FAUZIAH AZZAHRA

FAUZIAH AZZAHRA

By:  Suharni  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
14 ratings
30Chapters
3.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Synopsis

Emosional

Ketika cinta bertasbih, bertahtakan hati, serta bermahkotakan naluri, maka sukma seakan ingin berteriak menegaskan betapa dia mencintai sang kekasih. Fauziah Azzahra, biasa disapa Azizah oleh teman-temannya. Azizah merupakan gadis periang serta penyayang keluarga. Usianya yang masih terbilang belia, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda bertanggung jawab sebagai seorang wanita. Wajahnya yang rupawan, menjadikan ia sebagai gadis natural tanpa polesan. Banyak yang kagum pada sosok gadis itu. Sehingga membuatnya dipandang selayaknya bunga desa. Akan tetapi, kecemburuan sosial membuatnya terhempas bagai sampah masyarakat di lingkungannya sendiri. Sementara kedua orangtuanya tak peduli. Azizah yang masih polos dalam dunia percintaan, tak banyak bertanya tentang siapa sosok pemuda yang kini berstatus sebagai kekasihnya. Sementara Adrian selalu saja menutupi statusnya yang sudah menikah. Suatu ketika Azizah akhirnya mengetahui status Adrian, membuat gadis tersebut memutuskan hubungan. Berselang beberapa tahun kemudian, Azizah bertemu pria bernama Bagaskara. Keduanya pun menjalin hubungan selama empat tahun lamanya, hingga memutuskan untuk menikah. Namun, sebelum pernikahan itu berlangsung tiba-tiba Adrian kembali hadir dalam kehidupan Azizah dan meminta gadis itu untuk kembali padanya. Akankah Azizah tetap melanjutkan pernikahan bersama Bagaskara? sementara cintanya pada Adrian masih ada. Ataukah dia menerima kembali Adrian dan meninggalkan Bagaskara?

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Astty Apiongg
...............
2021-12-02 02:18:04
1
user avatar
Suharni
terimakasih ya, yang sudah mampir. nanti kita lanjut lagi untuk episode selanjutnya. Love you all.......
2021-11-14 10:15:07
1
user avatar
Adrian Wahyudi
Syedih banget kalah sinetron Indosiar sedihnya. :') . Sambil nunggu update bisa baca novel aksi "Jalan Pendekar" hehe
2021-11-11 12:42:46
2
default avatar
Pasompedha
semangat fauziah.......
2021-10-28 08:49:45
1
user avatar
Ari Nabila Azmi
Keren banget
2021-10-25 03:52:03
1
user avatar
Ari Nabila Azmi
Semangat Azizah ...
2021-10-22 17:58:36
1
user avatar
Sari N
asiiikkk akhirnya muncul juga di aplikasi.. go go go kak arni gas gas ...
2021-10-20 07:47:28
1
user avatar
Suharni
sukses terus untuk diriku dan temab2 ya.......
2021-10-05 20:09:28
1
user avatar
Suharni
terimakasih ya teman2 sudah mampir ke karya saya. semoga kalian terhibur dgn emak2 tukang ghiba....
2021-10-05 20:08:03
1
user avatar
Cacak Endik
Suka dengan novel bergaya puitis gini selalu enak dibaca narasimu oke
2021-09-28 10:54:32
2
user avatar
Zhang Ayu
kak Suha sukses membuatku nyesek dini hari begini ...
2021-09-28 02:35:46
2
user avatar
Nasyifa Kirani
Ceritanya sedih banget, Kak. Ampe kena fitnah gitu.
2021-09-27 10:42:23
2
default avatar
Rafael_Jagad
SIP KAK.... AKU SUKA NOVELNYA, HANYA SAJA TERLALU MENYEDIHKAN, AKU TAK TAHAN LAGI....
2021-09-20 13:55:03
2
user avatar
Sari N
Semangat zahra ...
2021-09-20 13:28:51
1
30 Chapters

Fitnah

Malam telah menjelajahi keramaian kota. Kengerian tercipta seiring dengan munculnya binatang malam. Hujan baru saja reda, tapi rintiknya masih sedikit ada. Sesaat lagi, jarum panjang mengakhiri interaksi yang sangat panjang, berputar-putar, berkeliling-keliling angka satu keangka yang lain. dan ini dikerjakan selama 24 jam, tak pernah mengeluh ‘aku sudah lelah.’Pun dengan seorang gadis remaja. Fauziah Azzahra, biasa disapa Azizah oleh teman-temannya. Azizah merupakan gadis periang serta penyayang keluarga. Usianya yang masih terbilang belia, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda bertanggung jawab sebagai seorang wanita dewasa. Wajahnya yang rupawan, menjadikan ia sebagai gadis natural tanpa polesan. Banyak yang kagum pada sosok gadis itu. Sehingga membuatnya dipandang selayaknya bunga desa. Akan tetapi, kecemburuan sosial membuatnya terhempas bagai sampah masyarakat di lingkungannya sendiri. Sementara kedua orangtuanya tak peduli. Meski begitu, Azizah tetap menana
Read more

Klasifikasi

Masih dengan berlinang air mata, gadis malang nan memprihatinkan itu berusaha bercerita tentang kondisinya. Seakan ingin menjelaskan betapa dia tak melakukan kesalahan. Azizah hanyalah korban fitnah dari oknum tak bertanggung jawab. Namun, sukses menggemparkan sejagat.Sementara kedua orangtua Azizah tak terima ketika nama baik mereka tercoreng oleh fitnah yang sudah terlanjur merajalela. Namun, alih-alih membela putrinya, mereka justru lebih percaya pada kabar burung yang tak tahu asalnya dari mana. Azizah mencoba untuk menjelaskan seolah mengklarifikasi rumor yang beredar, tetapi kedua telinga orangtuanya itu seolah tertutup rapat.“Mama, Azizah tidak melakukan kesalahan. Percaya pada Azizah,” uangkap gadis itu. Berusaha mengubah paradigma kedua orangtuanya yang sudah terlanjur menelan kalimat paradoks.“Untuk apa kami mempercayaimu kalau kenyataannya kau sudah tidur dengan banyak pria!” Sebagai seorang ayah, Fahri terlampau kasar dalam
Read more

Wanita Murahan

Tiga minggu pasca rumor itu beredar, akhirnya Azizah di izinkan keluar rumah setelah lama berkabung dengan hati dan jiwanya. Kedua orangtua gadis itu seolah telah berdamai dengan keadaan, serta bersahabat bersama rumor yang perlahan mulai menyurut. Walau masih tersimpan rasa malu dan juga takut. Akan tetapi, hidup terus berjalan. Tak mungkin anak gadisnya harus duduk diam terkurung dalam rumah dan menghabiskan seumur hidupnya disana.“Kau boleh pergi sekolah sekarang, tapi dengan catatan sepulang sekolah kau tidak boleh kemana-mana. Dan ingat, jangan jalan bersama pria manapun itu, walau itu keluargamu sendiri. Apa kau paham?” ucap Safia seolah memberi ultimatum pada Azizah.“Iya, ma.” Kendati hatinya gembira, tetapi Azizah merasa tertekan pada keadaan. Sebab, ruang geraknya terbatas. Dia hidup seperti dalam penjara walau sebenarnya berada di alam bebas.“Satu lagi, jangan genit terhadap gurumu. Berjalanlah menunduk. Jangan tatap ma
Read more

Bertemu Setan

Disuatu malam yang sunyi, Azizah di tinggal seorang diri dirumah. Sementara kedua orangtua serta adiknya pergi ke rumah tante di seberang kota. Suara jangkrik berkumandang di luar sana, seolah berdendang ria bersama teman-temannya. Ada pula suara tokek yang menggema diruang tamu, menemani kesunyian Azizah malam itu. Namun, yang tak kalah menyita perhatian Azizah adalah ketika ia mendengar suara aneh dibelakang rumah. Dengan hati waspada, Azizah menutup bukunya, beralih kesumber suara yang terdengar semakin aneh dan kentara.Azizah pergi kedapur, dan mengintip keluar rumah guna memastikan siapa yang tengah menganggu konsentrasinya membaca buku. Namun, betapa terkejutnya gadis malang itu. Dia melihat sosok mahluk aneh tengah membalas tatapannya dibalik sela pintu dapur. Tatapan itu sungguh tajam, membuat Azizah ketakutan. Betapa tidak, bukan hanya tatapannya saja yang menjadikan bulu kuduk remaja itu merinding, tetapi warna mata yang merah, serta rambutnya yang menjulang panjan
Read more

Menangis

Hari demi hari Azizah lalui dengan air mata. Walau tak banyak yang tahu seberapa menderitanya dia. Bahkan kedua orangtuanya tak pernah melihat betapa terlukanya gadis malang tersebut. setiap hari ia menghabiskan waktu di dalam kamar, menangis disudut ruangan sembari memeluk lututnya. Azizah menggigit bibir bawah agar tak ada yang mendengar suara tangisan itu. Dia butuh seseorang yang dapat mengayomi serta meningkatkan rasa percaya dirinya yang menciut.Andai saja kedua orangtuanya berhati mulia seperti ibu guru Samsida, bersikap bijaksana selayaknya dewa, maka Azizah tak perlu takut menatap dunia. Dia bisa melawan kekejaman tempat adam dan hawa terhempas itu. Atau paling tidak ada seseorang yang memegang tangannya dengan erat agar tak terjatuh kedasar jurang yang terjal. Dimana dia tak dapat berpijak dikarang kehidupan.Hati Azizah hancur berkeping-keping. Jika itu hanya menyangkut para tetangga yang tak mengenal siapa dirinya, maka dia bisa menerima dengan lapang dada
Read more

Paman dan Bibi

Sepasang suami istri, tengah duduk nonton diruang tengah bersama dua orang anaknya yang masih kecil. Kala itu Azizah tak sengaja lewat di belakang rumah mereka yang tak lain adalah Alwi dan Halimah setelah ia baru saja kembali dari sawah. Gadis itu merasa haus dan memutuskan untuk minum air keran yang berada di belang rumah pamannya tersebut. Namun, ternyata pria paruh baya itu memarahi Azizah dan menyebutnya telah mencemari air minumnya dengan kotoran manusia. Sehingga Azizah mendapat tatapan tajam dari para warga. “Hei! Kau apakan air kami? Mengapa kau mencemarinya dengan kotoranmu?” Alwi membentak Azizah yang sementara menghapus dahaga dengan air keran miliknya. Sontak saja gadis itu terkejut, hingga memegang dadanya. “Paman Alwi,” kata Azizah dengan hati waspada. Sepertinya gadis itu mulai bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh pamannya. Selama beberapa hari belakangan, remaja itu mempelajari sifat Alwi yang kelewat batas. Menyebar fitnah tentangnya tanpa berp
Read more

Sampah Masyarakat

Keseharian Azizah selayaknya sampah masyarakat di tengah lingkungannya sendiri. Kedua orang tuanya pun seolah menganggap gadis itu sebagai anak pembawa sial. Betapa tidak, setiap hari orang datang kerumah dan membawa kabar tak mengenakkan. Sehingga membuat sepasang suami istri tersebut membenci putrinya sendiri.Sementara Azizah, si remaja malang hanya bisa mengadukan takdir ke hadapan Ilahi. Dia membentangkan sejadah, menengadahkan tangan sembari berurai air mata. Hanya bersama-Nya lah dia mampu berucap. Dengan suara getar dan tersedu-sedu, Azizah mengeluarkan curahan hatinya. Seolah sang pengusas ada di depan mata seraya mengusap kepalanya penuh kasih.“Wahai Engkah sang pemilik hati, kuatkan lah hamba walau jiwa terluka berulang kali. Jangan biarkan hati ini melemah disaat cobaan itu semakin mendera. Sesungguhnya hamba bukanlah siapa-siapa tanpa-MU ya Rabb.” Azizah kembali terisak, hatinya teriris membayangkan begitu banyak cobaan yang ia hadapi. Jiwanya
Read more

Jatuh Sakit

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, hingga tibalah di penghujung tahun 2004, dimana Azizah telah naik kelas dua Sekolah Menengah Pertama. Remaja itu mendapat juara satu di kelasnya. Sungguh prestasi yang sangat membanggakan bagi semua orangtua yang hidup dimuka bumi ini. Namun, tidak dengan Fahri. Pria paruh baya tersebut tak memberi respon apapun pada Azizah, walau sejatinya remaja itu telah mengharumkan nama mereka. Fahri tak mengucap kata selamat, atau sejenisnya yang turut menyemangati Azizah. Akan tetapi, berbeda dengan Safia. Wanita itu memberi ucapan selamat pada Azizah yang memang setiap tahun mendapat juara pertama. Rupanya sekejam-kejamnya Safia, tetapi nuraninya sebagai seorang ibu masih lah berjalan. “Selamat atas prestasimu, nak,” ucap Safia setelah Azizah menunjukan raportnya. “Terimakasih, ma.” Azizah tersenyum kaku pada sang ibu. Entah mengapa dia seperti merasa tabu duduk bercengkrama selayaknya keluarga. Telah lama Azizah merasakan kec
Read more

Kebakaran

Ditengah penyakit yang mendera, Fahri harus mengalami peristiwa nahas lainnya, yakni rumah yang dahulu ia bangun dengan keringat dan air mata, harus di lahap si jago merah. Beruntung kala itu mereka cepat sadar. Seluruh warga berkumpul menyaksikan rumah Fahri. Namun, hanya beberapa dari mereka yang membantu memadamkan api.“Kebakaran!” teriak Fahri yang mulai menyadari sebagian rumahnya di lahap si jago merah.“Safia, bangunlah. Rumah kita terbakar!” Kemudian Fahri membangunkan istrinya.“Kebakaran?” Safia masih setengah sadar. Dia belum menyadari jika kobaran api sudah mulai menyebar ke arah dapur.“Safia, sadarlah! Rumah kita kebakaran!” Sekali lagi Fahri menyadarkan Safia dari rasa kantuk yang mendera. Dan beruntung kesadaran wanita paruh baya itu akhirnya terkumpul juga.“Api! Api!” teriak Safia begitu ia menyadari ada api dimana-mana dalam rumahnya.“Ayo kita keluar dari
Read more

Bangkit

Seiring berjalannya waktu, penyakit Fahri mulai membaik, hingga akhirnya dinyatakan sembuh total. Fahri pun mulai bangkit dan dibantu oleh sang istri yang selalu menemaninya baik dalam suka maupun duka. Tak ketinggalan Azizah dan juga Yana. Dua adik kakak itu membantu Fahri berjualan di pasar. Kendati tak jarang yang mengejek mereka.“Lihatlah mereka, sudah seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Berjualan dipasar seperti pengemis saja. Meminta-minta pada pembeli untuk belanja ditempatnya.” Markonah, si ratu gossip selalu saja hadir diantara mereka yang tak pernah mengusik hidupnya. Dia seperti tak akan bisa hidup tanpa menceritakan kehidupan orang lain. Menyebut Azizah dan Fahri seperti pengemis, mengajak pelanggan untuk berbelanja. Lalu apa bedanya dengan dia yang setiap hari mempromosikan kedai lapuknya ke tetangga. Sementara Markonah juga lebih sering memohon dan mengiba, bahkan terkesan memaksa. Dan sekarang menyebut Azizah seperti pengemis jalanan. Sungg
Read more
DMCA.com Protection Status