Putus Cinta Membuatnya Brengsek

Putus Cinta Membuatnya Brengsek

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Oleh:  KhakalaraBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
28Bab
146Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Rehan Abimanyu Grendra merupakan putra sekaligus pengusaha ternama yang ada di London. Laki-laki berusia 27 tahun memiliki kharisma yang membuat siapapun akan bertekuk lutut untuk memohon padanya. Tapi tidak dengan seorang gadis yang ada di masa lalunya yang ternyata mempertemukan mereka kembali pada kesempatan yang tidak disangka. akankah masa lalu yang membuatnya brengsek kembali padanya? atau mereka terlibat dalam peperangan dingin tanpa henti?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Part 1

"Jika cinta hanya melibatkan obsesi maka hubungan akan berakhir dengan luka." Happy Reading "Gue mau nikah sama Lo." seorang laki-laki mencengkram tangan perempuannya seraya menekankan kalimat yang baru saja terlintas di otak. Kalimat yang seharusnya paling ampuh untuk tidak mengakhiri hubungan ini. "Lo pikir Gue apa Rehan? barang? Aset? Properti? atau pajangan?" "Ingat ya Gue nggak mau nikah sama Lo! Gue mau putus." tekan gadis itu tanpa ada pengulangan, tanpa ada negosiasi dan tanpa ada kesempatan. Gadis itu berusaha melepaskan tangannya dari laki-laki ini, Ia sudah sangat membencinya. Melihatnya saja muak apalagi jika harus menikah dengan orang ini. "Lo lupa sama janji Kita Ra." "Gue nggak pernah lupa, Lo yang lupa Lo yang mengkhianati hubungan ini, Lo yang salah di sini Rehan!" "Gue udah muak sama Lo, tiga tahun kita jalanin ini tapi hampir setiap hari isinya toxic doang. Sekarang izinkan Gue untuk bertindak Gue harap Lo setuju dengan keputusan ini." Nara lantas lang...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
28 Bab
Part 1
"Jika cinta hanya melibatkan obsesi maka hubungan akan berakhir dengan luka." Happy Reading "Gue mau nikah sama Lo." seorang laki-laki mencengkram tangan perempuannya seraya menekankan kalimat yang baru saja terlintas di otak. Kalimat yang seharusnya paling ampuh untuk tidak mengakhiri hubungan ini. "Lo pikir Gue apa Rehan? barang? Aset? Properti? atau pajangan?" "Ingat ya Gue nggak mau nikah sama Lo! Gue mau putus." tekan gadis itu tanpa ada pengulangan, tanpa ada negosiasi dan tanpa ada kesempatan. Gadis itu berusaha melepaskan tangannya dari laki-laki ini, Ia sudah sangat membencinya. Melihatnya saja muak apalagi jika harus menikah dengan orang ini. "Lo lupa sama janji Kita Ra." "Gue nggak pernah lupa, Lo yang lupa Lo yang mengkhianati hubungan ini, Lo yang salah di sini Rehan!" "Gue udah muak sama Lo, tiga tahun kita jalanin ini tapi hampir setiap hari isinya toxic doang. Sekarang izinkan Gue untuk bertindak Gue harap Lo setuju dengan keputusan ini." Nara lantas lang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya
Part 2
Happy Reading "Kasus pelecehan terhadap perempuan kerap kali terjadi dari berbagai belahan dunia, satu hal yang menjadi fokus kita adalah traumatis yang dialami korban, diagnosis yang cepat dan tepat serta pengobatan yang paling efektif yang harus kita lakukan." seorang wanita cantik bertubuh proporsional dengan gigi yang rapi itu berdiri di depan layar yang menampilkan gambar ilustrasi dalam bentuk slide power point seraya memegang sebuah spidol. Tentu pertemuan ini bukanlah pertemuan biasa kalangan para dokter jiwa melainkan pertemuan yang sangat penting dan harus dilakukan secepat mungkin. Mengingat jumlah korban kian bertambah psikiater harus bergerak semakin cepat. Terutama di negara Inggris. "Bersujud!" perintah Rehan meminta Clara bersujud di depannya seraya menampilkan bokongnya. Rehan langsung membuka celananya dengan cepat Ia menarik bokong gadis itu untuk dimasuki. Clara merintih dengan keras Ia merasa kesakitan juga perih bukan hanya bagian bawahnya melainkan perasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya
Part 3
Happy ReadingNara baru saja landing dan tiba di London Heathrow Airport bersama dengan dua rekan lainnya dari kota yang berbeda. Mengingat London Heathrow Airport tidak terlepas dari sejarahnya Airport ini merupakan Bandara terbesar dan tertua di London. Berdiri sejak tahun 1930-an, bandara ini awalnya dikenal sebagai Great Western Aerodrome. Pada tahun 1946, bandara ini resmi dibuka untuk penerbangan sipil. Saat ini, London Heathrow menjadi bandara tersibuk di Inggris dan peringkat kelima di dunia dalam hal lalu lintas penumpang. Bandara ini juga memiliki lima terminal penumpang dan melayani berbagai rute penerbangan domestik dan internasional. Nara tidak melupakan untuk lunch di Lounge VIP sebelum ke hotel yang sudah mereka booking. Tanpa sengaja manik matanya melihat seseorang yang Ia kenal berjalan menaiki lift diikuti dengan beberapa orang. "Kamu tidak lupa 'kan Nara jika Dia berada di London." kalimat itu terlintas kembali di pikirannya tapi sedetik kemudian Ia abaikan tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya
Part 4
Happy ReadingClara melipat kedua kakinya di dada seraya menangkupkan tangan, tubuhnya bergetar hebat Ia sekarang sudah di rumah sakit setelah sebelumnya Clara menghubungi psikiater yang biasa menangani dirinya. Rehan melepaskan Clara setelah lima jam menyiksa wanita ini. Jika bukan Alex yang melepaskan kesetanan yang ada di Rehan mungkin laki-laki itu sudah membunuh Clara. "Argh...Argh...Argh." pekik Clara berteriak padahal baru satu jam wanita ini diberi obat penenang tapi seperti Ia mengalami kecemasan yang terlalu berlebihan. Sampai seorang dokter pun tidak sanggup lagi menanganinya Ia pun segera menghubungi dokter jiwa yang sedang melakukan penelitian di sini. "Hallo Dok, I'm so sorry tapi ini sangat urgent." Suara dokter ini sangat bergetar membuat Nara pun langsung panik. "Ada apa Dok?""Pasien Kami mengalami anxiety, Saya harap anda bisa menanganinya." "Baik Saya akan ke sana." Nara langsung mengganti baju dan juga mengambil jas putihnya kemudian turun diikuti dengan seo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya
Part 5
Happy ReadingRehan sedari tadi mengecek ponselnya menunggu notif dari seseorang yang sedang Ia tunggu. Tapi setelah mengirimkan pesan satu jam yang lalu Ia tidak kunjung mendapatkan balasan. "Apakah Ia mempermainkanku?" pertanyaan itu membuat Rehan mengepalkan tangannya. "Siapkan mobil kita akan ke rumah sakit." sesaat setelah Rehan memerintahkan pada Alex pesannya pun dibalas oleh Nara. "Maaf, Jam 20.00 di Circolo Popolare kita bertemu. Aku masih ada pekerjaan" Rehan tidak sadar jika bibirnya membentuk bulan sabit. Ia pun segera kembali dengan pekerjaannya, menyelesaikan beberapa berkas yang perlu ditandatangani juga memeriksa laporan keuangan. Rehan tidak bisa melepaskan begitu saja pekerjaan kepada staffnya jangan sampai kejadian tahun lalu kembali terulang. Jika Ia bisa mendekati Nara kembali Rehan rela melepaskan para wanita-wanitanya. Bahkan saat malam tadi Ia yang sudah ada janji dengan mucikari yang biasa memberikan wanita polos itu pun tidak jadi ditemuinya. Rehan hany
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya
Part 6
Happy Reading"Argh...," teriak Nara sontak semua orang pun melihat ke arah mereka membuat Rehan langsung membekap mulut Nara. Gadis itu tidak mampu menahan keterkejutannya saat tangan Rehan mulai bergerak di atas pahanya dan semakin naik. Jujur Nara sungguh khawatir sampai-sampai jantungnya memompa lebih cepat. Mendengar teriakan itu Alex langsung menyelesaikan bill dan menghampiri keduanya. Selain karena terkejut Nara juga sepertinya dibawah pengaruh alkohol, semua yang melihat tadi pun kembali ke aktivitas masing-masing ketika Rehan dengan cepat membawa Nara keluar. "Aku nggak setuju dengan perjanjian yang terakhir," pekik Nara setelah masuk ke dalam mobil Rehan. "Ehh kenapa Aku masuk ke mobil Kamu, Aku mau pulang sendiri." Nara memekik sambil memukul-mukul tangan Rehan yang menahan tubuhnya agar tetap duduk di mobil ini. "Kamu nggak liat diri Kamu itu mabuk," cerca Rehan yang dikesalkan oleh Nara Ia pun hanya bisa pasrah. Rehan memeluk pinggang Nara dari samping gadis yang su
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya
Part 7
Happy ReadingNara terdiam sejenak, otaknya masih memproses ucapan Rehan barusan. Pria itu akan tetap tinggal di Indonesia? Kenapa? Untuk apa? Apa ada hubungannya dengannya? Atau hanya permainan lain yang direncanakannya?"Kenapa tiba-tiba bilang begitu?" suara Nara akhirnya keluar, meski sedikit bergetar.Rehan menatapnya dalam, sudut bibirnya terangkat membentuk seringai khasnya. "Karena aku menemukan alasan untuk tetap tinggal."Nara menelan ludah, matanya menatap keluar jendela mencoba menghindari tatapan tajam laki-laki itu. Jantungnya berdegup kencang, entah karena kesal atau... sesuatu yang lebih dari itu."Kalau itu cuma alasan untuk main-main, lebih baik kau pergi," Nara mencoba terdengar tegas meski suaranya sedikit bergetar.Rehan tertawa pelan, mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagu Nara, memaksanya untuk kembali menatapnya. "Aku tidak pernah main-main, sayang. Kalau aku mau sesuatu, aku akan mendapatkannya. Dan sekarang, aku mau kamu."Pernyataan itu membuat Nara sema
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya
Part 8
Nara menatap Rehan dengan tatapan penuh keraguan. Pria itu selalu seperti ini—datang dan pergi sesuka hati, seolah dunia berputar di sekelilingnya. Dan sekarang, dia mengajaknya makan malam seakan kejadian di rumah sakit tadi tak pernah terjadi."Aku nggak lapar," Nara mencoba menolak dengan suara setenang mungkin, meskipun dadanya masih berdebar akibat kedekatan Rehan.Rehan mengangkat alisnya, lalu terkekeh pelan. "Bohong. Aku tahu kamu belum makan sejak siang. Aku juga tahu kamu nggak akan tidur dengan perut kosong. Jadi, lebih baik ikut denganku sekarang daripada nanti tengah malam kamu kelaparan dan memesan makanan instan."Nara mendengus kesal. Bagaimana bisa dia tahu kebiasaannya? Apa Rehan benar-benar memperhatikannya selama ini?"Aku bisa makan sendiri," balasnya cepat.Rehan tersenyum miring, lalu dengan santai membuka pintu mobilnya. "Ayo, Nara. Aku janji nggak akan melakukan sesuatu yang nggak kamu suka. Kita hanya makan, berbicara, dan setelah itu aku akan mengantarmu pul
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya
Part 9
Happy Reading Beberapa hari setelah makan malam itu, Nara masih terus memikirkan ucapan Rehan. Pria itu memang tidak melakukan gerakan agresif setelahnya, tapi keberadaannya terasa semakin nyata dalam hidupnya. Dari pesan singkat menanyakan kabarnya, mengantarkannya ke rumah sakit, hingga tanpa sadar selalu ada dalam pikirannya. Hingga suatu malam, saat Nara baru pulang dari shift malam di rumah sakit, apartemennya terasa terlalu sunyi. Ia merebahkan diri di sofa, mencoba mengabaikan rasa lelah yang mendera. Namun, ponselnya kembali berbunyi. Rehan. Nara menatap layar ponselnya ragu sebelum akhirnya mengangkatnya. "Ada apa?" "Buka pintu," suara Rehan terdengar jelas di seberang sana. Nara mengerutkan kening. "Apa? Kamu di mana?" "Di depan pintumu." Mata Nara membelalak. Dengan cepat, ia bangkit dan berjalan ke pintu. Benar saja, begitu ia membukanya, Rehan sudah berdiri di sana dengan sebuah kantong plastik di tangannya. "Kamu—kenapa ada di sini?" tanyanya heran. R
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya
Part 10
Happy Reading Malam itu, Nara tak bisa tidur. Matanya tetap terbuka, menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran yang berkecamuk. Kemarahan, kekecewaan, dan luka lama kembali menyeruak. Ia merasa marah pada dirinya sendiri—bagaimana bisa ia hampir percaya lagi pada Rehan? Tanpa berpikir panjang, ia meraih jaket dan kunci mobilnya. Ada sesuatu yang harus ia lakukan. Ia tiba di klub yang ada dalam video itu. Musik berdentum keras, lampu warna-warni berkedip liar, dan aroma alkohol bercampur parfum mahal memenuhi udara. Nara melangkah masuk, matanya segera menyapu ruangan, mencari sosok yang membuat dadanya begitu sesak. Dan di sana, di sudut ruangan dengan sofa empuk berwarna hitam, Rehan masih duduk dengan wanita yang sama. Tawa pria itu terdengar jelas, tangannya masih melingkar erat di pinggang si wanita. Mereka terlihat akrab, terlalu akrab. Darah Nara mendidih. Tanpa ragu, ia berjalan mendekat, menembus kerumunan orang-orang yang sedang berdansa. Langkahnya tegas, penu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status