Daiki dan Daisuke mereka Kakak adik kembar identik.
Jika dilihat secara bersamaan antara Daiki dan lelaki yang bernama Daisuke itu maka tak ada yang bisa membedakan diantara mereka berdua jika orang awam yang melihatnya. Namun untuk yang teliti bisa membedakan di antara keduanya hanya perlu dengan melihat belahan rambutnya. Ditangannya terdapat bingkisan berisi coklat dan es krim pesanan dari adik perempuannya. setelah keluar dari minimarket dia masuk ke dalam mobil setelahnya mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah. Layaknya saudara kembar pada umumnya entah kenapa Daisuke ingin sekali melewati jalan yang tak pernah dia lewati selama ini. Namun tiba-tiba siang itu dia ingin sekali melewati jalan yang ternyata tadi Daiki juga tempat melewatinya.Seperti seakan batinnya menggerakkan insting Daisuke dari alam bawah sadarnya. Seperti ada sesuatu yang menarik di jalan itu hingga akhirnya Daisuke memutuskan untuk melewatinya. Daisuke menekan salah satu tombol yang terdapat di samping kiri tangannya dengan begitu kap mobil yang dikendarai seketika terbuka memperlihatkan pemandangan di atas sana.Bentuk awan putih yang bergerombolan di langit menghiasi cerahnya hari itu, bercampur dengan langit yang berwarna biru, serta pepohonan di sepanjang jalan. Dia juga bisa menikmati angin segar yang menyapu wajahnya. Di ujung jalan terdapat lampu merah yang menyala Daisuke pun menghentikan mobilnya. Dia membuang pandangannya ke sekitar. Daisuke baru tahu kalau di sepanjang jalan itu terdapat banyak sekali pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam makanan.Jalanan yang hampir bertahun-tahun itu tak dilewatinya ternyata menampakkan perbedaan yang sanagt mencolok dari beberapa tahun yang lalu. Dulu sewaktu dia masih kecil keluarganya sering sekali melewati jalan itu, sejenak bayangan kenangan dulu membuat Daisuke melamun saat teringat dengan gadis kecil yang sempat dia temui. "Bakpaonya Pak, Bu... silakan bakpaonya ayo diborong semua tinggal 5 buah" suara Yukie yang lantang mampu membuyarkan lamunan Daisuke, dia langsung mengalihkan perhatian ke arah lain.Lelaki itu menoleh mencari di mana sumber suara itu berasal dan setelah melihat seorang gadis tengah menjual bakpao perhatian Daisuke mulai tertuju padanya. Tak lama dia melangkah turun dari mobil. Dengan mengenakan setelan santai dan raut wajah yang ramah dipenuhi senyuman Daisuke melangkah mendekat ke arah Yukie."Kau bisa membungkus semua bakpaomu untukku?" Tanpa menoleh ke arah Daisuke dengan sangat senang Yukie langsung membungkus sisa bakpaonya.Akhirnya bakpaonya laris manis, walaupun setoran hari itu berkurang karena Daiki yang tak membayar tagihannya namun Yukie tetap bersyukur."Silakan, Tu" ucapnya seketika terhenti saat melihat wajah Daisuke. Matanya langsung membulat penuh dipenuhi amarah."Kau!" Tudingnya. Daisuke yang kebingungan mulai menunjuk wajah dengan jarinya."Kau mengenalku?" Daisuke tak pernah ingat kalau sebelumnya mereka pernah bertemu karena jika melihat dari ekspresi wajah Yukie, dia seolah mengenal dirinya. "Tuan!! jangan sok bertingkah bodoh! Kau belum membayar tagihan bakpaomu tadi, dan sekarang kau sok-sokan membeli semua sisa bakpaoku?” ucapnya sembari menarik kembali bakpao yang sudah dibungkus dan mengurungkan niatnya memberikan bakpao itu kepada Daisuke. Mendengar celoteh Yukie, Daisuke dibuat kebingungan. Dia sama sekali tak mengerti dengan apa yang perempuan itu bicarakan."Tunggu Nona, kau bilang aku belum membayar tagihan bakpaoku? Jelas saja aku belum membayarnya karena aku belum menerima bakpaoku. Kemarikan bakpao itu aku akan membayarnya sekarang" Daisuke mengulurkan tangannya meminta bakpao yang sudah dibungkus oleh Yukie, namun perempuan itu tetap kekeh tak mau memberikannya sebelum Daisuke membayar bakpao yang sudah dimakan tadi. "Kau bayar dulu semua bakpao yang sudah kau makan tadi! Enak saja kau sudah menghabiskan 4 bakpaoku tapi kau tidak mau membayar justru pergi lari begitu saja!" Ucapnya kesal karena Yukie berfikir kalau Daisuke sedang berpura-pura tak ingat dengan bakpao yang sudah dimakan.Namun kenyataannya Daisuke memang tidak tahu menahu dengan apa yang sedang dibicarakan Yukie. Karena sifatnya yang penyabar dan penyayang Daisuke sama sekali tak marah ataupun geram mendengar tudingan yang dilontarkan terhadapnya. Dia malah tersenyum geli kemudian mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar semua tagihan yang dituduhkan padanya.“Baiklah Nona tenang, aku akan membayar semuanya, ok?" Daisuke kemudian memberikan yang itu kepasa Yukie."Berapa total semuanya? Apakah ini cukup?" Yukie melirik sinis pandangannya terlihat menyelidik kearah Daisuke."Aku baru sadar, cepat sekali dia ganti baju" gumamnya dalam hati, kini pandangannya berubah ke arah sisi lain melihat mobil berwarna hitam yang terparkir di sana."Dia terlihat kaya dan mampu dari penampilannya saja terlihat sangat bergaya tapi kenapa tadi dia membeli bakpao bukan membayarnya, tapi malah justru lari??" dengan kesal Yukie kemudian memberikan bungkusan bakpao itu."Nih ambil!" Daisuke pun membayar semua tagihan bakpao miliknya dan tagihan bakpao yang Yukie tuduhkan kepadanya. Bahkan pemuda itu tersenyum manis saat memberikan uang kepada Yukie."Terima kasih atas bakpaonya” setelahnya Daisuke bergerak melangkah kembali ke mobil. Yukie dibuat terdiam bertanya-tanya bagaimana bisa sifat seseorang berubah begitu drastis dalam beberapa menit. Karena bakpaonya sudah habis Yukie pun membereskan tempat dagangannya.“Bagaimana bisa dia terlihat berbeda, Oh bukan maksudku orang yang sama namun sifatnya berbeda. Di awal tadi waktu dia memakan bakpao terlihat begajulan dan sembrono tapi ketika dia datang lagi namun dia terlihat sopan dan sangat ramah" Yukie dibuat kebingungan memikirkan sifat Daiki dan Daisuki yang menurutnya 1 orang yang sama."Ah entahlah!" Daisuke sudah kembali masuk ke dalam mobil namun sebelum menyalakan mesinnya dia sempat terdiam memikirkan ucapan di gadis penjual bakpao."Dia bilang beberapa saat sebelumnya aku sempat datang dan memakan bakpaonya tapi aku tidak mau membayar? Perasaan setelah beberapa tahun yang lalu baru kali ini aku menginjakkan kakiku di jalan ini" dengan penuh rasa penasaran Daisuke akhirnya meninggalkan tempat itu. Ciiiiiiiiiiitttt!!!Seketika Daisuke menginjak rem hingga mobilnya berhenti mendadak. Dia teringat akan sesuatu, jika gadis itu bilang orang yang memakan bakpaonya adalah dirinya berarti tak lain orang itu pasti karena sangat mirip dengan wajahnya. Daisuke yakin bahwa yang memakan bakpaonya adalah Daiki, adik kembarnya. Entah kenapa feelingnya sangat kuat bahwa adiknya belum terlalu jauh meninggalkan tempat itu.Daisuke sengaja mengemudikan mobilnya perlahan sembari mengawasi setiap sisi jalan, berharap Daiki belum jauh meninggalkan tempat itu. “Aku merasa tidak datang ke tempat ini sebelumnya, jika gadis itu bilang aku sempat memakan bakpaonya dan tidak membayar, itu berarti... aku yakin bahwa dia adalah Daiki!!” gumamnya dalam hati sembari menyisiri setiap jalan.“Daiki?? Di mana kau?”Daiki berjalan menuyusi trotoar menuju kembali ke rumah. Banyak sekali yang telah berubah dari kota itu selama dia tinggal di Amerika.Kini dia telah menginjak kelas 2 SMA. Pindahnya dia ke Jepang berarti Daiki akan sekolah di tempat yang sama dengan Kakaknya, Daisuke. Kebetulan sang Ibu yang bernama Izumei Nakagawa adalah pemilik yayasan yang menaungi sekolah terbesar di mana Daisuke belajar.Sehingga dengan mudah Daiki bisa masuk ke sekolah elite dengan semua murid memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Meskipun Daiki tak terlalu pandai dia yakin kalau Ibunya bisa membuat dirinya sekolah di sana.Tingkahnya yang usil, tengil namun dingin dan suka berulah semaunya, pasti akan selalu membuat Kakaknya kerepotan.Daiki melangkah sembari membuang pandangannya ke sekitar melihat bahwa kota itu sudah sangat berubah dan berbeda membuatnya sedikit bingung dan seperti kehilangan arah.Tempat yang sangat familiar baginya adalah tempat tadi di
Sesampainya di rumah, Daisuke langsung memakirkan mobilnya di depan halaman rumah karena sangking tak sabarnya Daisuke melompat tanpa membuka pintu mobilnya terlebih dulu.Beruntung karena kap mobil milik Daisuke terbuka lebar sehingga Daiki langsung berlari masuk kedalam rumah. Bahkan dia sengaja bersekongkol dengan sang Kakak untuk mengerjai Ibunya.Dia berpura-pura menjadi Daisuke untuk mengelabui seisi rumah. Nampak Daiki melangkah masuk, suasana rumah sama sekali tak pernah berubah dari dulu sampai sekarang rumah itu masih terasa hangat.Daiki sangat merindukan ibunya, rumah bahkan Satoshi laki-laki yang selalu menjaga ibunya sampai detik ini. Daiki termasuk orang yang sangat cuek bahkan ketika dalam keadaan sesedih apapun dia termasuk laki-laki yang pantang menitikkan air mata.Namun tidak untuk hari itu matanya seketika memerah dan berkaca hampir saja air mengalir dari ujung matanya namun saat melihat Satoshi keluar dari
Sepulangnya mereka dari taman hiburan, keesokan harinya Takashi berangkat pergi ke Amerika. Dia memiliki banyak pekerjaan di sana sehingga mengharuskannya untuk singgah di Merika sekitar 3 bulan. Sementara Izumie mengurus yayasan yang menaungi sekolah elite di kota Tokyo.Kesehariannya setelah mengurus si kembar Izumie berangkat ke kantor menyelesaikan pekerjaannya. Diusianya yang masih terbilang muda Izumie sudah mendapatkan semuanya. Karir yang di dukung suami, anak, keluarga dan semuanya.Tak sedikit orang iri kepada dirinya parasnya yang cantik dan body tubuh yang selalu dijaga membuat mata para lelaki menatapnya dengan nakal, hingga suatu malam ketika semua telah terjaga kejadian mencekam itu tejadi kepadanya.Semua tahu bahwa Takashi sedang berada di luar negri sementara Satoshi ijin kembali ke rumah untuk berjumpa dengan sang Istri. Sehingga tak ada yang berjaga di rumah keluarga Nakagawa.Merasa selama ini aman-aman saj
Hari pertama masuk sekolah bagi Daiki di Jepang, dia benar-benar tak mengikuti aturan sekolah yang mengaharuskan memakai seragam rapih.Daiki bahkan tak memakai blazernya yang termasuk dalam 1 stel seragam sekolahnya, dia hanya memakai kaos yang kemudian di doble dengan kemeja putihnya.Tak hanya itu Daiki pun sengaja tak mengancingkan semua kancing kemejanya.Daisuke menghentikan mobilnya di halaman sekolah. Di sana berjejer mobil mewah milik para siswa. Mereka tak hanya kaya namun juga pabadi.“Hari pertama sekolah kau sudah seperti ini?” ucap Daisuke yang merasa keberatan dengan penampilan Adiknya. Sementara dia sendiri sangat rapih dengan kemeja putih dasi dan blazernya.Daisuke paham kalau dia harus memberikan contoh kepada semua murid karena posisinya sebagai ketua umum perkumpulan siswa senior di sekolahannya.Bahkan di sekolah itu Daisuke di gadang-gadang menjadi siswa terfavorite selama 2 ta
“Daiki? Daiki?” suara Sensei seketika mengejutkan Daiki yang tengah melamun menatap Yukie.Gadis itu menoleh ke samping bersamaan dengan Daiki yang menoleh ke depan ketika Sensei memanggilnya.Sensei menghela nafas panjang karena sadar Daiki tak memperhatikannya.“Ini masih terlalu pagi untukmu melamun Daiki. Sekarang kau maju dan kerjkan soal di papan tulis!” perintahnya dengan senyum manis, walaupun sebenarnya nampak kesal karena sikap Daiki.“Apa? Kau menyuruhku maju ke depan untuk mengerjakan soal itu?” kedua alisnya terangkat, semua murid mulai berbisik melihat siakp Daiki yang tak sopan kepada Sensei.“Aku tidak bisa!”Yukie mendesis kesal melihat sikap Daiki.“Iisshhh... Sensei, boleh aku mengerjakannya?” Yukie mengangkat tangannya meminta izin kepada Sensei untuk maju ke depan.“Yuki?? Kau mau mengerjakannya? Bo
Tok tok tok!Daiki membuka pintu lalu tanpa menunggu sahutan dari dalam dia langsung masuk dan duduk di sofa.Izumie yang melihat tingkah Putranya mencoba untuk memahami, bahwasannya selama ini Daiki tinggal memang bersama Ayahnya. Sehingga jika sikapnya slengekan dan jauh berbeda dengan Daisuke, dia mencoba untuk mengerti.Perempuan paruh baya itu beranjak berdiri melangkah mendekati Daiki dan berdiri di samping sofa mengusap dengan lembut ujung kepala Putranya.“Daiki” sapanya dengan lembut.Daiki tahu kemana arah pembicaraan Ibunya, maka dari itu dia langsung menyahut pembicaraan.“Kalau Ibu memintaku untuk bersikap manis di sekolah, aku tidak bisa!”Ucapannya langsung mematahkan usaha Izumie untuk melembutkan hatinya.“Daiki, Ibu tahu ini pasti sulit bagimu. Tapi melihat kau sangat kurang di beberapa mata pelajaran setidaknya kau bisa bersikap b
“Jadi, mereka kembar? Astagaa kenapa aku bodoh ya. Bagaimana mungkin satu orang memiliki dua kepribadian yang berbeda! Tapi ada juga yang seperti itu. Lalu bagaimana kalau aku bertemu dengan Senior nanti” Yukie merasa malu karena sikapnya yang selalu marah-marah kepada Daisuke karena ketidak tahuannya.Setelah selesai memberskan buku yang berserakan di lantai Yukie bergegas masuk ke kelas karena jam pelajaran akan di mulai.“Perhatain semuanya, untuk tugas biologi kalian harus berkelompok. Satu grub terdiri dari 3 siswa dan tunjuk salah satu sebagai pemimpinnya. Ingat aku tidak ingin kalian mengambil laporan hasil kerja dari artikel internet aku ingin kalian bekerja keras membuat laporan sesuai data riset yang kalian kerkajan di lapangan” Sensei memberi tugas untuk semua murid di akhir minggu ini dan harus di kumpulkan hai senin.Yukie tak tahu harus berkelompok dengan siapa, dia mulai kebingungan karena semu
“Dasar anak setan! Ke sini kau!” Bibi Mai beranjak ingin mengejar Daiki namun Anak itu segera kabur berlari menjauh. Dan itu Yukie jadikan kesempatan untuk masuk ke dalam kamar bersembunyi.Flash back Off. ****************Terlihat Daiki tengah berdiri di depan taman hiburan di mana tempat itu mengingatkannya pada gadis kecil yang pernah dia temui dulu. Jika saja Daiki mengingat namanya mungkin tak sulit untuk mencarinya kembali.Namun sayang dia benar-benar lupa dengan namanya yang dia ingat hanya ketika memberikan kalung miliknya pada gadis itu.“Au!” Daiki mengeluh sakit di bagian belakang kepalanya.Ada rasa nyeri saat tangannya menyentuh tengkuknya. &nbs
Ini pertama kali bagi Yukie naik motor berboncengan dengan Daiki. Belum akur seperti semula tapi setidaknya dia sangat senang akhirnya bisa lagi dekat dengannya. Tak beda jauh dengan Yukie yang tersipu malu, Daiki pun merasakan hal yang sama. Hanya saja masih terlalu besar egonya karena Daiki termasuk tipe orang yang tak mudah mengutarakan perasaannya. Lelaki seperti dia cenderung akan merasa bahwa dirinya memiliki hak penuh atas kepemilikan terhadap orang yang menurutnya masuk ke dalam kriteria. Seperti halnya Yukie, meskipun mereka dekat baginya hubungan antara dirinya dan Daiki hanya berteman tapi berbeda dengan Daiki, dia merasa bahwa Yukie miliknya dan akan merasa cemburu apabila ada orang lain yang mendekatinya. Terlepas hubungan mereka hanya berteman tapi Daiki akan menjadi sangat posesif dengan Yukie. Bruuummm!! Mereka akhirnya sampai di depan rumah Yukie. Belum sempat turun dari motor mereka dikejutkan dengan Bibi Mai yang tiba-tiba muncul da
Teeeeeeeettt!Selesai jam pelajaran hari itu semua murid berhamburan keluar dari kelas. Namun masih ada juga sebagian dari mereka yang mengikuti kegiatan ekstra di sekolah untuk menambah nilai.Kebetulan Daiki dan Endo masih bersitegang memperebutkan satu kursi untuk bisa masuk dalam tim utama basket. Mereka berdua terlihat mengikuti latihan bersama dengan tim yang sudah resmi menjadi anggota utama.Beberapa hari yang lalu Daiki dan Endo sudah melewati dua sesi penilaian. Hanya tinggal satu sesi lagi penilaian yang nantinya akan menentukan siapa terbaik di antara mereka berdua.“Setelah Olimpiade antar kelas selesai penilaian sesi penilaian terakhir kalian akan diadakan. Poin sementara kalian sampai saat ini sama, aku harap kalian berusaha semaksimal mungkin sampai akhir nanti. Karena itu menentukan salah satu dari kalian untuk ikut bergabung dengan klub utama sekolah! Kalian paham?!” Kapten tim basket memberi petuah untuk mereka berdua,
Rencana Daiki tak mungkin begitu saja dilaksanakan, dia membutuhkan waktu satu minggu untuk mencari waktu yang tepat. Tapi setidaknya Daisuke telah meminta kepada Ibunya untuk mengulur waktu agar tidak menandatangani surat perjanjian jual beli tanah bangunan sekolah dan yayasan sampai Daiki bisa memastikan akan mendapatkan dana.Di suatu sisi semua murid sedang dibuat ramai dengan berita dari media. Belum selesai tentang foto yang diunggah oleh Kira kini mereka dikejutkan dengan postingan Daiki di akun pribadinya.Dia mengunggah satu foto seorang gadis berambut panjang yang sengaja di posting setengah badan dan itu dari arah belakang. Membuat semua murid semakin penasaran apakah benar orang yang ada di foto itu adalah Kira. Sementara beberapa hari lalu Kira mengunggah fotonya yang sedang mencium pipi Daiki.Membuat dugaan para murid semakin kuat bahwa mereka kini sedang berkencan. Lokasi yang sama tepatnya di pantai di mana saat itu hanya ada mereka bertiga. Dai
Jam pelajaran masih berlanjut, Sensei masih menjelaskan materi di depan kelas. Ginji semula fokus dengan pelajaran tapi bangku Daiki yang kosong mengalihkan perhatiannya. “Di mana Daiki? Apa dia melewatkan jam pelajaran terakhir?”Yukie terdiam saat mendengar ucapan Ginji, dia tak ingin ambil pusing lagi. Tetapi matanya tak bisa dialihkan dari bangku Daiki. Mengingat apa yang telah diucapkannya tadi kepada Daiki dan melihat kini dia tak mengikuti jam pelajaran akhir membuat Yukie berpikir apakah lelaki itu marah dan mencoba menghindarinya. ‘Lupakan Yukie, kau sudah mengambil keputusan untuk tidak memikirkan hal itu lagi!’***Izumie menghabiskan waktunya di ruang Kepala Sekolah. Raut wajahnya terlihat sangat kelelahan dan bingung. Terlihat benar-benar sangat frustasi. Akhir-akhir ini masalah menimpa dirinya, baik perusahaan maupun yayasan.Tok tok tok!! Lamunannya tersadar saat mendengar suara ketukan pintu.Secepat mu
Yukie bisa saja menolak ajakan Daiki tapi, saat dia sadar tangannya digenggam erat oleh lelaki itu dia merasa sangat nyaman. Timbul perasaan aneh saat tangan mereka bersentuhan, hingga dengan sendirinya Yukie pun membalas genggaman tangannya sembari berusaha mengikuti langkah kaki Daiki yang terbilang cukup lebar membuatnya kualahan ketika mengikutinya dari belakang.Di saat itu Daiki sempat terkejut karena dia bisa merasakan jari-jemari kecil milik Yukie mulai bergerak membalas genggaman tangannya tapi, dia sama sekali tak menghentikan langkahnya.Tiba di tempat biasa Yukie menghabiskan jam istirahatnya, yaitu di bawah pohon samping stadion mini yang biasa digunakan untuk berolah raga, Daiki melepaskan tangannya. Itu sempat membuat Yukie terkejut tapi akhirnya dia sadar bahwa beberapa detik yang lalu tubuhnya seakan terhipnotis hingga menuruti perintah Daiki tanpa perlawanan.“E.kenapa kau membawaku kemari?” pertanyaan itu terlontar setelah Yukie me
“Oh ya ampuuun! Tuhan kenapa kau titipkan anak ini kepadaku kalau tahu dia akan menjadi pemalas seperti ini??” Bibi Mai terus mengoceh. “Kalau tahu hidupku akan semakin menderita karenanya kenapa dulu kau tidak ambil sekalian nyawanya!!” Setelah puas meluapkan amarah dan kekesalannya, Bibi Mai meninggalkan Yukie di halaman begitu saja. Rambut acak-acakan serta kondisi seragam yang lusuh dan kotor menambah kesedihan Yukie berlipat. Setelah beberapa tahun harus bersembunyi mencuri waktu saat ingin belajar dan kini ketika berhasil memakai seragam impiannya berharap Bibi akan bangga, namun ternyata di luar dugaan Bibi Mai justru mematahkan semangatnya. Akan tetapi mimpi yang sudah Yukie bangun sejak dari kecil tak akan mudah hilang begitu saja.Tertatih saat berjalan menuju ke kamarnya, menahan sakit yang menghujam punggung, kepala dan juga wajahnya. Saat mengingat Bibinya sempat menampar pipi beberapa kali, Yukie cepat-cepat pergi menuju ke kamar mandi un
“Maaf sudah membuat kalian menunggu lama.”Yukie sangat bersyukur akhirnya Daisuke datang juga, karena beberapa saat yang lalu dia merasa sangat canggung berada di antara mereka berdua yang terlihat mesra. Apa lagi Daiki yang sepertinya sengaja pamer mesra di depan Yukie padahal kalau dilihat dari sikap tubuhnya lelaki itu merasa risih berdekatan dengan Kira.“Kak? Kau sudah selesai?” Yukie menyambutnya dengan senyum lebar disertai wajah ceria, membuat Daiki yang duduk di seberang meja mulai terganggu.“Umm...maaf membuatmu menunggu lama” ucapnya sembari mengusap lembut kepala Yukie.Huuufftt!! Daiki menghela nafas kasar melegakan dadanya dengan kata lain sebagai bentuk luapan rasa kesal melihat perhatian Kakaknya kepada Yukie.“Kau baik-baik saja?” Kira merasa cemas setelah melihat Daiki murung.Terlihat dari raut wajahnya yang tampak sangat kesal, namun sebisa mungkin dia menyembunyikannya. W
Untuk mempersingkat waktu dan juga agar tak terjebak kemacetan, Daisuke sengaja memakai motor milik adiknya. Mesin telah menyala dia sudah berada di atas motor dan tengah memakai helm.Yukie berdiri di sampingnya memamerkan raut wajah cemas, membayangkan nantinya entah bagaimana menghadapi situasi canggung yang akan tercipta ketika ditinggalkan oleh lelaki itu.“Aku tinggal sebentar” Daisuke mengusap lembut pipinya, dia bisa melihat kegelisahan dari raut wajahnya. “Aku hanya sebentar, kau tidak apa-apa ‘kan, aku tinggal?”Dari kejauhan tampak Daiki yang sedang bersama Kira menoleh mengalihkan pandangan ke Yukie. Melihat Kakaknya tengah membelai pipi gadis itu, Daiki hanya bisa diam menikmati rasa aneh yang bahkan dia sendiri tak mampu mendeskripsikannya.“Hei!” Kira berlari kearahnya ketika melihat Daiki terus melamun, memeluk lengannya membuat lelaki itu tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya.
Tanpa menjawab Daiki langsung mengenakan lagi helmnya, saling melempar pandangan dengan Daisuke yang berada di dalam mobil lalu menganggukkan kepala menyetujui tantangan itu. Daiki tengah siap dengan kedua tangan berada di setir motor menunggu lampu hijau menyala yang hanya tinggal beberapa detik lagi. Brrruuuuuummmm!!Motor itu melaju dengan kecepatan tinggi, berada di barisan paling depan dari deretan kendaraan yang baru saja terkena lampu merah. Daisuke tahu dan sadar kalau dia akan kalah dari Daiki, meskipun kecepatan mobil jauh lebih unggul ketimbang motor tapi dia tak bisa menerobos kemacetan, sementara Daiki dengan mudah melewati kepadatan mobil untuk mencapai lokasi terlebih dulu. Melihat jalan asing yang sedang dilewatinya, Yukie baru tersadar kalau perjalanan menuju rumahnya terasa lebih lama karena terus melamun. Pantas itu bukan jalan yang biasa dia lewati setiap harinya. “Tunggu! Ini mau ke mana?” setelah puas meneliti pemandangan di luar