk ikut bergabung dengan klub utama sekolah! Kalian paham?!” Kapten tim basket memberi petuah untuk mereka berdua,
Rencana Daiki tak mungkin begitu saja dilaksanakan, dia membutuhkan waktu satu minggu untuk mencari waktu yang tepat. Tapi setidaknya Daisuke telah meminta kepada Ibunya untuk mengulur waktu agar tidak menandatangani surat perjanjian jual beli tanah bangunan sekolah dan yayasan sampai Daiki bisa memastikan akan mendapatkan dana.Di suatu sisi semua murid sedang dibuat ramai dengan berita dari media. Belum selesai tentang foto yang diunggah oleh Kira kini mereka dikejutkan dengan postingan Daiki di akun pribadinya.Dia mengunggah satu foto seorang gadis berambut panjang yang sengaja di posting setengah badan dan itu dari arah belakang. Membuat semua murid semakin penasaran apakah benar orang yang ada di foto itu adalah Kira. Sementara beberapa hari lalu Kira mengunggah fotonya yang sedang mencium pipi Daiki.Membuat dugaan para murid semakin kuat bahwa mereka kini sedang berkencan. Lokasi yang sama tepatnya di pantai di mana saat itu hanya ada mereka bertiga. Dai
Jam pelajaran masih berlanjut, Sensei masih menjelaskan materi di depan kelas. Ginji semula fokus dengan pelajaran tapi bangku Daiki yang kosong mengalihkan perhatiannya. “Di mana Daiki? Apa dia melewatkan jam pelajaran terakhir?”Yukie terdiam saat mendengar ucapan Ginji, dia tak ingin ambil pusing lagi. Tetapi matanya tak bisa dialihkan dari bangku Daiki. Mengingat apa yang telah diucapkannya tadi kepada Daiki dan melihat kini dia tak mengikuti jam pelajaran akhir membuat Yukie berpikir apakah lelaki itu marah dan mencoba menghindarinya. ‘Lupakan Yukie, kau sudah mengambil keputusan untuk tidak memikirkan hal itu lagi!’***Izumie menghabiskan waktunya di ruang Kepala Sekolah. Raut wajahnya terlihat sangat kelelahan dan bingung. Terlihat benar-benar sangat frustasi. Akhir-akhir ini masalah menimpa dirinya, baik perusahaan maupun yayasan.Tok tok tok!! Lamunannya tersadar saat mendengar suara ketukan pintu.Secepat mu
Yukie bisa saja menolak ajakan Daiki tapi, saat dia sadar tangannya digenggam erat oleh lelaki itu dia merasa sangat nyaman. Timbul perasaan aneh saat tangan mereka bersentuhan, hingga dengan sendirinya Yukie pun membalas genggaman tangannya sembari berusaha mengikuti langkah kaki Daiki yang terbilang cukup lebar membuatnya kualahan ketika mengikutinya dari belakang.Di saat itu Daiki sempat terkejut karena dia bisa merasakan jari-jemari kecil milik Yukie mulai bergerak membalas genggaman tangannya tapi, dia sama sekali tak menghentikan langkahnya.Tiba di tempat biasa Yukie menghabiskan jam istirahatnya, yaitu di bawah pohon samping stadion mini yang biasa digunakan untuk berolah raga, Daiki melepaskan tangannya. Itu sempat membuat Yukie terkejut tapi akhirnya dia sadar bahwa beberapa detik yang lalu tubuhnya seakan terhipnotis hingga menuruti perintah Daiki tanpa perlawanan.“E.kenapa kau membawaku kemari?” pertanyaan itu terlontar setelah Yukie me
“Oh ya ampuuun! Tuhan kenapa kau titipkan anak ini kepadaku kalau tahu dia akan menjadi pemalas seperti ini??” Bibi Mai terus mengoceh. “Kalau tahu hidupku akan semakin menderita karenanya kenapa dulu kau tidak ambil sekalian nyawanya!!” Setelah puas meluapkan amarah dan kekesalannya, Bibi Mai meninggalkan Yukie di halaman begitu saja. Rambut acak-acakan serta kondisi seragam yang lusuh dan kotor menambah kesedihan Yukie berlipat. Setelah beberapa tahun harus bersembunyi mencuri waktu saat ingin belajar dan kini ketika berhasil memakai seragam impiannya berharap Bibi akan bangga, namun ternyata di luar dugaan Bibi Mai justru mematahkan semangatnya. Akan tetapi mimpi yang sudah Yukie bangun sejak dari kecil tak akan mudah hilang begitu saja.Tertatih saat berjalan menuju ke kamarnya, menahan sakit yang menghujam punggung, kepala dan juga wajahnya. Saat mengingat Bibinya sempat menampar pipi beberapa kali, Yukie cepat-cepat pergi menuju ke kamar mandi un
“Maaf sudah membuat kalian menunggu lama.”Yukie sangat bersyukur akhirnya Daisuke datang juga, karena beberapa saat yang lalu dia merasa sangat canggung berada di antara mereka berdua yang terlihat mesra. Apa lagi Daiki yang sepertinya sengaja pamer mesra di depan Yukie padahal kalau dilihat dari sikap tubuhnya lelaki itu merasa risih berdekatan dengan Kira.“Kak? Kau sudah selesai?” Yukie menyambutnya dengan senyum lebar disertai wajah ceria, membuat Daiki yang duduk di seberang meja mulai terganggu.“Umm...maaf membuatmu menunggu lama” ucapnya sembari mengusap lembut kepala Yukie.Huuufftt!! Daiki menghela nafas kasar melegakan dadanya dengan kata lain sebagai bentuk luapan rasa kesal melihat perhatian Kakaknya kepada Yukie.“Kau baik-baik saja?” Kira merasa cemas setelah melihat Daiki murung.Terlihat dari raut wajahnya yang tampak sangat kesal, namun sebisa mungkin dia menyembunyikannya. W
Untuk mempersingkat waktu dan juga agar tak terjebak kemacetan, Daisuke sengaja memakai motor milik adiknya. Mesin telah menyala dia sudah berada di atas motor dan tengah memakai helm.Yukie berdiri di sampingnya memamerkan raut wajah cemas, membayangkan nantinya entah bagaimana menghadapi situasi canggung yang akan tercipta ketika ditinggalkan oleh lelaki itu.“Aku tinggal sebentar” Daisuke mengusap lembut pipinya, dia bisa melihat kegelisahan dari raut wajahnya. “Aku hanya sebentar, kau tidak apa-apa ‘kan, aku tinggal?”Dari kejauhan tampak Daiki yang sedang bersama Kira menoleh mengalihkan pandangan ke Yukie. Melihat Kakaknya tengah membelai pipi gadis itu, Daiki hanya bisa diam menikmati rasa aneh yang bahkan dia sendiri tak mampu mendeskripsikannya.“Hei!” Kira berlari kearahnya ketika melihat Daiki terus melamun, memeluk lengannya membuat lelaki itu tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya.
Tanpa menjawab Daiki langsung mengenakan lagi helmnya, saling melempar pandangan dengan Daisuke yang berada di dalam mobil lalu menganggukkan kepala menyetujui tantangan itu. Daiki tengah siap dengan kedua tangan berada di setir motor menunggu lampu hijau menyala yang hanya tinggal beberapa detik lagi. Brrruuuuuummmm!!Motor itu melaju dengan kecepatan tinggi, berada di barisan paling depan dari deretan kendaraan yang baru saja terkena lampu merah. Daisuke tahu dan sadar kalau dia akan kalah dari Daiki, meskipun kecepatan mobil jauh lebih unggul ketimbang motor tapi dia tak bisa menerobos kemacetan, sementara Daiki dengan mudah melewati kepadatan mobil untuk mencapai lokasi terlebih dulu. Melihat jalan asing yang sedang dilewatinya, Yukie baru tersadar kalau perjalanan menuju rumahnya terasa lebih lama karena terus melamun. Pantas itu bukan jalan yang biasa dia lewati setiap harinya. “Tunggu! Ini mau ke mana?” setelah puas meneliti pemandangan di luar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments