Karena ayahnya terlibat penipuan investasi bodong, Casey harus melunasi utang 5 miliar kepada kelompok mafia Carter yang dikenal kejam dan tanpa ampun. Untuk melindungi adiknya, ia menjadi pelayan di bawah perintah Harrison Edmund Raymond, bos mafia Carter sekaligus penerus keluarga Raymond keluarga elit yang terkemuka ia memiliki senyum memikat namun ambisi gelap. Di tengah intrik keluarga Raymond dengan Aidan yang menyebalkan dan Leon yang penuh kebencian terhadap Harrison. Casey harus bertahan hidup di dunia penuh bahaya. Akankah ia menemukan cara untuk melawan takdir, atau justru terjebak selamanya dalam bayang-bayang mafia ini?
View MoreWaktu makan siang pun tiba, Ema dan Casey segera menuju ke dapur yang dituntun oleh Ema. Saat mereka ke dapur, beberapa pelayan sudah mengantri dengan wajah lelah, menunggu giliran untuk makan siang mereka. Begitu Ema dan Casey masuk menghadiri ruangan tersebut, suasana yang semula tenang langsung berubah. Beberapa pelayan menatap Casey dengan pandangan sinis bahkan tidak ramah, seolah-olah keberadaannya di sana adalah sesuatu yang tidak diinginkan dan menganggu.Casey merasakan tatapan tajam itu seolah dadanya ditusuk oleh pisau. Ia merasa sangat tidak nyaman, seperti berada di tengah kawanan serigala yang siap memangsa. Tanpa sadar, ia mundur sedikit dan menutup tubuhnya dengan tubuh Ema, berharap bisa melindungi dirinya dari tatapan penuh kebencian itu."Apa-apaan tatapan itu? Kalian pikir aku mau kerja di tempat berbahaya ini?" gerutunya dengan kesal, meski suaranya pelan dan hanya terdengar oleh dirinya sendiri.Namun, meski dalam hati penuh dengan kebencian dan kesal, ia tahu ba
Setelah mereka sampai di ruang utama, Harrison merogoh saku celananya dan mencari sesuatu yang di dalamnya, sebuah bel berukuran kecil berada di gengaman Harrison ia pun segera menekan bel dengan suara yang begitu nyaring. Suara bel yang berbunyi memecah keheningan, dan tak lama setelah itu, seorang pelayan lain muncul mendekat. Pelayan itu adalah orang yang sama yang kemarin dimana ia mengantarkan Casey ke kamar dan juga menyiramkan air dingin padanya untuk membangunkannya tadi pagi.Pelayan itu segera membungkuk hormat pada Harrison saat ia berhadapan dengan tuannya, sikapnya penuh tata krama yang sangat sopan seolah sudah diajarkan atapun sudah rutinitas."Ema, antarkan dia ke kamar mandi, dan tolong berikan ia seragam baru, dia tampak kotor," perintah Harrison pada pelayan itu."Baik, tuan," jawab Ema dengan suara yang tegas dan penuh hormat.Harrison memandang Casey sekilas, memerhatikannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Dan… kau harus ajak dia berkeliling bangunan ini a
Casey mendengar setiap kata itu tidak bisa merespons apapun. Tubuhnya terasa semakin lemah, nyaris kehilangan tenaga untuk tetap berdiri. Meski tugasnya telah selesai, yang membuatnya hampir pingsan rasa lega itu tak pernah ada.Sebaliknya ia merasa penuh ketegangan termasuk ketika ia keluar dan mendapati pria itu berdiri di hadapannya, rasa takut yang telah menguasainya justru bertambah. Ada sesuatu dalam tatapan dingin Harrison, dari cara dia tersenyum tanpa emosi, yang membuat Casey merasa kecil dan tak berdaya. Ia hanya bisa berdiri di sana, membisu, sementara jantungnya berdebar kencang, kakinya terasa diikat oleh sebuah rantai yang tak terihat. "Kebetulan, buaya peliharaanku sedang lapar," ucap Harrison dengan nada santai, namun penuh dengan ironi yang mengerikan."Kamu lemparkan ‘sampah’ itu ke kandangnya. Jaraknya tidak terlalu jauh. Kamu cukup jalan lurus ke depan, dan ketika kamu menemukan pintu warna biru, di situlah kandangnya berada."Harrison berhenti sejenak, menatap C
PERINGATAN UNTUK PEMBACA :Cerita ini ditujukan khusus untuk pembaca dewasa berusia 18 tahun ke atas.Cerita ini mungkin mengandung:Adegan kekerasan, Bahasa eksplisitPembaca di bawah usia 18 tahun dilarang melanjutkan. Mohon Harap Bijak membacaCasey mendapati dirinya berdiri di tengah padang rumput yang luas. Angin berhembus lembut, menyapu wajahnya dengan kehangatan yang menenangkan. Tempat ini terasa asing, namun penuh kedamaian. Casey menyadari bahwa ini pasti mimpi.Di tengah lamunannya, suara yang sangat familiar memanggil namanya.“Casey!”Casey menoleh cepat, mencari sumber suara. Dari kejauhan, ia melihat sosok pria bertubuh gemuk berdiri dengan senyum lebar. Pria itu tampak hangat dan penuh kasih, sosok yang sangat dikenalnya. Ayahnya. Sosok yang selama ini ia cari, sosok yang selalu ia rindukan.“Ayah…” ucap Casey dengan suara bergetar dan berwajah sedih. Ia langsung berlari kecil menghampiri ayahnya. Sang ayah pun melakukan hal yang sama, berlari kecil menghampiri putrin
Akhirnya, Casey pun mengikuti bos mafia itu dengan mobilnya, duduk di sebelahnya dengan hati berdebar-debar. Setiap detik terasa seperti berlarian di atas garis tajam. Mobil itu bergerak dengan tenang, namun ada getaran yang merayap di tubuh Casey, membuatnya merasa tidak nyaman. Aura mencekam yang terpancar dari pria di sampingnya begitu dekat, dan dia terpaksa menelan ludahnya untuk menjaga ketenangan.Di sampingnya, bos mafia itu duduk dengan sikap tenang, matanya terfokus pada jalan di depan, namun juga sesekali menatap jendela mobil yang gelap. Casey merasa seperti berada di ruang hampa, terperangkap dalam ketegangan yang semakin tebal di udara. Suasana mobil itu agak kelam, cahaya lampu dalam mobil hanya memberikan kilau redup, seperti menggambarkan betapa dalamnya kegelapan yang menyelubungi momen itu.Kesunyian yang mengisi ruang di antara mereka terasa begitu berat. Setiap detik berlalu begitu lambat, dan Casey merasa sulit untuk bernapas dengan benar, seo
"5 milyar?" kata Casey, suaranya hampir bergetar. Matanya melotot, mencoba mencerna apa yang baru saja dia dengar. Angka sebesar itu terasa seperti candaan. Namun pria di depannya mengenakan jas hitam dan kacamata hitam, hanya tersenyum sinis seolah menikmati reaksi tak percaya dari remaja 19 tahun itu."Apakah wajah saya terlihat seperti sedang bercanda?" ujar pria itu dengan keyakinan yang tak terbantahkan, suaranya tegas, tidak memberikan ruang untuk keraguan."Tapi... saya tidak punya uang sebesar itu," jawab Casey dengan nada lemas, bibirnya hampir gemetar. Pria itu mendengus, matanya kini tertuju pada rumah mewah yang ada di belakang Casey, rumah yang seakan menjadi simbol kekayaan mereka."Lalu, ada apa dengan rumah ini?" tanya pria itu, nada suaranya menunjukkan ketidakpercayaan. Bagi pria itu, rumah sekelas ini seharusnya tidak dimiliki oleh seseorang yang mengaku tidak mampu membayar kerugian besar.Casey terhenyak mendengar pertanyaan itu. Sebenarnya, keluarganya hanya oran
"5 milyar?" kata Casey, suaranya hampir bergetar. Matanya melotot, mencoba mencerna apa yang baru saja dia dengar. Angka sebesar itu terasa seperti candaan. Namun pria di depannya mengenakan jas hitam dan kacamata hitam, hanya tersenyum sinis seolah menikmati reaksi tak percaya dari remaja 19 tahun itu."Apakah wajah saya terlihat seperti sedang bercanda?" ujar pria itu dengan keyakinan yang tak terbantahkan, suaranya tegas, tidak memberikan ruang untuk keraguan."Tapi... saya tidak punya uang sebesar itu," jawab Casey dengan nada lemas, bibirnya hampir gemetar. Pria itu mendengus, matanya kini tertuju pada rumah mewah yang ada di belakang Casey, rumah yang seakan menjadi simbol kekayaan mereka."Lalu, ada apa dengan rumah ini?" tanya pria itu, nada suaranya menunjukkan ketidakpercayaan. Bagi pria itu, rumah sekelas ini seharusnya tidak dimiliki oleh seseorang yang mengaku tidak mampu membayar kerugian besar.Casey terhenyak mendengar pertanyaan itu. Sebenarnya, keluarganya hanya oran...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments