Chapter: Bab. 95Ketika mereka semua tengah menikmati pesta tersebut, tiba-tiba terdengar suara kegaduhan yang memecah kesenangan dan membuat semua orang terhenti. Aroma manis anggur dan cahaya lilin yang berkilauan di sekitar mereka seolah memudar sejenak. Jin Yu, Shen Zhibai, dan He Shen ikut mengalihkan pandangannya ke arah kerumunan yang menjadi pusat masalah, penasaran dan sedikit cemas. "Ada apa di sana? Kenapa orang-orang berkerumun?" tanya He Shen dengan dahi berkerut, memperhatikan kerumunan yang bergerak gelisah di dekat kolam yang memantulkan cahaya bintang. "Sebaiknya kita lihat ke sana," jawab Jin Yu dengan nada tegas namun penuh rasa ingin tahu. Mereka berdua mengangguk dan tanpa ragu melangkah cepat menuju kerumunan tersebut, melewati tamu-tamu yang masih bingung. Sementara itu, di tengah kerumunan yang semakin padat, terdengar desah napas tertahan dan bisikan ketakutan. Terlihat seorang putri dengan gaun merah mencolok, berdiri angkuh di atas putri lain yang terduduk dengan wajah
Terakhir Diperbarui: 2025-02-20
Chapter: Bab.94Di sudut aula, Putri Lin dari Kerajaan Selatan sedang berbincang dengan Putri Wei dari Kerajaan Utara. Putri Lin mengenakan gaun hijau zamrud yang serasi dengan matanya yang cerah, sedangkan Putri Wei mengenakan gaun emas yang berkilau seperti sinar matahari. Mereka berbincang tentang pengalaman dan perjalanan mereka, sambil sesekali melirik ke arah Shen Jinyulong yang sedang menyambut para tamu dengan senyum hangat.Musik lembut mulai terdengar, dimainkan oleh para musisi istana yang berbakat. Alunan musik tradisional yang menghentak-hentak memeriahkan suasana, membuat para tamu merasa seperti terhanyut dalam dunia yang penuh pesona.Shen Jin Yu Long berjalan memasuki aula dengan penuh percaya diri, mengenakan jubah berwarna hitam dengan bordiran ular naga emas yang memancarkan aura kebanggaan dan kemewahan. Senyum manis menghiasi wajahnya, menambah pesona yang memikat perhatian semua orang. Para tamu, termasuk para putri dari kerajaan-kerajaan lain, menyambutnya dengan penuh pengh
Terakhir Diperbarui: 2025-02-19
Chapter: Bab. 93Shen Jin menghela napas panjang, masih mencoba mencerna kabar yang baru saja didengarnya. Matanya melirik kearah Jin Yu yang masih mengusap telinganya sedikit panas. Hembusan angin yang sejuk menyapu wajah mereka, menciptakan kontras yang tajam dengan ketegangan yang melingkupi suasana."Jadi, apa yang membuatmu begitu tergesa-gesa?" tanya Shen Jin, nada suaranya kali ini lebih tegas dan penuh perhatian.Jin Yu mengangkat wajahnya, menatap Shen Jin dengan mata yang menunjukkan kelelahan namun dipenuhi tekad kuat. "Karena Jin Yu sangat merindukan ibu dan ayah," jawabnya dengan nada manja. Tanpa ragu, ia menghambur ke dalam pelukan hangat Shen Jin."Ini juga sangat merindukanmu," ucap Shen Jin lembut seraya membelai rambut panjang putranya yang terurai. He Shen dan Shen Zhibai tersenyum lembut, memandang dengan haru pertemuan yang indah antara anak dan ibu. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, menghapus sejenak semua kekhawatiran.Kaisar Yuan, yang sejak tadi berdiri di sana mempe
Terakhir Diperbarui: 2025-02-19
Chapter: Bab. 92Shen Jin tersenyum, meski hatinya masih berdetak kencang akibat kejutan tadi. "Yua'er, hampir saja jantungku copot, kau membuatku terkejut," katanya sambil berusaha tenang.Kaisar Yuan tertawa pelan. "Maafkan aku, Shen Jin. Aku hanya ingin memberikan kejutan kecil," ucapnya seraya melepaskan pelukannya dan berdiri di samping Shen Jin, menghadap ke arah taman yang indah."Kau sudah melakukan pekerjaan yang luar biasa," puji Kaisar Yuan, mengamati dekorasi yang mempesona. "Pesta ini akan menjadi yang terbaik yang pernah ada di kerajaan."Shen Jin menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda terima kasih. "Apakah Putra ku akan menyukainya?" Kaisar Yuan mengangguk setuju. "Tentu saja. Jika sampai anak itu tidak menghargai usaha kerasmu, aku tidak akan mengijinkan dia melihat ibunya," katanya dengan penuh ancaman."Jangan seperti itu," ucap Kaisar Yuan lembut, mencoba menenangkan Shen Jin. Shen Jin menghela nafas sejenak, memandang ke arah pintu gerbang dari kejauhan. "Tidak terasa wakt
Terakhir Diperbarui: 2025-02-18
Chapter: Bab. 91Tujuh belas tahun kemudian, di sebuah ladang yang luas dengan pemandangan pegunungan hijau di kejauhan, terlihat seorang anak laki-laki tengah menunggangi kuda. Kuda berwarna coklat gelap itu melaju dengan anggun, sementara anak laki-laki itu duduk tegak dengan penuh kebanggaan. Ia mengenakan pakaian berwarna putih gading yang bersinar di bawah sinar matahari pagi, dengan bordiran bunga lotus di setiap sisinya yang memberikan sentuhan keindahan pada pakaiannya. Angin sepoi-sepoi berhembus, membuat bajunya berdesir dan menambah kesan elegan bagi pemakainya. Rambutnya yang hitam legam seperti malam terurai bebas, kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Matanya yang sayu tampak memancarkan ketenangan, hidung mancungnya memberikan karakter kuat pada wajahnya, sementara bibirnya yang sedikit tebal dengan merah alami terlihat mempesona. Rahangnya yang tegas semakin mempertegas kesempurnaan rupa anak laki-laki itu.Dia terus memacu kudanya dengan kecepatan maksimal, angin berhembus kenca
Terakhir Diperbarui: 2025-02-18
Chapter: Bab. 90Musim dingin telah berlalu, membawa kehangatan musim semi yang menyambut kehidupan baru. Cahaya matahari yang sebelumnya bersembunyi di balik awan kini muncul penuh kemilau, menerangi lembah-lembah yang dipenuhi bunga sakura yang sedang mekar. Angin lembut berembus, membawa aroma harum bunga dan suara gemericik sungai yang mengalir jernih di antara pegunungan.Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di kaki gunung, terdapat seorang petapa tua yang dikenal dengan kebijaksanaan dan kekuatan supranaturalnya. Ia duduk di beranda rumah bambunya, mengamati langit yang cerah dengan mata yang penuh kedamaian. Di sekelilingnya, makhluk-makhluk ajaib seperti naga kecil dan burung phoenix bermain di antara pepohonan, menciptakan pemandangan yang magis.Di tengah desa, seorang gadis muda bernama Lian berjalan dengan langkah ringan, membawa keranjang penuh ramuan obat yang baru dipetik. Rambutnya yang hitam panjang tergerai tertiup angin, dan mata elangnya mencerminkan tekad serta keberanian. Lian m
Terakhir Diperbarui: 2025-02-16

YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT
Di sebuah kerajaan Qing, Qing Fei merasa terasing dan terhimpit oleh ketidakberdayaannya. Ia selalu menjadi sasaran ejekan saudara-saudaranya yang lebih pandai dan berkuasa. Namun, di balik wajah bodohnya, Qing Fei adalah seorang pangeran yang memiliki dedikasi tinggi.
Sementara itu, Yuan Ling, putri Jenderal Yuan, juga menghadapi nasib serupa. Reputasinya buruk, dan ia dianggap tidak berguna. Ketika pernikahan dengan Pangeran Kelima semakin dekat, Yuan Ling memutuskan untuk melarikan diri. Ia berlari menuju tengah hutan, hatinya berdebar-debar.
Di tepi danau yang tenang, Yuan Ling tergelincir. Tubuhnya jatuh ke dalam air dingin, dan nyawanya pun pergi. Namun, di tempat lain, seorang pengawal wanita bernama Li Wei juga mengalami nasib tragis. Ia dicari oleh para prajurit karena mencuri benda berharga demi keinginan Pangeran Qing Chuan. Sayangnya, bukannya mendapatkan pertolongan, Li Wei malah ditikam di jantungnya dan tubuhnya dibuang ke dalam danau.
Takdir mempertemukan dua jiwa yang terpisah oleh kematian. Jiwa Li Wei, yang penuh dendam, masuk ke dalam tubuh Yuan Ling. Kini, Yuan Ling memiliki kekuatan dan tekad baru untuk mengubah nasibnya. Apakah ia akan membalaskan dendam Li Wei atau menemukan jalan lain yang lebih baik?
Baca
Chapter: Bab. 20Keesokan harinya, ketika sinar matahari pagi yang hangat mulai menyelinap melalui jendela, Yuan Ling dengan tergesa-gesa keluar untuk mencari bahan obat-obatan. Setelah berjam-jam mencari, ia kembali ke kediaman Pangeran Qing Fei hanya untuk mendapati ruangan yang kosong dan sepi."Fei'er... Fei'er?" panggil Yuan Ling dengan suara penuh kekhawatiran, matanya liar mencari di setiap sudut ruangan. Langkahnya cepat dan resah, setiap detik yang berlalu semakin membebani pikirannya. Ia memutuskan untuk keluar, berharap menemukan jejak sang pangeran. Di halaman depan, ia melihat seorang pelayan yang tengah menyapu dengan tenang."Pelayan, apa kau melihat pangeran?" tanya Yuan Ling dengan nada cemas yang kian memuncak."Maaf, Permaisuri, aku tidak melihatnya," jawab pelayan itu dengan singkat, menundukkan kepala tanpa berani menatap langsung."Apa? Bagaimana kau bisa tidak mengawasi pangeran? Jika terjadi sesuatu padanya, bersiaplah untuk ku penggal kepalamu," ancam Yuan Ling, suaranya berge
Terakhir Diperbarui: 2025-02-19
Chapter: Bab. 19Setelah berkata demikian, Yuan Ling pergi dari sana. Tanpa mereka sadari, sepasang mata tengah mengawasi mereka dari kejauhan, mendengarkan setiap kata yang terucap. Pangeran Qing Fei mengerutkan alisnya, mencerna setiap ucapan yang keluar dari mulut ayah mertuanya serta istrinya. Hatinya bergolak, berusaha memahami situasi yang semakin rumit. Angin berhembus lembut, membawa aroma bunga yang sedang bermekaran, seolah menjadi saksi bisu dari perbincangan yang tengah terjadi."Jenderal Yuan tidak akan salah mengenal putra-putrinya? Bukankah, putri kedua Jenderal Yuan terkenal dengan rumor bahwa dia adalah putri bodoh dan memiliki temperamen yang buruk? Tapi, kenapa yang aku lihat adalah kebalikannya?" gumamnya dalam hati, penuh kebingungan.Pangeran Qing Fei langsung bersembunyi di balik pintu, saat melihat Yuan Ling berjalan ke arahnya. Nafasnya tertahan, jantungnya berdegup kencang seiring langkah Yuan Ling yang semakin mendekat. Ternyata, Yuan Ling hanya melewati tempat itu saja. S
Terakhir Diperbarui: 2025-02-18
Chapter: Bab. 18Melihat kedatangan Jenderal Yuan, ayah dari Yuan Ling dan Pangeran Qing Fei, Yuan Ling pun beranjak dari sana. Kepergian Yuan Ling tidak luput dari perhatian Jenderal Yuan."Pangeran, sebaiknya kau menunggu di dalam saja. Aku akan pergi dulu sebentar," ucap Jenderal Yuan dengan nada yang terdengar gelisah, wajahnya yang biasanya tenang kini tampak cemas."Baik. Hati-hati, Ayah Mertua," balas Pangeran Qing Fei dengan penuh perhatian, menatap Jenderal Yuan dengan sorot mata yang khawatir.Yuan Ling, yang sedang berjalan di halaman luas kediaman Jenderal Yuan, merasakan angin sepoi-sepoi yang membawa aroma bunga-bunga taman. Langkah Yuan Ling terhenti saat mendengar seruan seseorang dari belakang dirinya."Yuan Ling!" seru Jenderal Yuan memanggil namanya dengan suara yang tegas namun mengandung kekhawatiran. Sejenak, Yuan Ling berhenti dan hanya melirik melalui ujung matanya. Detik kemudian, ia kembali melanjutkan langkahnya, mencoba menghindari panggilan sang ayah. Namun, langkahnya ter
Terakhir Diperbarui: 2025-02-16
Chapter: Bab. 17"Jika sampai jenderal Yuan memihak Qing Fei, ini sungguh akan mengancam posisi diriku sebagai putra mahkota. Aku harus menyelidikinya."Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing, sampai akhirnya pangeran Qing Chuan bertanya pada pangeran ke enam. "Hei. Bukankah jenderal Yuan tidak menyukai Yuan Ling?" tanyanya. Pangeran ke enam mengangkat wajahnya, menatap pangeran Qing Chuan. Pangeran ke enam menghela nafas sejenak. "Kakak ke tiga, wanita jalang itu berpikir bisa mengandalkan pangeran ke lima. Jika suatu saat ia menyadari jika pangeran ke lima tidak bisa melindunginya, dia pasti akan berakhir buruk," ujar pangeran ke enam. "Benar. Dia di sukai atau tidak oleh ayahnya, jika kita membunuh pangeran ke lima, barulah kita bisa tenang." Pangeran ke enam tersenyum dan berkata," Kakak. Itulah yang saya pikirkan!" Hari itu, Yuan Ling dan Pangeran Qing Fei berencana mengunjungi kediaman ayah Yuan Ling untuk memberikan hadiah-hadiah yang telah dipilih dengan hati-hati. Mereka bersiap
Terakhir Diperbarui: 2025-01-25
Chapter: Bab. 16Yuan Ling ikut terdiam, menyipitkan mata menyelidik saat sang suami sibuk memilih barang-barang antik di hadapannya. Pandangan matanya tajam, mengikuti setiap gerakan Pangeran Qing Fei dengan penuh perhatian."Jika ini bukan untukku, apa ini untuk wanita lain yang ada di luar sana?" ucap Yuan Ling dengan nada cemburu yang menggelitik telinga. Pangeran Qing Fei yang mendengar ucapan itu, mengedarkan pandangannya ke sekeliling seperti mencari sesuatu."Aku tidak melihat ada wanita lain di luar. Tidak ada siapa pun," jawabnya polos, seolah kebenaran mutlak yang tak terbantahkan. Yuan Ling yang awalnya sebal, tiba-tiba ikut tertawa. Mana mungkin pria polosnya ini bisa memiliki wanita lain selain dirinya."Baiklah. Aku percaya jika Fei'erku ini tidak akan menyembunyikan wanita lain." Yuan Ling tertawa renyah sambil bergelayut manja di pundak Pangeran Qing Fei. "Lalu, untuk siapa hadiah-hadiah ini?" sambungnya dengan rasa ingin tahu yang mendalam."Ini... Ini untuk ayah mertua," ungkapnya d
Terakhir Diperbarui: 2025-01-25
Chapter: Bab. 15Yuan Ling menyelipkan tangan ke balik lipatan baju, dengan gerakan cepat dan penuh ketegangan, ia menaburkan bubuk racun ke mata Gu Min Lang. Seketika, Gu Min Lang melepaskan cengkeramannya dan menjerit kesakitan, suaranya menggema di ruangan. "Apa yang kau lakukan?" teriak Gu Min Lang dengan suara parau, sambil menutup kedua mata dengan sebelah tangannya. Rasa perih yang menyengat membuatnya menggeliat kesakitan.Yuan Jie, yang berada tak jauh dari sana, segera menghampiri sang kakak. Raut wajahnya langsung berubah panik saat melihat kondisi Gu Min Lang. Ia mengamati kedua mata kakaknya yang tertutup rapat, dan perlahan berubah menjadi kemerahan, seolah-olah terbakar dari dalam."Yuan Ling! Kau sungguh tega mencelakai kakakmu sendiri. Kau memang berhati kejam," pekik Yuan Jie dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca menahan amarah dan kesedihan.Yuan Ling berdiri dengan napas terengah-engah, matanya menatap tajam ke arah Gu Min Lang yang masih merintih kesakitan. Di sudut ruangan
Terakhir Diperbarui: 2025-01-20