All Chapters of Pelayan Cantik dalam Cengkraman Sang Mafia: Chapter 1 - Chapter 4

4 Chapters

HUTANG AYAH

"5 milyar?" kata Casey, suaranya hampir bergetar. Matanya melotot, mencoba mencerna apa yang baru saja dia dengar. Angka sebesar itu terasa seperti candaan. Namun pria di depannya mengenakan jas hitam dan kacamata hitam, hanya tersenyum sinis seolah menikmati reaksi tak percaya dari remaja 19 tahun itu."Apakah wajah saya terlihat seperti sedang bercanda?" ujar pria itu dengan keyakinan yang tak terbantahkan, suaranya tegas, tidak memberikan ruang untuk keraguan."Tapi... saya tidak punya uang sebesar itu," jawab Casey dengan nada lemas, bibirnya hampir gemetar. Pria itu mendengus, matanya kini tertuju pada rumah mewah yang ada di belakang Casey, rumah yang seakan menjadi simbol kekayaan mereka."Lalu, ada apa dengan rumah ini?" tanya pria itu, nada suaranya menunjukkan ketidakpercayaan. Bagi pria itu, rumah sekelas ini seharusnya tidak dimiliki oleh seseorang yang mengaku tidak mampu membayar kerugian besar.Casey terhenyak mendengar pertanyaan itu. Sebenarnya, keluarganya hanya oran
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

MENJADI PELAYAN RAYMOND

Akhirnya, Casey pun mengikuti bos mafia itu dengan mobilnya, duduk di sebelahnya dengan hati berdebar-debar. Setiap detik terasa seperti berlarian di atas garis tajam. Mobil itu bergerak dengan tenang, namun ada getaran yang merayap di tubuh Casey, membuatnya merasa tidak nyaman. Aura mencekam yang terpancar dari pria di sampingnya begitu dekat, dan dia terpaksa menelan ludahnya untuk menjaga ketenangan.Di sampingnya, bos mafia itu duduk dengan sikap tenang, matanya terfokus pada jalan di depan, namun juga sesekali menatap jendela mobil yang gelap. Casey merasa seperti berada di ruang hampa, terperangkap dalam ketegangan yang semakin tebal di udara. Suasana mobil itu agak kelam, cahaya lampu dalam mobil hanya memberikan kilau redup, seperti menggambarkan betapa dalamnya kegelapan yang menyelubungi momen itu.Kesunyian yang mengisi ruang di antara mereka terasa begitu berat. Setiap detik berlalu begitu lambat, dan Casey merasa sulit untuk bernapas dengan benar, seo
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

PEKERJAAN PERTAMA CASEY

PERINGATAN UNTUK PEMBACA :Cerita ini ditujukan khusus untuk pembaca dewasa berusia 18 tahun ke atas.Cerita ini mungkin mengandung:Adegan kekerasan, Bahasa eksplisitPembaca di bawah usia 18 tahun dilarang melanjutkan. Mohon Harap Bijak membacaCasey mendapati dirinya berdiri di tengah padang rumput yang luas. Angin berhembus lembut, menyapu wajahnya dengan kehangatan yang menenangkan. Tempat ini terasa asing, namun penuh kedamaian. Casey menyadari bahwa ini pasti mimpi.Di tengah lamunannya, suara yang sangat familiar memanggil namanya.“Casey!”Casey menoleh cepat, mencari sumber suara. Dari kejauhan, ia melihat sosok pria bertubuh gemuk berdiri dengan senyum lebar. Pria itu tampak hangat dan penuh kasih, sosok yang sangat dikenalnya. Ayahnya. Sosok yang selama ini ia cari, sosok yang selalu ia rindukan.“Ayah…” ucap Casey dengan suara bergetar dan berwajah sedih. Ia langsung berlari kecil menghampiri ayahnya. Sang ayah pun melakukan hal yang sama, berlari kecil menghampiri putrin
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Terperangkap dalam Ketakutan

Casey mendengar setiap kata itu tidak bisa merespons apapun. Tubuhnya terasa semakin lemah, nyaris kehilangan tenaga untuk tetap berdiri. Meski tugasnya telah selesai, yang membuatnya hampir pingsan rasa lega itu tak pernah ada.Sebaliknya ia merasa penuh ketegangan termasuk ketika ia keluar dan mendapati pria itu berdiri di hadapannya, rasa takut yang telah menguasainya justru bertambah. Ada sesuatu dalam tatapan dingin Harrison, dari cara dia tersenyum tanpa emosi, yang membuat Casey merasa kecil dan tak berdaya. Ia hanya bisa berdiri di sana, membisu, sementara jantungnya berdebar kencang, kakinya terasa diikat oleh sebuah rantai yang tak terihat. "Kebetulan, buaya peliharaanku sedang lapar," ucap Harrison dengan nada santai, namun penuh dengan ironi yang mengerikan."Kamu lemparkan ‘sampah’ itu ke kandangnya. Jaraknya tidak terlalu jauh. Kamu cukup jalan lurus ke depan, dan ketika kamu menemukan pintu warna biru, di situlah kandangnya berada."Harrison berhenti sejenak, menatap C
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status