Kembali dari luar negeri dan menghadiri pesta reuni, Kayla Azura Malik malah berujung melakukan one night stand dengan seorang pria dalam keadaan mabuk. Yang lebih parahnya, pria yang tidur dengan Kayla ternyata adalah Kaisar William Drake, teman baik kakaknya sendiri sekaligus cinta pertama Kayla dulu! Tidak ingin terkena masalah, Kayla kabur dan berniat menyembunyikan apa yang terjadi malam itu. Namun, masalah menjadi semakin runyam saat William tiba-tiba mendatangi keluarga Kayla dan melamarnya! Kayla: “Aku tidak mau menikah dengannya!" | William: "Kalau kamu masih menolak, akan kusebar kenyataan kita sudah tidur bersama."
View MoreExtra Chapter. Ghafa Sandra 1. Pertemuan Kembali.Sandra melangkah masuk ke dalam kafe dengan wajah kusut. Rambutnya yang biasanya rapi terlihat berantakan, menandakan betapa kacau harinya. Ia baru saja berdebat sengit dengan ayahnya, seorang pebisnis sukses yang selalu memandang dunia seni sebagai hal remeh. Sang ayah menginginkan Sandra fokus pada perusahaan keluarga, namun hatinya menolak keras. Dunia seni adalah rumah bagi Sandra, tempat ia menemukan kebebasan dan ekspresi sejati dan itu sejak dulu tidak disukai oleh ayahnya.Dan ayahnya makin marah karena dia gagal membawa proposal kerjasama dengan Ellysium Luminar Indonesia. Sandra melewati kursi seseorang yang saat itu posisinya berada sedikit menghalangi jalan. Dia duduk di bangku pojok yang bisa melihat ke arah jalan. Beberapa kali Sandra menghela napasnya. Mencoba mengingat kejadian beberapa hari lalu. Pria yang bernama William itu ternyata juga sudah beristri dan istirnya mungkin memiliki hubungan yang rumit dan tidak baik
Setelah beberapa bulan penuh suka dan duka, bayi Kayla dan William kini telah berusia 6 bulan. Hari itu, mereka membawa bayi mereka untuk imunisasi di klinik langganan keluarga. Perjalanan mereka merawat bayi prematur ini tidaklah mudah. Kayla sempat hampir terkena baby blues syndrome karena kurangnya tidur dan kekhawatiran berlebih terhadap kondisi bayinya. Namun, berkat dukungan William yang selalu hadir, membantu bangun tengah malam, dan memberikan semangat, Kayla mampu melewati masa-masa sulit tersebut dengan cepat. Saat ini, Kayla merasa campur aduk antara lega dan sedikit gugup, tetapi kehadiran William di sisinya memberikan ketenangan yang ia butuhkan.Sore itu, sebuah mobil keluarga berhenti di depan rumah besar keluarga Drake. Di depan pintu, Hana, Andre, Risda, Anthony, Daisy, dan Walter sudah menunggu dengan antusias. Bahkan Ghafa, Kakak Kayla sudah datang bersama dengan kekasih hatinya.William memeluk tubuh sang istrinya dengan lembut. Di tangannya yang lain, ia menggendon
William segera pergi ke rumah sakit dimana tempat Kayla berada, dalam perjalan tersebut dia juga sudah menghubungi Hana dan juga Risda, yang kebetulan keduanya masih ada di sini saat ini. Mereka bergerak ke rumah sakit tersebut dengan cepat. Sesampainya di sana, dia bertemu dengan dokter yang langsung menanganinya.“Nyonya Kayla harus segera dilakukan tindakan operasi agar tidak membahayakan dirinya dan juga anak yang ada dalam kandungannya.” Itu yang dikatakan dokter saat itu.Hal ini tentu membuat Kepala William berputar dan terasa sangat sakit sekali, rasanya penyesalan sangat kuat menjalar dalam tubuhnya sekarang ini.“Bagaimana Kayla, Will?” tanya Hana saat bertemu dengan William yang terlihat cukup gugup di depan ruang operasi.“Kayla harus dilakukan tindakan segera, Ma.” William berkata dengan suara lemah.“Bagaimana bisa Kayla mengalami kecelakaan? Apa sopir kamu tidak membawa kendaraan dengan hati-hati?” Risda kali ini bicara dengan nada cemas.“Tadi ada kendaraan yang remnya
Kayla berdiri di depan cermin, mengamati bayangan dirinya sendiri dengan raut wajah penuh rasa ingin tahu. Perutnya yang kini membuncit lima bulan tampak menonjol di balik kaus longgar yang ia kenakan. Ia memutar tubuhnya perlahan, memandangi bentuk tubuhnya dari berbagai sisi, lalu tersenyum kecil.“Kak Will, ini bakalan besar banget, pasti ya?” katanya sambil menoleh ke arah William, yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk melilit lehernya.William mendekat tanpa berkata apa-apa, menyelinap di belakang Kayla. Ia melingkarkan lengannya di pinggang istrinya, lalu menempelkan dagunya ke bahu Kayla. Tangan besarnya dengan lembut mengusap perut Kayla yang membuncit, seolah-olah mencoba menyapa bayi mereka.“Dia tentu akan membesar,” gumam William sambil tersenyum tipis, matanya memandangi bayangan mereka berdua di cermin. Ada kebahagiaan yang samar di matanya, meski bibirnya hanya melengkungkan senyum sederhana.Kayla berbalik dengan cepat, menyandarkan tanga
Saat kaki Kayla melangkah masuk ke dalam ruangan itu, dia benar-benar sangat merasa senang, semua nampak nyata, dia dan William akan diperkenalkan secara resmi sebagai pasangan suami istri dari Keluarga Drake yang tersohor dan terhormat.Acara satu per satu berjalan sesuai agenda, saat Walter Drake memperkenalkan keduanya sebagai pasangan resmi, para tamu undangan sangat terkesan dan kagum. Lalu, Walter juga mengumumkan tentang pengunduran dirinya dari kepemimpinan raksasa usaha Ellysium Luminar Group milik Keluarga Drake, dan menyatakan dengan tegas kalau saat ini, semuanya dipegang penuh oleh Kaisar William Drake, satu-satunya pewaris Keluarga Drake.Suasana makin meriah, walau begitu, sesekali William bertanya pada Kayla, apakah dia sudah lelah? Namun, Kayla tentu saja tidak lelah, dia malah senang dengan apa yang terjadi saat ini. William yang terkenal dingin sebelumnya terlihat cukup banyak tersenyum saat acaranya berlangsung. Kemudian satu momen dimana akhirnya William memutar s
Di kamar, setelah semuanya selesai, William duduk di tepi ranjang sambil memeriksa dokumen di laptopnya. Kayla duduk di sebelahnya, memandangi wajah William yang serius. Tanpa sadar, ia tersenyum kecil.“Kak Will,” panggil Kayla lembut.“Hm?” William menoleh.Kayla memeluk lengan suaminya, menyandarkan kepalanya di bahunya. “Aku benar-benar bahagia.”William tersenyum kecil, lalu menutup laptopnya. “Aku juga, Kay.” Tangannya membelai rambut Kayla dengan lembut, sebelum berbisik, “Terima kasih sudah memberiku kesempatan untuk menjadi ayah. Aku akan memastikan kamu dan anak kita selalu bahagia.”Kayla terdiam, tetapi hatinya berbunga-bunga. Saat William mengecup keningnya dengan penuh kasih, ia tahu bahwa kebahagiaan ini adalah awal dari perjalanan indah mereka bersama.*** Keesokan harinya, Kayla dikejutkan dengan kedatangan orang tuanya dan juga Ghafa di kediaman Keluarga Drake saat dia selesai konsultasi dengan dokter kandungannya.“Papa, mama?!” Kayla tidak percaya mereka sudah ada
Di ruang tunggu yang cukup ramai ini, William duduk dengan gelisah, jarinya mengetuk-ngetuk paha tanpa sadar. Pria yang biasanya memancarkan ketenangan seperti batu kini terlihat tidak sabar. Matanya terus melirik ke arah pintu ruangan dokter, lalu kembali ke Kayla yang tampak sibuk mengunyah camilannya.“Ini, minum dulu. Sebentar lagi giliran kita,” ujar William dengan nada pelan, hampir seperti bisikan. Tangannya menyodorkan botol air mineral ke arah Kayla, dia berkata dengan sangat hati-hati.Kayla menerima botol itu, menatap William sejenak sebelum tersenyum tipis. “Santai saja, Kak Will. Aku baik-baik saja.” Nada santainya membuat William sedikit lega, meski pikirannya tetap penuh dengan kekhawatiran, takut kalau-kalau nanti Kayla kembali meraung seperti di dalam mobil tadi.Bukan tanpa alasan dia khawatir, karena barusan saja, saat berjalan menuju ruang tunggu ini, Kayla hampir menangis hanya karena William berjalan mendahuluinya. Dia tidak mengira istrinya bisa sesensitif itu. B
Wajah Daisy dan Risda terlihat senang, dari cara William dan Kayla menatap ini seperti menunjukkan hal-hal bahagia yang sebentar lagi akan datang ke keluarga ini.“Bagaimana? Apa itu sudah cukup lama?” desak Daisy, sementara Risda, Ibu William lebih kalem dengan tidak banyak bicara.“Itu ….” Kayla diam dan menatap William.“Apa itu terakhir saat awal pernikahan kita?” tanya William cepat.Pernyataan yang dilontarkan William barusan membuat Kayla mengangguk malu-malu.“Ah! Sepertinya kita akan kedatangan tamu besar di keluarga kita.” Daisy berkata dengan penuh semangat lalu melihat ke arah Risda dengan senyum merekah.“Sebaiknya Will, coba kamu bawa Kayla ke dokter sekarang.” Giliran Risda yang penuh semangat kali ini menyuruh anaknya untuk segera mencari kepastian yang tentunya lebih akurat.“Nah, benar, cepatlah Will, nenek yakin kita pasti akan ada anggota baru di keluarga kita.”Lalu, kedua orang ini menyuruh William dan mendesak keduanya untuk segera pergi ke dokter.Sebelum Willi
Suasana sore di kediaman keluarga Drake dipenuhi canda tawa yang hangat. Walter, yang baru saja pulang dari rumah sakit, duduk di sofa ruang tengah dengan senyum lembut di wajahnya. Anthony, Risda, Daisy dan Kayla duduk di sekitarnya, berbagi cerita ringan yang menghangatkan hati. Ruangan itu dipenuhi aura nostalgia dan kebahagiaan.Kayla, yang biasanya lebih pendiam di hadapan anggota keluarga Drake lainnya, hari itu terlihat lebih santai. Senyumnya tak pernah lepas saat mendengarkan cerita-cerita Walter tentang masa mudanya. Ia sesekali melontarkan komentar yang membuat semuanya tertawa.“Jadi, Kakek benar-benar sempat mencoba drifting dengan mobil antik hanya untuk menghindari nenek yang sedang marah?” Kayla tertawa, membayangkan adegan yang diceritakan Walter.“Tentu saja,” Walter menjawab dengan nada bercanda. “Saat itu nenekmu benar-benar mengerikan jika sudah marah. Tapi lihat, aku masih hidup sampai sekarang, bukan?”Anthony dan Risda ikut tertawa. Rasanya sudah lama sekali mer
“Uhh ...” lenguh Kayla selagi memegang kepalanya yang terasa pening. “Kepalaku sakit sekali ….” Sembari menggerutu dengan mata terpejam, wanita bersurai cokelat panjang bergelombang itu berusaha untuk mengingat apa yang terjadi di malam yang lalu. “Minum Kay!” “Habiskan!” “Ah! Kamu kalah lagi!” “Sudah, jangan dipaksa, kamu tidak cukup kuat untuk meneguknya!” “Kamu sudah mabuk, Kay!” Kalimat-kalimat itu masih terngiang di kepala Kayla Semalam, Kayla diajak reuni oleh teman-temannya di salah satu hotel bintang lima. Awalnya, wanita itu berpikir kalau tujuan pertemuan tersebut hanyalah sebatas temu kangen berupa makan malam di restoran atau ruang khusus hotel. Sayangnya, Kayla terlalu bodoh untuk berpikir panjang, sampai-sampai dia lupa bahwa kelompok temannya yang satu ini adalah tipe yang lebih suka menghabiskan waktu dengan minum di bar. Alhasil, di sinilah Kayla sekarang, merutuki kebodohannya yang mau saja lanjut ikut di acara itu, apalagi saat teman-temanny...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments