Ogan Prajurit Sriwijaya

Ogan Prajurit Sriwijaya

By:  Jagat Aripin  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 ratings
71Chapters
7.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ogan merupakan salah satu dari lima prajurit terakhir kerajaan Sriwijaya. Ogan telah bertapa hingga ribuan tahun hingga seluruh tubuhnya dipenuhi material seperti fosil. Ogan mempunyai senjata pamungkas bernama Akuadron yang berasal dari Arcapoda. Ogan telah bangkit dari tidur ketika seorang arkeolog wanita bernama Mauli Bhusana membangunkannya.

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Zhu Phi
Semangat Thor Salam dari Ksatria Naga Phoenix
2022-06-03 19:04:13
0
user avatar
Danes Ultraman
up lagi bro..... yg seru ceritanya
2022-05-31 11:55:10
0
user avatar
Aldi pga
Numpang promo kak, mampir ke novel legenda Galuh Tapa, kali aja ada yang mau membaca tulisan sederhana ini, ditunggu ya kak.
2022-05-30 19:56:16
1
user avatar
Zahara Curup
menarik dan unik juga ceritanya semangat ya...
2022-05-28 19:08:48
0
user avatar
Danes Ultraman
mantap jiwa....... sangat suka
2022-05-26 18:24:40
0
user avatar
Hakayi
Cerita unik. Semangat up bab baru ya. Salam dari Bimantara Pendekar Kaki Satu.
2022-04-25 08:31:16
1
71 Chapters

Penemuan Patung

Seorang arkeolog cantik bernama Mauli Bhusana, hidup di Kota Miranda, ia tinggal di rumah susun. Hari itu telah menunjukkan pukul 8.00 pagi namun, wanita itu belum bangkit dari ranjang. Begitu Mauli tersadar bahwa ia telah terlambat, wanita itu akhirnya langsung bergerak cepat.   Wanita itu berjalan terburu-buru menuju lokasi penemuan benda bersejarah zaman kerajaan Sriwijaya karena datang satu jam lebih lambat dari timnya. Ketika ia sampai, teman-temannya telah sibuk membersihkan sebuah patung manusia yang sedang memegang tongkat pendek sambil duduk bersila.   Timnya memperkirakan benda itu berumur 1.100 tahun. Namun,, para peneliti benda bersejarah itu tidak menyadari bahwa benda tersebut merupakan benda hidup yang sedang bermeditasi.
Read more

Tinggal Bersama

Kedua orang itu sama-sama bingung dengan kejadian yang tak lazim ini. Merasakan ketakutan Mauli, Pria itu duduk sedikit jauh dari Mauli. Setelah lama menatap pria itu, Mauli menyimpulkan bahwa pria itu tidak berbahaya. Perlahan, ia mendekati sang prajurit.    "Siapa namamu? Aku Mauli," giliran Mauli yang berusaha menenangkan pria yang kebingungan itu.   "Ogan, prajurit terkuat dari serdadu Sriwijaya," tutur pria itu.   Mauli berusaha memproses informasi baru mengenai Ogan. Ia mempelajari pecahan batu di sekitarnya yang sebagian besar ada di lantai sementara yang lainnya melayang. Ia meraih serpihan batu yang melayang tersebut.
Read more

Mauli Deg-degan

"Kenapa?" tanya Ogan polos.   "Tidak, ayo makan," ucap Mauli aneh.   Ogan melihat wajah Mauli sambil mendepat. “Kau keluar dulu,” pinta Mauli menjaga jarak.   “Baik,” jawab Ogan keluar.   Setelah itu, Mauli bernafas lega karena Ogan tidak mengerti tentang barang pribadinya. Wanita itu menyimpannya di lemari kemudian menemui Ogan.   Mereka duduk lesehan di hadapan meja pendek, Ogan memperhatikan makanan di depannya. Ogan tidak asing bentuk dan aroma khas makanan ters
Read more

Bagaimana Bisa?

"Patung itu ada yang mencuri," kata Beni sambil mendekati Mauli.   "Bagaimana bisa?" Mauli pura-pura.   “Entahlah.. sebaiknya kau lihat sendiri,” ucap Beni.   Mereka mengamati benda tersebut menyisakan material yang sama, pecahan material berupa batu.   "Sepertinya batu itu tidak dicuri, karena benda-benda itu memiliki material yang sama," Profesor Garung memperlihatkan pecahan benda itu.   "Aku rasa patung itu benda hidup yang dibungkus oleh fosil ini," kata Profesor enteng.
Read more

Patung Itu Makhluk Hidup

Sesampainya di lokasi, Mauli langsung mengajak Ogan melihat patung dari dirinya. Ogan mengamati patung itu sedikit berjarak karena cukup banyak orang. Pria itu menggendong tas seperti membawa kumpulan anak panah.   Kemudian Ogan menjauh dari keramaian, sementara Mauli tampak sibuk. Ogan duduk sekitar 10 meter dari tempat Mauli bekerja.   "Siapa Pria itu?" kata Profesor Garung pada Mauli.   "Dia temanku," jawab Mauli sambil melebarkan mulutnya.   “Oh.. teman, dia cukup tampan,” ucap Profesor sambil mengeluarkan kuas kecil. Mauli tak merespon tapi, ia menjauh dengan malu-malu.
Read more

Kejutan untuk Mauli

Tak lama Mauli meraih tasnya lalu angkat kaki. Wanita itu berjalan keluar ke arah timur. Setelah itu, Mauli  masuk minimarket dengan plang ‘Ronamart’, di dalam mauli mengambil sebungkus gula lalu disodorkan ke kasir. Usai lakukan pembayaran Mauli menuju jalan pulang dengan membawa kantong plastik putih.   Sementara di rumah, Ogan sedang belajar masak telur, ia belajar memasak hasil menonton tutorial di Youtube, Ogan dengan teliti memperhatikan video itu sambil menggoreng.   Ogan juga telah menanak nasi dengan Rice Cooker. Prajurit tersebut sengaja memasak memberikan kejutan untuk Mauli. Ogan mempersiapkan peralatan makan seperti yang pernah dilakukan Mauli.   Dua piring yang masing-masing telah berisi telur ceplok, sementara di tengah meja terdapat seonggok nasi putih.
Read more

Cinta Sehari

Dua sepasang manusia itu berjalan di tepi jalan, wanita berambut gelombang itu terlihat cantik ketika menggunakan topi rajut berwarna coklat. Sementara Ogan terlihat seperti pria pekerja keras dengan tubuhnya kekar berotot.   Hari ini mereka akan berkeliling dengan mengunjungi beberapa tempat wisata. Miranda adalah tempat yang sejuk serta tidak begitu tercemar dengan polusi udara. Tempat yang penuh dataran tinggi dan perbukitan itu akan diperkenalkan oleh Mauli.   Ogan berjalan mengikuti jejak Mauli dari kanan, Sementara tas hitam selalu melekat di punggung. "Kita mau kemana?" wajahnya menatap Mauli.   Mauli yang tubuhnya lebih pendek mendongak ke atas. "Kita
Read more

Benda Sakti

“Tak ku sangka benda itu sakti,” ucapnya pelan.  Tak lama, ia menutup tas berwarna hitam lalu meletakkan di lemari dengan rapi. Setelah itu bedu melayani pengunjung yang lain.  Setelah itu, sang pemilik muncul, ia lalu meminta tas yang barusan ia titipkan. “Nomor 25,” kata Ogan sambil menyodorkan kartu kecil warna putih.  Penjaga itu lalu membuka loker nomor 25 serta mengambil tas Mauli dan Ogan. Setelah menerima barang mereka, penjaga itu angkat bicara.  "Dari mana kau dapatkan benda itu?" Bedu menatap Ogan.  "Maksudmu benda ini?" jawab Ogan sambil mengangkat tas.  "Ini adalah Akuadron, senjata pamungkasku, hanya sekali pukulan gunung pun bisa terbelah," kata Ogan dengan bangga.  Bedu hanya berekspresi biasa, sebelum Ogan menambah kalimatnya, Mauli langsung menarik lengan Ogan.  “Hei, apa yang kau lakukan? Mauli,” Og
Read more

Pacaran Ya?

 Mereka lalu berjalan di lorong sebelah kanan, Mauli melihat sekelompok Harimau Sumatera yang sedang diberi makan oleh penjaga. Mauli dan Ogan hanya memperhatikan dua ekor harimau yang sedang makan potongan daging segar.   "Pernah dengar manusia harimau di tanah Sumatera tidak?" Mauli melihat wajah Ogan. Ogan tidak langsung menjawab, ia berpikir sejenak hingga akhirnya membuka mulut.   "Di zamanku tidak pernah mendengar tentang hal tersebut," ungkap pria yang berdiri di samping kanan Mauli.   Mauli melanjutkan pembicaraannya, "Aku yakin hewan juga bisa mengerti bahwa manusia bukanlah musuh."   "Kau tau bahwa harimau menjadi simbol sakral di tanah Sumatera," ucap wanita itu lagi. Mulutnya terus bersuara namun menatap ke arah harimau yang berada di depannya.   "Ada apa dengan hewan tersebut?" Ogan berjalan pindah ke sisi kiri.   "Di tanah Sumatera sangat t
Read more

Dia Menggendongku

Mendengar suara tersebut, mereka langsung mundur dan melepaskan pelukkan. Mereka malah jadi aneh hingga Mauli langsung pergi dari tempat tersebut.   Mauli berjalan agak cepat menjauh dari keramaian. Ogan mengejar wanita itu, Ogan juga mempercepat langkah kaki sembari menyebut nama Mauli.   "Mauli tunggu," teriak Ogan sambil menghindari dari orang yang berjalan berlawanan.   Mauli terus berjalan hingga jauh dari keramaian, ia berhenti di sebuah pagar hitam setinggi dada manusia. Dia berdiri menatap ke atas sambil memperhatikan bintang-bintang.   Setelah Ogan mendekat, Mauli mengeluarkan kalimat, " Coba kau lihat, bintang itu indah bukan?"   "Mereka hanya ben
Read more
DMCA.com Protection Status