Istri Pengganti yang Tak Dicintai

Istri Pengganti yang Tak Dicintai

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Oleh:  Ummu AmayTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
11 Peringkat. 11 Ulasan-ulasan
170Bab
60.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Menikah karena terpaksa, itulah yang terjadi pada Noura ketika ia tak ingin masuk penjara sebab tuduhan kejam yang seorang Dean Waverly lakukan kepadanya. Semua karena Rachel —wanita yang seharusnya menikah dengan Dean, tetapi tewas dalam sebuah kecelakaan. Lantas, apakah yang sebenarnya terjadi hingga Noura harus menikah dan kemudian akhirnya mendapatkan perlakuan tak mengenakan dari Dean?

Lihat lebih banyak

Bab 1

ANCAMAN

"Tolong hentikan!"

Noura hanya bisa berteriak ketika tubuhnya ditindih dan disentuh paksa oleh suami yang baru kemarin menikah dengannya itu. Namun, tak peduli berapa nyaring wanita itu berteriak, pria berambut hitam di atasnya tetap tak mengindahkan permintaan Noura.

Noura kini hanya bisa menangis tersedu, menyesali keputusannya di hari itu ketika ia meminta Rachel —sahabatnya, untuk menggantikannya meliput berita karena adiknya yang tiba-tiba jatuh sakit. Entah bagaimana takdir berjalan, keputusannya itu berakibat pada Rachel yang terlibat dalam kecelakaan parah di jalan menuju pulang, dan berakhir tewas di tempat.

"Jangan harap aku akan melepaskanmu, Noura. Detik ketika kamu menandatangani surat perjanjian dariku, kamu kehilangan hak untuk berbuat sesuka hatimu,” ucap Dean, menatap Noura dingin dengan manik gelapnya.

Suite room di hotel yang berfungsi sebagai kamar pengantin mereka malam itu telah menjadi saksi bisu atas kekejaman yang Dean lakukan. Pria itu terus berbuat sesuatu yang membuat istrinya merintih kesakitan.

Di bawah pencahayaan kamar yang redup, Dean merenggut kesucian Noura secara paksa. Meski Noura halal untuknya, tetapi sejatinya apa yang pria itu lakukan tak ubahnya bak seekor hewan buas yang memangsa korbannya yang tak berdaya.

Sesudahnya, pria itu kemudian beranjak bangun, meninggalkan tubuh istrinya yang terlihat lemas. Pria itu tetap dingin, tak peduli sama sekali dengan Noura yang masih terisak, wajahnya basah dengan air mata.

"Hapus air matamu, tak perlu berlebihan. Apa yang aku lakukan padamu tak sebanding dengan apa yang kau lakukan pada Rachel," sinis Dean sembari mengenakan pakaiannya kembali.

Kemeja putih sebagai pakaian pernikahannya yang sebelumnya teronggok di lantai, sudah berpindah menutupi tubuhnya kembali.

'Jika begini jadinya, lebih baik kau membunuhku sekalian,' batin Noura, tak mampu mengeluarkan sepatah kata.

Dalam hati, dirinya jelas merasa jijik. Keperawanan yang selama ini ia simpan untuk pria yang dia pilih, justru berakhir jatuh ke pria kejam yang menuduhnya sebagai pembunuh calon tunangannya.

"Tak perlu menatapku seperti itu. Ini baru awal, bukan akhir dari hukuman yang harus kau terima atas perbuatanmu yang sudah membunuh Rachel," ucap Dean yang kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar.

Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Hanya dalam hitungan menit pria itu berhasil merenggut dan mengoyak mahkota milik istrinya. Setelahnya ia meninggalkan perempuan tak berdaya itu bak seorang pelanggan yang selesai memakai wanita bayarannya.

Di atas ranjang, Noura masih belum beranjak. Perempuan itu terdiam meski isak tangisnya sudah terhenti.

'Aku bukan pembunuh Rachel, semua itu hanya kebetulan,' gumam Noura pilu. 'Andai aku tahu kalau mobil yang ditumpanginya akan mengalami kecelakaan, aku pasti tidak akan memintanya untuk membantuku,' lanjutnya lirih.

Demi membayangkan peristiwa yang sudah merenggut nyawa sang sahabat, seketika air mata itu kembali hadir. Noura tak akan mungkin bisa melupakan momen saat dirinya mendengar kabar dari rumah sakit mengenai kematian Rachel sebab kecelakaan.

**

"Dasar pembunuh!"

Teriakan seorang pria membahana di sebuah lorong di salah satu rumah sakit yang ada di pusat kota. Mata lelaki itu menyala penuh amarah. Tertuju pada seorang wanita yang berjalan ke arah ruang UGD, tempat di mana lelaki tersebut berdiri saat ini.

Wanita itu bernama Noura. Ia tampak syok karena tuduhan yang dilemparkan oleh pria berdasi di depannya. Tuduhan yang telah membuat semua orang di lorong rumah sakit tersebut menatap benci padanya.

"Untuk apa kau ke sini? Tak punya malu! Tidak merasa bersalah atas kematian kekasihku?" teriak pria itu lagi. Kali ini ia sudah mendekat dan sudah mencengkeram kerah baju si wanita.

"Tu-tunggu! Apa yang Anda katakan?" Si wanita bertanya dengan kalimat terbata. Ia sama sekali tak peduli ketika pria itu menarik tubuhnya hingga membuat kakinya berjinjit. Yang dipedulikan olehnya adalah kabar yang baru saja diteriakkan oleh pria di depannya.

Air mata tampak menggenang di kedua mata sang wanita ketika ia tidak salah mendengar bahwa seseorang yang hendak ia temui nyatanya telah meninggal dunia.

"Ya, Rachel meninggal, dan itu karena kau! Dasar pembunuh!" teriak si pria dengan suara baritonnya.

Beberapa orang berpakaian hitam yang sejak tadi ada di sana, mencoba menenangkan emosi sang pria.

Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya dengan beberapa helai rambut yang sudah memutih di kepalanya, mendekat dan menyentuh pundak si pria.

"Tenang, Dean. Tenang. Semua ini sudah menjadi takdir dari Tuhan." Pelan suara pria tersebut dengan kesedihan yang begitu terlihat di wajahnya.

"Tidak, Tuan. Calon tunanganku jelas masih akan hidup jika bukan karena wanita ini yang memaksanya pergi." Pria itu kembali menatap nyalang seraya menunjuk penuh kemarahan.

"Lebih baik kita pergi sekarang." Seorang pria yang setia berdiri bersama Noura, mencoba membujuk dan mengajaknya pergi.

Awalnya wanita itu menolak sebab ia ingin melihat sahabatnya untuk terakhir kali. Namun, tatapan dingin dari pria bernama Dean serta paksaan dari temannya membuatnya memutuskan untuk pergi. Namun entah mengapa, rasa dingin tiba-tiba menyapa lehernya ketika pria tadi masih menatapnya sembari mengatakan sesuatu yang tak bisa ia dengar.

Sejak itu, baik di sepanjang jalan hingga keesokan harinya di kantor, Noura kerap dipenuhi rasa khawatir. Entah mengapa, Noura merasa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

Dan benar saja, ketika ia masih membayangkan pemakaman Rachel yang tak bisa ia datangi, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dengan keras.

Brak!

Sesosok lelaki berpakaian serba hitam, berdiri dengan tatapan pongah. Kacamata yang juga berwarna hitam, ia lepas saat langkah kakinya mulai menapaki ruangan.

"Kau! Ada perlu apa datang ke sini? Belum puas kah Anda menganggap saya pembunuh, mengusir saya dan sekarang dengan tidak sopan memaksa masuk ke ruangan saya?" ucap Noura menatap Dean kesal.

"Tanda tangani surat ini." ucap sang pria tanpa basa-basi sembari menyodorkan sebuah map cokelat di tangannya.

Noura hanya bisa menatap pria yang ia tau bernama Dean itu dengan bingung. Surat apa? Mengapa pria itu terkesan tak memberi pilihan lain?

"Perjanjian apa dan kenapa?" tanya Noura sesekali melihat lembaran kertas, lalu menengok ke arah Dean yang masih juga tidak menatapnya.

Pertanyaan Noura justru membuat sang pria tersenyum kecil sembari menautkan alisnya. Wajah yang sejak awal tak menunjukkan ekspresi, justru kini berubah menjadi menakutkan.

"Kau harus membayar apa yang telah kau lakukan pada calon istriku, Nona Naura. Jika calon istriku kau buat mati, maka kau yang harus menggantikannya."

Seketika Noura merasakan langit yang dipijaknya runtuh. Menggantikan posisi Rachel sebagai istri dari seorang Dean, tak pernah sekali pun ada dalam benaknya. Terlebih alasan di balik itu semua sudah Noura bayangkan adalah sesuatu yang amat sangat mengerikan.

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Zhen Zhen
wow trims thor bom up upnya
2024-12-30 22:38:16
0
user avatar
Sahariah Ambo Dali
bila nak up lg ni thor ditunggu.....
2024-12-01 05:47:03
0
user avatar
Zhen Zhen
kok blom up sih
2024-11-30 16:02:13
1
default avatar
joysfree0
bagus ceritanya..
2024-11-22 00:38:44
0
user avatar
Zhen Zhen
bikin candu ni cerita . smngat thor upnya
2024-11-15 02:07:34
1
user avatar
Maxime & Reina 🩵
Lanjut kak
2024-10-14 23:25:38
1
user avatar
Siti Hasanah
baru baca judul y saja sudah bikin penasaran
2024-10-14 22:00:51
1
user avatar
nor Ain
ini msih ada lanjutnya apa tidak ya thor ? aku penasaran jdnya. sbb baru aja baca semalam. hihihi
2024-10-07 18:52:28
1
user avatar
Maxime & Reina 🩵
Updte banyak dong kak
2024-08-30 00:19:13
1
user avatar
Hasna Amzary
saya penasaran dengan kelanjutannya thor, jangan lama² dong up nya thor.
2024-08-19 04:16:28
1
user avatar
Sahariah Ambo Dali
jalan cerita bagus tapi update tu lambat ...
2024-11-22 06:34:38
0
170 Bab
ANCAMAN
"Tolong hentikan!" Noura hanya bisa berteriak ketika tubuhnya ditindih dan disentuh paksa oleh suami yang baru kemarin menikah dengannya itu. Namun, tak peduli berapa nyaring wanita itu berteriak, pria berambut hitam di atasnya tetap tak mengindahkan permintaan Noura. Noura kini hanya bisa menangis tersedu, menyesali keputusannya di hari itu ketika ia meminta Rachel —sahabatnya, untuk menggantikannya meliput berita karena adiknya yang tiba-tiba jatuh sakit. Entah bagaimana takdir berjalan, keputusannya itu berakibat pada Rachel yang terlibat dalam kecelakaan parah di jalan menuju pulang, dan berakhir tewas di tempat. "Jangan harap aku akan melepaskanmu, Noura. Detik ketika kamu menandatangani surat perjanjian dariku, kamu kehilangan hak untuk berbuat sesuka hatimu,” ucap Dean, menatap Noura dingin dengan manik gelapnya. Suite room di hotel yang berfungsi sebagai kamar pengantin mereka malam itu telah menjadi saksi bisu atas kekejaman yang Dean lakukan. Pria itu terus berbuat sesu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya
TUGAS DAN KEWAJIBAN
Jam sudah menunjuk ke angka sembilan pagi ketika Noura membuka mata setelah semalaman ia menangis sebab aksi Dean terhadapnya. Dean Waverly, seorang pengusaha sukses di usianya yang masih muda, ternyata memiliki sisi kejam di balik sikapnya yang ramah dan humble terhadap semua orang. Begitu yang saat ini ada di dalam pikiran Noura. Lelaki yang sukses membuat seluruh keluarga Willow senang dan bahagia sebab hampir menjadi bagian dari keluarganya yang kaya raya, tak ubahnya singa mematikan yang siap memangsa buruannya. Noura mencoba bangun dari tidurnya meski rasa nyeri di sekujur tubuhnya memintanya untuk diam dan istirahat. Sejenak ia memandang seluruh ruangan suite yang Dean sewa sebagai kamar pengantin mereka berdua. 'Ah, ini bukan kamar pengantin. Ini hanya ruang penyiksaan yang dibalut dengan hiasan indah,' batin Noura menangis. Selimut tebal yang menutupi tubuhnya perlahan Noura singkirkan. Tampak gaun pengantin berwarna putih, terlihat kusut dan koyak sebab paksaan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya
SIKAP DEAN
"Tugasmu bukan melamun, tapi menyelesaikan apa yang seharusnya kamu selesaikan." Di saat Noura masih berkutat dengan lap dan alat pembersih lainnya, Dean tiba-tiba muncul dan berkata sinis. "Maaf, Tuan Dean. Aku tidak melamun, tapi sedang membersihkan lemari kaca ini. Kalau aku tidak melakukannya pelan-pelan, aku khawatir akan membuatnya pecah." Noura mencoba membela diri. Ucapan Noura hanya direspon dengan tatapan sebal Dean. Lelaki itu yang sudah duduk di bangku meja makan, lantas mengambil sarapan yang sudah disiapkan. "Siapa yang membuat menu sarapan ini? Apakah dia lagi?" tanya Dean sembari menatap dua orang pelayan di depannya. Dua orang pelayan yang selama ini selalu menyiapkan makanan untuk Dean tampak saling bertukar pandang. Keduanya terlihat ketakutan sebab tahu siapa yang tuannya itu maksud. "Kenapa? Apakah betul yang saya katakan?" tebak Dean masih mengambil beberapa sosis panggang di depannya. "Be-betul, Tuan. Tapi, itu karena Nona Noura yang meminta." Semen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya
FEELING SEORANG IBU
Rumah sederhana tempat di mana Noura lahir dan dibesarkan, masih tampak sama asri dan nyaman. Tak ada yang berubah setelah dua minggu ia pergi dan tinggal di rumah Dean. "Aku datang!" seru Noura seraya mengetuk pintu rumahnya. Seseorang datang mendekat. Suara langkah kakinya terdengar di telinga Noura. "Noura! Kamu sama siapa? Apakah bersama Dean?" Pertanyaan bertubi-tubi ibunya lontarkan seraya mengedarkan pandangannya ke area luar rumah. "Tak ada siapa-siapa?" ucap ibunya lagi dengan ekspresi yang sulit Noura baca. "Memang tidak ada siapa-siapa, Bu. Aku datang sendiri, tidak bersama Dean atau siapa pun." Perlahan Noura masuk ke dalam rumah. Ia mencoba acuh atas ekspresi aneh ibunya. Wanita itu kemudian duduk di bangku ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga. Di ruangan itu juga ada televisi berukuran sedang berdiri di atas sebuah meja buffet panjang bersama beberapa bingkai poto keluarganya. Salah satunya adalah poto almarhum ayahnya yang tengah memangku si
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya
PEMECATAN
"Apa! Saya dipecat, Pak?" Informasi yang disampaikan oleh manajer personalia di perusahaan tempat di mana Noura bekerja, membuatnya terkejut. "Maafkan aku, Noura. Tapi, ini adalah keputusan dari atas.""Tapi, apa alasannya? Bukankah sejauh ini kinerja kerja saya baik dan tidak ada yang merugikan pihak perusahaan?""Ya, aku tahu. Tapi, apa yang bisa aku lakukan jika pimpinan sudah mengeluarkan perintah ini?"Lelaki dengan wajah lelah di depan Noura hanya bisa memandang serbasalah. Surat dalam sebuah amplop putih masih tergeletak di atas meja setelah Noura meletakkannya kembali karena kecewa. "Apa mereka tidak mengatakan apapun pada Anda apa yang mendasari mereka mengeluarkan perintah tersebut?""Mereka hanya mengatakan citra buruk stasiun televisi setelah kematian Rachel.""Kematian Rachel?" Noura mengulang pertanyaan yang direspon anggukan sang manajer. "Ini mustahil. Jika alasan pemberhentianku karena kematian Rachel, kenapa baru terjadi sekarang setelah lebih dari dua pekan berl
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya
USAHA NOURA
"Bisakah kita bicara?"Setelah selesai makan malam, Noura yang sengaja menunggu suaminya selesai makan, meminta waktu untuk berbicara. "Aku sibuk," ucap Dean acuh seraya mengelap bibir dengan selembar napkin. "Hanya sepuluh menit, tak lebih." Noura mencoba memaksa. Awalnya Dean tetap menolak, tetapi 'rengekan' Noura membuat telinganya pengang. "Lima menit. Waktuku terlalu berharga untuk mendengar ocehanmu." Dean menatap sinis. Lelaki itu kemudian beranjak bangun. "Tunggu aku di ruang kerja," ucapnya lalu pergi naik ke lantai dua. Noura merasa lega. Ia sangat berharap Dean mau mendengarnya kali ini. Ia pun lantas bergegas menuju ruang kerja Dean yang ada di dekat ruang keluarga. Dengan secangkir teh Camomile yang sudah pelayan siapkan, Noura masuk ke dalamnya. Di ruangan yang belum pernah Noura masuki, wanita itu dibuat terpesona dengan keadaan di dalamnya. Dua buah lemari berukuran sedang berdiri bersama rak-rak kayu yang dipenuhi berbagai macam buku. 'Mengapa aku tidak tahu k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya
MASIH USAHA
Restoran di mana saat ini Noura berada terlihat begitu lengang. Belum banyak orang yang datang untuk bersantap siang. Noura sendiri duduk di sana sebab menunggu seseorang. Bersama secangkir kopi karamel, Noura tampak gelisah sembari sesekali melihat ponsel di tangannya."Sorry! Nunggu lama, yah?"Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki dari arah belakang Noura. Lelaki kisaran usia tiga puluhan itu tersenyum saat Noura menengok padanya. "Enggak kok! Kopi aku aja belum habis," jawab Noura sambil mengajak lelaki itu duduk. "Aku yang seharusnya minta maaf karena udah bikin kamu datang ke sini, Kenz," lanjut Noura dengan wajah menyesal. "Ah, santai saja. Kamu kaya kita baru kenal kemarin. Sok-sok'an gak enak."Lelaki bernama Kenz itu pun duduk, lalu memanggil seorang waiters untuk memesan sesuatu. "Es cappucino satu," ucap Kenz yang langsung direspon anggukan sang waiters. Setelah pelayan perempuan itu pergi, Kenz tampak bersiap saat Noura sudah akan membuka mulutnya. "Kenapa kamu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya
KELAKUAN DEAN
"Ternyata begini kelakuan seorang Dean Waverly yang orang di luar sana tidak tahu."Suara seorang lelaki muncul tiba-tiba ketika Dean hendak memaksa Noura untuk berhubungan intim di area kolam renang. Dean yang sudah hampir melakukan tindakan tak senonoh kepada Noura, seketika menghentikan aksinya begitu mendengar suara orang yang dikenalnya. Di bawahnya, sang istri terlihat terisak menahan tangis. Beruntung aksi Dean belum sampai membuat pakaian Noura terbuka sehingga membuat wanita itu sedikit lega. "Mau apa kamu ke sini? Tidak bisakah kamu memberi tahuku jika akan datang?" tanya Dean kesal. Ia lantas mengusir Noura dengan lirikan dari ekor matanya. Lelaki yang tiba-tiba muncul tadi, tak lepas memandang Noura yang berjalan melewatinya. "Jangan macam-macam, Mat! Wanita itu milikku." Dean terlihat tak suka saat lelaki di depannya masih terus mengawasi Noura yang sudah masuk ke dalam rumah. "Wah! Apa aku tidak salah dengar, Dean? Apa kamu mulai menyukai istri pura-puramu itu?" tan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-01
Baca selengkapnya
PERTEMUAN TAK TERDUGA
Pagi-pagi sekali Dean sudah berangkat ke kantor. Sarapan yang sudah para pelayan siapkan sampai tak disentuhnya. Noura yang melihat suaminya berangkat, tampak lega. 'Setidaknya aku bisa sedikit santai saat ia tak ada,' pikir Noura yang pagi itu tengah mengelap jendela. "Biar saya yang lanjutkan, Nona Noura." Salah seorang pelayan mencoba mengambil alih pekerjaan yang sedang Noura kerjakan. Beberapa pelayan memang membantu Noura saat Dean tak ada. Tapi, hal itu tidak mereka lakukan bila sang tuan ada di rumah. "Tidak perlu. Biar aku saja yang kerjakan. Kamu bisa mengerjakan pekerjaanmu sendiri." Noura tak pernah mau membuat pelayan berada dalam kesulitan. Jika itu memang tugas Noura, maka ia akan lakukannya sampai usai. "Tapi, Nona ....""Tidak apa-apa. Ini masih pagi, hitung-hitung aku berolahraga."Pelayan tadi akhirnya pergi melanjutkan pekerjaannya setelah Noura menolak dibantu. Tak berapa lama Alton muncul dan menyampaikan sesuatu kepada Noura. "Tuan Dean berpesan supaya And
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya
TUDUHAN DEAN
Sepanjang perjalanan menuju kantor, baik Dean atau Noura keduanya sama-sama diam. Setelah pertemuan tak terduga antara Noura, Dean, dan Kenz, suasana di dalam mobil tersebut terasa lain. Tak bisa Noura bayangkan apa yang ada di dalam pikiran Dean sekarang setelah Kenz memberinya sejumlah uang. 'Ia tak peduli bukan? Bukankah itu yang ia katakan dalam kesepakatan hubungan kami?' benak Noura berkata meski hatinya merasa ketar ketir. "Apakah kamu sudah menjadi seorang perempuan bayaran sekarang?" Di tengah usaha Noura yang mencoba menenangkan hatinya, ucapan Dean yang tiba-tiba membuatnya terperangah. "Apa yang kamu katakan barusan?" tanya Noura sembari menengok dan menatap suaminya itu. "Dua puluh juta. Jadi, lelaki itu membayarmu segitu?"Noura masih tak mengerti dengan kalimat Dean. "Apa maksudmu?"Perlahan Dean mengubah posisi duduknya. Kali ini ia menatap wajah Noura yang terlihat bingung. "Dua puluh juta untuk pelayanan berapa jam? Satu jam, dua jam, atau seharian?"Plak! En
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-03
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status