Share

Benda Sakti

Penulis: Jagat Aripin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-10 21:38:44

“Tak ku sangka benda itu sakti,” ucapnya pelan.

 

Tak lama, ia menutup tas berwarna hitam lalu meletakkan di lemari dengan rapi. Setelah itu bedu melayani pengunjung yang lain.

 

Setelah itu, sang pemilik muncul, ia lalu meminta tas yang barusan ia titipkan. “Nomor 25,” kata Ogan sambil menyodorkan kartu kecil warna putih.

 

Penjaga itu lalu membuka loker nomor 25 serta mengambil tas Mauli dan Ogan. Setelah menerima barang mereka, penjaga itu angkat bicara.

 

"Dari mana kau dapatkan benda itu?" Bedu menatap Ogan.

 

"Maksudmu benda ini?" jawab Ogan sambil mengangkat tas.

 

"Ini adalah Akuadron, senjata pamungkasku, hanya sekali pukulan gunung pun bisa terbelah," kata Ogan dengan bangga.

 

Bedu hanya berekspresi biasa, sebelum Ogan menambah kalimatnya, Mauli langsung menarik lengan Ogan.

 

“Hei, apa yang kau lakukan? Mauli,” Ogan terpaksa mengikuti Mauli. Mereka menuju pintu keluar.

 

Ketika sampai di tepi jalan, mereka naik angkutan kecil menuju kebun binatang. Setelah berjalan 20 menit, mereka sampai di pintu masuk kebun binatang Miranda. Mereka berdiri di pintu masuk, Mauli menatap Ogan dengan senyuman lalu berjalan maju.

 

Mereka menuju ke penjualan tiket, Mauli membeli dua tiket, sementara Ogan hanya diam di belakang, Mauli lalu mengeluarkan lembaran uang. Penjaga loket itu malah memperhatikan Ogan.

 

Di dalam hati penjaga loket yang merupakan sosok wanita gendut itu berkata,” Kok malah perempuan yang beli tiket!”

 

“Dasar pria tidak tau malu, tidak modal!” Wanita itu menatap Ogan tajam, sementara tangannya sibuk menghitung uang kembalian Mauli.

 

Ogan menyadari bahwa dirinya sedang dipantau oleh penjaga loket itu. Ogan berubah bertingkah aneh sambil garuk-garuk kepala.

 

“Ayo!” ajak Mauli setelah menerima uang kembalian. Mauli memasukkan tiket ke dalam tas.

 

Kemudian Mauli dan Ogan bergegas ke dalam. Sementara wanita penjaga itu melirik Ogan hingga titik pandang terakhir.

 

Mereka menemui sekelompok burung-burung kecil yang sengaja diliarkan. Namun, hewan berwarna hijau itu tidak takut terhadap manusia. Hewan bersayap itu salah satu objek yang menjadi perhatian utama pengunjung.

 

Para pengunjung dengan suka cita memberi makan mereka hingga burung-burung mengeroyok. Salah satu penjaga sudah menyediakan makanan untuk memancing hewan itu datang.

 

Hal tersebut juga dialami oleh Mauli, dengan teriakan senang Mauli tampak sedang memanggil burung-burung itu agar datang kepadanya.

 

“Kemarilah burung kecil, ayo!” Mauli menyodorkan makanan di telapak tangan. Dalam sekejap wanita itu lalu dikerumuni, mereka berebut makanan.

 

“Mauli, akan aku rebut semua darimu,” kata Ogan lalu meminta makanan burung dari penjaga.

 

Mauli melirik sebentar. “Apa maksudmu?” Mauli melihat kumpulan burung yang berada di tangannya.

 

“Burung-burung itu akan memilih siapa pria paling tampan,” ucap Ogan.

“Hah.. coba saja kalau bisa,” Mauli acuh tak acuh. Ogan mulai bersiul hingga menarik perhatian Mauli.

 

“Kenapa begitu?” Mauli penasaran.

 

“Ini adalah cara untuk memanggil burung,” jawab Ogan.

 

Mauli makin penasaran. Wanita itu mendekat sementara burung-burung itu mengikuti. “Kau tau nama burung ini?”

 

Ogan tidak langsung menjawab, pria itu semakin melancarkan aksinya hingga suara siulan itu terdengar nyaring di udara. “Tentu saja aku tau, nama burung ini adalah Burung Serindit.”

 

“Huh, sok tau,” Mauli terlihat sedikit kesal.

 

Namun, Mauli tercengang setelah satu burung hinggap di tubuh Ogan. Lama-lama jumlah mereka semakin bertambah.

 

“Lihat!”

 

Ogan mengejek mauli dengan senyum lebar. Burung-burung itu hampir menutupi tubuh Ogan. Bahkan burung yang berada di tangan Mauli juga beralih hingga Mauli makin kesal.

Merasa dicurangi Mauli lalu cemberut. “Kau curang!” Wajahnya mengerut.

 

“Kemarilah!” ajak Ogan senang.

 

Mauli mendekat agak menyeret. Ogan lalu membagi makanan, “Tanganmu!”

 

Mauli menengadah, Ogan meletakkan makanan. “Lihatlah!” kata Ogan memberi kejutan.

 

Burung-burung yang hampir menutup tubuh Ogan sebagian berpindah ke tangan Mauli. Kini jumlah mereka makin banyak yang hinggap di tangan Mauli.

 

Wajah seri terlihat kembali, Mauli kembali tersenyum ketika sebagian burung-burung itu beralih ke tubuhnya. Di saat itu Mauli curi pandang, Ogan geli ketika ada seekor burung hinggap di kepalanya.

Bab terkait

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Pacaran Ya?

    Mereka lalu berjalan di lorong sebelah kanan, Mauli melihat sekelompok Harimau Sumatera yang sedang diberi makan oleh penjaga. Mauli dan Ogan hanya memperhatikan dua ekor harimau yang sedang makan potongan daging segar. "Pernah dengar manusia harimau di tanah Sumatera tidak?" Mauli melihat wajah Ogan. Ogan tidak langsung menjawab, ia berpikir sejenak hingga akhirnya membuka mulut. "Di zamanku tidak pernah mendengar tentang hal tersebut," ungkap pria yang berdiri di samping kanan Mauli. Mauli melanjutkan pembicaraannya, "Aku yakin hewan juga bisa mengerti bahwa manusia bukanlah musuh." "Kau tau bahwa harimau menjadi simbol sakral di tanah Sumatera," ucap wanita itu lagi. Mulutnya terus bersuara namun menatap ke arah harimau yang berada di depannya. "Ada apa dengan hewan tersebut?" Ogan berjalan pindah ke sisi kiri. "Di tanah Sumatera sangat t

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-11
  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Dia Menggendongku

    Mendengar suara tersebut, mereka langsung mundur dan melepaskan pelukkan. Mereka malah jadi aneh hingga Mauli langsung pergi dari tempat tersebut. Mauli berjalan agak cepat menjauh dari keramaian. Ogan mengejar wanita itu, Ogan juga mempercepat langkah kaki sembari menyebut nama Mauli. "Mauli tunggu," teriak Ogan sambil menghindari dari orang yang berjalan berlawanan. Mauli terus berjalan hingga jauh dari keramaian, ia berhenti di sebuah pagar hitam setinggi dada manusia. Dia berdiri menatap ke atas sambil memperhatikan bintang-bintang. Setelah Ogan mendekat, Mauli mengeluarkan kalimat, " Coba kau lihat, bintang itu indah bukan?" "Mereka hanya ben

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Profesor Garung

    Suatu ketika, Profesor membersihkan kalung permata, setelah terlihat jelas bentuk serta keindahan permata tersebut. Timbul rasa iseng Profesor untuk memakai benda tersebut. Pria itu lalu menghadap sebuah cermin kecil. Profesor terkagum dengan liontin permata itu. Tiba-tiba liontin tersebut bercahaya terang, seluruh tubuh Profesor seperti merasakan sesuatu yang aneh. Dari benda itu mengeluarkan radiasi yang menyebabkan tubuh Profesor kaku. Profesor berusaha melepaskan benda itu namun tak bisa. Energi sangat kuat berusaha mempengaruhi Profesor. Profesor meronta-ronta kesakitan, Pria berjubah putih itu kejang-kejang hingga jatuh ke lantai. Kondisi ilmuwan tersebut seperti tengah mengalami sakaratul maut. Seluruh tubuhnya mengeras hin

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Kalung Itu Berbahaya

    Mauli mencoba menghubungi Beni, sementara Ogan masih memperhatikan layar TV. Terdengar nada sambung tidak begitu keras namun nyaring. Mauli tak tenang hingga terlihat sedikit aneh. Tuutt… tuuut..! Mauli memperhatikan layar ponsel, setelah layar tersebut muncul waktu yang berjalan ia langsung bicara. “Apa yang terjadi dengan Profesor?” Mauli menempelkan ponsel di telinga kanan. “Aku tidak tahu, tapi banyak menyaksikan ia berubah setelah memakai kalung liontin berwarna merah yang pernah ia bahas beberapa hari lalu,” jelas Beni melalui jaringan telepon. “Kau tau keberadaan Profesor sekarang?” tanya Mauli lebih dalam. “Entahlah, sepertinya Profesor terpengaruh oleh kalung tersebut,” ungkap Beni. “Bagaimana kau yakin?” Mauli bergerak menjauh dari Ogan. Sementara Mauli masih berc

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-15
  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Bukan Gempa Bumi

    Besoknya, Ogan pergi ke sebuah museum. Ogan berdiri memandangi gedung yang menyimpan berbagai benda kuno itu. Tertulis jelas ‘Museum Miranda’ dari ukuran semen berwarna merah pekat di atas gedung. Beberapa orang berbondong-bondong masuk ke tempat itu. Ogan terlihat tak membawa Akuadron, ia nyempil lalu ikut masuk ke dalam. Tetapi, tidak banyak yang ia temukan di dalam, Ogan hanya mendapati beberapa benda-benda logam yang digunakan zaman Sriwijaya seperti keris, trisula, serta mata uang logam. Ogan berkeliling di tempat benda-benda yang di berada kotak kaca serta jadi perhatian semua pengunjung. Ia melewati beberapa patung manusai purba yang mirip dengan kera. Benda itu juga dilindungi oleh kaca tebal. Suatu ketika ia dapati seorang pemuda yang sedang memperhatikan mata uang kuno. Melihat hal tersebut Ogan tergugah untuk menghampiri pria yang menggunakan pakaian rapi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-16
  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Terlambat

    “Bukan gempa bumi, ini adalah pertanda kemunculan pasukan Bodem,” ucap Ogan mantap. “Aku bisa merasakan kehadiran mereka,” tambahnya. Sementara benda-benda rumah Mauli bergetar, Ogan hanya diam dengan kedua tangan menyeimbangkan badan. Ogan tampak merasakan kehadiran pasukan yang terbuat dari baja itu, seribu pasukan yang bakal memporak-porandakan Miranda. Ogan waspada dan mempersiapkan diri menyambut kehadiran mereka. “Petaka akan datang, kita harus waspada!” Ogan memperingatkan. “Kita harus menghentikan mereka,” seru Mauli. Ogan menoleh ke arah Mauli lalu menatapnya. “Aku sudah temuka

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-17
  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Pasukan Bodem

    Ogan masih menatap manusia yang mengomandoi pasukan besi. Sedangkan Mauli sedikit menjauh dari posisi mendaratnya. Tiba-tiba Ogan langsung memberi serangan terhadap Profesor. “Bug!” tubuh Ogan jatuh. Sebenarnya Profesor tidak memberi serangan namun, karena pantulan energi dari kalung itu sangat kuat hingga sulit di tembus dan membuat Ogan terpental. “Hei.. kau tidak apa-apa?” tanya Mauli yang berjarak lima meter. “Tidak masalah,” ucap Ogan sambil bangkit. Profesor mengetahui keberadaan Ogan, ia memerintah pasukannya untuk menggempur Ogan. “Singkirkan mereka!” perintah Profesor.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Gagal Melindungi Mauli

    Akibat benturan tersebut membuat Mauli kaget hingga ia menjerit. Kemudian Profesor menoleh ke arah Mauli. Pria berkalung itu lantas turun. Matanya tajam sambil menatap Mauli. Ogan menyadari bahwa Profesor hendak menyakiti Mauli. Ia melempar Akuadron ke arah Profesor. Benda itu mengenai tubuh Profesor bagian belakang hingga laki-laki itu jatuh tersungkur. Mauli hanya melotot melihat orang itu jatuh dengan kepala duluan. “Dia belum mati,” Mauli ketakutan. Ketika Akuadron kembali ke tangan Ogan, ia langsung memberi pukulan pada pasukan Bodem yang berada di belakangnya. Ogan mengincar kepala hingga jatuh ke samping kiri. Ogan berdiri sambil mengatur mengatur nafas. Sementara benda logam berbent

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22

Bab terbaru

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Katrin Berkhianat

    Makhluk-makhluk itu terlihat seperti kera kelaparan. Membuang semua benda yang ada di depan mata. Terlihat seekor makhluk itu membalik mobil tua lalu mengendus-endus kemudian meninggalkannya.Dari arah selatan Akuadron meluncur lalu mendarat di tangan Ogan. Belum lama mereka muncul lagi dan semakin banyak. Ogan melayangkan serangan, di bagian kaki depan, satu musuh jatuh kemudian Ogan melompat dengan bertumpu tubuh monster di depanya.Ogan membantai mereka namun, mereka terus keluar dari lobang yang mengeluarkan energi besar. Tanpa ampun Ogan membidik Saigon, namun kali ini ia mengincar kaki. Bug! Saigon terjatuh, seketika itu portal menutup.“Hentikan! Kau telah merusak kotaku,” Ogan mendekat.Saigon berusaha berdiri, terlihat wajah kesal namun ia justru berkomentar. “Aku tidak merusak, hanya mengambil bagianku saja, yang merusak adalah mereka,” Saigon menunjuk para monster yang masih berkeliaran di tengah kota.Beberapa detik kemudian Katrin muncul. “Jadi, kau telah berkhianat te

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Ogan Lelah

    “Saigon!” Ogan berteriak sambil mengacungkan tongkat. Beberapa makhluk itu merapatkan barisan menghalangi jalan Ogan. Satu per satu mereka mendapat jatah pukulan ke samping kanan dan kiri. Sementara, Mauli mengeluarkan energi Walas kemudian mengarahkan para makhluk asing tersebut. Mereka mental beberapa meter berefek mengalami pusing kemudian akan terjatuh lepas ke tanah. Sedang Katrin menyambar dengan pukulan keras, ia mendatangi makhluk itu satu per satu kemudian melepaskan pukulannya. Saigon menoleh ke arah Ogan. Ia malah tersenyum. “Kau hanya mengantarkan nyawa!” Saigon berbalik. Pria itu pasang badan menghalau kekuatan Ogan. Ogan memukul tanah, timbul retakan yang berjalan lurus ke arah Saigon. Saigon membalas dengan hentakan kaki retakan itu saling berlawanan. Ogan melambung kemudian mengangkat tongkat. Dari arah kiri makhluk itu menyambar Ogan lalu menggigit lengannya. Ogan ikut terdorong ke kanan, Ia jatuh berguling-guling menyapu lapangan rumput. Dengan sotoy Ogan memukul

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Makhluk Apa Itu? Terlihat Garang

    Beni cengar-cengir lalu mendekati Katrin. Ia memegang tangan wanita itu. Tanpa pikir panjang Katrin merentangkan tangan hingga membuat Beni melongo. Katrin melayang sambil tangannya menarik Beni yang ikut terseret Katrin terbang ke udara.“Lihat!”Mauli menunjuk mereka yang sedang melayang di depan. “Aku ingin seperti mereka!” Mauli menatap Ogan. Lantas Prajurit itu mengayunkan tongkat sementara tangan kirinya meraih tubuh Mauli. Mereka akhirnya ikut mengudara dengan kecepatan di atas Katrin dan Beni.Hanya dalam waktu singkat Akuadron membawa Ogan dan Mauli lebih cepat dari Katrin dan Beni. “Bisakah kau lebih cepat dari pasangan itu?” Beni menunjuk ke depan.“Maaf, aku tidak bisa secepat itu!” Ungkap Katrin. Terlihat wajahnya terkena angin hingga rambutnya beterbangan ke samping.Empat manusia itu terus mengudara menuju pusat kota Miranda. Setelah itu dari jauh mereka melihat cahaya besar tengah menuju ke langit. “Itu dia, sepertinya dia telah membuka portalnya,” kata Ogan keras.Oga

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Kok! Mereka Bekerjasama

    Kemudian Saigon menghilang. Beni mendekati Katrin tengah bersandar di pohon sementara Ogan bangkit. Ia berjalan mencari Mauli di runtuhan goa sedangkan mulutnya terus menyebut nama Mauli. Ia bongkar satu per satu bongkahan batu yang ada di depannya. Perlahan-lahan jarak pandang pun mulai memanjang. Mata Ogan terbelalak melihat sosok wanita tengah tergeletak di depan tiga meter darinya.“Mauli!”Ogan berlari lalu membuang bebatuan kecil yang menimpa Mauli. Ogan mengangkat Mauli jauh dari tempat tersebut lalu mendekat ke arah Beni dan Katrin. Ogan duduk sambil menopang tubuh Malui dengan paha. Terlihat wajah Mauli penuh debu tak bergerak. Ogan memeriksa nadinya, Mauli masih hidup.Prajurit itu lalu meletakkan ujung tongkatnya ke kening Mauli. Tak berapa lama tangan Mauli bergerak menyentuh tubuh Ogan. Melihat gerakan tangan itu, terlihat senyum lebar dari mulut Ogan. Kemudian kedua mata Mauli membuka dan melihat kekasihnya berada di sampingnya.“Kau tak apa-apa?”Ogan membetulkan posisi

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Terlambat

    Setelah melangkah jauh ke dalam. Ogan melihat Mauli sedang melakukan sesuatu dengan Walas, namun Ogan justru terpaku melihat sosok orang yang mirip dengannya. Belum sempat melakukan tindakan, Saigon menyerang Ogan dengan batu besar seukuran dekapan manusia. Akibatnya, Ogan kembali keluar dari goa. Tubuh pria itu terdampar di depan goa sementara Akuadron masih dalam genggamannya. Tak Berapa lama Katrin muncul, ia lalu melompat dan mendarat di tubuh Ogan. Ia duduk tepat di perut Ogan sambil menatap tajam wajah lusuh Ogan. “Apakah kau tidak menyadari sebenarnya kau begitu tampan?” “Apa maksudmu? Kau datang hanya untuk menghasut kami.” Ogan tak bergerak sementara matanya mengikuti pergerakan tangan Katrin yang gerayangan menyentuh dada hingga wajah Ogan. “Sejak awal aku jatuh cinta denganmu, prajurit!” “Lepaskan!” Ogan menyingkirkan tangan Katrin lalu membuang muka. “Kau ke sini hanya menghancurkan hubungan kami,” Ogan menyeka keringat. “Aku terpaksa melakukan karena perintah kakakk

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Mauli akan Membuka Simbol Itu

    Belum lama Ogan meratapi nasib, Akuadron berputar-putar lalu melesat menjauhi Ogan. Mata Ogan tertuju pada tongkatnya. Kemudian ia menyusul tongkat itu. Di atas ketinggian 50 meter dari permukaan bumi, tongkatnya itu terbang menjauhi Miranda. Ogan berlari serta beberapa kali melambung tinggi untuk bisa mengekori Akuadron. Sementara di dalam goa Mauli dipaksa untuk membuka simbol di Walas. Saigon hanya menyuruh Mauli membaca mantra dan meletakkan telapak tangannya di simbol Walas. Mauli mengetahui jejak cerita kitab tersebut yang bisa membangkitkan energi besar dan dapat memberikan kekuatan besar namun sangat jahat. “Ternyata kau adalah masih memiliki darah dari raja-raja Sriwijaya, Mauli!” Saigon berusaha mempengaruhi pikiran Mauli, dari pandangan Saigon, Mauli adalah keturunan raja terakhir Sriwijaya. “Kau adalah keturunan ke-11 rupanya, sayangnya kau sendiri tak mengetahui karena kau hanya anak buangan, hahah!” Saigon melebarkan mulut. “Aku hanya memintamu membaca mantra itu lalu

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Mereka berhasil membawa Mauli

    Ogan Menahan dengan tongkat, Terjadi aksi saling dorong dari keduanya. Saigon melepaskan pukulan ke dada. Ogan mundur beberapa langkah, ia menahan satu kaki ke belakang. Kemudian berlari dan melepaskan pukulan di kepala Saigon.Pukulan menenggelamkan setengah tubuh Saigon ke tanah. Pukulan kedua dilancarkan olrh Ogan hingga Saigon tenggelam menyisakan kepalanya. Sementara Mauli mendekati Katrin serta melontarkan kalimat kesal.“Dasar, selama ini ternyata kau hanya pengganggu.”Mauli menampar Katrin dengan keras, wajah wanita hinga berbalik ke kiri. Bukanya merasa sakit wanita itu justru senyum menantang. Katrin berbalik menampar pipi kanan lalu menendang Mauli hingga ia melayang ke belakang.Ogan balik badan lalu berlari menghampiri Mauli yang tengah terkapar. Namun ia justru dihadang oleh Katrin. Wanita itu melepaskan pukulan ke wajah, Ogan menghindar lalu menahan tangan katrin. Katrin berkelit lalu mencoba menendang lagi-lagi ia gagal justru kakinya ditarik Ogan hingga selangkanga

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Mereka Akhirnya Menemukan

    Katrin hanya senyum puas melihat Mauli dan Ogan bertengkar. Dua karyawan Ogan kembali bekerja sementara Katrin tiba-tiba menghilang dari pandangan mereka.Ogan kembali dengan wajah cemas. Ia merogoh kantong lalu mengambil ponsel, terlihat nama Mauli berada di layar. Berulang kali Ogan melakukan panggilan suara tapi tidak mendapatkan respon. Mauli pulang dengan hati hancur, wanita itu berlinang air mata sepanjang jalan. Ia menepi lalu duduk di depan taman.Sementara Katrin telah tiba di rumah. Di sana telah ada Saigon berdiri dengan membawa kitab Walas, ia meminta agar membawa kitab tersebut. Sebab, buku kuno itu akan mendeteksi keberadaan Trah Sriwijaya tersebut dalam jarak dekat.“Bagaimana jika kitab itu salah?”“Tidak mungkin!”Saigon mendekati Katrin. Ia meyakinkan bahwa kitab itu adalah kompas untuk mencari sang pembuka simbol. Ambisi Saigon membuka simbol di dalam kitab tersebut amat besar hingga ia akan memiliki kekuatan yang luar biasa.Mentari telah menampakan wujud, ruang k

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Apakah Ogan Selingkuh?

    Ogan membawa Katrin ke sebuah kafe. Mereka sedang menikmati minuman dingin berupa White Coffee. Katrin menatap seolah ia menyukai Ogan hingga prajurit itu merasa canggung. “Kenapa kamu menatapku seperti itu?” “Bolehkah aku tanya sesuatu?” “Apa itu?” Ogan mengaduk minuman. “Apa benar kau adalah prajurit Sriwijaya yang tersisa. Yah, aku sempat bertemu dengan Beni ia mengungkapkan bahwa kau ada hubungannya dengan Sriwijaya. Aku pikir kau punya pinformasi tentang Trah Sriwijaya.” Ogan tersenyum sebentar seraya terus mengaduk. “ Sebenarnya kami berlima namun aku tidak tahu keberadaan teman-temanku. Aku, Yaraja, Nalanda, Cudamani dan Lagiri adalah garda depan Sriwijaya ketika masa kejayaan Sriwijaya. “Apakah kau mengetahui keturunan Sriwijaya yang tinggal di kota ini?” “Tidak sama sekali, Aku telah tidur selama 1.166 tahun. Aku tak ingat apa pun ketika bangun Sriwijaya juga telah runtuh hanya tinggal peninggalannya saja,” pungkas Ogan. “Kenapa kau tanya seperti itu?” “Tidak!” Katrin

DMCA.com Protection Status