Shen jin Xiuying, adalah seorang dokter dari abad ke-21 yang ahli dalam pengobatan serta menciptakan ramuan untuk mengobati berbagai penyakit. Dia mengalami kecelakaan saat dia akan menemui ibunya yang tengah menunggu dirinya di sebuah cafe. Dia pun dinyatakan koma oleh dokter. Tanpa disangka, arwah Shen jin Xiuying melakukan perjalan waktu dan masuk ke tubuh seorang Putri yang merupakan anak seorang selir dari kerajaan Ruyi. Yi XiuYing dan ibunya selalu mendapatkan perlakukan tidak adil dari saudara dan para selir kaisar Ruyi yang lainnya hanya karena nyonya Yi dulunya seorang pelayan. Segala tipu muslihat dilakukannya oleh mereka untuk menyingkirkan Yi Xiuying. Kehidupan Shen jin Xiuying, berubah 180° ketika kekaisaran Bai Li Yuan mengirimkan undangan perjamuan untuk mencari seorang selir dari kalangan manusia. Kerajaan Bai Li Yuan adalah kerajaan yang sangat besar dan terkenal akan kekuatannya. Namun, tidak ada yang tahu di mana letak kerajaan tersebut karena kaisar sendiri membuat pembatas gaib. Demi kejayaan kerajaan Ruyi, kaisar memutuskan untuk menjalin hubungan dengan melakukan pernikahan putrinya dengan kaisar tersebut. Tidak sangka kalau para putri-putrinya dari selir yang disayanginya malah menolak permintaan sang raja. Sang selir malah mengusulkan untuk melimpahkan pernikahan tersebut kepada Shen jin. Nyonya Yi tidak setuju jika Putrinya menjadi istri dari kaisar Bai Li Yuan yang sudah memiliki banyak selir dan juga terkenal akan dengan kekejamannya. Shen jin diam terpaku. Dia pun mengingat akan ibunya Wu Ruonan yang selalu menyuruhnya untuk mencari seorang suami. "Apakah ini karma untuk diriku yang selalu membantahmu? Ibu maaf kan aku. Aku ingin kembali, aku tidak mau disini," batinnya. Karena tidak tega melihat nyonya Yi yang selalu ditindas oleh selir dan Putri yang lainnya, dengan tekadnya Shen jin pun menerima pernikahan itu. Sebelumnya, dia memberikan syarat pada raja Ruyi agar nyonya Yi mendapat perlakuan adil seperti istri yang lainnya dan raja Ruyi pun menyetujui persyaratan Shen jin.
View MoreDi sebuah rumah sakit terkenal di negara China dengan nama Suzhou Medical College Hospital, tepatnya di kota Suzhou.
Seorang gadis yang baru saja keluar dari ruang praktek dokter. Berjalan begitu terburu-buru dengan telepon genggam yang menempel di telinganya. Sepertinya, dia sedang menerima panggilan dari seseorang.
Shen Jin adalah seorang dokter ternama dengan karir yang cemerlang. Namun, banyak yang tidak menyukai dirinya karena sikapnya yang keras kepala.
Shen Jin segera keluar dari rumah sakit tersebut dan mencari taksi untuk ditumpanginya. Dia terlalu cemas dengan ibunya yang sudah menunggu dirinya di sebuah cafe.
"Ibu, aku baru saja selesai dengan pekerjaanku dan sekarang aku sedang menunggu taksi. Sebenarnya, kenapa ibu selalu saja menyuruhku untuk menjalani kencan buta? Ibu pikir putrimu ini tidak laku?" tanyanya dengan nada kesal. Tentu saja Shen jin kesal tindakan ibunya itu sedikit berlebihan.
"Jika ibu tidak melakukan ini, kau pasti akan mengabaikan jodohmu sendiri. Mau sampai kapan kau akan melajang sementara teman-temanmu sudah menikah di usianya yang masih muda. Ingat Shen Jin, umurmu itu sudah tidak muda lagi, kau harus segera mendapatkan pasangan. Dan kali ini, ibu berani menjamin kalau pria ini akan cocok dengan mu," kata Nyonya Wu Ruonan di seberang sana.
"Umurku tidak tua, umurku masih 25 tahun. Kenapa ibu menyebut umurku sudah tidak muda lagi," jawabnya. Shen Jin tidak terima jika umurnya di sudah sangat tua oleh ibunya sendiri. Shen Jin mematikan sambungan telepon selulernya.
Meskipun seperti itu, karena Shen Jin hanya hidup berdua dengan ibunya. Apapun keinginan ibunya selalu dituruti, termasuk menjalani kencan butanya walau hasil akhirnya akan sama saja. Shen Jin akan lari dari pria yang menurutnya tidak sesuai.
Ini adalah kencan buta yang ke 99 kalinya dengan pria yang ibunya pilih. Bagi Shen Jin, Memilih calon suami itu seperti pasien yang datang untuk melakukan pengobatan dengan sungguh-sungguh dan bangkit dari keterpurukan bukan hanya sekali datang dan putus asa dengan hidupnya. Setelah beberapa menit, Taksi pun datang dan berhenti di depan Shen Jin. Dengan cepat, Shen Jin naik taksi tersebut menuju cafe yang sudah disebutkan oleh ibunya tadi.
Sekitar sepuluh menit, taksi yang ditumpangi Shen Jin tiba di cafe yang dituju. Setelah membayar, Shen jin melompat keluar dan berlari masuk ke cafe.
Shen jin tidak langsung masuk. Dia berdiri di depan pintu cafe yang terbuat dari kaca dan merapikan penampilannya sebentar, setelah terlihat rapi barulah dia melangkah masuk. Di dalam cafe, Shen Jin celingukan mencari sosok ibunya yang entah dimana keberadaannya.
"Dimana dia?" gumamnya pelan. Kakinya terus melangkah. Di dalam cafe tidak terlalu ramai dan hanya ada beberapa orang saja yang sedang menikmati kopi.
Shen Jin yang sedang mencari keberadaan ibunya, tiba-tiba saja handphonenya berdering. Shen Jin melihat di layar handphone tertera nama ibunya dan langsung menggeser tombol hijau itu.
"Shen Jin, duduklah di meja no. 03 yang di atasnya ada bunga mawar putih. Cepat, orang itu akan datang sebentar lagi, ingat, Ibu akan mengawasimu."
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Shen Jin. Dia segera mencari meja yang sudah disebutkan tadi oleh ibunya. Setelah menemukan meja yang di pesan oleh ibunya, dengan santai Shen jin mendaratkan bokongnya di kursi.
Shen Jin masih mengenakan pakaian dokternya. Karena dia begitu terburu-buru ketika ibunya menelpon sehingga lupa membuka jas dokter tersebut.
Banyak mata memandang padanya. Shen jin tidak peduli. Shen Jin lebih memilih menonton drama favoritnya tentang tabib wanita yang sangat ahli dalam pengobatan. Disaat sedang serius menonton, handphonenya kembali berdering.
"Shen Jin, angkat bunga mawar putih itu agar pria yang akan mengencani itu tahu. Kau ini susah sekali diberitahu," imbuh Wu Ruonan yang sedang duduk di pojokan cafe.
"Ibu ini merepotkan sekali. Kenapa bukan ibu saja yang menjalani kencan ini, kenapa harus aku," sahut Shen jin dengan nada kesal.
"Sudah jangan cerewet, ikuti saja rencana ibumu ini. Pokoknya Hari ini kau harus berhasil dan jangan melarikan diri lagi. Jika kau masih seperti itu, jangan harap kau akan melihat ibumu bernafas lagi," cecar nya. Shen jin mendengus kesal mendapat ancaman seperti itu dari ibunya.
Shen Jin mengambil bunga mawar putih yang ada di atas meja lalu menggenggamnya. Raut wajahnya tampak kesal.
"Apa ibu sudah melihatnya?" Shen jin menengadahkan wajahnya melihat ke arah ibunya yang duduk di sudut ruangan yang tidak jauh dari tempat duduk Shen jin.
"Hehehe. Ternyata kau sudah tahu kalau ibu ada di cafe ini," ucapnya cengengesan.
"Memangnya dimana lagi ibu akan mengawasiku kalau bukan di tempat yang sama." Shen Jin mematikan sambungan teleponnya. Shen jin memegang bunga mawar putih tersebut dan netranya mengedarkan pandangannya ke segala tempat.
Tiba-tiba matanya teralihkan ketika mendengar suara pintu terbuka yang berada di belakang tidak jauh dari meja Shen Jin.
Shen Jin membelakan matanya ketika melihat seorang pria membawa setangkai mawar putih. Tubuh pria itu pendek, kepala botak dan sudah sangat berumur.
'Dia, paman jahat!" Batinnya.
Bunga yang dipegangnya, di masukan ke dalam mulutnya sendiri agar tidak diketahui oleh pria tua itu. Tanpa berpikir panjang, Shen jin mengambil langkah kaki seribu.
"Shen Jin. Jangan lari, jangan lakukan itu," teriaknya. Wu Ruonan mengejar Shen jin dan terus memanggil Shen jin agar berhenti berlari.
Shen Jing sampai di pinggir jalan raya, namun tidak terlalu ramai kendaraan. Dia berhenti sejenak melihat ke arah belakang. Detik kemudian, berlari kembali menyebrangi jalan hingga ke tepian. Tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar teriakan ibunya.
"Shen jin, waktu ibu sudah tidak lama lagi. Ibu tidak akan bisa menemanimu lagi," ucapnya lirih. Shen Jin membalikkan badannya. Raut wajahnya terlihat terkejut mendengar ucapan sang ibu di seberang jalan sana.
"Hidup ibu tidak lama lagi. Sebelum ibu pergi, ibu ingin kau ada yang menemanimu, ibu tidak mau kau larut dalam kesedihan. Shen jin, mengertilah," lirihnya. Wu Ruonan terlihat begitu sedih dengan wajahnya yang sedikit terlihat pucat.
"Apa yang ibu katakan? Ibu jangan bercanda? Jangan membuatku khawatir," seru Shen Jin dari seberang jalan. "Ibu jangan berbohong lagi," sambungnya.
"Shen Jin!" Wu Ruonan menangis tersedu-sedu. Melihat ibunya menangis seperti itu, Shen jin mengurungkan niatnya untuk lari kembali. Dia kembali menyeberang jalan dengan wajah yang sendu. Namun, karena tidak hati-hati sebuah mobil mercy warna hitam melaju dengan kecepatan tinggi.
'BRAK'.
Kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Shen jin tertabrak dan tubuhnya terpental jauh. Tubuh Shen jin berguling-guling di jalan aspal.
Ibu Shen jin ternganga dan shock melihat tubuh Shen Jin yang tergeletak di jalan dengan penuh luka serta bagian kepalanya mengeluarkan darah segar. Orang-orang yang melihat kecelakaan tersebut, langsung mengerubungi tubuh Shen Jin.
Ibu Shen Jin tersadar dari shock nya dan berlari ke arah tubuh Shen jin dan memeluknya.
"Shen Jin, bangun! Buka matamu, jangan tinggalkan ibu. Ibu berjanji tidak akan memaksamu lagi untuk mencari pasangan. Ibu akan menunggumu sampai kau benar-benar menemukan orang yang kamu sukai. Bangunlah Shen Jin." Wu Ruonan menangis histeris mendekap tubuh Shen jin.
Tidak lama kemudian, ambulan datang. Para petugas medis langsung membawa tubuh Shen jin ke rumah sakit.
**
**
**
Setibanya di rumah sakit, Shen jin langsung ditangani oleh para dokter. Dokter dan yang lainnya sibuk menangani Shen Jin yang sedang kritis.
Wu Ruonan menunggu di depan ruang IGD seorang diri. Wajahnya terlihat sedikit pucat serta tubuhnya gemetar. Setelah satu jam lamanya, akhirnya para dokter pun keluar membawa tubuh Shen Jin yang dipenuhi alat medis di atas tempat tidur pasien. Wu Ruonan bangun dari duduknya dan berlari ke arah salah satu dokter.
"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?" tanyanya dengan mata yang sembab.
"Nyonya, kondisi dokter jin saat ini tengah mengalami koma. Kami akan membawa dokter Jin ke ruang ICU untuk memantau kondisinya," ucap dokter pria.
Bak tersambar petir di siang bolong. Tubuhnya Wu Ruonan luruh tak berdaya. Shen jin pun dibawa ke ruang ICU.
Disaat Shen jin mengalami kecelakaan. Di lain tempat yang sangat jauh. Di sebuah kerajaan kecil bernama Ruyi, seorang gadis yang sangat cantik, bermahkotakan burung Phoenix dan berpakaian pengantin khas Tiongkok tengah terbaring tidak sadarkan diri. Raut wajahnya sangat pucat dan terlihat ada noda darah di sudut bibir gadis itu.
Yi Xiuying adalah gadis seorang anak selir. Namun, keberadaanya tidak pernah diakui oleh para istri raja yang lainnya hanya karena selir Yi dulunya adalah seorang pelayan.
Karena sebuah kecelakaan, di saat raja tengah berbaring di kamarnya dalam keadaan mabuk, di saat itu selir Yi bertugas untuk mengantarkan makanan ke kamar raja Ruyi. Setibanya di kamar, selir Yi melihat raja sedang tertidur pulas seorang diri.
Awalnya terlihat baik-baik saja dan tampak tenang. Selir Yi meletakan minuman dan makanan kecil yang dibawanya tadi di atas meja kecil di samping tempat tidur raja. Saat selir Yi hendak melangkah, tangan selir Yi digenggam dan langsung ditarik oleh raja hingga tubuhnya terjerembab ke pelukan sang raja. Raja yang dibawah pengaruh alkohol secara tidak sadar melakukan hubungan terlarang tersebut dengan selir Yi.
Selir Yi yang diperlakukan seperti itu hanya bisa pasrah. Selir Yi menangis sesegukan di tepi tempat tidur dengan memeluk kedua lututnya. Setelah raja tersadar, begitu terkejutnya ketika mendapati seorang wanita yang tengah menangis di atas ranjangnya yang sama. Tanpa mengatakan apa pun, selir Yi segera beranjak dari tempat itu karena takut akan kemarahan raja Ruyi
Namun, dengan cepat raja Ruyi menarik tangan selir Yi. Keduanya berdiri saling berhadapan. Tetapi, selir Yi tidak berani menatap mata sang raja. Dengan penuh kelembutan, raja Ruyi mengatakan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya tapi dengan syarat, selir Yi tidak boleh tinggal di istananya. Meskipun hidupnya terjamin, tapi raja tidak pernah sekalipun mengunjungi selir Yi sampai dia melahirkan seorang Putri hingga putrinya beranjak dewasa.
Kembali ke awal.
Tubuh Shen Jin yang terbaring, mengerakkan jari-jarinya. Dia pun meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya, dia perlahan bangun dan duduk sehingga mengejutkan semua orang yang ada di sana. Tiba-tiba saja, Shen Shen Jin bersendawa.
Dia mengerutkan hidung ketika mencium bau yang tidak sedap dari mulutnya sendiri. Lalu, matanya tidak sengaja melihat bercak darah yang sudah hampir mengering. Dia pun mencolek sedikit menggunakan ujung jari, kemudian mendekatkan ke hidung menghiduk aroma darah tersebut.
"Kenapa darah seperti tercampur minuman beracun?" ucap Shen Jin dalam hati. Ia sempat bertanya-tanya, mengapa bercak darah ini bisa mengandung racun. Hingga akhirnya dia pun berpikir, sepertinya Yi Xiuying pemilik tubuh sebelumnya telah di racuni.
"Ah, aku mengerti. Yi Xiuying mengakhiri hidupnya dengan meminum racun dan aku mengalami kecelakaan tertabrak mobil, mungkin tak selamat hingga akhirnya aku masuk ke tubuh Yi Xiuying ini."
Shen Jin merasa beruntung, jika ia meninggal bisa di beri kesempatan kedua untuk tetap hidup meski di dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Tapi, ia juga sedih harus berpisah dengan orang tua yang hanya hidup seorang diri, teman-temannya dan juga karir yang sedang cemerlang itu.
"Apakah ada kesempatan aku untuk kembali? Atau aku akan terjebak disini untuk selamanya?"
"PRAJURIT, TANGKAP WANITA ITU!" seru raja Ruyi yang sudah berdiri di singgasananya.
"BERHENTI!" Shen Jin memegang kepalanya yang berdenyut. Sebuah ingatan yang bukan miliknya sedang memenuhi pikiran Shen Jin.
Yi Xiuying adalah seorang anak selir dari kediaman raja ruyi hasil dari hubungan terlarang. Meskipun seperti itu, raja Ruyi memberikan status walah hanya sebagai selir. Namun, hanya karena anak dari seorang selir, hidup Yi Xiuying selalu di rundung, dia menjadi penakut, lemah dan tidak berguna.
Sementara di mata orang-orang, Xionglue sangat berbakat, berparas cantik, lembut dan berbudi luhur. Dia adalah wanita berbakat di tanah kerajaan Ruyi.Tanggal 18 November ini adalah hari pernikahannya dengan seorang kaisar iblis dari kerajaan Bai Li Yuan, kaisar Bai Li Yuan. Shen Jin di paksa Xionglue untuk menggantikannya. Dia tidak mau menjadi korban dari keganasan sang kaisar yang terkenal kejam dan tak berbelas kasih.
Jadi, sekarang ini aku melintasi waktu?
Namun, setelah mengatakan seperti itu, dia mengambil pedang dari salah satu prajurit yang berdiri tidak jauh darinya dan menghunuskan pedang ke prajurit-prajurit yang mengepungnya. Shen Jin menatap tajam ke setiap wajah yang ada di sana.
"Ka-kamu tidak mati?" Setelah melihat adegan ini, Xionglue yang berdiri di belakang prajurit membelakan mata dengan tidak percaya, kemudian dia baru meresponnya.
"Cepat! Cepat panggil tabib, Putri Yi tidak mati, dia masih hidup!"
Namun, begitu perkataan itu di lontarkan, Shen Jin melesatkan sebuah belati yang entah kapan benda itu sudah ada di tangannya. Belatinitu melayang melewati para prajurit, Xionglue yang tidak sempat mengelak wajah cantiknya tergores.
"Xionglue, sungguh akting yang bagus!''.
Xionglue menutup wajahnya dengan ekspresi tercengang. Dia memandang Shen Jin dengan ekspresi tidak percaya.
"Ka-kamu berani melukaiku?"
"Dengan alasan apa aku tidak berani melukaimu? Meskipun statusku hanya anak dari seorang selir tapi aku berhak untuk menentukan pilihan hidup dan matiku. Kau memanfaatkan diriku untuk menggantika pernikahan ini, tapi kau sendiri yang membuatku harus meminum tonik beracun itu." Shen Jin berkata kasar membuat semua orang yang ada di tempat itu terkejut.
"Xionglue!" Melihat Xionglue dilukai seperti itu, membuat ratu Yuhe menjadi panik. Dia bergegas maju dan memapahnya.
"Xionglue, kau baik-baik saja?" Xionglue menutup wajahnya yang tergores dan menggelangkan kepala memsanga raut wajah yang menyedihkan.
Ratu Yuhe memelototi Shen Jin dengan emosi. "Dasar wanita licik. Kamu bunuh diri dengan meminum racun di hari pernikahan itu sudah merupakan kesalahan besar. Xionglue sungguh mengkhawatirkan dirimu tapi kamu malah berbuat sebaliknya. Pengawal, seret wanita licik itu ke penjara!"
Shen Jin menyeringai dalam hati, pernikahan ini di tentukan oleh kaisar tapi raja dan ratu Yuhe begitu membenci pemilik tubuh yang begitu lemah dan tidak berguna ini. Mereka yang menyebabkan Yi Xiuying harus meregang nyawa di hari pernikahannya tapi mereka berakting seolah-olah Shen Jin lah yang bersalah disini.
Begitu perintah di turunkan, para prajurit yang sejak tadi mengelilinginya langsung bergerak menyerbu Shen Jin.
Shen Jin membalikkan tubuhnya dan mencengkram salah satu leher prajurit dalam sekejap dan menekannya dengan kuat. Prajurit itu seketika memuntahkan darah segar dan tergeletak di lantai.
Kejadian itu begitu cepat sehingga membuat semua orang yang ada lokasi tidak sempat mencegahnya. Prajurit yang tersisa, melihat adegan tersebut kebingungan dan lupa bereaksi untuk sesaat.
Salah seorang penjaga berbadan kekar dengan wajah tanpa ekspresi mencengkeram rambut Xiu Juan dengan kasar, menarik kepalanya ke belakang hingga ia mendongak paksa. "Diam! Jangan membuat keributan, gadis kecil. Semakin kau melawan, semakin sakit jadinya." Suara seraknya bagai gerungan binatang buas.Xiu Juan merasakan air mata semakin deras mengalir. Ia menatap wajah-wajah dingin di sekelilingnya, mencari secercah belas kasihan, namun yang ia temukan hanyalah tatapan kosong dan acuh tak acuh. Di mata mereka, ia hanyalah barang dagangan, sebuah komoditas yang akan menghasilkan keuntungan bagi tuan mereka.Mereka menyeretnya keluar dari gerbang besi penjara yang berderit, menuju halaman yang gelap dan dingin. Di sana, beberapa gerobak kayu reyot sudah menunggu, ditarik oleh kuda-kuda kurus yang tampak lelah dan lesu. Bau kandang dan kotoran hewan bercampur dengan udara malam yang dingin.Xiu Juan dipaksa naik ke salah satu gerobak, terlempar kasar di antara beberapa tahanan lain yang j
Udara pengap dan dingin penjara bawah tanah menusuk hidung, membawa serta bau karat besi dan kelembaban yang menyesakkan. Cahaya obor yang menari-nari di dinding batu yang kasar menciptakan bayangan yang bergerak liar, seolah roh-roh penasaran tengah mengawasi."Cepat!" bisik Jenderal dengan suara rendah namun penuh tekanan, matanya menyapu lorong gelap dengan waspada. "Kita harus segera pergi sebelum para penjaga menyadari keberadaan kita."Pria paruh baya itu, dengan wajah penuh harap yang bercampur ketakutan, mencengkeram lengan sang jenderal. "Apakah kita bisa menyelamatkan gadis ini, Jenderal? Kudengar… kudengar dia akan dikirim ke Desa Yueming. Dijadikan budak belian," lirihnya, suaranya bergetar tertahan.Jenderal, yang raut wajahnya semakin mengeras oleh kegelisahan yang tak tertahankan, hanya bisa menggelengkan kepala dengan tatapan penuh penyesalan. Angin dingin tiba-tiba berhembus dari ujung lorong, membawa serta suara gesekan samar dan langkah kaki yang mendekat. Detik ber
Remang cahaya senja menari di sela pohon hutan bambu , menerpa raut wajah cantik Shen Jin yang diliputi gurat keterkejutan. Di hadapannya, Kaisar Yuan, dengan tatapan setenang permukaan danau di malam hari, baru saja mengungkapkan sebuah kenyataan yang mengguncang batinnya."Benarkah itu, ?" bisik Shen Jin, suaranya nyaris tak terdengar di antara desau angin yang membawa aroma bunga plum. Keraguan masih membayang di matanya, seolah enggan mempercayai percakapan yang baru saja terjalin antara dirinya dan Liu Jun.Kaisar Yuan mengulurkan jemarinya yang lentik, menyentuh lembut dagu Shen Jin. Sebuah senyum tipis, menyimpan kedalaman yang sulit ditebak, menghias bibirnya. "Mengapa istriku ? Apakah kau meragukan ucapan dan tindakanku ini?" godanya, nada suaranya bagai alunan kecapi yang lembut.Shen Jin menepiskan sentuhan itu dengan gerakan halus, mengalihkan pandangannya ke lukisan kaligrafi yang tergantung di dinding. "Hanya saja... Aku khawatir akan akan memiliki prasangka, setelah
Di keheningan ruang baca Istana Bai Li Yuan, di mana aroma dupa cendana berbaur dengan wangi tinta dan gulungan kitab kuno, Jin Yu tengah bertukar pikiran dengan Shen Zhibai, He Shen. Cahaya senja yang merayap masuk melalui jendela berukir menerangi wajah-wajah mereka yang tekun. Namun, ketenangan itu seketika pecah bagai porselen yang terhempas tatkala sesosok bayangan hitam menerjang masuk.Sosok prajurit berpakaian serba gelap itu bergerak dengan kecepatan seekor elang yang menukik. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia menjatuhkan diri berlutut di hadapan Jin Yu, dahinya menyentuh dinginnya lantai marmer. Aura tegang terpancar kuat dari tubuhnya, mengusik kehangatan percakapan yang baru saja terjalin."Melapor kepada Yang Mulia, " suara prajurit itu tercekat, namun tetap lantang menggema di ruangan sunyi, "utusan hamba di wilayah kerajaan Dayue telah kembali dengan kabar genting mengenai gadis pelayan itu. Selir Lin... beliau berencana mengirim gadis itu keluar dari gerbang kota,
Kegelapan pengap menyelimuti ruang bawah tanah yang dingin dan lembap. Aroma anyir darah bercampur bau tanah menyeruak menusuk hidung. Di tengah remang cahaya obor yang menari-nari di dinding batu, sosok XIU JUAN tampak mengenaskan. Gaun tahanan putih lusuhnya compang-camping, menampakkan kulitnya yang pucat pasi. Bibirnya kering merekah, seolah telah lama merindukan setetes embun. Di pipi halusnya tergores luka merah yang masih membekas, saksi bisu kekerasan yang baru saja berlalu. Kedua tangannya terentang lebar, terikat kuat pada pilar kayu yang kasar, tubuhnya lunglai tak berdaya bagai layu diterpa badai.Di sudut gelap sel yang bersebelahan, terdengar suara batuk kering yang memecah keheningan. Sosok renta dengan rambut kusut dan janggut tipis terjuntai, seorang pria paruh baya , meringkuk di atas tikar jerami yang usang. Matanya yang cekung menatap Xiu Juan dengan tatapan sayu namun penuh minat."Gadis itu... apa yang membuatnya terjerumus ke dalam sarang iblis ini? Wajahmu...
Di bawah rembulan pucat yang menggantung rendah di atas cakrawala kota yang gemerlap namun terasa dingin, Shen Jin dan Kaisar Yuan bertukar pandang. Kilatan samar lampu-lampu lentera memantul di mata mereka, seolah merefleksikan percakapan sunyi yang baru saja terjadi. Detik kemudian, sebelum tatapan mereka kembali terarah pada Jin Yu. Putra mereka berdiri di tengah ruangan yang mewah namun terasa hampa, raut gelisah masih terpahat jelas di wajahnya yang biasanya angkuh.Shen Jin, dengan gaun sutra berwarna gelap yang tampak berkilauan tertimpa cahaya kristal dari lampu gantung di atas mereka, membuka suara. Nada bicaranya tenang namun mengandung ketegasan seorang wanita yang terbiasa mengatur. "Sepertinya, gejolak dalam hatimu, apa yang menjadi keinginan terdalam seorang ibu, telah bersemi dan kini tersirat jelas dalam benakmu. Sungguh sebuah kebetulan yang tak disangka, ayahmu, Kaisar Yuan, telah secara resmi mengajukan lamaran pernikahan ke kerajaan Dayue untukmu. Tampaknya, tak
Sebelum Jin Yu sempat menyelesaikan ucapannya, selir Lin melangkah maju. Langkahnya mantap, tatapan penuh otoritas. Dengan suara yang memecah keheningan aula, ia memberi perintah yang tegas."Bawa mereka ke dalam penjara!" serunya. Suaranya tajam, menusuk udara yang sebelumnya tenang.Jin Yu maju selangkah, niatnya untuk menghentikan tindakan itu terlihat jelas. Namun, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, tangan Shen Zhibai sudah meraih pundaknya. Sentuhan itu cukup kuat untuk menahan Jin Yu di tempatnya. Shen Zhibai menggeleng pelan, dan dengan suara rendah, ia berbicara, nyaris seperti bisikan."Jin Yu, tahan dirimu. Bukan sekarang waktunya," ucapnya penuh ketenangan, namun menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.Jin Yu mengerutkan dahi, tatapannya tetap terarah pada Xiu Juan dan Rouyue yang kini sedang digiring oleh prajurit. "Aku tidak bisa hanya berdiri diam, Shen Zhibai. Mereka tidak bersalah!"Shen Zhibai menghela napas, suaranya terdengar lebih tegas kali ini. "Jika kau bertin
Kabut tipis menyelimuti gerbang megah Istana Dayue, seolah menyembunyikan rahasia kuno di baliknya. Jin Yu dan rombongannya tiba di hadapan gerbang itu, keheningan menyelimuti mereka. Xiu Juan dan Rouyue, dua gadis anggun dengan aura misterius, menghentikan langkah mereka, menarik napas dalam-dalam seolah merasakan energi spiritual yang bergejolak di sekitar istana."Terima kasih atas perlindungan kalian, Tuan Jin Yu, Tuan He, dan Tuan Zhibai," ucap Xiu Juan dengan suara lembut namun mengandung kekuatan tersembunyi. "Perjalanan kita sampai di sini."Jin Yu, pemuda dengan sorot mata tajam dan aura seorang pendekar, maju mendekati Xiu Juan. "Bolehkah aku bertemu dengan kedua orang tuamu?" tanyanya, suaranya mengandung nada yang sulit diartikan.Xiu Juan mengangkat wajahnya, tatapan mereka bertemu. Ada sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya, sebuah perasaan yang bercampur antara kekaguman dan kebingungan. "Mengapa... mengapa Tuan ingin bertemu dengan mereka?"Jin Yu menatapnya dengan t
Fajar menyingsing dengan lembut, memercikkan warna emas pucat ke langit yang masih membayang abu-abu. Kabut tipis menggantung di atas tanah, seperti selendang gaib yang enggan dilepas oleh malam. Di tengah hutan yang sunyi, pepohonan kuno berdiri tegak, setiap helai daun mereka tampak menyala karena cahaya pertama matahari.Angin pagi membawa aroma tanah basah dan bunga liar yang baru mekar, bercampur dengan desau lembut sungai kristal yang mengalir di kejauhan. Di atasnya, burung-burung kecil dengan sayap berkilauan seperti permata beterbangan, menciptakan harmoni dari kicauan mereka.Dari balik bayangan pepohonan, seekor rusa bertanduk perak melangkah perlahan, matanya bersinar lembut seperti bulan. Jejak kakinya meninggalkan cahaya redup di atas rerumputan yang berkilauan. Tak jauh darinya, sepasang peri kecil dengan sayap serupa kelopak mawar saling berkejaran, tertawa lembut seperti lonceng angin.Di atas bukit, sebuah desa kecil terbangun perlahan. Pondok-pondok dengan atap jera
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments