Pandangan Kaisar Bai Li Yuan sesekali melihat ke arah Shen Jin. Dia memperhatikan penampilan Shen Jin yang sudah sedikit berantakan.
"Nona Yi Xiuying, bukankah hari ini adalah hari pernikahanmu dengan Kaisar Yuan?" ucap Kaisar Yuan, Shen Jin memang tidak tahu seperti apa wajah pasangan yang akan menjadi suami itu.
"Aku tidak peduli!" Shen Jin memegangi kepalanya yang masih berdenyut. "Tidak ada yang bisa mengatur kehidupan, meskipun itu seorang kaisar."
"Nona Shen Jin, seharusnya kau sadar akan perbuatanmu, kau tidak akan bisa keluar setelah kau berbuat ulah," jawabnya dengan nada mengejek dan meremehkan.
"Sekalipun begitu, aku tidak rela jika nasibku berada di tangan orang lain dan menunggu untuk mati." Shen Jin menatap kaisar Yuan dengan menatap nyalang.
Begitu kata yang dilontarkan seperti itu, kaisar Bai Li Yuan tersenyum semakin dalam. Baru kali ini dia memiliki ketertarikan terhadap seorang wanita meskipun dia sudah memiliki lima selir di istananya namun tidak pernah membuat hatinya tergerak untuk menjadi tambatan hati. Dimatanya, Shen Jin terlihat istimewa dan ingin memiliki dia seutuhnya juga ingin mengenalnya lebih mendalam lagi.
Wanita yang ada di hadapannya sekarang, meski sudah menggunakan riasan, namun tetap tidak bisa menutupi wajahnya yang pucat. Badannya yang sangat kurus membuat baju pengantin yang dikenakannya terkesan terlihat sangat berat. Kaisar Bai Li Yuan yang berdiri di hadapannya, menelisik wajah Shen Jin yang dicetak dan terdapat noda darah yang samar di sudut bibir.
Shen Jin yang masih berdiri di tengah-tengah mayat prajurit yang dia bantai, merasakan kembali tubuhnya yang tiba-tiba terasa lemas dan tidak beternaga. Namun, Shen Jin berusaha sekuat tenaga agar tubuhnya tidak limbung.
“Sepertinya, racun dalam tubuh pemilik ini kembali bereaksi.” Shen Jin menggeleng-gelengkan kepala agar kesadarannya tetap tidak hilang. Penglihatannya mulai terasa Kabur dan beberapa detik kemudian, dia tidak bisa menahan lagi tubuhnya yang sudah sangat lemas dan akhirnya limbung.
Sebelum tubuh Shen Jin jatuh menyentuh lantai, Kaisar Bai Li Yuan bergerak begitu cepat dan menangkap tubuh Shen Jin. Sejenak, dia memperhatikan wajah kaisar Bai Li Yuan dan setelah itu dia pun langsung kehilangan kesadarannya.
Kaisar Bai Li Yuan membopong tubuh Shen Jin yang begitu ringan, dia kaku pada tubuh. Saat hendak melangkah, kaisar Bai Li Yuan melirik ke arah raja Ruyi yang masih bersujud.
"Jika suasana hatiku sedang tidak baik, aku pastikan kerajaan ini sudah aku ratakan dengan tanah. Sebelum aku datang kembali, aku tidak ingin kejadian hari ini terulang kembali atau nyawa kalianlah yang akan jadi taruhannya," ancam kaisar Bai Li Yuan. Shen Jin mencium sebuah aroma yang begitu menguar masuk ke hidungnya. Dia pun mendengar ancaman samar yang dilontarkan oleh kaisar Bai Li Yuan. Kemudian, dia pun melangkah meninggalkan aula pernikahan yang sudah sangat kacau balau, membawa Shen Jin Masuk ke dalam kereta kuda yang sudah menunggunya di luar kerajaan Ruyi.
Setelah kedatangan rombongan pengantin dari pihak kaisar Bai Li Yuan, semuanya bisa bernapas lega. Raja Ruyi tidak menyangka akan kedatangan kaisar Bai Li Yuan dan behdapan langsung bersamanya.
Terlebih lagi, orang-orang yang hadir di istana kerajaan Ruyi, untuk pertama kalinya bisa melihat wajah kaisar yang terkenal sangat kejam itu. Seperti yang dirumorkan, Kaisar Bai Li Yuan tidak mudah di dekati atau di ajak kerjasama. Namun, kedatangannya hari ini membuat beberapa raja yang hadir di pernikahan keluarga kerajaan Ruyi, membuatnya merasa takjub bisa memenangkan hati kaisar tersebut.
Meskipun harus terjadi kekacauan yang dibuat oleh Shen Jin, namun tidak membuat pernikahan itu dibatalkan. Dalam benak para raja yang lainnya, merasa terkejut melihat tampilan sikap kaisar seperti itu.
"A-apa penglihatanku tidak salah? Kaisar membopong Nona Yi Xuiying?" ucap salah satu raja dari kerajaan Zhili.
Bukan hanya para menteri, kerabat kerajaan yang tercengang melainkan raja Ruyi pun ikut tercengang, matanya melotot tidak percaya saat melihat Kaisar Bai Li Yuan rela membopong Shen Jin dengan tangannya sendiri.
Sementara itu, Pangeran Liu Jun yang menunggu di gerbang istana terkejut ketika melihat sang Kaisar membopong pengantin wanita yang akan di nikahinya itu. Tanpa mengatakan apa-apa dan dengan gerakan cepat, membuka tirai kereta kuda, Kaisar pun langsung memasuki kereta kuda tanpa melepaskan Shen Jin dari gendongannya, bahkan sampai di dalam kereta pun Shen Jin masih dalam pangkuannya. Dsn perlahan kereta kuda pun melaju dengan kecepatan sedang.
"Bolehkah kau membantuku untuk menotok bagian titik akupuntur di tubuhku? Sisa racun itu dalam tubuhku kembali menyebar," ucap Shen Jin tiba-tiba dengan nada lemah.
Kaisar Bai Li Yuan memerintahkan Shen Jin di sana begitu hati-hati. Shen Jin sedikit menggerakkan tubuh membelakangi Kaisar Yuan. Lalu, dengan gerakan cepat Kaisar Yuan memblokir beberapa bagian titik akupuntur untuk mencegah penyebaran racun tersebut.
Shen Jin bernapas lega. "Terima kasih," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya ke belakang.
"Mengapa kamu melakukan itu?" Shen Jin tahu apa maksud dari pertanyaan itu.
"Kenapa? Apa Yang Mulia lebih suka aku mati di tangan mereka? Aku hanya membela diri, apa aku salah dalam melakukan hal itu?" cecarnya. Kaisar Bai Li Yuan hanya tersenyum tipis mendengar celotehan Shen Jin yang keluar dari mulut.
"Yang Mulia, biasakah kita kembali ke kerajaan Ruyi? Ada satu hal yang aku lupakan?" Kaisar Bai Li Yuan yang duduk di belakang Shen Jin, mencondongkan kepala mensejajarkan dengan kepala Shen Jin dari samping.
"Apa mungkin Nona Yi ingin melarikan diri dari pernikahan ini?" bisiknya. Membuat bulu kuduk Shen Jin meremang dan tubuhnya merinding.
"Siapa yang ingin melarikan diri? Shen Jin memutar tubuhnya menghadap kaisar Bai Li Yuan. "Ibuku masih ada di istana dingin, dia tidak memiliki siapa pun selain diriku yang menemaninya," sambungnya. Shen Jin memimpin kepala. Tiba-tiba dia merasa sedih saat mengingat ibunya yang ditinggal sendirian berada jauh di dekatnya.
"Nona tidak perlu mengkhawatrikan Nyonya Yi, aku sudah mengatur semuanya." Shen Jin mendongak-ngedipkan mata tidak percaya dengan ucapan pria yang ada di hadapannya. Bagaiman dia bisa tahu apa yang dipikirkan olehnya.
"Apa Yang Mulia tidak malu, menikahi putri murba seperti ku? Bukankah itu akan mempengaruhi reputasi sebagai Kaisar?"
"Selama ini reputasiku memang tidak baik, lagi pula tidak masalah jika menambah satu lagi." Shen Jin membuka sejenak.
'Benar juga! Sesuai yang di rumorkan dia sangat keras kepala," gumamnya dalam hati.
**
**
**
Tidak berselang lama, Shen Jin mendengar suara riuh. Suara petasan menggema di udara menyambut rombongan pengantin pengantin Kaisar mereka.
Shen Jin penasaran mendengar suara riuh penuh kegembiraan itu, dia menengok ke samping jendela kereka, di saat dia akan menyingkap tirai yang terbuat dari kain itu, tangannya langsung digenggam oleh kaisar.
"Di kerajaan ku, semua rakyat dilarang melihat wajah istri kaisar." Shen Jin mengernyitkan alisnya bingung.
“Peraturan yang aneh.” Shen Jin mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk menuruti kata-katanya.
"Anak baik!" Shen Jin hanya bisa marah. Tanpa sadar, Shen Jin memperhatika wajah yang akan menjadi suami itu. Namun, itu tertangkap oleh kaisar sehingga membuat Shen Jin menjadi salah tingkah.
"Apa kau sudah puas memuaskanku?" ucapnya tanpa menoleh.
"Kenapa wajahnya sangat familiar sekali, aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana?" gumamnya pelan namun terdengar jelas di telinga kaisar Bai Li Yuan. Shen Jin berpikir keras tapi tidak menemukan jawaban apapun membuatnya kesal sendiri.Tiba-tiba saja kereta kuda berhenti dan terdengar suara seruan dari luar.
"Yang Mulia! kita sudah sampai!" ucap seseorang di luar kereta.
Tanpa berkata apa-apa, Kaisar merogoh bajunya dan mengeluarkan lipatan kain berwarna merah. Dia pun melebarkan kson merah tersebut yang berukuran sebesar saputangan yang sedikit besar.
“Pakilah penutup kepala ini, aku tidak mau wajahmu yang jelek itu mengejutkan kedua orang tuaku,” ucapnya sambil tertawa.
"Kalau wajahku jelek, kenapa kau mau menikah dan membawaku ke istanamu? Dasar aneh." Kaisar Bai Li Yuan entah sejak kapan suka menggoda Shen Jin. Setelah menutup kepala Shen Jin dengan kain merah, tanpa diduga Kaisar Bai Li Yuan membopongnya kembali.
"A-apa yang kamu lakukan?" Kaisar Bai Li Yuan tidak mengajukan pertanyaan Shen Jin. Saat tirai kerata dibuka oleh kusir yang membawa kereta kuda, semua mata langsung memandang ke arah kereta pengantin itu.
Kaisar memeluk tubuh Shen Jin keluar dari dalam kereta tersebut. ini adalah pemandangan yang sangat langka. Semua orang bahkan para selir-selirnya serta kedua orang tua kaisar ikut tercengang ketika melihat anak membopong seorang wanita. Dan itu membuat para selir yang lainnya menjadi iri hati.
“Apakah ini benar Yang Mulia?”
"Aku juga ingin berada di dalam pelukan Yang Mulia."
"Sepertinya Matahari terbit dari barat." Kaisar mengabaikan penuh tanya mereka. Dia terus berjalan menuju aula pernikahan yang dimana sudah ada kedua orang tuanya yang tengah duduk menunggu dirinya.
Kaisar Bai Li Yuan terus berjalan dan menaiki anak tangga, Shen Jin merasa tidak nyaman terus berada di dalam dekapan pria itu.
"menawarkanmu menurunkan aku?" tanyanya dengan nada pelan.
Aku tidak mau istriku kelelahan, lebih baik biarkan aku menggendongmu," jawabnya santai. Shen Jin hanya bisa memancarkan pasrah dan tidak lagi melayangkan protes.
Kaisar Bai Li Yuan pun sampai ke pijakan terakhir, anak tangga itu cukup panjang. Dia langsung memberi hormat kepada dua orang orang tuanya.
"Salam ayah! Salam ibu. Maaf, kondisi istriku saat ini sedang kurang baik jadi aku akan langsung membawa ke Istana Kuning."
Semuanya orang di sana begitu terkejut mendengar pernyataan sang Kaisar yang ingin membawa istri yang baru dinikahinya itu sudah di tempatkan di istana khusus Permaisuri.
"Apa kau yakin putraku? Apakah kali ini kau ingin mengangkat seorang permaisuri?" Tahu watak anak yang tidak suka di cecar dengan sebuah pertanyaan, ibu kaisar pun langsung menganggukan kepala sebagai jawaban.
"Jika aku sudah mengambil keputusan, jangan ada yang meprotes." Perkataan tersebut di lontarkan pada selir-selirnya yang berdiri berjejer di samping ibu mertua mereka.
Kaisar Bai Li Yuan beranjak meninggalkan aula pernikahan di istana ke kisaran. Semua para selir membelalakan mata ketika melihat penutup kepala yang di pakai oleh Shen Jin lain dari pada yang lain. Sangat cantik dan elegan, bahkan dalam pernikahan mereka dulu tidak secara langsung dijemput oleh sang kaisar, tapi mereka sendiri yang harus datang ke kerajaannya. Selama ini, tidak ada satupun yang pernah disentuh oleh sang Kaisar. Mulai dari istri pertama sampai ke lima apalagi melakukan perbuatan istimewa tidak pernah mereka dapatkan. Kaisar terus membopong tubuh Shen Jin sampai ke istana Kuning di ikuti oleh Yueyin dan pangeran Liu Jun di belakangnya. Shen Jin merasa jengah dan mulai terasa pengap karena memakai penutup kepala. Sampailah Kaisar Bai Li Yuan di depan pintu, dengan cepat para pelayan yang di khususkan bertugas di sana langsung membukanya. Mereka sama terkejutnya ketika Kaisar mereka membawa seorang wanita ke istana Kuning untuk pertama kalinya. "Yueyin!" Panggil
Kaisar Bai Li Yuan mengangkat kembali tubuh Shen Jin dan membawanya ke sebuah kolam yang berada tidak jauh dari kamarnya yang di tempati saat ini. Sebelumnya, kaisar terlebih dahulu menanggalkan semua pakaian yang di kenakan Shen Jin tanpa menyisakan sehelai benangpun yang melekat di tubuhnya. Ada perasaan miris ketika melihat sekujur tubuh Shen Jin yang penuh dengan luka cambukan dan sayatan benda tajam. Ada yang masih terlihat baru dan juga ada yang mulai mengering. "Apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis ini?" Cepat-cepat dia menutup tubuh polos Shen Jin dengan selimut. Kaisar adalah pria normal pada umumnya yang memiliki nafsu birahi, melihat tubuh polos Shen Jin, membuat sesuatu bangkit dan bergejolak dalam dirinya. "Aku harus membawanya ke kolam teratai." Kini, kaisar sudah berada di sisi kolam dan siap menuruninya. Selimut yang melekat di tubuhnya pun di singkap lalu di lemparkan ke sembarang tempat. Kaisar masuk ke dalam kolam teratai tersebut, Air yang begitu putih s
Yueyin menghampiri Shen Jin yang masih berada di kolam pemandian dengan membawa nampan berisi pakaian ganti. Shen Jin menatap jutek Yueyin sejenak, merasa di tatap oleh Shen Jin, Yueyin langsung menundukkan kepala takut dan berjalan ke arah meja yang berada di balik sekat pembatas kolam pemandian itu. Lalu, meletakan nampan yang di bawanya di atas meja, kemudian dia mengambil jubah mandi yang tergantung di sekat pembatas itu. Meskipun bukan baru pertama kalinya dia mendapat tatapan tajam seperti yang Shen Jin lakukan, tapi dia merasa tatapan Shen Jin ini sangat menakutkan bahkan lebih menakutkan dari para selir-selir lainnya. Yueyin menghampiri Shen Jin membawa jubah mandi dengan kepalan tertunduk dan tubuhnya sedikit gemetara. Shen Jin mengernyitkan dahi melihat tingkah Yueyin yang ketakutan seperti itu. "Ada apa dengan mu?" tanya Shen Jin tanpa beramah tamah. Yueyin seketika mendongak dan langsung bersimpuh di hadapan Shen Jin yang belum beranjak dari dalam kolam. "Nyonya maa
Pelayan yang di kirim oleh selir pertama, bersujud di hadapan Shen Jin dengan tubuh yang gemetar bahkan terlihat juga keringat dingin di dahi pelayan paruh baya itu. Dirinya terlalau bodoh dan menganggap remeh Shen Jin yang dirinya pikir adalah wanita yang mudah di tindas. dia masih tidak percaya dengan rumor yang beredar yang mengatakan Putri dari kerajaan Ruyi adalah wanita bodoh, jelek dan gila. Tapi, setelah berhadapan langsung dengan Shen Jin sungguh bertolak belakang dengna rumor yang di dengarnya. Mengingat kebodohannya hari ini yang di buatnya, tubuhnya semakin gemetar hebat. "Yang Mulia permaisuri, mohon ampuni hamba. Hamba terpaksa melakukannya," lirih pelayan paruh baya itu yang masih terus bersujud. Bagi Shen Jin, pertunjukan dalam konflik antara pelayan dari selir lain dan isrti dari Kaisar sering ia jumpai dalam drama-drama yang sering dia tonton. "Hm. peran seperti ini sudah sering aku melihatnya di drama yang aku tonton. Setelah mereka gagal dalam misi yang sudah
Suhu ruangan di kamar utama Kaisar dan permaisuri Bai terasa begitu mencekam. Shen Jin yang duduk di sampingnya bergidik ngeri. Detik kemudian, Shen Jin menangkup sebelah pipi Kaisar Yuan untuk meredam amarahnya. "Kaisar?" panggil Shen Jin dengan nada begitu lembut. Kaisar Yuan sedikit tersentak atas perlakuan yang dilakukan oleh Shen Jin. Kaisar Yuan langsung menatap Shen Jin lembut, amarah yang hampir meledak akibat pelayan yang berusaha meracuni Shen Jin. Yueyin berjalan ke arah meja yang dimana Shen Jin dan Kaisar duduk. Yuyien meletakan nampan berisi makanan dan menaruh satu persatu mangkuk dan piring di atas meja. Shen Jin yang sejak tadi tidak memperhatikan Yuyien meletakan makanan itu, seketika membelalak melihat makanan yang terlibat aneh. "Aku tidak apa-apa, selain itu aku telah menyuruh meminumnya untukku. Anggap saja aku sedang menghukumnya," ucap Shen Jin dengan tenang. Kaisar Yuan tidak memberikan jawaban dan kembali memandang ke arah pelayan utusan selir pertama. "Ha
Setelah makan malam dilakukan, suasana kamar menjadi sunyi dengan kehadiran Shen Jin dan Kaisar Yuan yang tersisa. Keduanya duduk di sisi tempat tidur, menjaga jarak di antara mereka. Meskipun begitu, keheningan yang tercipta di antara mereka terasa mengandung tegang dan misterius. Ekspresi wajah Shen Jin dan Kaisar Yuan pun mencerminkan getaran yang kompleks.Dalam keheningan yang memenuhi ruangan, cahaya samar dari lilin menyoroti wajah mereka yang penuh dengan misteri. Shen Jin, dengan tatapan tajamnya, mencerminkan pertimbangan yang dalam, sementara Kaisar Yuan terlihat merenung dengan pandangan yang dalam dan sarat makna.Suasana yang tercipta begitu intens, seolah waktu terasa melambat dalam ruangannya sendiri. Kedua sosok tersebut, dengan aura yang mereka bawa, berhasil menciptakan atmosfer yang sarat akan intrik dan emosi yang bergejolak. Keberadaan keduanya secara diam-diam telah mengubah dinamika ruangan, memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang menggantung di udara.Kaisar Yu
Shen Jin merasa tersentak ketika kesadaran mulai kembali kepadanya. Ia merasakan sakit di seluruh tubuhnya dan disadari bahwa dirinya berada dalam tubuh orang lain. Namun, kejutan terbesar datang ketika ia membuka mata dan mendapati dirinya mengenakan pakaian pengantin. Kesialan semakin menyelimutinya saat mengetahui bahwa ia harus menggantikan pernikahan Putri dari Ratu Yuhe.Suasana semakin tegang ketika Shen Jin merasakan pundaknya disentuh oleh seseorang. "Jika kau bukan Yi Xuiying, di mana Yi Xuiying yang sebenarnya? Dan bagaimana kau dapat membuktikan bahwa kau bukan mata-mata yang dikirim oleh Kerajaan Ruyi?" tanya Kaisar Yuan dengan nada yang penuh tekanan.Saat itu, Shen Jin menyadari bahwa perjalanannya di dalam tubuh orang lain tidaklah mudah. Ia harus menemukan caranya untuk membuktikan identitas aslinya dan menghadapi tekanan dari Kaisar Yuan yang mencurigainya. "Apa manfaatnya bagiku untuk menjadi seorang mata-mata, mengingat bahwa kamu sendiri telah menyaksikan aku m
Shen Jin duduk di kursi santai seraya menopang dagu dengan raut wajah yang terlihat kesal. Shen Jin kesal ketika mengingat dirinya sudah berada di tempat tidur sang Kaisar."Huff, bagaimana bisa aku bisa berada di tempat tidur? apakah semalam dia melakukan sesuatu padaku? tapi aku tidak merasakan apa-apa dan pakaian yang aku kenakan masih lengkap. semoga saja dia tidak berbuat macam-macam," gerutunya. Diasaat dirinya yang tengah kesal, tiba-tiba saja Yueyin masuk dengan langkah yang melesat tanpa ia kontrol, sehingga ia hampir saja menabrak Shen Jin. "Yueyin, bisakah kau lebih berhati-hati? hampir saja kau menabrak ku," ucap Shen Jin dengan nada ketus hingga ia sampai beranjak dari duduknya takut, Yueyin menabrak dirinya. Yueyin sang siluman kucing memang kadang suka melakukan hal ceroboh, bukan tanpa alasan ia melakukan hal seperti itu tetapi karena ada hal yang sangat mendesak."Maafkan hamba Tuan Putri," sahut Yueyi dengan nafas tersengal-sengal, ia pun meletakan nampan yang berisi
Shen Jin masih duduk di paviliun, menikmati keindahan taman yang menyejukkan hati. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma bunga yang sedang mekar. Daun-daun bergoyang perlahan, menciptakan irama alam yang menenangkan. Tanpa ia sadari, seseorang dari jarak yang cukup jauh tengah memperhatikan dirinya, seraya tersenyum tipis. Merasakan ada yang memperhatikannya, Shen Jin mengedarkan pandangan ke sekeliling. Matanya menyapu setiap sudut taman, mencari sumber perasaan aneh itu. Namun, saat Shen Jin menengok ke sana kemari, ia tidak menemukan siapapun. Hanya bayangan pepohonan dan semak-semak yang bergerak pelan diterpa angin."Apa mungkin perasaanku saja," gumam Shen Jin pelan, suaranya hampir tenggelam dalam gemerisik dedaunan.Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat, memecah keheningan sore itu. Shen Jin menoleh cepat, dan di hadapannya berdiri seorang pria dengan senyum ramah. Pria itu mengenakan pakaian sederhana, namun ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Sh
Di kamar yang terlihat megah, tercium aroma dupa yang menenangkan, wangi teh segar yang baru saja diseduh, serta harum bunga mawar yang mekar di taman, menambah kesan romantis. Cahaya matahari pagi yang lembut menyelinap melalui celah-celah jendela, menciptakan permainan bayangan yang indah di dinding.Dua sejoli masih terlelap di atas tempat tidur, akibat pertempuran panas semalam. Shen Jin mulai mengerjapkan mata saat merasakan silau cahaya matahari yang lancang masuk melalui celah jendela. Ia merentangkan tangan ke atas, meregangkan otot-otot yang terasa kaku. Saat hendak bangun, ia merasakan sebagian tubuhnya terasa berat, seperti ada beban yang menindihnya. Perlahan, ia melihat ke arah tubuh lainnya dan mendapati tangan yang melingkar di perutnya. Sudah tidak kaget lagi, siapa yang selalu bersikap posesif seperti itu, siapa lagi kalau bukan si kaisar bucin tingkat dewa.Shen Jin menggerakkan tubuhnya sangat pelan, dari posisi terlentang kini menjadi miring. Ia tersenyum, memandan
Di dalam istana, para pelayan sudah bangun sejak fajar untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi keluarga kerajaan. Matahari perlahan-lahan muncul di balik pegunungan, menyinari taman istana yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni dan kolam-kolam ikan yang tenang. Suara burung berkicau menyambut datangnya hari baru, menambah semarak suasana pagi. Di ruang utama istana, Ayah dan ibu dari kaisar Yuan dan keluarganya menikmati sarapan yang terdiri dari berbagai hidangan lezat, seperti bubur nasi, sayuran segar, dan teh hangat. Sementara itu, para pejabat kerajaan mulai berdatangan untuk menghadiri pertemuan pagi dengan Kaisar, di mana mereka akan membahas berbagai urusan penting kerajaan. Sementara di dalam kamar, Shen Jik yang masih terlelap, mulai menggeliatkan tubuhnya. Lalu, perlahan matanya terbuka dan sedikit menyipit akibat silau cahaya matahari yang menerobos memalui celah jendela. "Sudah jam berapa ini?" gumam Shen Jin dengan nada khas bangun tidur. "Selamat pagi Yang Mul
Shen Jin berjalan perlahan di sebuah taman yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni. Angin sepoi-sepoi meniup lembut, membawa aroma manis bunga yang sedang mekar, menyelimuti indera penciumannya dengan keharuman yang menenangkan. Di kejauhan, Shen Jin melihat seseorang yang tampak sangat familiar. Semakin dekat Shen Jin berjalan, semakin jelas sosok itu terlihat.Shen Jin memperhatikan orang yang berdiri membelakanginya itu dengan seksama. Saat ia hendak mengangkat suara untuk memanggil, tiba-tiba orang di depannya berbalik dan menatapnya dengan dingin. Seketika, Shen Jin terkejut saat melihat wajah orang yang berdiri di hadapannya, yang ternyata sama persis dengan dirinya. Namun, tanpa peringatan, orang yang mirip dengan Shen Jin itu menikam dadanya menggunakan jepit rambut yang sama, yang pernah diberikan oleh seseorang yang mirip dengan Kaisar Bai Li Yuan."TIDAAAKKK!" teriak Shen Jin, langsung terduduk dari tidurnya. Nafasnya tersengal-sengal, dan keringat dingin membasahi dahi s
Di sebuah kamar dengan cahaya yang temaram, Shen Jin duduk termenung di atas tempat tidur seorang diri. Sebelah tangannya menumpu dagunya, sementara matanya menatap kosong ke arah jendela yang tertutup tirai tipis. Udara di dalam kamar terasa dingin, seolah-olah menyerap kehangatan dari tubuhnya."Apakah benar reinkarnasi itu ada? Bukankah itu hanya omongan belaka?" Shen Jin berbisik pada dirinya sendiri, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan malam. "Tapi, jika diingat-ingat, wajah kaisar Yuan memang terlihat familiar. Ah, mungkin hanya perasaanku saja."Shen Jin menghela napas panjang, mencoba mengusir keraguan yang menghantui pikirannya. Bayangan wajah kaisar Yuan terus muncul dalam benaknya, mengusik ketenangan hatinya. Ia merasa ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, sesuatu yang menghubungkan dirinya dengan kaisar tersebut.Shen Jin berdiri dari tempat tidurnya, melangkah pelan menuju jendela. Ia menarik tirai tipis itu, membiarkan cahaya bulan yang pucat masuk ke dalam kam
Kaisar Bai Li Yuan dan Shen Jin duduk di sebuah gazebo yang dikelilingi oleh hamparan bunga berwarna-warni. Aroma bunga yang semerbak memenuhi udara, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Mereka memandang air terjun kembar yang mengalir deras dari dua tebing yang saling berhadapan, menciptakan suara gemuruh yang menenangkan."Indah sekali pemandangan ini," ujar Shen Jin dengan suara lembut, matanya terpaku pada air terjun yang memantulkan cahaya matahari pagi.Kaisar Bai Li Yuan mengangguk setuju. "Benar, tempat ini selalu membuatku merasa tenang," jawabnya, suaranya penuh kebijaksanaan. "Apa nama tempat ini?" tanya Shen Jin tanpa mengalihkan pandangan dari air terjun kembar yang mengalir deras, menciptakan suara gemuruh yang menenangkan. Udara di sekitar mereka terasa sejuk, dengan aroma segar dari dedaunan yang basah oleh percikan air."Bukit Huāyuán!" jawab Kaisar Yuan dengan suara lembut namun tegas, matanya memandang jauh ke arah cakrawala yang dipenuhi warna-warni senja."
Shen Jin dan Kaisar Bai Li Yuan meninggalkan kediaman Xiu Xianren. Mereka berjalan di tengah hutan yang memukau mata Shen Jin dengan keindahan alamnya. Pepohonan menjulang tinggi, dedaunan berbisik lembut dihembus angin, dan sinar matahari menembus celah-celah daun, menciptakan pola cahaya yang menari di tanah."Sungguh menakjubkan," gumam Shen Jin pelan, matanya tak lepas dari pemandangan sekitar. Keputusannya menolak tawaran Kaisar Yuan untuk teleportasi terbukti tepat. Jika tidak, ia pasti tidak akan bisa menikmati keindahan alam yang tidak ada di dunia manusia."Ini seperti dalam dunia dongeng," Shen Jin berdecak kagum. Langit berwarna merah muda berpadu dengan jingga dan ungu, menciptakan kanvas senja yang memukau. Binatang-binatang kecil berterbangan dengan sayap yang bersinar, sementara berbagai macam bunga dengan warna-warna cerah mendominasi pemandangan. Shen Jin berlari-lari kecil dengan wajah berseri-seri, merasakan kebahagiaan yang meluap.Kaisar Yuan yang melihat Shen Jin
Mendapat kabar tentang Shen Jin yang berada di kediaman Xiu Xianren, Kaisar Yuan bisa bernapas lega. Namun, ada perasaan yang mengganjal dalam hatinya mengenai tempat itu."Bagaimana Shen Jin bisa berada di tempat Guru Xiu?" gumamnya pelan. Tanpa menunggu lama, Kaisar Yuan beranjak dari duduknya dan pergi ke tempat itu. Hanya sekali melangkah, ia langsung menghilang dan muncul di depan kediaman Xiu Xianren.Kaisar Yuan mengedarkan pandangan ke sekeliling, kembali teringat saat ia pertama kali dibawa ke tempat itu. Aroma bunga melati yang lembut tercium di udara, membawa kenangan masa lalu yang masih segar di ingatannya. "Semuanya masih tampak sama dan tidak berubah," bisiknya, merasakan angin sepoi-sepoi yang menyentuh wajahnya. Kemudian, samar-samar terdengar suara seseorang yang sangat dikenalnya."Nah tuan, semuanya sudah selesai. Untuk menjaga luka ini agar tetap kering, sebaiknya jangan kena air terlebih dahulu. Aku juga sudah meresepkan obat untuk penyembuhan lukamu," celotehny
Xiu Xianren melangkah maju dengan hati-hati, setiap langkahnya terasa seperti dentuman di tanah yang sunyi. Shen Jin mengikuti di belakangnya, mencoba menenangkan napasnya yang memburu. Angin malam yang dingin menyapu wajah mereka, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk. Suara gemerisik daun di sekitar mereka semakin memperkuat suasana tegang."Xiu, apa disana?" tanya Shen Jin dengan suara berbisik, hampir tidak terdengar di antara desiran angin.Xiu Xianren berhenti sejenak, menajamkan pendengarannya. "Ada sesuatu yang tidak beres di sini," jawabnya, matanya menyipit menatap kegelapan di depan mereka. "Kita harus waspada."Tiba-tiba, dari balik semak-semak, gerakan pada semak itu semakin kencang. Shen Jin merasakan jantungnya berdegup semakin kencang. Ia bisa merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Xiu Xianren mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Shen Jin tetap diam.Ketika jarak mereka sudah sangat dekat, tiba-tiba dari balik semak-semak, seekor tupai