Terlahir sebagai anak di luar nikah, dari ayah yang tidak pernah dia ketahui rimbanya membuat nasib buruk terus menimpa Serena. Dia tak diinginkan, diabaikan juga dibenci oleh banyak orang Di hari yang sama dengan dia dipecat dari tempat kerja, Serena dipaksa menggantikan tempat kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pemimpin mafia. Pemimpin mafia yang terkenal dingin dan kejam. Serena tak punya pilihan selain menerima pernikahan tersebut. Atau ibunya akan berada dalam bahaya. Menikah dengan seseorang yang bahkan Serena tak tahu wajahnya, bagaimana hidup Serena selanjutnya? Akankah dia akan menghadapi kekejaman seorang mafia seperti yang diberitahukan oleh kakak tirinya atau nasib baik yang justru Serena dapat? Apa yang akan Serena lakukan ketika pertemuannya dengan Alterio Inzaghi membawanya pada banyak hal yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Termasuk siapa ayah kandungnya. "Tidak adakah yang menginginkanku di dunia ini?" Serena Valencia. "Ada, aku orangnya." Alterio Inzaghi. "Aku tidak pernah menginginkan anak perempuan!"
View More"Kenapa mukamu? Kayak mau makan orang."Pertanyaan Felix membuat Al mendengus kesal. Dia tidak menjawab. Hanya satu perintah yang mengalun setelahnya."Berikan aku data tentang Alexander Grup."Tanpa banyak protes, Felix langsung melakukannya. Tangannya bergerak cepat di depan laptop. Sementara Al sibuk dengan urusannya sendiri."Marvel Delayota, keluarga Delayota."Netra sekelam malam Al memicing, jarinya lincah memainkan tombol di keyboard. Sampai dia berhenti ketika Felix memberikan hasil penyelidikannya."Keuangannya kurang bagus. Ada dana, tapi tak bisa dicairkan. Sepertinya itu dana bersyarat, maksudnya ada syarat tertentu supaya dana itu bisa diberikan.""Asal dana dari keluarga Delayota?""Tepat sekali." Felix mengkonfirmasi setelah mencaritahu sebentar."Kamu tahu syaratnya apa?" Al seperti sedang ingin bermain teka teki."Bagian saham, akuisisi, lebih mengerikan pengambilalihan perusahaan," tebak Felix."Salah, syaratnya Serena Valencia harus menikah dengan Marvel Delayota."
Awalnya Serena ingin acuh soal perjodohannya dengan Marvel Delayota. Namun saat dia berniat kembali ke kamar, dia melewati ruang baca, di mana Nandito dan Elle terlibat perdebatan sengit.Dari hasil menguping Serena jadi tahu kalau dampak dari dirinya menolak perjodohan itu, Alexander Grup bisa mengalami kerugian.Elle jelas tidak terima, tapi sang paman meyakinkan Elle kalau mereka bisa mengatasinya. Tante Serena sibuk menyalahkan dirinya."Satu triliun," gumam Serena. Perempuan itu duduk sambil memeluk lutut di kasur. Dia pandangi cincin cantik yang melingkar di jari manisnya.Dia sudah tidak punya urusan dengan Al. Ibunya telah meninggal, soal utang Anthony, biarlah pria itu urus sendiri. Al pasti bisa menemukan cara untuk menagihnya."Bercerai. Itu jalan paling baik. Janda? Tidak ada yang tahu aku menikah, selain penghuni The Palace. Jadi janda pun tidak masalah."Maka begitulah, Serena menghubungi Al. Mengutarakan keinginannya untuk berpisah. Al diam saja waktu Serena menyinggun
Serena mengangkat jemarinya di mana sebentuk cincin melingkar di sana. Dari tampilannya saja sudah terlihat kalau cincin itu bernilai tinggi."Siapa suamimu? Beraninya dia meminangmu tanpa menemui kami. Apa ibumu tahu kamu menikah?"Serena menunduk. Dia tidak bisa membeberkan identitas Alterio Inzaghi. Lelaki itu melarangnya."Aku tidak bisa memberitahu siapa dia. Saat itu aku dijadikan penebus hutang oleh keluarga Hernandez," balas Serena sendu.Nandito langsung mengepalkan tangan. "Beraninya mereka lakukan itu! Rav, kenapa kamu tidak cegah waktu itu. Kamu kakaknya, kamu wajib melindungi Serena."Ravi juga yang jadi korban. Lelaki itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Jangan salahkan kak Ravi, Paman. Serena yang larang dia buat nolongin Rena waktu itu. Soalnya mereka ngancam bakal nyakitin ibu. Sekarang semua sudah terlambat. Serena salah, ibu meninggal karena Serena."Duka kembali menggelayut di paras Serena. Semakin ditelaah, semakin Serena merasa kalau kepergian Nereida karen
Serena menghentikan langkah, dia berbalik hingga pandangannya bertemu dengan pria yang tadi siang dikenalkan padanya. Marvel Delayota. Serena mengerutkan dahi, apa yang pria itu lakukan di sini."Apa yang Anda lakukan?" Serena bertanya tanpa basa basi.Dia sudah muak dengan segala tipu daya, pura-pura atau sejenisnya.Marvel mendekati Serena. "Untuk bertemu dengan Anda," balas Marvel to the poin."Saya? Kenapa? Bukan mencari Riva?" Riva adik Ravi, dua tahun di bawah Serena, lima tahun di bawah sang kakak."Saya tidak punya urusan dengan Riva. Urusan saya dengan Anda," tandas Marvel. Dia suka tampilan Serena yang apa adanya. Kaos longgar dengan celana training. Serta rambut dicepol asal. Cantik dalam pandangan Marvel.Paras natural tanpa make up. Sungguh pemandangan langka, di tengah maraknya para wanita yang ingin tampil cantik dengan riasan berlebihan di wajah."Soal saya? Saya dan Anda baru bertemu satu kali dan Anda sudah menyebut kita ada urusan."Marvel menggulung senyum, dia la
Elle mundur menjauh, ketakutan melihat sosok Serena yang tanpa ragu menarik rambut Soraya. Teman Elle menjerit-jerit minta tolong, tapi tidak ada yang berani menolong.Mereka tahu siapa Serena. Nona muda di keluarga Alexander. Meski banyak orang di kediaman itu mencibir soal asal usul Serena, tapi mereka tetap tak berani berbuat apa-apa.Terlebih tuan besar dan tuan muda mereka sangat mengayomi Serena."Tolong, tolong saya tuan Alexander," mohon Soraya. Akting memukau Soraya suguhkan, siapa tahu Nandito Alexander atau Ravi terpikat padanya. Namun tebakan Soraya salah, dua pria keluarga Alexander terlalu lurus untuk dia goda."Kalau Paman membelanya, aku juga akan benci Paman," ancam Serena. Dia gulung rambut Soraya hingga perempuan itu menjerit kesakitan lebih lantang."Siapa yang mau membelanya. Terserah kau mau melakukan apa padanya."Bola mata Soraya nyaris melompat keluar dari tempatnya mendengar jawaban Nandito. Pria itu bahkan mendukung tindakan Serena, sinting.Serena menyungg
"Serius kau biarkan dia masuk sendirian?" Felix bertanya pada Al yang saat ini berdiam diri di ruang kerjanya."Dia pulang ke rumah keluarganya," balas Al enteng."Bahkan yang namanya keluarga bisa jadi musuh yang berbahaya. Kita tahu kalau Elle Alexander tidak menyukai Serena dan Nereida," tandas Felix."Lalu apa gunanya kita tempatkan Sergie dan Lalita di sana. Lagi pula, akan ada banyak orang. Elle Alexander tidak mungkin bertindak seenaknya.""Al aku temukan sesuatu!" Paul menyerbu masuk dengan wajah antusias.Al dan Felix sama-sama menyuguhkan ekspresi yang bisa diartikan sebagai "apa maksudmu""Elle Alexander dan Soraya berteman. Tebak ke mana arah pertemanan mereka.""Soraya, adik ipar Frans Hernandez. Coba aku tebak, perempuan matre yang rela membuka paha supaya dapat lakik kaya. Agar hidup mereka terjamin." Felix menyahut cepat.Paul menjentikkan jari, tepat sekali jawaban Felix."Jika Elle hidup terhormat dengan Nandito Alexander, Soraya lebih pilih jadi benalu. Menempel pad
Thalia melipat tangan, tatapannya tajam mengarah pada Anthony. "Kau mengincarnya?""Aku mau dia sejak lama, tapi dia selalu bisa kabur. Tidak masalah dia bekas Alterio. Dia tambah cantik juga seksi. Betul tidak?"Anthony mencondongkan tubuhnya, dengan Thalia lekas memalingkan muka, enggan mengakui kalau yang dikatakan sang kakak benar."Dari mana kau tahu dia Alterio Inzaghi?"Anthony mengedikkan bahu. Tanggapan Anthony membuat Thalia berdecih kesal."Tapi instingku mengatakan jika Alterio Inzaghi. Bagaimana tampan bukan?"Thalia akui, sosok yang membawa Serena pergi mempunyai rupa menawan. Dari sepasang mata yang dibingkai alis tebal, sudah mewakili seluruh fitur ketampanan yang lelaki itu miliki.Adik Anthony menggertakkan rahang, jika dia tahu Alterio tampan, dia akan terima pernikahan hari itu. Tapi sekarang, justru Serena yang menikah dengan Alterio. Namun semua itu masih praduga dari Anthony. Baik Thalia maupun Anthony belum bisa memastikan kebenarannya."Yang kau katakan tadi
"Max, periksa dia. Aku membiusnya, dia berisik."Perintah Al begitu pria itu sampai di laboratorium Max.Serena sudah dibaringkan di tempat tidur. Max dengan sigap memeriksa. Sementara Al akhirnya mengutus Lalita untuk mengikuti Ravi. Dia harus pastikan Nereida mendapatkan pemakaman yang layak.Jika keluarga Alexander tidak ingin memberikan, maka dia yang akan melakukannya."Hanya syok. Tidak berbahaya." Lapor Max kala Al sudah berdiri di hadapannya.Al memandang Serena yang pipinya masih basah oleh airmata. "Aku cukup paham perasaannya. Dia kumpulkan uang, dia minta aku carikan donor jantung untuknya. Giliran semua sudah siap, ibunya justru meninggal. Mana caranya tragis gitu. Wajar kalau Serena mengamuk."Suami Serena masih tak merespon. Dia hanya diam sambil memperhatikan istrinya."Biarkan dia istirahat kalau begitu."Max menurut, dia dan Al keluar dari tempat itu. Satu kesalahan fatal yang Al dan Max lakukan."Tapi istrimu hebat. Untuk pemula ...."Suara Max menghilang di balik
Serena kehilangan kata saat memeluk ibunya yang sudah tidak bergerak. Bunyi bising alat pendeteksi detak jantung tak lagi mengganggunya. Semua tidak ada artinya jika sang ibu tak lagi bersamanya."Jangan pergi, jangan tinggalkan Rena. Rena mohon, Bu. Rena janji, Rena akan bersama Ibu, Rena tidak akan tinggalkan Ibu. Ibu, bangun. Ya, jangan begini."Lalita menunduk, dia tidak pernah menangis tapi kali ini dia melakukannya. Sergie juga cuma berdiri mematung, bak prajurit siap menerima perintah dari komandannya."Rena ...."Ravi menyentuh bahu Serena. Tapi sang gadis menggeleng ribut. "Tidak! Ibu masih hidup!" Tandasnya coba mengingkari apa yang logikanya beritahu.Berat bagi Ravi untuk menerima, tapi faktnya memang seperti itu. Dia sudah mengkonfirmasi pada Lalita dan benar. Menyakitkan, sangat. Saat Serena siap memberikan kebahagiaan, Nereida justru pergi."Rena ...." Ravi berucap lagi ketika Serena mulai berhenti menangis. Gadis itu sejak tadi menunduk, tidak berucap sepatahkatpun.Sa
"Kenapa saya harus menggantikan kak Thalia untuk menikah dengan orang itu?"Pertanyaan itu mengalir lancar dari bibir seorang gadis berpakaian lusuh dengan wajah kusam dan rambut diikat asal.Serena Valencia namanya. Hari ini dia baru dipecat dari restoran tempat dia bekerja sebagai pelayan. Semua karena ulah kakaknya sendiri.Thalia, perempuan yang kini duduk manis di sofa sambil memainkan kukunya yang dicat merah menyala. Kakaknya berulah, sengaja membuat keributan di restoran, hingga Serena yang kena akibatnya.Serena dipecat dari pekerjaan, yang jadi satu-satunya sumber pendapatan guna membeli obat untuk sang ibu. Ada seulas benci bersemayam di hati Serena untuk Thalia."Masih tanya kenapa? Tentu saja untuk menunjukkan kalau kau ada gunanya. Lihat! Kau hanya anak haram yang kubesarkan di rumahku. Sudah waktunya kau membalas budi." Seorang pria menjawab penuh emosi."Tapi, A-Tuan. Bukankah ini kesalahan Kak Anthony. Kenapa saya yang harus menanggungnya?"Yang disebut namanya meloto...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments