Lie Feng, seorang pemuda yatim piatu, ditemukan di sebuah kuil kuno yang menyimpan rahasia ilmu persilatan terhebat. Ia dilatih oleh seorang sesepuh misterius dan menguasai Jurus Tapak Dewa, sebuah jurus sakti dengan kekuatan spiritual 1000 tangan yang mampu menghancurkan lawan dalam sekejap. Ketenarannya sebagai Pendekar Tapak Dewa mengguncang dunia persilatan, menarik perhatian berbagai pihak, termasuk organisasi jahat yang menginginkan kekuatan Tapak Dewa untuk menguasai dunia. Lie Feng harus menghadapi berbagai tantangan, mengasah kemampuannya dalam Jurus Pedang Dewa Abadi, Jurus Pedang Langit, Jurus Kecepatan Dewa, dan Jurus Mata Dewa, serta melawan musuh-musuh yang semakin kuat dan licik. Di tengah pertarungannya, ia juga menemukan cinta dan persahabatan, serta mengungkap rahasia masa lalunya yang tersembunyi. Akankah Lie Feng mampu melindungi dunia persilatan dan mengungkap misteri di balik kekuatan Tapak Dewa?
view moreSuara Lie Feng, lemah dan hampir tak terdengar, masih bergema di telinga Master Jian dan Mei Lin. Mereka bergegas menuju sumber suara, hati mereka berdebar-debar cemas. Mereka menemukan sebuah celah kecil di tanah yang masih bergetar, sebuah celah yang seakan baru saja terbuka. Dengan hati-hati, mereka merangkak masuk, menemukan diri mereka di sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan luas, udara dipenuhi bau tanah lembap dan sesuatu yang menyerupai belerang.Di tengah ruang itu, Lie Feng terbaring lemas, tubuhnya penuh dengan luka. Darah menggenang di sekitarnya, membentuk genangan gelap yang mengerikan di lantai tanah yang keras. Di hadapannya, berdiri tegak Zhao Li, wajahnya dipenuhi dengan keangkuhan dan kebencian yang tak tersembunyi. Cahaya redup dari sumber yang tak terlihat menerangi sosoknya, menonjolkan setiap detail wajahnya yang penuh dendam."Lie Feng," kata Zhao Li, suaranya dingin dan tajam seperti pecahan es. "Kau akhirnya datang juga." Nada suaranya sa
Angin malam berdesir dingin menerpa wajah Master Jian dan Mei Lin. Mereka berdiri di reruntuhan medan pertempuran, bayangan portal yang telah menelan Lie Feng masih terbayang jelas di benak mereka. Keheningan menyelimuti mereka, hanya diiringi oleh suara desiran angin dan detak jantung mereka yang berdebar keras. Keputusan Lie Feng masih bergema di telinga mereka, sebuah keputusan yang berat dan berbahaya.Mei Lin memeluk dirinya sendiri, tubuhnya bergetar karena dingin dan ketakutan. "Dia… dia benar-benar masuk," bisiknya, suaranya penuh dengan kecemasan. "Aku… aku takut dia tidak akan kembali."Master Jian meletakkan tangannya di pundak Mei Lin, mencoba untuk memberikan semangat. "Kita harus percaya padanya, Mei Lin. Lie Feng adalah pejuang yang kuat. Dia akan melewatinya. Dia tahu risikonya." Namun, suaranya juga bergetar, menunjukkan bahwa ia juga merasa khawatir. Ia mengenal Lie
Suara misterius dari portal berbentuk mata itu masih bergema di benak Lie Feng. Ia menatap portal itu, merasakan aura kekuatan yang tak terbayangkan. Getaran energi gelap masih terasa di udara, sisa-sisa pertempuran dahsyat melawan bayangan raksasa. Master Jian dan Mei Lin berdiri di sisinya, wajah mereka dipenuhi dengan ketakutan dan kebingungan. Debu beterbangan, sisa-sisa pertempuran masih terlihat jelas."Kita harus mencari tahu apa itu," kata Master Jian, suaranya bergetar. Ia mengusap pedangnya, memastikan bahwa senjata itu masih dalam kondisi baik. Luka-lukanya masih sakit, tetapi ia mencoba untuk tetap kuat."Tapi kekuatannya… terlalu besar," jawab Mei Lin, menatap portal itu dengan waspada. Ia menggigit bibirnya, menahan rasa takut yang menyerang hatinya. Ia tahu bahwa apapun yang ada di balik portal itu pasti sangat berbahaya.Lie Feng menutup matanya, mencoba untuk menenangkan pikirannya. Ia merasakan sesuatu yang berbeda dari porta
Kegelapan mencekam. Bayangan raksasa itu, bentuknya tak jelas namun memancarkan aura kematian, menyerang dengan kekuatan yang menghancurkan. Master Jian dan Mei Lin berjuang mati-matian, tetapi mereka terlalu lemah. Lie Feng, terluka parah, menyaksikan pertempuran itu dengan mata yang melebar. Darah segar mengalir deras dari luka-lukanya."Mei Lin! Kau urus bagian bawah! Aku akan mencoba menahannya di atas!" teriak Master Jian, suaranya bercampur dengan rasa sakit dan tekad. Ia berjuang sekuat tenaga, tetapi bayangan itu terlalu kuat.Mei Lin mengerahkan seluruh kemampuannya, menyerang dengan serangan energi yang dahsyat. Namun, serangannya hanya menghasilkan luka kecil. Bayangan itu tak tergoyahkan."Lie Feng… aku… aku tidak bisa lagi…" Master Jian terhuyung, pedangnya jatuh ke tanah. Ia terlihat sangat lelah dan terluka parah.Lie Feng, meskipun terluka parah, merasakan sesuatu yang berbeda. Sebuah arus energi yang kuat mengalir di dalam tubuhnya. Ini bukan kekuatan bias
Meskipun telah menyegel Raja Kegelapan, ancaman belum sepenuhnya sirna. Kelompok Naga Hitam, walaupun markas utamanya hancur, masih memiliki sel-sel yang tersebar dan kekuatan tersembunyi. Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin, meskipun kekuatannya telah berkurang secara signifikan, harus menghadapi gelombang terakhir ini. Mereka telah mempersiapkan diri sebaik mungkin, memulihkan sedikit kekuatan mereka dan mencari sekutu yang bisa dipercaya."Mereka menyerang dari tiga arah sekali lagi," kata Master Jian, menatap peta strategis yang terbentang di hadapan mereka. "Lebih banyak daripada yang kita harapkan."Mei Lin menggerakkan jari-jarinya, menguji aliran energi dalam tubuhnya. "Kekuatan mereka masih kuat. Mereka pasti telah mempersiapkan diri untuk pertempuran akhir ini."Lie Feng menarik napas dalam-dalam. "Kita tidak bisa meremehkan mereka. Mereka adalah musuh yang licik dan berbahaya. Kita
Buku kuno itu tergeletak di antara mereka bertiga, Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin. Teks kuno yang rumit menggambarkan ritual untuk menyegel Raja Kegelapan, tetapi dengan harga yang sangat mahal. Udara di antara mereka berat, dipenuhi dengan ketakutan dan keraguan."Ritual ini membutuhkan pengorbanan besar," kata Lie Feng, suaranya berat. Ia menelusuri huruf-huruf kuno dengan jari telunjuknya. "Bukan nyawa, tapi… sesuatu yang lebih berharga."Master Jian mengerutkan dahi. "Lebih berharga dari nyawa? Apa maksudmu?"Lie Feng menatap kedua sahabatnya. "Energi dalam tubuh kita. Energi dalam inti kekuatan kita. Ritual ini memerlukan pengorbanan energi yang cukup untuk menyegel Raja Kegelapan. Energi yang cukup untuk menutup celah antara dunia kita dan dunia Raja Kegelapan."Mei Lin menarik napas dalam-dalam. "Jadi, kita harus mengorbankan kekuatan kita?""Tidak semua," jawab Lie Feng. "Tapi sebagian bes
Udara masih dipenuhi aroma asap dan debu, sisa-sisa pertempuran dahsyat di markas Kelompok Naga Hitam. Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin memeriksa medan pertempuran, memeriksa korban dan memastikan tidak ada lagi ancaman yang tersisa. Kelelahan tampak jelas di wajah mereka, tetapi kebanggaan atas kemenangan masih terasa. Namun, keheningan yang menyelimuti mereka lebih menakutkan daripada gemuruh pertempuran sebelumnya."Semua sudah selesai," kata Master Jian, suaranya masih berat karena kelelahan. Ia mengusap pedangnya yang masih berlumuran darah kering. "Kelompok Naga Hitam telah hancur."Mei Lin mengangguk, tetapi tatapannya tetap waspada. "Jangan terlalu cepat merasa aman. Musuh yang kita hadapi mungkin lebih besar daripada yang kita bayangkan."Lie Feng, yang sedang memeriksa sebuah gulungan kuno yang ditemukan di reruntuhan, mengangkat kepalanya. "Kau benar. Gulungan ini... ini bukan milik Kelompok Naga Hitam." Ia membuka gulungan tersebut, menunjukkan huruf-hur
Kegelapan malam menyelimuti lembah, hanya diterangi cahaya bulan redup dan bintang berkelap-kelip. Di balik reruntuhan kuil kuno, Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin memimpin pasukan kecil pilihan mereka. Ketegangan mencekik; setiap hembusan angin membawa aroma tanah dan bau darah samar.Lie Feng, wajahnya dipenuhi tekad, menatap kedua sahabatnya. "Apakah semuanya siap?" tanyanya, suara rendah dan tegas.Master Jian mengangguk. "Semua pasukan di tempat. Siap melancarkan serangan." Ia mengusap pedangnya, memastikan senjata dalam kondisi prima.Mei Lin, tatapan tajam, menambahkan, "Informasi dari Zhao Li sudah kami pelajari. Kami telah mengidentifikasi kelemahan utama markas Kelompok Naga Hitam. Serangan kita akan sangat presisi."Lie Feng mengangguk. "Bagus. Ingat, kita akan menyerang dari tiga arah bersamaan. Master Jian, kau memimpin serangan dari timur. Targetmu gudang senjata dan ruang pertahanan terlemah.""Dimengerti," jawab Master Jian, suaranya tegas. "Pasukan saya siap mengha
Angin malam berdesir di antara pepohonan, membawa aroma tanah basah dan sedikit embun dingin. Lie Feng duduk di puncak bukit, memandang ke arah lembah di bawahnya. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang dipenuhi kelelahan dan keraguan. Pertempuran melawan Kelompok Naga Hitam masih jauh dari selesai, tetapi pertempuran di dalam hatinya justru lebih mengerikan. Ia dihadapkan pada dilema moral yang berat: memaafkan Zhao Li atau menghukumnya.Zhao Li, sahabatnya sejak kecil, telah mengkhianati mereka. Buktinya tak terbantahkan. Namun, di balik pengkhianatan itu, tersimpan sebuah cerita yang lebih kompleks. Zhao Li telah dipaksa oleh Kelompok Naga Hitam untuk membocorkan informasi penting karena keluarganya terancam. Lie Feng telah mengetahui semua ini setelah percakapan panjang dan menyakitkan dengan Zhao Li.Lie Feng menghela napas panjang. "Aku tidak tahu harus berbuat apa," gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. "Aku tidak bisa mem
Angin malam mengoyak reruntuhan Kuil Dewa Langit dengan raungan yang nyaris seperti jeritan hantu. Tetapi angin yang berbisik cerita-cerita dari masa lalu, membawa aroma tanah lembap yang bercampur dengan bau rempah-rempah kuno dan debu berabad-abad."Tempat ini... benar-benar mati," gumam seorang prajurit berjubah hitam, suaranya bergetar diterpa angin. "Apakah kita yakin harus mencari di sini?""Perintah adalah perintah," jawab rekannya, matanya menyipit menembus kegelapan. "Kita harus menemukan apa yang mereka sembunyikan, apa pun itu.""Lihat," prajurit pertama menunjuk ke reruntuhan di depan mereka. "Bangunan itu... dulunya pasti sangat megah.""Tapi sekarang hanya tinggal puing-puing," sahut rekannya, mendengus. "Seperti harapan yang terkubur.""Apa maksud dari ukiran-ukiran ini?" tanya prajurit pertama, mengamati dinding yang remuk. "Apakah ini semacam peringatan?""Entahlah," jawab rekannya, mengangkat bahu. "Yang penting kita menemukan apa yang kita cari, lalu pergi dari te...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments