Share

Bab. 118

Penulis: Rizkymutha14
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-08 20:06:13

Kegelapan pengap menyelimuti ruang bawah tanah yang dingin dan lembap. Aroma anyir darah bercampur bau tanah menyeruak menusuk hidung. Di tengah remang cahaya obor yang menari-nari di dinding batu, sosok XIU JUAN tampak mengenaskan. Gaun tahanan putih lusuhnya compang-camping, menampakkan kulitnya yang pucat pasi. Bibirnya kering merekah, seolah telah lama merindukan setetes embun. Di pipi halusnya tergores luka merah yang masih membekas, saksi bisu kekerasan yang baru saja berlalu. Kedua tangannya terentang lebar, terikat kuat pada pilar kayu yang kasar, tubuhnya lunglai tak berdaya bagai layu diterpa badai.

Di sudut gelap sel yang bersebelahan, terdengar suara batuk kering yang memecah keheningan. Sosok renta dengan rambut kusut dan janggut tipis terjuntai, seorang pria paruh baya , meringkuk di atas tikar jerami yang usang. Matanya yang cekung menatap Xiu Juan dengan tatapan sayu namun penuh minat.

"Gadis itu... apa yang membuatnya terjerumus ke dalam sarang iblis ini? Wajahmu...
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 119

    Di keheningan ruang baca Istana Bai Li Yuan, di mana aroma dupa cendana berbaur dengan wangi tinta dan gulungan kitab kuno, Jin Yu tengah bertukar pikiran dengan Shen Zhibai, He Shen. Cahaya senja yang merayap masuk melalui jendela berukir menerangi wajah-wajah mereka yang tekun. Namun, ketenangan itu seketika pecah bagai porselen yang terhempas tatkala sesosok bayangan hitam menerjang masuk.Sosok prajurit berpakaian serba gelap itu bergerak dengan kecepatan seekor elang yang menukik. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia menjatuhkan diri berlutut di hadapan Jin Yu, dahinya menyentuh dinginnya lantai marmer. Aura tegang terpancar kuat dari tubuhnya, mengusik kehangatan percakapan yang baru saja terjalin."Melapor kepada Yang Mulia, " suara prajurit itu tercekat, namun tetap lantang menggema di ruangan sunyi, "utusan hamba di wilayah kerajaan Dayue telah kembali dengan kabar genting mengenai gadis pelayan itu. Selir Lin... beliau berencana mengirim gadis itu keluar dari gerbang kota,

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 120

    Remang cahaya senja menari di sela pohon hutan bambu , menerpa raut wajah cantik Shen Jin yang diliputi gurat keterkejutan. Di hadapannya, Kaisar Yuan, dengan tatapan setenang permukaan danau di malam hari, baru saja mengungkapkan sebuah kenyataan yang mengguncang batinnya."Benarkah itu, ?" bisik Shen Jin, suaranya nyaris tak terdengar di antara desau angin yang membawa aroma bunga plum. Keraguan masih membayang di matanya, seolah enggan mempercayai percakapan yang baru saja terjalin antara dirinya dan Liu Jun.Kaisar Yuan mengulurkan jemarinya yang lentik, menyentuh lembut dagu Shen Jin. Sebuah senyum tipis, menyimpan kedalaman yang sulit ditebak, menghias bibirnya. "Mengapa istriku ? Apakah kau meragukan ucapan dan tindakanku ini?" godanya, nada suaranya bagai alunan kecapi yang lembut.Shen Jin menepiskan sentuhan itu dengan gerakan halus, mengalihkan pandangannya ke lukisan kaligrafi yang tergantung di dinding. "Hanya saja... Aku khawatir akan akan memiliki prasangka, setelah

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 121

    Udara pengap dan dingin penjara bawah tanah menusuk hidung, membawa serta bau karat besi dan kelembaban yang menyesakkan. Cahaya obor yang menari-nari di dinding batu yang kasar menciptakan bayangan yang bergerak liar, seolah roh-roh penasaran tengah mengawasi."Cepat!" bisik Jenderal dengan suara rendah namun penuh tekanan, matanya menyapu lorong gelap dengan waspada. "Kita harus segera pergi sebelum para penjaga menyadari keberadaan kita."Pria paruh baya itu, dengan wajah penuh harap yang bercampur ketakutan, mencengkeram lengan sang jenderal. "Apakah kita bisa menyelamatkan gadis ini, Jenderal? Kudengar… kudengar dia akan dikirim ke Desa Yueming. Dijadikan budak belian," lirihnya, suaranya bergetar tertahan.Jenderal, yang raut wajahnya semakin mengeras oleh kegelisahan yang tak tertahankan, hanya bisa menggelengkan kepala dengan tatapan penuh penyesalan. Angin dingin tiba-tiba berhembus dari ujung lorong, membawa serta suara gesekan samar dan langkah kaki yang mendekat. Detik ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 122

    Salah seorang penjaga berbadan kekar dengan wajah tanpa ekspresi mencengkeram rambut Xiu Juan dengan kasar, menarik kepalanya ke belakang hingga ia mendongak paksa. "Diam! Jangan membuat keributan, gadis kecil. Semakin kau melawan, semakin sakit jadinya." Suara seraknya bagai gerungan binatang buas.Xiu Juan merasakan air mata semakin deras mengalir. Ia menatap wajah-wajah dingin di sekelilingnya, mencari secercah belas kasihan, namun yang ia temukan hanyalah tatapan kosong dan acuh tak acuh. Di mata mereka, ia hanyalah barang dagangan, sebuah komoditas yang akan menghasilkan keuntungan bagi tuan mereka.Mereka menyeretnya keluar dari gerbang besi penjara yang berderit, menuju halaman yang gelap dan dingin. Di sana, beberapa gerobak kayu reyot sudah menunggu, ditarik oleh kuda-kuda kurus yang tampak lelah dan lesu. Bau kandang dan kotoran hewan bercampur dengan udara malam yang dingin.Xiu Juan dipaksa naik ke salah satu gerobak, terlempar kasar di antara beberapa tahanan lain yang j

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Melintasi waktu

    Di sebuah rumah sakit terkenal di negara China dengan nama Suzhou Medical College Hospital, tepatnya di kota Suzhou. Seorang gadis yang baru saja keluar dari ruang praktek dokter. Berjalan begitu terburu-buru dengan telepon genggam yang menempel di telinganya. Sepertinya, dia sedang menerima panggilan dari seseorang. Shen Jin adalah seorang dokter ternama dengan karir yang cemerlang. Namun, banyak yang tidak menyukai dirinya karena sikapnya yang keras kepala. Shen Jin segera keluar dari rumah sakit tersebut dan mencari taksi untuk ditumpanginya. Dia terlalu cemas dengan ibunya yang sudah menunggu dirinya di sebuah cafe. "Ibu, aku baru saja selesai dengan pekerjaanku dan sekarang aku sedang menunggu taksi. Sebenarnya, kenapa ibu selalu saja menyuruhku untuk menjalani kencan buta? Ibu pikir putrimu ini tidak laku?" tanyanya dengan nada kesal. Tentu saja Shen jin kesal tindakan ibunya itu sedikit berlebihan. "Jika ibu tidak melakukan ini, kau pasti akan mengabaikan jodohmu sendiri.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Apa Ini Ulahmu?

    "AAAAAAA," beberapa gadis menjerit ketakutan melihat kejadian tersebut. Mereka pun berusaha lari dari aula itu. "Cepat lindungi! Lindungi sang raja dan Ratu," teriak salah satu Kasim yang berdiri mengadang dihadapan raja Ruyi dan beberapa prajurit lainnya melindungi ratu Yuhe yang berada tidak jauh dari Shen Jin berdiri. Ekspresi wajah kaisar membeku. Detik kemudian dia pun memerintah para prajurit untuk menangkap Shen Jin. "Tangkap Dia!" teriak raja Ruyi. Seketika semua prajurit bergerak ke arah Shen Jin mengelilinginya . Tatapan Shen Jin menggelap. Lalu, dia pun mulai mengayunkan pedang yang di genggamnya. Dalam pertempuran sengit itu, Shen Jin membunuh para prajurit yang ingin menangkapnya. Sebelum mereka menyentuh helai rambutnya, semua para prajurit itu sudah tidak bernyawa. Darah segar berceceran dimana-mana, sehingga membuat aula pernikahan yang seharusnya menjadi momen yang bahagia kini menjadi lautan darah. Semua para tamu undangan berlarian kocar-kacir mencari tempat ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Penutup kepala istimewa

    Pandangan Kaisar Bai Li Yuan sesekali melihat ke arah Shen Jin. Dia memperhatikan penampilan Shen Jin yang sudah sedikit berantakan. "Nona Yi Xiuying, bukankah hari ini adalah hari pernikahanmu dengan Kaisar Yuan?" ucap Kaisar Yuan, Shen Jin memang tidak tahu seperti apa wajah pasangan yang akan menjadi suami itu. "Aku tidak peduli!" Shen Jin memegangi kepalanya yang masih berdenyut. "Tidak ada yang bisa mengatur kehidupan, meskipun itu seorang kaisar." "Nona Shen Jin, seharusnya kau sadar akan perbuatanmu, kau tidak akan bisa keluar setelah kau berbuat ulah," jawabnya dengan nada mengejek dan meremehkan. "Sekalipun begitu, aku tidak rela jika nasibku berada di tangan orang lain dan menunggu untuk mati." Shen Jin menatap kaisar Yuan dengan menatap nyalang. Begitu kata yang dilontarkan seperti itu, kaisar Bai Li Yuan tersenyum semakin dalam. Baru kali ini dia memiliki ketertarikan terhadap seorang wanita meskipun dia sudah memiliki lima selir di istananya namun tidak pernah membua

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Kambuhnya Racun Api.

    Kaisar Bai Li Yuan beranjak meninggalkan aula pernikahan di istana ke kisaran. Semua para selir membelalakan mata ketika melihat penutup kepala yang di pakai oleh Shen Jin lain dari pada yang lain. Sangat cantik dan elegan, bahkan dalam pernikahan mereka dulu tidak secara langsung dijemput oleh sang kaisar, tapi mereka sendiri yang harus datang ke kerajaannya. Selama ini, tidak ada satupun yang pernah disentuh oleh sang Kaisar. Mulai dari istri pertama sampai ke lima apalagi melakukan perbuatan istimewa tidak pernah mereka dapatkan. Kaisar terus membopong tubuh Shen Jin sampai ke istana Kuning di ikuti oleh Yueyin dan pangeran Liu Jun di belakangnya. Shen Jin merasa jengah dan mulai terasa pengap karena memakai penutup kepala. Sampailah Kaisar Bai Li Yuan di depan pintu, dengan cepat para pelayan yang di khususkan bertugas di sana langsung membukanya. Mereka sama terkejutnya ketika Kaisar mereka membawa seorang wanita ke istana Kuning untuk pertama kalinya. "Yueyin!" Panggil

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20

Bab terbaru

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 122

    Salah seorang penjaga berbadan kekar dengan wajah tanpa ekspresi mencengkeram rambut Xiu Juan dengan kasar, menarik kepalanya ke belakang hingga ia mendongak paksa. "Diam! Jangan membuat keributan, gadis kecil. Semakin kau melawan, semakin sakit jadinya." Suara seraknya bagai gerungan binatang buas.Xiu Juan merasakan air mata semakin deras mengalir. Ia menatap wajah-wajah dingin di sekelilingnya, mencari secercah belas kasihan, namun yang ia temukan hanyalah tatapan kosong dan acuh tak acuh. Di mata mereka, ia hanyalah barang dagangan, sebuah komoditas yang akan menghasilkan keuntungan bagi tuan mereka.Mereka menyeretnya keluar dari gerbang besi penjara yang berderit, menuju halaman yang gelap dan dingin. Di sana, beberapa gerobak kayu reyot sudah menunggu, ditarik oleh kuda-kuda kurus yang tampak lelah dan lesu. Bau kandang dan kotoran hewan bercampur dengan udara malam yang dingin.Xiu Juan dipaksa naik ke salah satu gerobak, terlempar kasar di antara beberapa tahanan lain yang j

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 121

    Udara pengap dan dingin penjara bawah tanah menusuk hidung, membawa serta bau karat besi dan kelembaban yang menyesakkan. Cahaya obor yang menari-nari di dinding batu yang kasar menciptakan bayangan yang bergerak liar, seolah roh-roh penasaran tengah mengawasi."Cepat!" bisik Jenderal dengan suara rendah namun penuh tekanan, matanya menyapu lorong gelap dengan waspada. "Kita harus segera pergi sebelum para penjaga menyadari keberadaan kita."Pria paruh baya itu, dengan wajah penuh harap yang bercampur ketakutan, mencengkeram lengan sang jenderal. "Apakah kita bisa menyelamatkan gadis ini, Jenderal? Kudengar… kudengar dia akan dikirim ke Desa Yueming. Dijadikan budak belian," lirihnya, suaranya bergetar tertahan.Jenderal, yang raut wajahnya semakin mengeras oleh kegelisahan yang tak tertahankan, hanya bisa menggelengkan kepala dengan tatapan penuh penyesalan. Angin dingin tiba-tiba berhembus dari ujung lorong, membawa serta suara gesekan samar dan langkah kaki yang mendekat. Detik ber

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 120

    Remang cahaya senja menari di sela pohon hutan bambu , menerpa raut wajah cantik Shen Jin yang diliputi gurat keterkejutan. Di hadapannya, Kaisar Yuan, dengan tatapan setenang permukaan danau di malam hari, baru saja mengungkapkan sebuah kenyataan yang mengguncang batinnya."Benarkah itu, ?" bisik Shen Jin, suaranya nyaris tak terdengar di antara desau angin yang membawa aroma bunga plum. Keraguan masih membayang di matanya, seolah enggan mempercayai percakapan yang baru saja terjalin antara dirinya dan Liu Jun.Kaisar Yuan mengulurkan jemarinya yang lentik, menyentuh lembut dagu Shen Jin. Sebuah senyum tipis, menyimpan kedalaman yang sulit ditebak, menghias bibirnya. "Mengapa istriku ? Apakah kau meragukan ucapan dan tindakanku ini?" godanya, nada suaranya bagai alunan kecapi yang lembut.Shen Jin menepiskan sentuhan itu dengan gerakan halus, mengalihkan pandangannya ke lukisan kaligrafi yang tergantung di dinding. "Hanya saja... Aku khawatir akan akan memiliki prasangka, setelah

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 119

    Di keheningan ruang baca Istana Bai Li Yuan, di mana aroma dupa cendana berbaur dengan wangi tinta dan gulungan kitab kuno, Jin Yu tengah bertukar pikiran dengan Shen Zhibai, He Shen. Cahaya senja yang merayap masuk melalui jendela berukir menerangi wajah-wajah mereka yang tekun. Namun, ketenangan itu seketika pecah bagai porselen yang terhempas tatkala sesosok bayangan hitam menerjang masuk.Sosok prajurit berpakaian serba gelap itu bergerak dengan kecepatan seekor elang yang menukik. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia menjatuhkan diri berlutut di hadapan Jin Yu, dahinya menyentuh dinginnya lantai marmer. Aura tegang terpancar kuat dari tubuhnya, mengusik kehangatan percakapan yang baru saja terjalin."Melapor kepada Yang Mulia, " suara prajurit itu tercekat, namun tetap lantang menggema di ruangan sunyi, "utusan hamba di wilayah kerajaan Dayue telah kembali dengan kabar genting mengenai gadis pelayan itu. Selir Lin... beliau berencana mengirim gadis itu keluar dari gerbang kota,

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 118

    Kegelapan pengap menyelimuti ruang bawah tanah yang dingin dan lembap. Aroma anyir darah bercampur bau tanah menyeruak menusuk hidung. Di tengah remang cahaya obor yang menari-nari di dinding batu, sosok XIU JUAN tampak mengenaskan. Gaun tahanan putih lusuhnya compang-camping, menampakkan kulitnya yang pucat pasi. Bibirnya kering merekah, seolah telah lama merindukan setetes embun. Di pipi halusnya tergores luka merah yang masih membekas, saksi bisu kekerasan yang baru saja berlalu. Kedua tangannya terentang lebar, terikat kuat pada pilar kayu yang kasar, tubuhnya lunglai tak berdaya bagai layu diterpa badai.Di sudut gelap sel yang bersebelahan, terdengar suara batuk kering yang memecah keheningan. Sosok renta dengan rambut kusut dan janggut tipis terjuntai, seorang pria paruh baya , meringkuk di atas tikar jerami yang usang. Matanya yang cekung menatap Xiu Juan dengan tatapan sayu namun penuh minat."Gadis itu... apa yang membuatnya terjerumus ke dalam sarang iblis ini? Wajahmu...

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 117

    Di bawah rembulan pucat yang menggantung rendah di atas cakrawala kota yang gemerlap namun terasa dingin, Shen Jin dan Kaisar Yuan bertukar pandang. Kilatan samar lampu-lampu lentera memantul di mata mereka, seolah merefleksikan percakapan sunyi yang baru saja terjadi. Detik kemudian, sebelum tatapan mereka kembali terarah pada Jin Yu. Putra mereka berdiri di tengah ruangan yang mewah namun terasa hampa, raut gelisah masih terpahat jelas di wajahnya yang biasanya angkuh.Shen Jin, dengan gaun sutra berwarna gelap yang tampak berkilauan tertimpa cahaya kristal dari lampu gantung di atas mereka, membuka suara. Nada bicaranya tenang namun mengandung ketegasan seorang wanita yang terbiasa mengatur. "Sepertinya, gejolak dalam hatimu, apa yang menjadi keinginan terdalam seorang ibu, telah bersemi dan kini tersirat jelas dalam benakmu. Sungguh sebuah kebetulan yang tak disangka, ayahmu, Kaisar Yuan, telah secara resmi mengajukan lamaran pernikahan ke kerajaan Dayue untukmu. Tampaknya, tak

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 116

    Sebelum Jin Yu sempat menyelesaikan ucapannya, selir Lin melangkah maju. Langkahnya mantap, tatapan penuh otoritas. Dengan suara yang memecah keheningan aula, ia memberi perintah yang tegas."Bawa mereka ke dalam penjara!" serunya. Suaranya tajam, menusuk udara yang sebelumnya tenang.Jin Yu maju selangkah, niatnya untuk menghentikan tindakan itu terlihat jelas. Namun, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, tangan Shen Zhibai sudah meraih pundaknya. Sentuhan itu cukup kuat untuk menahan Jin Yu di tempatnya. Shen Zhibai menggeleng pelan, dan dengan suara rendah, ia berbicara, nyaris seperti bisikan."Jin Yu, tahan dirimu. Bukan sekarang waktunya," ucapnya penuh ketenangan, namun menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.Jin Yu mengerutkan dahi, tatapannya tetap terarah pada Xiu Juan dan Rouyue yang kini sedang digiring oleh prajurit. "Aku tidak bisa hanya berdiri diam, Shen Zhibai. Mereka tidak bersalah!"Shen Zhibai menghela napas, suaranya terdengar lebih tegas kali ini. "Jika kau bertin

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 115

    Kabut tipis menyelimuti gerbang megah Istana Dayue, seolah menyembunyikan rahasia kuno di baliknya. Jin Yu dan rombongannya tiba di hadapan gerbang itu, keheningan menyelimuti mereka. Xiu Juan dan Rouyue, dua gadis anggun dengan aura misterius, menghentikan langkah mereka, menarik napas dalam-dalam seolah merasakan energi spiritual yang bergejolak di sekitar istana."Terima kasih atas perlindungan kalian, Tuan Jin Yu, Tuan He, dan Tuan Zhibai," ucap Xiu Juan dengan suara lembut namun mengandung kekuatan tersembunyi. "Perjalanan kita sampai di sini."Jin Yu, pemuda dengan sorot mata tajam dan aura seorang pendekar, maju mendekati Xiu Juan. "Bolehkah aku bertemu dengan kedua orang tuamu?" tanyanya, suaranya mengandung nada yang sulit diartikan.Xiu Juan mengangkat wajahnya, tatapan mereka bertemu. Ada sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya, sebuah perasaan yang bercampur antara kekaguman dan kebingungan. "Mengapa... mengapa Tuan ingin bertemu dengan mereka?"Jin Yu menatapnya dengan t

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab.114

    Fajar menyingsing dengan lembut, memercikkan warna emas pucat ke langit yang masih membayang abu-abu. Kabut tipis menggantung di atas tanah, seperti selendang gaib yang enggan dilepas oleh malam. Di tengah hutan yang sunyi, pepohonan kuno berdiri tegak, setiap helai daun mereka tampak menyala karena cahaya pertama matahari.Angin pagi membawa aroma tanah basah dan bunga liar yang baru mekar, bercampur dengan desau lembut sungai kristal yang mengalir di kejauhan. Di atasnya, burung-burung kecil dengan sayap berkilauan seperti permata beterbangan, menciptakan harmoni dari kicauan mereka.Dari balik bayangan pepohonan, seekor rusa bertanduk perak melangkah perlahan, matanya bersinar lembut seperti bulan. Jejak kakinya meninggalkan cahaya redup di atas rerumputan yang berkilauan. Tak jauh darinya, sepasang peri kecil dengan sayap serupa kelopak mawar saling berkejaran, tertawa lembut seperti lonceng angin.Di atas bukit, sebuah desa kecil terbangun perlahan. Pondok-pondok dengan atap jera

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status