Share

Bab 6. Putuskan

Balasan Kayla membuat seisi ruangan menjadi hening. Mereka sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan penolakan yang begitu keras dari gadis itu!

Sampai akhirnya, Ghafa menjadi orang pertama yang memecah keheningan.

“Kay, kamu jangan konyol. Selama ini kamu yang terus merengek ingin menikah dengan William, kenapa sekarang malah menolak!?” tanya kakak Kayla itu dengan wajah menekuk.

Kayla membalas tatapan Ghafa dengan serius. “Terakhir kali aku mengatakan itu adalah ketika aku masih SD, Kakak percaya omongan anak SD?” balasnya ketus sebelum menatap sang ayah. “Aku sudah dewasa, dan aku punya hak untuk memilih jalan hidupku sendiri. Demikian, aku tidak menerima perjodohan ini.” tegasnya.

Andre dan Hana langsung terdiam, tidak bisa berkata-kata. Mereka tidak menyangka reaksi sang putri akan seperti ini.

Namun, wasiat dari Nenek Yulia yang juga mengungkit janji dengan kakek Kayla—ayah dari Hana—juga bukan hal yang bisa ditepis begitu saja. Apa kiranya yang harus mereka lakukan?

Di saat semua orang terdiam, tiba-tiba sebuah suara terdengar memanggil, “Om Andre.”

Ayah Kayla pun menoleh ke kiri, menatap William yang entah sejak kapan sudah mendekati dirinya dan Kayla.

“Apa aku bisa berbicara dengan Kayla sebentar?” ucap pria itu dengan sopan.

Untuk sesaat, Andre terdiam. Dia melirik Kayla sesaat, memastikan sang putri nyaman.

Karena Kayla tidak menolak, Andre pun menganggukkan kepala. “Silakan.”

Mendengar persetujuan itu, William pun langsung menatap Kayla dan berkata, “Ikut denganku.”

Kalimat William terdengar seperti perintah, dan Kayla tidak menyukainya. Akan tetapi, entah kenapa bisa-bisanya dia tidak mampu menentangnya dan berujung mengikuti pria tersebut masuk ke dalam kamar tamu.

Baru saja menutup pintu, tiba-tiba Kayla mendengar William berkata, “Terima pernikahan ini.”

Kayla mematung. Dia berbalik dan menatap sosok William yang tengah menatapnya dengan dingin dari tengah ruangan.

“Apa?” ulang Kayla dengan alis tertaut.

“Kubilang, terima pernikahan ini,” tegas William sekali lagi.

Ekspresi Kayla menjadi semakin keruh seiring dirinya bertanya, “Atas dasar apa?” Dengusan dingin kabur dari bibirnya seiring dia menambahkan, “Aku tidak menyukai Kak William, begitu pula sebaliknya. Jadi, untuk apa memaksakan perjodohan yang tidak diinginkan ini?”

Usai mengatakan hal tersebut, Kayla bisa merasakan aura dingin dan gelap menguar semakin kuat dari tubuh William. Hal itu membuat wanita itu bertanya-tanya, apa dia salah berbicara?

Namun, itu adalah kebenarannya! Bahwa William tidak memiliki perasaan cinta maupun suka kepada Kayla. Jadi, apa yang salah!?

“Kalau aku bilang aku menyukaimu, apa kamu akan menyetujui pernikahan ini?”

Kayla terbelalak, tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

‘Mengatakan pengakuan kosong hanya agar aku menerima pernikahan dan warisan bisa menjadi miliknya, Kak William … kamu sungguh pria yang luar biasa!’ batin Kayla dengan ekspresi diselimuti kekecewaan mendalam.

“Tidak,” ucap Kayla pada akhirnya. “Sudah kukatakan sebelumnya, aku tidak akan menerima perjodohan ini.”

Tahu betapa keras kepalanya seorang Kaisar William Drake, Kayla pun menjatuhkan senjata terakhir yang dia miliki.

“Lagi pula, aku sudah punya kekasih.”

Ketika kalimat itu terucap, Kayla bisa merasakan suhu ruangan berubah menjadi sangat dingin. William yang tadi berdiri di tengah ruangan tampak berjalan menghampirinya.

“A-apa yang Kak William lakuk—ah!” Kayla memekik saat William berakhir memojokkannya ke tembok.

“Kekasih?” ulang pria itu dengan setengah menggeram dan tatapan yang begitu dingin, membuat tubuh Kayla tak elak bergetar. “Kamu sudah punya kekasih?”

Dengan jantung berdebar, Kayla mengepalkan tangan untuk mengumpulkan keberanian. “Y-ya, aku sudah punya kekasih,” ucapnya. “Jadi, kuharap Kakak tidak—”

“Putuskan.”

Kayla terkejut mendengar ucapan William barusan. Dia memandang sepasang manik abu menghipnotis milik pria itu dengan saksama, mencoba mencari-cari dasar alasan pria itu berani memberikan perintah kepadanya seperti atasan memerintahkan seorang bawahan.

Namun, sebelum Kayla bisa memahami pikiran William, seluruh tubuhnya langsung membeku saat pria itu berucap, “Putuskan kekasihmu atau aku akan memberi tahu semua orang kalau kita sudah tidur bersama.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status