Share

Bab 2. Berusaha Menyembunyikan

Kayla sudah sampai di rumah. Usai sepenuhnya sadar, wanita itu langsung pergi tanpa banyak berpikir panjang, meninggalkan teman kakaknya yang masih tertidur dengan sangat pulas.

“Bagaimana ini? Bagaimana ini? Bagaimana ini!?” Tidak henti-hentinya Kayla mengulangi kalimat itu seperti merapal mantra sambil menutup wajahnya dengan frustasi.

Seumur hidupnya, tidak pernah Kayla membayangkan bahwa dirinya akan tertimpa masalah sebesar dan segila ini!

Beruntung, saat ini orang tua Kayla sedang pergi bersama dengan kakak laki-lakinya untuk mengurus bisnis keluarga mereka di luar kota. Demikian, selain para pelayan—yang tentunya tidak akan berani bertanya—tidak ada yang benar-benar tahu alasan dirinya tidak pulang tadi malam!

Sejauh yang Kayla ingat, di malam lalu dirinya kalah berkali-kali dalam permainan dengan teman-temannya dan berakhir mabuk. Kemudian, di saat yang bersamaan, teman-teman Kayla ini menantangnya untuk memilih pria tertampan di bar untuk dicium, ya dicium!

Kayla yang dalam kendali alkohol ini tentu tidak ingat siapapun lagi. Kalau saja dia masih menyisakan kesadaran sedikit saja, sudah barang tentu dia pasti bisa mengenali William dan kalau dia tahu itu adalah William, hal ini tidak akan berujung pada tidur bersama dengan pria itu!

Entah kenapa kepingan yang dia ingat hanya tentang rasa ciuman yang panas dan juga reaksi tubuhnya yang berlebihan karena sentuhan itu, mereka melakukannya dengan intens dan … pria itu membawanya ke kamar hotel.

“Ahhh!” Kayla menutup wajahnya menggunakan dua tangan dengan frustasi.

Bagaimana bisa dia menghabiskan malam dengan teman kakaknya sendiri? Seakan tidak cukup buruk, kenapa pria yang tidur dengannya adalah William? Cinta pertama yang menolaknya dengan keji di masa lalu!?

“Aku tidak tertarik dengan anak SD.”

Teringat kembali akan balasan William setelah Kayla mengungkapkan perasaan tulusnya di masa itu, gadis tersebut menjadi semakin sakit hati dan marah.

Pria yang dahulu menolaknya itu … malah menjadi pria yang merenggut kesuciannya? Kesialan macam apa ini?!

Pada akhirnya, Kayla pun memeluk lutut dan membenamkan wajahnya di sana.

“Mimpi buruk … ya, aku hanya akan menganggapnya mimpi buruk dan melupakan semuanya …” ucap Kayla berulang kali layaknya sebuah mantra doa yang bisa segera terkabul.

Namun, satu minggu kemudian, saat kedua orang tua dan kakak laki-lakinya kembali, Kayla malah dikejutkan dengan satu kabar.

“Kakak mau ngadain pesta ulang tahun dengan mengundang teman-teman SMA Kakak?!”

Teriakan Kayla membuat Ghafa Adrian Malik, kakak laki-laki tertua Kayla, menatap sang adik dengan aneh.

“Kenapa? Ada masalah?” tanya pria bertubuh kekar dengan mata cokelatnya yang tajam itu.

“Apa kakak gak malu sama umur?!”

“Apa hubungannya merayakan ulang tahun dengan rasa malu?” balas Ghafa santai. “Lagian, Kakak sudah bilang sama kamu dari bulan lalu, ‘kan? Bahkan sebelum kamu balik ke sini.”

Kayla memainkan jarinya. Jujur, Kayla telah melupakan semua yang telah sang kakak katakan mengenai pesta ulang tahun itu. Dia tidak terlalu peduli sebelumnya, tapi sekarang ….

Kejadian antara dirinya dengan William membuatnya berpikir dua kali!

“Apa … apa Kakak mengundang Kak William juga?” tanya Kayla gelisah.

Mendengar pertanyaan adiknya, Ghafa yang sedang sibuk mendengarkan berita pagi hari itu langsung membeku. Dia mengalihkan pandangan dari layar televisi dan menatap adik kecilnya itu dengan curiga.

“Kenapa menanyakan soal William?” Perlahan, senyuman terhibur terlukis di bibir kakak laki-laki tertua Kayla itu. “Kamu … masih suka padanya?”

Godaan Ghafa membuat Kayla cepat-cepat mengelak. “Tidak! Aku hanya bertanya!”

Tersenyum penuh arti melihat reaksi adiknya, Ghafa pun menjawab, “Sayangnya, tidak ada William. Dia sibuk bekerja di luar negeri.”

Mendengar jawaban Ghafa, Kayla bingung. Apa mungkin kakaknya ini tidak tahu kalau temannya tersebut sudah kembali ke dalam negeri? Bagaimana mungkin? Bukankah mereka sahabat dekat?!

Namun, rentetan pertanyaan itu segera Kayla tepis dengan gelengan kecil. Semua itu sama sekali bukan urusannya, terutama bagian apakah Ghafa tahu tentang keberadaan William di sini.

Bisa bahaya kalau sampai Ghafa tahu kalau William ada di sini, kemungkinan dirinya akan bertemu dengan William bisa lebih besar dan dia tidak mau hal itu terjadi!

Kayla memilih diam, apa yang terjadi antara dirinya dan teman kakaknya itu biar untuk menjadi rahasia selamanya! Dia yakin sepertinya pria itu juga tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan malam itu.

Atau paling tidak, itulah harapan Kayla saat ini ….

**

Malam harinya, kediaman keluarga Kayla yang biasanya tenang terlihat sangat ramai.

Dengan panggung berisi band profesional di taman belakang, MC yang menghibur, dan juga hidangan yang beragam, pesta ulang tahun Ghafa dirayakan secara meriah.

“Kayla! Lama tidak bertemu! Kamu semakin cantik saja!”

“Astaga, aku merasa semakin tua melihatnya sudah sebesar ini!”

Sapaan dan kalimat candaan ramah dari kerabat lama Ghafa yang menghadiri pesta malam itu membuat Kayla tersenyum manis.

Sesuai perjanjian dengan sang kakak, Kayla bertugas membantu pria itu menjamu tamu, terutama teman-teman SMA-nya. Demikian, itulah yang sekarang Kayla lakukan.

“Bagaimana pengalamanmu kuliah di luar negeri, Kay? Apa kamu sudah dapat pacar?”

Pertanyaan tersebut tak elak membuat Kayla menghela napas dalam hati. Dia sudah tahu kalau teman-teman sang kakak pasti akan menanyakan hal ini kepadanya di pesta, jadi dia sudah mempersiapkan sebuah jawaban.

“Sayangnya belum ada, Kak. Masih proses seleksi.” Kayla tersenyum manis dengan sedikit menggoda. “Tapi kalau ada yang mau dikenalkan, boleh sekali!” usulnya setengah bercanda, tahu tidak akan dianggap serius.

Tak disangka, balasan itu malah membuat teman-teman perempuan Ghafa tertawa canggung. “Kalau mengenalkan, kami tidak berani, Kay,” ucap mereka membuat Kayla menautkan alis. “Nanti William marah!”

Sontak, Kayla terkejut.

Kenapa harus bawa-bawa William? Apa urusannya Kayla mendapatkan kekasih dengan pria menyebalkan itu?

Teman Ghafa yang lain menyahut, "Benar itu. Kalau kami mengenalkan pria lain ke kamu, nanti kami perlu menghadapi William! Siapa yang tidak tahu seprotektif apa dia ke kamu!?”

“Ish, Ghafa aja kalah!” ucap teman yang lain selagi bergidik ngeri.

"Sayang, setelah lulus SMA, William malah pergi kuliah ke Amerika dan belum kembali sampai sekarang. Kayla jadi ditinggal calon suami deh!”

Mendengar kalimat terakhir itu, semua orang langsung tertawa selagi wajah Kayla merona merah. Candaan yang didasari pengalaman cinta pertamanya tersebut sungguh memalukan!

Di puncak rasa malu Kayla, mendadak dia mendengar seseorang berkata, “Tidakkah kalian tahu membicarakan seseorang di belakang bukanlah tindakan yang baik?”

Saat mendengar suara itu dari belakang, seketika seluruh tubuh Kayla membeku.

‘Tidak … tidak mungkin, bukan?’

Tak elak lagi jantung Kayla berdegup kencang, dia langsung melihat ke sumber suara yang berasal dari belakangnya, memastikan kalau telinganya tidak salah dengar dengan pemilik suara yang cukup dia kenal baik ini.

“K-Kak … Will?!”

Ya! Pria yang sekarang sedang berdiri tegap di belakang Kayla dengan tubuh dibalut jas mewah tak lain dan tak bukan adalah cinta pertama dan juga pria yang telah merenggut kesuciannya, Kaisar William Drake!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Galuh Destyanty
Kyaaaaaa gemeeees kak Will ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status