Pandangan Kaisar Bai Li Yuan sesekali melihat ke arah Shen Jin. Dia memperhatikan penampilan Shen Jin yang sudah sedikit berantakan.
"Nona Yi Xiuying, bukankah hari ini adalah hari pernikahanmu dengan Kaisar Yuan?" ucap Kaisar Yuan, Shen Jin memang tidak tahu seperti apa wajah pasangan yang akan menjadi suami itu.
"Aku tidak peduli!" Shen Jin memegangi kepalanya yang masih berdenyut. "Tidak ada yang bisa mengatur kehidupan, meskipun itu seorang kaisar."
"Nona Shen Jin, seharusnya kau sadar akan perbuatanmu, kau tidak akan bisa keluar setelah kau berbuat ulah," jawabnya dengan nada mengejek dan meremehkan.
"Sekalipun begitu, aku tidak rela jika nasibku berada di tangan orang lain dan menunggu untuk mati." Shen Jin menatap kaisar Yuan dengan menatap nyalang.
Begitu kata yang dilontarkan seperti itu, kaisar Bai Li Yuan tersenyum semakin dalam. Baru kali ini dia memiliki ketertarikan terhadap seorang wanita meskipun dia sudah memiliki lima selir di istananya namun tidak pernah membuat hatinya tergerak untuk menjadi tambatan hati. Dimatanya, Shen Jin terlihat istimewa dan ingin memiliki dia seutuhnya juga ingin mengenalnya lebih mendalam lagi.
Wanita yang ada di hadapannya sekarang, meski sudah menggunakan riasan, namun tetap tidak bisa menutupi wajahnya yang pucat. Badannya yang sangat kurus membuat baju pengantin yang dikenakannya terkesan terlihat sangat berat. Kaisar Bai Li Yuan yang berdiri di hadapannya, menelisik wajah Shen Jin yang dicetak dan terdapat noda darah yang samar di sudut bibir.
Shen Jin yang masih berdiri di tengah-tengah mayat prajurit yang dia bantai, merasakan kembali tubuhnya yang tiba-tiba terasa lemas dan tidak beternaga. Namun, Shen Jin berusaha sekuat tenaga agar tubuhnya tidak limbung.
“Sepertinya, racun dalam tubuh pemilik ini kembali bereaksi.” Shen Jin menggeleng-gelengkan kepala agar kesadarannya tetap tidak hilang. Penglihatannya mulai terasa Kabur dan beberapa detik kemudian, dia tidak bisa menahan lagi tubuhnya yang sudah sangat lemas dan akhirnya limbung.
Sebelum tubuh Shen Jin jatuh menyentuh lantai, Kaisar Bai Li Yuan bergerak begitu cepat dan menangkap tubuh Shen Jin. Sejenak, dia memperhatikan wajah kaisar Bai Li Yuan dan setelah itu dia pun langsung kehilangan kesadarannya.
Kaisar Bai Li Yuan membopong tubuh Shen Jin yang begitu ringan, dia kaku pada tubuh. Saat hendak melangkah, kaisar Bai Li Yuan melirik ke arah raja Ruyi yang masih bersujud.
"Jika suasana hatiku sedang tidak baik, aku pastikan kerajaan ini sudah aku ratakan dengan tanah. Sebelum aku datang kembali, aku tidak ingin kejadian hari ini terulang kembali atau nyawa kalianlah yang akan jadi taruhannya," ancam kaisar Bai Li Yuan. Shen Jin mencium sebuah aroma yang begitu menguar masuk ke hidungnya. Dia pun mendengar ancaman samar yang dilontarkan oleh kaisar Bai Li Yuan. Kemudian, dia pun melangkah meninggalkan aula pernikahan yang sudah sangat kacau balau, membawa Shen Jin Masuk ke dalam kereta kuda yang sudah menunggunya di luar kerajaan Ruyi.
Setelah kedatangan rombongan pengantin dari pihak kaisar Bai Li Yuan, semuanya bisa bernapas lega. Raja Ruyi tidak menyangka akan kedatangan kaisar Bai Li Yuan dan behdapan langsung bersamanya.
Terlebih lagi, orang-orang yang hadir di istana kerajaan Ruyi, untuk pertama kalinya bisa melihat wajah kaisar yang terkenal sangat kejam itu. Seperti yang dirumorkan, Kaisar Bai Li Yuan tidak mudah di dekati atau di ajak kerjasama. Namun, kedatangannya hari ini membuat beberapa raja yang hadir di pernikahan keluarga kerajaan Ruyi, membuatnya merasa takjub bisa memenangkan hati kaisar tersebut.
Meskipun harus terjadi kekacauan yang dibuat oleh Shen Jin, namun tidak membuat pernikahan itu dibatalkan. Dalam benak para raja yang lainnya, merasa terkejut melihat tampilan sikap kaisar seperti itu.
"A-apa penglihatanku tidak salah? Kaisar membopong Nona Yi Xuiying?" ucap salah satu raja dari kerajaan Zhili.
Bukan hanya para menteri, kerabat kerajaan yang tercengang melainkan raja Ruyi pun ikut tercengang, matanya melotot tidak percaya saat melihat Kaisar Bai Li Yuan rela membopong Shen Jin dengan tangannya sendiri.
Sementara itu, Pangeran Liu Jun yang menunggu di gerbang istana terkejut ketika melihat sang Kaisar membopong pengantin wanita yang akan di nikahinya itu. Tanpa mengatakan apa-apa dan dengan gerakan cepat, membuka tirai kereta kuda, Kaisar pun langsung memasuki kereta kuda tanpa melepaskan Shen Jin dari gendongannya, bahkan sampai di dalam kereta pun Shen Jin masih dalam pangkuannya. Dsn perlahan kereta kuda pun melaju dengan kecepatan sedang.
"Bolehkah kau membantuku untuk menotok bagian titik akupuntur di tubuhku? Sisa racun itu dalam tubuhku kembali menyebar," ucap Shen Jin tiba-tiba dengan nada lemah.
Kaisar Bai Li Yuan memerintahkan Shen Jin di sana begitu hati-hati. Shen Jin sedikit menggerakkan tubuh membelakangi Kaisar Yuan. Lalu, dengan gerakan cepat Kaisar Yuan memblokir beberapa bagian titik akupuntur untuk mencegah penyebaran racun tersebut.
Shen Jin bernapas lega. "Terima kasih," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya ke belakang.
"Mengapa kamu melakukan itu?" Shen Jin tahu apa maksud dari pertanyaan itu.
"Kenapa? Apa Yang Mulia lebih suka aku mati di tangan mereka? Aku hanya membela diri, apa aku salah dalam melakukan hal itu?" cecarnya. Kaisar Bai Li Yuan hanya tersenyum tipis mendengar celotehan Shen Jin yang keluar dari mulut.
"Yang Mulia, biasakah kita kembali ke kerajaan Ruyi? Ada satu hal yang aku lupakan?" Kaisar Bai Li Yuan yang duduk di belakang Shen Jin, mencondongkan kepala mensejajarkan dengan kepala Shen Jin dari samping.
"Apa mungkin Nona Yi ingin melarikan diri dari pernikahan ini?" bisiknya. Membuat bulu kuduk Shen Jin meremang dan tubuhnya merinding.
"Siapa yang ingin melarikan diri? Shen Jin memutar tubuhnya menghadap kaisar Bai Li Yuan. "Ibuku masih ada di istana dingin, dia tidak memiliki siapa pun selain diriku yang menemaninya," sambungnya. Shen Jin memimpin kepala. Tiba-tiba dia merasa sedih saat mengingat ibunya yang ditinggal sendirian berada jauh di dekatnya.
"Nona tidak perlu mengkhawatrikan Nyonya Yi, aku sudah mengatur semuanya." Shen Jin mendongak-ngedipkan mata tidak percaya dengan ucapan pria yang ada di hadapannya. Bagaiman dia bisa tahu apa yang dipikirkan olehnya.
"Apa Yang Mulia tidak malu, menikahi putri murba seperti ku? Bukankah itu akan mempengaruhi reputasi sebagai Kaisar?"
"Selama ini reputasiku memang tidak baik, lagi pula tidak masalah jika menambah satu lagi." Shen Jin membuka sejenak.
'Benar juga! Sesuai yang di rumorkan dia sangat keras kepala," gumamnya dalam hati.
**
**
**
Tidak berselang lama, Shen Jin mendengar suara riuh. Suara petasan menggema di udara menyambut rombongan pengantin pengantin Kaisar mereka.
Shen Jin penasaran mendengar suara riuh penuh kegembiraan itu, dia menengok ke samping jendela kereka, di saat dia akan menyingkap tirai yang terbuat dari kain itu, tangannya langsung digenggam oleh kaisar.
"Di kerajaan ku, semua rakyat dilarang melihat wajah istri kaisar." Shen Jin mengernyitkan alisnya bingung.
“Peraturan yang aneh.” Shen Jin mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk menuruti kata-katanya.
"Anak baik!" Shen Jin hanya bisa marah. Tanpa sadar, Shen Jin memperhatika wajah yang akan menjadi suami itu. Namun, itu tertangkap oleh kaisar sehingga membuat Shen Jin menjadi salah tingkah.
"Apa kau sudah puas memuaskanku?" ucapnya tanpa menoleh.
"Kenapa wajahnya sangat familiar sekali, aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana?" gumamnya pelan namun terdengar jelas di telinga kaisar Bai Li Yuan. Shen Jin berpikir keras tapi tidak menemukan jawaban apapun membuatnya kesal sendiri.Tiba-tiba saja kereta kuda berhenti dan terdengar suara seruan dari luar.
"Yang Mulia! kita sudah sampai!" ucap seseorang di luar kereta.
Tanpa berkata apa-apa, Kaisar merogoh bajunya dan mengeluarkan lipatan kain berwarna merah. Dia pun melebarkan kson merah tersebut yang berukuran sebesar saputangan yang sedikit besar.
“Pakilah penutup kepala ini, aku tidak mau wajahmu yang jelek itu mengejutkan kedua orang tuaku,” ucapnya sambil tertawa.
"Kalau wajahku jelek, kenapa kau mau menikah dan membawaku ke istanamu? Dasar aneh." Kaisar Bai Li Yuan entah sejak kapan suka menggoda Shen Jin. Setelah menutup kepala Shen Jin dengan kain merah, tanpa diduga Kaisar Bai Li Yuan membopongnya kembali.
"A-apa yang kamu lakukan?" Kaisar Bai Li Yuan tidak mengajukan pertanyaan Shen Jin. Saat tirai kerata dibuka oleh kusir yang membawa kereta kuda, semua mata langsung memandang ke arah kereta pengantin itu.
Kaisar memeluk tubuh Shen Jin keluar dari dalam kereta tersebut. ini adalah pemandangan yang sangat langka. Semua orang bahkan para selir-selirnya serta kedua orang tua kaisar ikut tercengang ketika melihat anak membopong seorang wanita. Dan itu membuat para selir yang lainnya menjadi iri hati.
“Apakah ini benar Yang Mulia?”
"Aku juga ingin berada di dalam pelukan Yang Mulia."
"Sepertinya Matahari terbit dari barat." Kaisar mengabaikan penuh tanya mereka. Dia terus berjalan menuju aula pernikahan yang dimana sudah ada kedua orang tuanya yang tengah duduk menunggu dirinya.
Kaisar Bai Li Yuan terus berjalan dan menaiki anak tangga, Shen Jin merasa tidak nyaman terus berada di dalam dekapan pria itu.
"menawarkanmu menurunkan aku?" tanyanya dengan nada pelan.
Aku tidak mau istriku kelelahan, lebih baik biarkan aku menggendongmu," jawabnya santai. Shen Jin hanya bisa memancarkan pasrah dan tidak lagi melayangkan protes.
Kaisar Bai Li Yuan pun sampai ke pijakan terakhir, anak tangga itu cukup panjang. Dia langsung memberi hormat kepada dua orang orang tuanya.
"Salam ayah! Salam ibu. Maaf, kondisi istriku saat ini sedang kurang baik jadi aku akan langsung membawa ke Istana Kuning."
Semuanya orang di sana begitu terkejut mendengar pernyataan sang Kaisar yang ingin membawa istri yang baru dinikahinya itu sudah di tempatkan di istana khusus Permaisuri.
"Apa kau yakin putraku? Apakah kali ini kau ingin mengangkat seorang permaisuri?" Tahu watak anak yang tidak suka di cecar dengan sebuah pertanyaan, ibu kaisar pun langsung menganggukan kepala sebagai jawaban.
"Jika aku sudah mengambil keputusan, jangan ada yang meprotes." Perkataan tersebut di lontarkan pada selir-selirnya yang berdiri berjejer di samping ibu mertua mereka.
Kaisar Bai Li Yuan beranjak meninggalkan aula pernikahan di istana ke kisaran. Semua para selir membelalakan mata ketika melihat penutup kepala yang di pakai oleh Shen Jin lain dari pada yang lain. Sangat cantik dan elegan, bahkan dalam pernikahan mereka dulu tidak secara langsung dijemput oleh sang kaisar, tapi mereka sendiri yang harus datang ke kerajaannya. Selama ini, tidak ada satupun yang pernah disentuh oleh sang Kaisar. Mulai dari istri pertama sampai ke lima apalagi melakukan perbuatan istimewa tidak pernah mereka dapatkan. Kaisar terus membopong tubuh Shen Jin sampai ke istana Kuning di ikuti oleh Yueyin dan pangeran Liu Jun di belakangnya. Shen Jin merasa jengah dan mulai terasa pengap karena memakai penutup kepala. Sampailah Kaisar Bai Li Yuan di depan pintu, dengan cepat para pelayan yang di khususkan bertugas di sana langsung membukanya. Mereka sama terkejutnya ketika Kaisar mereka membawa seorang wanita ke istana Kuning untuk pertama kalinya. "Yueyin!" Panggil
Kaisar Bai Li Yuan mengangkat kembali tubuh Shen Jin dan membawanya ke sebuah kolam yang berada tidak jauh dari kamarnya yang di tempati saat ini. Sebelumnya, kaisar terlebih dahulu menanggalkan semua pakaian yang di kenakan Shen Jin tanpa menyisakan sehelai benangpun yang melekat di tubuhnya. Ada perasaan miris ketika melihat sekujur tubuh Shen Jin yang penuh dengan luka cambukan dan sayatan benda tajam. Ada yang masih terlihat baru dan juga ada yang mulai mengering. "Apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis ini?" Cepat-cepat dia menutup tubuh polos Shen Jin dengan selimut. Kaisar adalah pria normal pada umumnya yang memiliki nafsu birahi, melihat tubuh polos Shen Jin, membuat sesuatu bangkit dan bergejolak dalam dirinya. "Aku harus membawanya ke kolam teratai." Kini, kaisar sudah berada di sisi kolam dan siap menuruninya. Selimut yang melekat di tubuhnya pun di singkap lalu di lemparkan ke sembarang tempat. Kaisar masuk ke dalam kolam teratai tersebut, Air yang begitu putih s
Yueyin menghampiri Shen Jin yang masih berada di kolam pemandian dengan membawa nampan berisi pakaian ganti. Shen Jin menatap jutek Yueyin sejenak, merasa di tatap oleh Shen Jin, Yueyin langsung menundukkan kepala takut dan berjalan ke arah meja yang berada di balik sekat pembatas kolam pemandian itu. Lalu, meletakan nampan yang di bawanya di atas meja, kemudian dia mengambil jubah mandi yang tergantung di sekat pembatas itu. Meskipun bukan baru pertama kalinya dia mendapat tatapan tajam seperti yang Shen Jin lakukan, tapi dia merasa tatapan Shen Jin ini sangat menakutkan bahkan lebih menakutkan dari para selir-selir lainnya. Yueyin menghampiri Shen Jin membawa jubah mandi dengan kepalan tertunduk dan tubuhnya sedikit gemetara. Shen Jin mengernyitkan dahi melihat tingkah Yueyin yang ketakutan seperti itu. "Ada apa dengan mu?" tanya Shen Jin tanpa beramah tamah. Yueyin seketika mendongak dan langsung bersimpuh di hadapan Shen Jin yang belum beranjak dari dalam kolam. "Nyonya maa
Pelayan yang di kirim oleh selir pertama, bersujud di hadapan Shen Jin dengan tubuh yang gemetar bahkan terlihat juga keringat dingin di dahi pelayan paruh baya itu. Dirinya terlalau bodoh dan menganggap remeh Shen Jin yang dirinya pikir adalah wanita yang mudah di tindas. dia masih tidak percaya dengan rumor yang beredar yang mengatakan Putri dari kerajaan Ruyi adalah wanita bodoh, jelek dan gila. Tapi, setelah berhadapan langsung dengan Shen Jin sungguh bertolak belakang dengna rumor yang di dengarnya. Mengingat kebodohannya hari ini yang di buatnya, tubuhnya semakin gemetar hebat. "Yang Mulia permaisuri, mohon ampuni hamba. Hamba terpaksa melakukannya," lirih pelayan paruh baya itu yang masih terus bersujud. Bagi Shen Jin, pertunjukan dalam konflik antara pelayan dari selir lain dan isrti dari Kaisar sering ia jumpai dalam drama-drama yang sering dia tonton. "Hm. peran seperti ini sudah sering aku melihatnya di drama yang aku tonton. Setelah mereka gagal dalam misi yang sudah
Suhu ruangan di kamar utama Kaisar dan permaisuri Bai terasa begitu mencekam. Shen Jin yang duduk di sampingnya bergidik ngeri. Detik kemudian, Shen Jin menangkup sebelah pipi Kaisar Yuan untuk meredam amarahnya. "Kaisar?" panggil Shen Jin dengan nada begitu lembut. Kaisar Yuan sedikit tersentak atas perlakuan yang dilakukan oleh Shen Jin. Kaisar Yuan langsung menatap Shen Jin lembut, amarah yang hampir meledak akibat pelayan yang berusaha meracuni Shen Jin. Yueyin berjalan ke arah meja yang dimana Shen Jin dan Kaisar duduk. Yuyien meletakan nampan berisi makanan dan menaruh satu persatu mangkuk dan piring di atas meja. Shen Jin yang sejak tadi tidak memperhatikan Yuyien meletakan makanan itu, seketika membelalak melihat makanan yang terlibat aneh. "Aku tidak apa-apa, selain itu aku telah menyuruh meminumnya untukku. Anggap saja aku sedang menghukumnya," ucap Shen Jin dengan tenang. Kaisar Yuan tidak memberikan jawaban dan kembali memandang ke arah pelayan utusan selir pertama. "Ha
Setelah makan malam dilakukan, suasana kamar menjadi sunyi dengan kehadiran Shen Jin dan Kaisar Yuan yang tersisa. Keduanya duduk di sisi tempat tidur, menjaga jarak di antara mereka. Meskipun begitu, keheningan yang tercipta di antara mereka terasa mengandung tegang dan misterius. Ekspresi wajah Shen Jin dan Kaisar Yuan pun mencerminkan getaran yang kompleks.Dalam keheningan yang memenuhi ruangan, cahaya samar dari lilin menyoroti wajah mereka yang penuh dengan misteri. Shen Jin, dengan tatapan tajamnya, mencerminkan pertimbangan yang dalam, sementara Kaisar Yuan terlihat merenung dengan pandangan yang dalam dan sarat makna.Suasana yang tercipta begitu intens, seolah waktu terasa melambat dalam ruangannya sendiri. Kedua sosok tersebut, dengan aura yang mereka bawa, berhasil menciptakan atmosfer yang sarat akan intrik dan emosi yang bergejolak. Keberadaan keduanya secara diam-diam telah mengubah dinamika ruangan, memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang menggantung di udara.Kaisar Yu
Shen Jin merasa tersentak ketika kesadaran mulai kembali kepadanya. Ia merasakan sakit di seluruh tubuhnya dan disadari bahwa dirinya berada dalam tubuh orang lain. Namun, kejutan terbesar datang ketika ia membuka mata dan mendapati dirinya mengenakan pakaian pengantin. Kesialan semakin menyelimutinya saat mengetahui bahwa ia harus menggantikan pernikahan Putri dari Ratu Yuhe.Suasana semakin tegang ketika Shen Jin merasakan pundaknya disentuh oleh seseorang. "Jika kau bukan Yi Xuiying, di mana Yi Xuiying yang sebenarnya? Dan bagaimana kau dapat membuktikan bahwa kau bukan mata-mata yang dikirim oleh Kerajaan Ruyi?" tanya Kaisar Yuan dengan nada yang penuh tekanan.Saat itu, Shen Jin menyadari bahwa perjalanannya di dalam tubuh orang lain tidaklah mudah. Ia harus menemukan caranya untuk membuktikan identitas aslinya dan menghadapi tekanan dari Kaisar Yuan yang mencurigainya. "Apa manfaatnya bagiku untuk menjadi seorang mata-mata, mengingat bahwa kamu sendiri telah menyaksikan aku m
Shen Jin duduk di kursi santai seraya menopang dagu dengan raut wajah yang terlihat kesal. Shen Jin kesal ketika mengingat dirinya sudah berada di tempat tidur sang Kaisar."Huff, bagaimana bisa aku bisa berada di tempat tidur? apakah semalam dia melakukan sesuatu padaku? tapi aku tidak merasakan apa-apa dan pakaian yang aku kenakan masih lengkap. semoga saja dia tidak berbuat macam-macam," gerutunya. Diasaat dirinya yang tengah kesal, tiba-tiba saja Yueyin masuk dengan langkah yang melesat tanpa ia kontrol, sehingga ia hampir saja menabrak Shen Jin. "Yueyin, bisakah kau lebih berhati-hati? hampir saja kau menabrak ku," ucap Shen Jin dengan nada ketus hingga ia sampai beranjak dari duduknya takut, Yueyin menabrak dirinya. Yueyin sang siluman kucing memang kadang suka melakukan hal ceroboh, bukan tanpa alasan ia melakukan hal seperti itu tetapi karena ada hal yang sangat mendesak."Maafkan hamba Tuan Putri," sahut Yueyi dengan nafas tersengal-sengal, ia pun meletakan nampan yang berisi
Salah seorang penjaga berbadan kekar dengan wajah tanpa ekspresi mencengkeram rambut Xiu Juan dengan kasar, menarik kepalanya ke belakang hingga ia mendongak paksa. "Diam! Jangan membuat keributan, gadis kecil. Semakin kau melawan, semakin sakit jadinya." Suara seraknya bagai gerungan binatang buas.Xiu Juan merasakan air mata semakin deras mengalir. Ia menatap wajah-wajah dingin di sekelilingnya, mencari secercah belas kasihan, namun yang ia temukan hanyalah tatapan kosong dan acuh tak acuh. Di mata mereka, ia hanyalah barang dagangan, sebuah komoditas yang akan menghasilkan keuntungan bagi tuan mereka.Mereka menyeretnya keluar dari gerbang besi penjara yang berderit, menuju halaman yang gelap dan dingin. Di sana, beberapa gerobak kayu reyot sudah menunggu, ditarik oleh kuda-kuda kurus yang tampak lelah dan lesu. Bau kandang dan kotoran hewan bercampur dengan udara malam yang dingin.Xiu Juan dipaksa naik ke salah satu gerobak, terlempar kasar di antara beberapa tahanan lain yang j
Udara pengap dan dingin penjara bawah tanah menusuk hidung, membawa serta bau karat besi dan kelembaban yang menyesakkan. Cahaya obor yang menari-nari di dinding batu yang kasar menciptakan bayangan yang bergerak liar, seolah roh-roh penasaran tengah mengawasi."Cepat!" bisik Jenderal dengan suara rendah namun penuh tekanan, matanya menyapu lorong gelap dengan waspada. "Kita harus segera pergi sebelum para penjaga menyadari keberadaan kita."Pria paruh baya itu, dengan wajah penuh harap yang bercampur ketakutan, mencengkeram lengan sang jenderal. "Apakah kita bisa menyelamatkan gadis ini, Jenderal? Kudengar… kudengar dia akan dikirim ke Desa Yueming. Dijadikan budak belian," lirihnya, suaranya bergetar tertahan.Jenderal, yang raut wajahnya semakin mengeras oleh kegelisahan yang tak tertahankan, hanya bisa menggelengkan kepala dengan tatapan penuh penyesalan. Angin dingin tiba-tiba berhembus dari ujung lorong, membawa serta suara gesekan samar dan langkah kaki yang mendekat. Detik ber
Remang cahaya senja menari di sela pohon hutan bambu , menerpa raut wajah cantik Shen Jin yang diliputi gurat keterkejutan. Di hadapannya, Kaisar Yuan, dengan tatapan setenang permukaan danau di malam hari, baru saja mengungkapkan sebuah kenyataan yang mengguncang batinnya."Benarkah itu, ?" bisik Shen Jin, suaranya nyaris tak terdengar di antara desau angin yang membawa aroma bunga plum. Keraguan masih membayang di matanya, seolah enggan mempercayai percakapan yang baru saja terjalin antara dirinya dan Liu Jun.Kaisar Yuan mengulurkan jemarinya yang lentik, menyentuh lembut dagu Shen Jin. Sebuah senyum tipis, menyimpan kedalaman yang sulit ditebak, menghias bibirnya. "Mengapa istriku ? Apakah kau meragukan ucapan dan tindakanku ini?" godanya, nada suaranya bagai alunan kecapi yang lembut.Shen Jin menepiskan sentuhan itu dengan gerakan halus, mengalihkan pandangannya ke lukisan kaligrafi yang tergantung di dinding. "Hanya saja... Aku khawatir akan akan memiliki prasangka, setelah
Di keheningan ruang baca Istana Bai Li Yuan, di mana aroma dupa cendana berbaur dengan wangi tinta dan gulungan kitab kuno, Jin Yu tengah bertukar pikiran dengan Shen Zhibai, He Shen. Cahaya senja yang merayap masuk melalui jendela berukir menerangi wajah-wajah mereka yang tekun. Namun, ketenangan itu seketika pecah bagai porselen yang terhempas tatkala sesosok bayangan hitam menerjang masuk.Sosok prajurit berpakaian serba gelap itu bergerak dengan kecepatan seekor elang yang menukik. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia menjatuhkan diri berlutut di hadapan Jin Yu, dahinya menyentuh dinginnya lantai marmer. Aura tegang terpancar kuat dari tubuhnya, mengusik kehangatan percakapan yang baru saja terjalin."Melapor kepada Yang Mulia, " suara prajurit itu tercekat, namun tetap lantang menggema di ruangan sunyi, "utusan hamba di wilayah kerajaan Dayue telah kembali dengan kabar genting mengenai gadis pelayan itu. Selir Lin... beliau berencana mengirim gadis itu keluar dari gerbang kota,
Kegelapan pengap menyelimuti ruang bawah tanah yang dingin dan lembap. Aroma anyir darah bercampur bau tanah menyeruak menusuk hidung. Di tengah remang cahaya obor yang menari-nari di dinding batu, sosok XIU JUAN tampak mengenaskan. Gaun tahanan putih lusuhnya compang-camping, menampakkan kulitnya yang pucat pasi. Bibirnya kering merekah, seolah telah lama merindukan setetes embun. Di pipi halusnya tergores luka merah yang masih membekas, saksi bisu kekerasan yang baru saja berlalu. Kedua tangannya terentang lebar, terikat kuat pada pilar kayu yang kasar, tubuhnya lunglai tak berdaya bagai layu diterpa badai.Di sudut gelap sel yang bersebelahan, terdengar suara batuk kering yang memecah keheningan. Sosok renta dengan rambut kusut dan janggut tipis terjuntai, seorang pria paruh baya , meringkuk di atas tikar jerami yang usang. Matanya yang cekung menatap Xiu Juan dengan tatapan sayu namun penuh minat."Gadis itu... apa yang membuatnya terjerumus ke dalam sarang iblis ini? Wajahmu...
Di bawah rembulan pucat yang menggantung rendah di atas cakrawala kota yang gemerlap namun terasa dingin, Shen Jin dan Kaisar Yuan bertukar pandang. Kilatan samar lampu-lampu lentera memantul di mata mereka, seolah merefleksikan percakapan sunyi yang baru saja terjadi. Detik kemudian, sebelum tatapan mereka kembali terarah pada Jin Yu. Putra mereka berdiri di tengah ruangan yang mewah namun terasa hampa, raut gelisah masih terpahat jelas di wajahnya yang biasanya angkuh.Shen Jin, dengan gaun sutra berwarna gelap yang tampak berkilauan tertimpa cahaya kristal dari lampu gantung di atas mereka, membuka suara. Nada bicaranya tenang namun mengandung ketegasan seorang wanita yang terbiasa mengatur. "Sepertinya, gejolak dalam hatimu, apa yang menjadi keinginan terdalam seorang ibu, telah bersemi dan kini tersirat jelas dalam benakmu. Sungguh sebuah kebetulan yang tak disangka, ayahmu, Kaisar Yuan, telah secara resmi mengajukan lamaran pernikahan ke kerajaan Dayue untukmu. Tampaknya, tak
Sebelum Jin Yu sempat menyelesaikan ucapannya, selir Lin melangkah maju. Langkahnya mantap, tatapan penuh otoritas. Dengan suara yang memecah keheningan aula, ia memberi perintah yang tegas."Bawa mereka ke dalam penjara!" serunya. Suaranya tajam, menusuk udara yang sebelumnya tenang.Jin Yu maju selangkah, niatnya untuk menghentikan tindakan itu terlihat jelas. Namun, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, tangan Shen Zhibai sudah meraih pundaknya. Sentuhan itu cukup kuat untuk menahan Jin Yu di tempatnya. Shen Zhibai menggeleng pelan, dan dengan suara rendah, ia berbicara, nyaris seperti bisikan."Jin Yu, tahan dirimu. Bukan sekarang waktunya," ucapnya penuh ketenangan, namun menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.Jin Yu mengerutkan dahi, tatapannya tetap terarah pada Xiu Juan dan Rouyue yang kini sedang digiring oleh prajurit. "Aku tidak bisa hanya berdiri diam, Shen Zhibai. Mereka tidak bersalah!"Shen Zhibai menghela napas, suaranya terdengar lebih tegas kali ini. "Jika kau bertin
Kabut tipis menyelimuti gerbang megah Istana Dayue, seolah menyembunyikan rahasia kuno di baliknya. Jin Yu dan rombongannya tiba di hadapan gerbang itu, keheningan menyelimuti mereka. Xiu Juan dan Rouyue, dua gadis anggun dengan aura misterius, menghentikan langkah mereka, menarik napas dalam-dalam seolah merasakan energi spiritual yang bergejolak di sekitar istana."Terima kasih atas perlindungan kalian, Tuan Jin Yu, Tuan He, dan Tuan Zhibai," ucap Xiu Juan dengan suara lembut namun mengandung kekuatan tersembunyi. "Perjalanan kita sampai di sini."Jin Yu, pemuda dengan sorot mata tajam dan aura seorang pendekar, maju mendekati Xiu Juan. "Bolehkah aku bertemu dengan kedua orang tuamu?" tanyanya, suaranya mengandung nada yang sulit diartikan.Xiu Juan mengangkat wajahnya, tatapan mereka bertemu. Ada sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya, sebuah perasaan yang bercampur antara kekaguman dan kebingungan. "Mengapa... mengapa Tuan ingin bertemu dengan mereka?"Jin Yu menatapnya dengan t
Fajar menyingsing dengan lembut, memercikkan warna emas pucat ke langit yang masih membayang abu-abu. Kabut tipis menggantung di atas tanah, seperti selendang gaib yang enggan dilepas oleh malam. Di tengah hutan yang sunyi, pepohonan kuno berdiri tegak, setiap helai daun mereka tampak menyala karena cahaya pertama matahari.Angin pagi membawa aroma tanah basah dan bunga liar yang baru mekar, bercampur dengan desau lembut sungai kristal yang mengalir di kejauhan. Di atasnya, burung-burung kecil dengan sayap berkilauan seperti permata beterbangan, menciptakan harmoni dari kicauan mereka.Dari balik bayangan pepohonan, seekor rusa bertanduk perak melangkah perlahan, matanya bersinar lembut seperti bulan. Jejak kakinya meninggalkan cahaya redup di atas rerumputan yang berkilauan. Tak jauh darinya, sepasang peri kecil dengan sayap serupa kelopak mawar saling berkejaran, tertawa lembut seperti lonceng angin.Di atas bukit, sebuah desa kecil terbangun perlahan. Pondok-pondok dengan atap jera