Istri Kedua yang Tersakiti

Istri Kedua yang Tersakiti

last updateLast Updated : 2024-10-30
By:   R.D. Skypigeon  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
139Chapters
693views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Jelita, seorang gadis berusia 25 tahun, terpaksa menikah dengan Bambang, pria berusia 45 tahun yang merupakan suami dari tantenya sendiri, Novita. Pernikahan ini diatur sebagai bentuk balas budi atas bantuan Novita kepada keluarga Jelita saat menghadapi krisis finansial dan kesehatan ayahnya tujuh tahun lalu. Novita, yang merupakan pewaris tunggal, tidak dapat memberikan keturunan sebagai penerus Baskara Group. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menjadikan anak dari adik angkatnya sebagai istri kedua Bambang dengan tujuan mendapatkan keturunan dan ahli waris. Cerita ini menggambarkan konflik batin Jelita yang harus mengorbankan impian dan cita-citanya demi membalas budi dan memenuhi harapan keluarga. Pernikahan yang tidak didasari cinta, melainkan kewajiban dan harapan untuk mendapatkan keturunan. Akankah benih-benih cinta muncul di dalam hubungan Jelita dan Bambang?

View More

Latest chapter

Free Preview

BAB 1 - Gundah di Balik Kebaya Sutra

Jelita menatap bayangannya di cermin besar yang menghiasi ruang tunggu pengantin. Kebaya putih mewah membalut tubuhnya yang ramping, namun wajahnya yang cantik tampak pucat. Jari-jarinya yang lentik bergetar saat ia mencoba merapikan hiasan rambutnya untuk kesekian kalinya."Tenang, Jelita. Kamu bisa melakukan ini," bisiknya pada diri sendiri, suaranya bergetar. "Ini adalah hari bahagiamu. Kamu akan menjadi seorang istri."Namun kenyataan yang tak terucap menghantui pikirannya: ia akan menjadi istri kedua dari Bambang, yang tak lain adalah suami dari Novita. Seorang pria berusia 45 tahun, dua puluh tahun lebih tua darinya.Novita adalah kakak dari ibu Jelita sekaligus pewaris tunggal dari Baskara Group. Perusahaan besar dan terkenal di pusat kota Jakarta. Saat Novita berusia 5 tahun, orang tuanya mengangkat seorang anak perempuan dari sebuah panti asuhan di pusat kota.Jelita menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang semakin cepat. "Paman Bambang adalah pam...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
Rian's Wife
Ceritanya oke saya suka
2024-12-05 14:42:18
1
user avatar
Rizky Dian
ceritanya bagus lanjutkan, thor
2024-10-16 09:58:19
2
139 Chapters
BAB 1 - Gundah di Balik Kebaya Sutra
Jelita menatap bayangannya di cermin besar yang menghiasi ruang tunggu pengantin. Kebaya putih mewah membalut tubuhnya yang ramping, namun wajahnya yang cantik tampak pucat. Jari-jarinya yang lentik bergetar saat ia mencoba merapikan hiasan rambutnya untuk kesekian kalinya."Tenang, Jelita. Kamu bisa melakukan ini," bisiknya pada diri sendiri, suaranya bergetar. "Ini adalah hari bahagiamu. Kamu akan menjadi seorang istri."Namun kenyataan yang tak terucap menghantui pikirannya: ia akan menjadi istri kedua dari Bambang, yang tak lain adalah suami dari Novita. Seorang pria berusia 45 tahun, dua puluh tahun lebih tua darinya.Novita adalah kakak dari ibu Jelita sekaligus pewaris tunggal dari Baskara Group. Perusahaan besar dan terkenal di pusat kota Jakarta. Saat Novita berusia 5 tahun, orang tuanya mengangkat seorang anak perempuan dari sebuah panti asuhan di pusat kota.Jelita menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang semakin cepat. "Paman Bambang adalah pam
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more
BAB 2 - Hutang Budi Harus Dibayar
"Kau cantik sekali, Nak," bisik ayahnya dengan bangga. "Lihat, semua orang terpesona melihatmu."Jelita hanya bisa mengangguk pelan. "Terima kasih, Ayah," balasnya lirih.Setiap langkah terasa seperti beban berat bagi Jelita. Ia melihat ke depan, ke arah meja Akad Nikah di mana Bambang, calon suaminya, duduk menunggu bersama penghulu. Wajahnya menampilkan senyum, tapi Jelita bisa melihat ketegangan di baliknya."Ayah," Jelita berbisik, suaranya bergetar. "Apa... apa ini benar-benar yang terbaik untukku?"Ayahnya mengeratkan genggamannya. "Tentu saja, Sayang. Bambang adalah pria hebat. Dia akan memberikan kehidupan yang layak untukmu."Jelita menelan ludah, berusaha menahan air matanya.Sepanjang perjalanan menuju ke meja Akad Nikah, Jelita mengingat betul bagaimana tujuh tahun lalu Novita membantu keluarganya dulu di tengah krisis hebat. Ayahnya, Hendra, seorang pengusaha properti yang cukup sukses, tiba-tiba jatuh sakit. Stroke yang menyerangnya memaksa pria paruh baya itu terbaring
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more
BAB 3 - Dua Istri, Satu Atap
Jelita melangkah masuk ke kediaman Novita dengan hati berdebar. Rumah mewah bergaya modern itu terasa asing namun juga anehnya familiar. Bambang, berjalan di sampingnya dengan langkah mantap."Selamat datang di rumah kita, Jelita," ujar Bambang, suaranya terdengar kaku.Belum sempat Jelita menjawab, pintu utama terbuka lebar. Seorang wanita cantik berusia sekitar 43 tahun menyambut mereka dengan senyum yang terlihat dipaksakan."Akhirnya kalian sampai," ucap wanita itu, yang Jelita kenali sebagai Novita. Ada kilatan aneh di mata Novita saat memandang Jelita dari ujung kepala hingga kaki."Tante Novi," Jelita berbisik, suaranya bergetar.Novita memeluk Jelita, pelukannya terasa kaku. "Selamat datang, sayang. Masuklah."Bambang terlihat canggung menyaksikan interaksi mereka. "Aku... akan membawa koper-koper ini ke dalam," ujarnya sebelum bergegas masuk.Novita menggandeng Jelita masuk ke ruang tamu yang luas. "Bagaimana perasaanmu, Jel?" tanyanya, nada suaranya terdengar datar.Jelita m
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more
BAB 4 - Malam yang Tak Terduga
Jelita terbangun dengan sentakan, jantungnya berdegup kencang saat mendengar suara pintu kamarnya berderit terbuka. Dalam keremangan cahaya yang merayap dari celah tirai, ia melihat sosok tegap Bambang melangkah masuk. Refleks, Jelita menarik selimutnya lebih tinggi, menutupi tubuhnya yang hanya berbalut piyama tipis."Paman Bambang?" ujar Jelita terbata, suaranya serak oleh kantuk dan keterkejutan.Bambang berdiri canggung di ambang pintu, tangannya masih memegang kenop. Dalam cahaya remang-remang, Jelita bisa melihat garis-garis wajah Bambang yang tegas dan bahunya yang bidang. Piyama sutra yang dikenakannya tak bisa menyembunyikan bentuk tubuhnya yang masih terjaga dengan baik di usia 45 tahun."Maaf mengagetkanmu, Jelita," ujar Bambang pelan. "Aku... boleh masuk?"Jelita mengangguk pelan, meski jantungnya masih berdegup kencang. Ia belum pernah berada dalam situasi seperti ini sebelumnya. Selama ini, kamarnya adalah wilayah pribadinya. Hanya ayahnya yang sesekali masuk, itu pun ha
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more
BAB 5 - Pagi yang Mengusik
Mentari pagi mengintip malu-malu melalui celah tirai, membangunkan Jelita dari tidur lelapnya. Untuk sesaat, ia lupa di mana ia berada. Namun, kesadaran segera menghantamnya - ini adalah hari pertamanya sebagai istri kedua Bambang.Dengan langkah berat, Jelita turun ke lantai bawah. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi udara, menuntunnya ke ruang makan. Di sana, pemandangan yang menyambutnya membuat hatinya sakit.Bambang dan Novita duduk berdampingan di meja makan, terlihat begitu serasi dan intim. Novita sedang menuangkan kopi untuk Bambang, sementara pria itu membacakan berita dari tabletnya. Mereka tampak seperti pasangan sempurna yang telah menjalani rutinitas ini selama bertahun-tahun."Selamat pagi," sapa Jelita lirih, merasa seperti penyusup dalam adegan romantis itu.Bambang dan Novita menoleh bersamaan. "Ah, selamat pagi, Jelita," sambut Bambang dengan senyum hangat. "Ayo, bergabunglah dengan kami."Novita bangkit, menarik kursi di sebelahnya. "Duduklah di sini, sayang," uj
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more
BAB 6 - Jadwal Mengatur Hati
"Mbak, boleh saya pamit sebentar? Saya ingin berkeliling kota, menenangkan pikiran."Jelita menghampiri Novita yang sedang menyiram tanaman di teras belakang. Novita menoleh, alisnya terangkat. "Berkeliling? Sendirian?""Iya, Mbak. Saya rasa saya butuh waktu sendiri sejenak," jawab Jelita pelan.Novita menatap Jelita dengan pandangan menyelidik. "Baiklah. Tapi jangan pulang terlalu malam. Bambang tidak akan suka."Jelita mengangguk dan bergegas keluar rumah. Ia bisa merasakan tatapan Novita yang mengikutinya hingga ia menghilang di balik pagar.Beberapa jam kemudian, Jelita kembali dengan taksi. Sopir taksi, seorang pria berkemeja biru muda, melirik Jelita dari kaca spion."Nona baik-baik saja?" tanyanya, membuyarkan lamunan Jelita.Jelita tersentak, berusaha tersenyum. "Oh, ya. Saya baik-baik saja.""Maaf kalau saya lancang, tapi Nona terlihat seperti sedang ada masalah," ujar pria paruh baya berambut putih itu.Jelita menghela napas. "Hanya sedikit lelah, Pak. Hari yang panjang.""A
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more
BAB 7 - Malam Pertama yang Canggung
"Kau bisa melakukan ini, Jelita," bisiknya pada diri sendiri, meski suaranya bergetar.Jelita berdiri di depan cermin, menatap bayangannya yang mengenakan piyama merah muda. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang semakin cepat. Malam ini adalah jadwal pertamanya tidur bersama Bambang, dan ia merasa sangat gugup.Dengan langkah ragu, Jelita membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju kamar utama. Tangannya gemetar saat ia mengetuk pintu."Masuk," suara Bambang terdengar dari dalam.Jelita membuka pintu perlahan dan melangkah masuk. Bambang sudah berbaring di tempat tidur, mengenakan piyama merah yang senada dengan miliknya."Hai," sapa Bambang lembut. "Kemarilah."Jelita mengangguk kaku dan berjalan ke sisi tempat tidur. Ia duduk di tepi ranjang, tidak berani menatap Bambang."Jelita," Bambang berkata pelan. "Kau tidak perlu takut. Kita tidak akan melakukan apa pun yang tidak kau inginkan."Jelita akhirnya memberanikan diri menatap Bambang. "Maaf, Bang.
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more
BAB 8 - Kopi Pahit di Pagi Hari
"Selamat pagi, Mbak Novi, Bi Inah," sapa Jelita pelan saat memasuki dapur. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi udara, mengingatkannya bahwa Jelita bangun terlambat pagi ini setelah semalam sempat terjaga karena ada Bambang yang tidur di sampingnya.Novita menoleh, matanya menyipit saat melihatku. "Oh, akhirnya kau bangun juga, Jelita. Kupikir kau akan tidur sampai siang."Jelita merasakan pipinya memanas. "Maaf, Mbak. Semalam aku...""Semalam kau sibuk dengan suamiku, aku tahu," potong Novita cepat, suaranya terdengar getir. "Tapi bukan berarti kau bisa melupakan kewajibanmu di rumah ini."Bi Inah, yang sedang mengaduk sesuatu di kompor, melirik Jelita dengan cemas. "Sudah, sudah. Nyonya Jelita pasti masih lelah. Biar saya yang urus sarapan pagi ini.""Bukan itu masalahnya, Bi," Novita menghela napas panjang. "Jelita harus belajar tanggung jawabnya sebagai istri di rumah ini."Jelita menggigit bibir, tidak tahu harus berkata apa. Semalam memang malam pertamanya tidur dengan Bambang s
last updateLast Updated : 2024-08-22
Read more
BAB 9 - Pemeriksaan Jelita
"Jelita, kau sudah siap?" suara Novita terdengar dari luar kamar Jelita, nada bicaranya datar dan dingin.Jelita menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Iya, Mbak. Aku sudah siap," jawabnya sambil membuka pintu.Novita berdiri di hadapan Jelita, tatapannya menilai dari atas ke bawah. "Baiklah, ayo kita berangkat. Dokter Amelia tidak suka pasiennya terlambat."Jelita dan Novita berjalan dalam diam menuju mobil yang sudah terparkir di halaman. Sopir membukakan pintu untuk mereka Suasana di dalam mobil terasa begitu tegang, seolah ada dinding tak terlihat yang memisahkan mereka berdua.Setelah beberapa menit berlalu dalam keheningan, Jelita memberanikan diri untuk berbicara. "Mbak, boleh saya bertanya sesuatu?"No
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more
BAB 10 - Kecemasan Mulai Mengakar
"Nyonya Jelita, Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa rahim Anda dalam kondisi sangat sehat," ujar Dokter Amelia dengan senyum lembut. "Dan berdasarkan siklus Anda, masa subur Anda dimulai hari ini."Jelita merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia melirik ke arah Novita yang duduk di sampingnya, wajahnya sulit dibaca."Jadi... apa yang harus kami lakukan selanjutnya, Dok?" tanya Jelita dengan suara pelan.Dokter Amelia menjelaskan dengan hati-hati, "Untuk memaksimalkan peluang kehamilan, saya sarankan Anda dan suami Anda... um, berusaha mulai malam ini. Masa subur biasanya berlangsung sekitar 5-6 hari, jadi manfaatkan waktu ini sebaik mungkin."Novita berdehem pelan, membuat Jelita dan Dokter Amelia menoleh ke arahnya. "Apakah ada hal lain yang perlu diperhatikan, Dokter?" tanyanya dengan nada datar."Tentu, Nyonya Novita. Saya sarankan Jelita untuk mengurangi stres, menjaga pola makan yang sehat, dan berolahraga ringan secara teratur. Semua ini akan membantu meningkatkan peluang keham
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status