Tunangan Kontrak Presdir Tampan

Tunangan Kontrak Presdir Tampan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Oleh:  AinjaeBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
18Bab
112Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Diselingkuhi sang suami sejak hari pertama pernikahan membuat Lydia rela melakukan hal gila: menghabiskan malam panas dengan pria asing yang menjadi muse lukisannya. Tapi, siapa sangka pria itu adalah presdir tampan yang menaruh dendam pada suaminya, bahkan menawari Lydia sebuah kontrak pertunangan?!

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1 - Suami Peselingkuh

Alunan tenang piano musik klasik Nocturne in E Flat Major Op. 9 No. 2 karya Chopin menemani Lydia yang sedang melukis.Meski demikian, hasil lukisan Lydia menggambarkan kemarahan terpendam di balik raut datar dan tatapan dinginnya.Lukisan abstrak yang tak semua orang akan paham maknanya. Campuran warna merah, hitam, dan oranye dengan sapuan kasar dan tebal seolah warna-warna itu sedang berperang.Di bagian tengah lukisan, terdapat wajah yang tampak pecah dan terdistorsi, menggambarkan pengkhianatan yang selama ini dilakukan suaminya!“Sayang.....”Tanpa menoleh pun Lydia sudah tahu siapa yang memanggilnya ‘sayang’, dan siapa yang bisa masuk ke dalam paviliun belakang yang dikhususkan untuk tempat melukisnya? Tentu saja, siapa lagi kalau bukan Marcell, suaminya?Lydia menoleh, menatap pria yang berjalan mendekatinya dengan tampilan berantakan dan noda lipstik di bibir serta tubuh bagian lainnya. Belum lagi kiss mark di leher, seolah Marcell sedang pamer kalau dia baru saja ‘tidur’ de...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
rahayu
baguss seruu. lanjut kakk semangat
2025-03-08 16:34:41
2
18 Bab
Bab 1 - Suami Peselingkuh
Alunan tenang piano musik klasik Nocturne in E Flat Major Op. 9 No. 2 karya Chopin menemani Lydia yang sedang melukis.Meski demikian, hasil lukisan Lydia menggambarkan kemarahan terpendam di balik raut datar dan tatapan dinginnya.Lukisan abstrak yang tak semua orang akan paham maknanya. Campuran warna merah, hitam, dan oranye dengan sapuan kasar dan tebal seolah warna-warna itu sedang berperang.Di bagian tengah lukisan, terdapat wajah yang tampak pecah dan terdistorsi, menggambarkan pengkhianatan yang selama ini dilakukan suaminya!“Sayang.....”Tanpa menoleh pun Lydia sudah tahu siapa yang memanggilnya ‘sayang’, dan siapa yang bisa masuk ke dalam paviliun belakang yang dikhususkan untuk tempat melukisnya? Tentu saja, siapa lagi kalau bukan Marcell, suaminya?Lydia menoleh, menatap pria yang berjalan mendekatinya dengan tampilan berantakan dan noda lipstik di bibir serta tubuh bagian lainnya. Belum lagi kiss mark di leher, seolah Marcell sedang pamer kalau dia baru saja ‘tidur’ de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Bab 2 - Muse Lukisan Telanjang
Dengan wajah datar yang menyembunyikan kemarahannya, Lydia menginjak kuat sapu tangan miliknya di bawah sambil membayangkan dia menginjak Marcell dan Adel.Tatapan Lydia belum lepas dari Marcell, begitu tajam tanpa ada yang menyadarinya, seolah tatapan itu bisa membunuh Marcell seperti pedang tajam yang menghunus.‘Berapa lama lagi aku harus menahan penderitaan ini? Kapan aku bisa bebas?’ batin Lydia.Lydia menoleh, menatap jendela besar di samping. Dia ingin segera bebas dari keterikatan dengan Marcell dan membalas dendam, tapi tidak bisa. Ah, bukan tidak, melainkan belum.Dia kembali bersabar, seperti yang biasa dia lakukan selama dua tahun pernikahan, sabar menghadapi tingkah Marcell dan jal*ngnya yang menjijikkan.Lydia hendak melangkah ke kamar, tapi seoarang ART menghampirinya lalu mengambilkan sapu tangannya di lantai.“Ini sapu tangan Anda, Nyonya. Mau saya cuci atau bagaimana?” tanya ART tersebut dengan pandangan iba kepada Lydia, tentu saja dia tahu apa yang dialami oleh maj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Bab 3 - Galeri Seni, Pria Bermata Biru
Lydia melangkah memasuki galeri seni. Dress selutut berwarna putih tulang yang membalut tubuhnya mengayun anggun seiring dengan langkahnya.High heels yang dia kenakan mengetuk lantai marmer hingga menimbulkan bunyi. Meskipun tampak tenang di luar, sebenarnya di dalam hati, Lydia begitu berjegolak dikuasai emosi. Bagaimana tidak? Pagi tadi, lagi-lagi dia melihat sang suami bersama wanita j*langnya.Lydia berjalan menghampiri salah satu lukisan yang dipajang, lukisan itu adalah karyanya. Memiliki judul Metamorfosis Sunyi.“Cakep banget lukisannya,” puji seorang wanita, tanpa tahu kalau sang pelukis ada di sebelahnya.“Iya, indah loh. Ada bunga-bunga, itu maknanya apa, ya?” sahut wanita lain di sebelahnya.Lydia melirik sekilas. Mereka terlihat seperti masih mahasiswa, mungkin mengunjungi galeri seni untuk melihat-lihat saja, tanpa terlalu paham soal lukisan.Lydia turut menatap ke depan, ke lukisannya yang dipajang. Di kanvas berukuran besar itu menampilkan seorang wanita dengan mata t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Bab 4 - Pertemuan Keluarga, Hamil?
“Tentu saja lukisannya yang indah, memangnya apa lagi kalau bukan lukisannya?” dusta Lydia.Padahal yang dia maksud indah adalah pria di dekatnya ini.Lydia memasang senyum anggun, senyum palsu yang sudah bertahun-tahun diasahnya dengan sempurna. Tanpa ragu, Lydia merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan sebuah kartu nama, kemudian menyodorkannya kepada pria di hadapannya.“Saya seorang pelukis. Lukisan saya juga ada di sini,” ucapnya.Pria itu mengambil kartu nama Lydia, menatapnya sekilas lalu kembali mengamati wajah Lydia dengan ekspresi yang sulit diartikan.Lydia menahan napas untuk sesaat, jantungnya masih berdegup tak karuan.Lydia belum pernah merasa begitu terpikat oleh seorang pria seperti ini. Ada sesuatu tentang pria ini yang membuatnya bergidik, bukan karena takut, tetapi karena sesuatu yang lebih dalam dan sulit dijelaskan.Lydia mengamati pria itu. Barang-barang yang dikenakannya jelas bukan barang biasa.Sepatu kulit berkualitas tinggi yang harganya mencapai ratusan juta,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Bab 5 - Mabuk
“Oke, Pa. Aku dan Lydia sudah sepakat, kami akan berusaha lebih keras agar bisa segera punya anak,” ujar Marcell.Sontak, Lydia melotot. Dia belum menyatakan setuju! Namun, pendapatnya mana mungkin digubris ‘kan?Lydia ingin tertawa miris. Setelah dinikahkan paksa, apa dia juga akan dipaksa hamil anak Marcell?Astaga, Lydia tidak bisa membayangkan, bahkan selama dua tahun ini, dia tidak pernah ‘tidur’ bersama Marcell.Ya, itu benar. Sejak malam pernikahan mereka, Lydia sempat menerima Marcell dan hendak pasrah jika diajak berhubungan badan. Namun, di hari itu, Lydia memergoki Marcell berselingkuh. Di hari pertama pernikahan mereka!Dia syok, dan mulai mengetahui tabiat buruk Marcell. Mulai saat itu, dia bertekad untuk tidak akan pernah membiarkan Marcell ‘tidur’ dengannya.Namun, tentu saja, orang tuanya dan orang tua Marcell tidak tahu tentang itu, soal mereka yang bahkan belum pernah ‘tidur’ bersama. Kalau tahu, mungkin dia yang akan dimarahi alih-alih Marcell.“Papa harap bisa mend
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Bab 6 - Club Malam
Baru saja Lydia mendapatkan ide agar Marcell tidak menyentuhnya malam ini.“Oke, aku setuju. Ayo kita ‘tidur’ bersama malam ini juga. Tapi ini pengalaman pertamaku dan aku gugup, bisa kita minum-minum dulu biar lebih rileks?”“Oke.”Lydia menghela napas lega ketika Marcell melepaskan tangannya. Rencananya adalah membuat Marcell tepar karena mabuk, dengan begitu mereka akan batal berhubungan badan.Marcell keluar kamar usai berganti pakaian. Tak lama, dia kembali dengan membawa sebotol vodka. Dia duduk di sebelah Lydia, bersama-sama di sofa panjang di kamar mereka.Lydia menerima gelas yang dituangkan cairan alkohol itu oleh Marcell. Mereka lantas mulai minum bersama.Sesekali Lydia melirik Marcell yang minum lebih cepat darinya. Memang toleransi alkohol Marcell lebih bagus darinya, Lydia pun hanya menyesap sedikit. Lagi pula, tujuannya membuat Marcell mabuk.“Sudah cukup rileks atau belum?” tanya Marcell.Lydia menggeleng. “Aku masih gugup, sebentar lagi. Kamu juga minumlah lagi.”Usa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Bab 7 - Malam Panas, Hilang Keperawanan
Lydia pikir, Marcell mungkin tak akan sudi menyentuhnya kalau dia sudah disentuh oleh pria lain.“Perfect!”Lydia menatap cermin, menampilkan pantulan dirinya yang mengenakan dress seksi setengah paha, berbelahan dada rendah, dan punggungnya terbuka. Dress berwarna merah menyala, dia juga memakai make up tebal dengan lipstik berwarna merah.“Bukankah aku sudah seperti wanita nakal?” kata Lydia ke dirinya sendiri.Ini sungguh bukan dirinya, tapi Lydia ingin membangkang untuk malam ini, untuk pertama kalinya setelah dua tahun pernikahan mereka.Lydia mengenakan cardigan panjang untuk menutupi tubuh seksinya, kemudian ke basement untuk mengambil salah satu mobil Marcell.Lydia kemudikan mobil itu sendirian, membelah jalan raya di malam hari.Tiba di dalam sebuah night club, cahaya remang-remang dan musik yang memekakkan telinga menyambutnya. Lydia berkeliling sambil menatap sekitar, mencari seorang pria yang sekiranya bisa dia jadikan teman tidurnya malam ini.Belum ada pria yang menarik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Bab 8 - Kabur?
"Gila!" batin Lydia memikirkan semua. Dia dan Damian sudah mencapai puncaknya,tapi permainan belum barakhir.Damian membawanya ke hotel, kemudian berlanjut menggempurnya di ronde berikutnya. Lydia dibuat menjerit nikmat di kamar hotel, melakukan hubungan terlarang itu untuk yang kedua kalinya.Di pagi hari, Lydia terbangun dengan tubuh yang terasa begitu lelah, tulang-tulangnya seperti mau copot! Dan bagian bawahnya terasa nyeri.“Awh!” pekik Lydia ketika akan beranjak duduk.Lydia meringis, dia bangun perlahan sambil melirik di sebelahnya. Sosok Damian masih memejamkan mata, tidur dengan tampang tenang.Tatapan Lydia lantas tertuju ke dada bidang Damian yang terekspos, Damian masih belum mengenakan pakaian.Glek!Lydia meneguk ludahnya dengan kasar. Wah … betapa indahnya tubuh Damian, membuat keinginan Lydia untuk melukis tubuh telanjang itu muncul lagi.Lydia menggeleng, berusaha menyadarkan dirinya. Ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan itu. Sekarang dia harus segera kabur se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Bab 9 - Tawaran Lydia
Jantung Lydia berdegup kencang, dadanya naik turun dalam ritme tak terkendali. Tenggorokannya mendadak kering, seolah kata-katanya tersangkut di sana, enggan keluar.Keterkejutan melandanya begitu dalam hingga Lydia hanya bisa kembali membisu, berdiri mematung di hadapan Damian.Sedangkan Damian tampak tenang, memandang Lydia dengan sorot yang sulit diartikan.“Kita bertemu lagi,” ucap Damian.Suara Damian yang dalam membuat Lydia tersentak, lamunannya buyar.Lydia berdehem. Hanya mendengar suara Damian pun membuatnya merasa tergoda, nada yang rendah dan sedikit serak membuatnya berdesir. Sejenak, Lydia lupa cara bernapas.Sial!Ada apa dengan dirinya? Lydia baru pertama kali merasakan hal seperti ini, bahkan dengan Marcell pun dia tidak pernah merasakannya. Apa mungkin karena malam itu mereka sudah menghabiskan kegiatan panas bersama?“Ya, kita bertemu lagi,” sahut Lydia, memaksakan senyum yang terkesan kaku. “Anda di sini …”Ingin sekali Lydia bertanya, mengapa bisa Damian ada di si
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Bab 10 - Sindiran Pedas Damian
Damian mengernyit. “Balas dendam?”“Ya. Detailnya akan saya jelaskan nanti, kita harus bertemu di tempat lain, hanya berdua. Anda masih menyimpan kartu nama saya ‘kan?”Damian mengangguk singkat.“Kalau begitu, hubungi saya saat Anda setuju, kita bisa langsung bertemu dan membicarakan detailnya.”Lydia tidak melihat perubahan di raut wajah Damian, masih tampak datar. Berbeda sekali dengan malam itu, dia bisa melihat raut kenikmatan di wajah Damian.Astaga, apa yang dia pikirkan?! Ini bukan waktunya untuk memikirkan hal mesum.“Lalu apa yang saya dapatkan dengan membantumu? Selain kamu menjadi tunangan pura-pura saya. Tanpa kamu pun saya bisa mencari wanita lain,” ujar Damian.Lydia meneguk ludah. Dari perkataan Damian, seolah Damian ingin dia membuktikan ‘nilai’ dirinya di hadapan Damian, apakah dia benar-benar berguna atau tidak? Nada bicara Damian pun terkesan menuntut dengan aura mengintimidasi, berbeda dengan malam itu.“Harus saya, anda nggak akan kecewa kalau memanfaatkan saya.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status