Kaisar Bai Li Yuan mengangkat kembali tubuh Shen Jin dan membawanya ke sebuah kolam yang berada tidak jauh dari kamarnya yang di tempati saat ini. Sebelumnya, kaisar terlebih dahulu menanggalkan semua pakaian yang di kenakan Shen Jin tanpa menyisakan sehelai benangpun yang melekat di tubuhnya.
Ada perasaan miris ketika melihat sekujur tubuh Shen Jin yang penuh dengan luka cambukan dan sayatan benda tajam. Ada yang masih terlihat baru dan juga ada yang mulai mengering.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis ini?" Cepat-cepat dia menutup tubuh polos Shen Jin dengan selimut. Kaisar adalah pria normal pada umumnya yang memiliki nafsu birahi, melihat tubuh polos Shen Jin, membuat sesuatu bangkit dan bergejolak dalam dirinya.
"Aku harus membawanya ke kolam teratai." Kini, kaisar sudah berada di sisi kolam dan siap menuruninya. Selimut yang melekat di tubuhnya pun di singkap lalu di lemparkan ke sembarang tempat.
Kaisar masuk ke dalam kolam teratai tersebut, Air yang begitu putih seputih susu, menyerbakan harum yang begitu menyeruak dengan taburan bunga teratai utuh. Di letaknya Shen Jin begitu hati-hati, lalu kaisar duduk di belakang Shen Jin untuk menjaga tubuh Shen Jin agar tidak tenggelam.
Sontak saja, Kaisar baru mengingat sesuatu hal yang penting, raut wajahnya tegang dan melihat ke arah Shen Jin yang masih belum sadarkan diri. Air kolam yang tadinya terlihat bisa saja, tampak mengeluarkan sinar hijau muda, lalu sinar itu perlahan hilang terserap ke tubuh Shen Jin. Luka-luka yang ada di sekujur tubuh dia perlahan menghilang tanpa bekas sama sekali. Bunga teratai yang biasa terlihat layu pun kembali mekar dan segar seperti baru di petik. Melihat kejadian tersebut membuat banyak pertanyaan di benak kaisar Bai Li Yuan.
Kolam teratai milik Kaisar adalah kolam pemandian khusus untuk menetralisir racun yang ada di dalam tubuh Kaisar yang sudah di campur ramuan obat tradisional serta sihir.
"Ah. Ini hangat dan nyaman sekali, sudah lama aku tidak merasakan suasana kamarku yang hangat," racau nya. Tiba-tiba tangannya bergerak dan langsung memeluk tubuh Kaisar sehingga membuatnya tertegun.
"Kenapa rasanya gulingkan tidak seperti biasanya," Shen Jin meraba punggung kekar Kaisar dan sedikit meremasnya. Membuat kaisar menjadi salah tingkah. Ingin protes tapi, dia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa. Kaisar mengernyit bingung mendengar gumaman wanita yang ada di dekapannya.
Perlahan mata Shen Jin terbuka, pandangannya terlihat kabur. Shen Jin mengedip-ngedipkan mata agar penglihatannya jelas. Setelah jelas, Shen Jin langsung mengernyit dahi ketika melihat pemandangan di depan matanya.
"Apa ini? Sejak kapan ada benda ini di kamarku?" ucapnya jelas. Kaisar masih bergeming dan menatap tingkah Shen Jin. Detik kemudian, mata Shen Jin membelalak lebar dengan mulut terbuka. Lalu, perlahan Shen Jin menggerakkan kepala menyusuri benda yang ada di hadapannya. Seketika, Shen Jin pun terkejut saat dia netra mata yang saling bersih tubruk serta raut wajah yang dingin.
"AAAAAA!" Pekik Shen Jin yang langsung menjauh dari pria di dekatnya. Tanpa Shen Jin sadari, dia malah berdiri dengan tubuh yang masih polos seketika Kaisar langsung memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Melihat tingkah kaisar yang memalingkan muka, Shen Jin menyadari sesuatu dan melihat ke arahnya sendiri. Dan dia pun kembali berteriak dan menceburkan kembali tubuhnya, hanya menampakan kepala saja.
"Apa yang kau lakukan padaku, dasar pria mesum," pekik Shen Jin menggebu-gebu. Di sebut mesum, kaisar Bai Li Yuan pun menengokkan kembali kepala melihat ke arah Shen Jin dengan tatapan dingin.
"Harusnya aku yang melontarkan pertanyaan seperti itu padamu." Kaisar bangun dan mendekat ke arah Shen Jin.
Melihat kaisar mendekat ke arahnya, Shen Jin langsung panik dan mundur hingga punggungnya membentur dinding kolam. Kedua tangan Shen Jin menyilang di bagian dada untuk menutupi aset berharga agar tidak di lihat oleh pria di hadapannya. Namun, tanpa sepengetahuannya kaisar sudah melihat semuanya.
Shen Jin terbelalak melihat Kaisar yang terus berjalan ke arahnya. Sebelum dia sempat beraksi, Kaisar Bai Li Yuan sudah mengungkungnya terlebih dahulu. Sambil tersenyum, kaisar memandang Shen Jin seperti sedang mengamati mangsanya.
Nafas Kaisar Bai Li Yuan yang hangat berhembus di dekat wajahnya, Shen Jin memalingkan wajah dengan hati berdebar.
"Ya-Yang Mulia, apa yang kau lakukan?" Kaisar menatap intens wajah Shen Jin dengan jarak yang mengikis.
"Siapa dirimu sebenarnya?" tanyanya dengan suara yang dingin namun terdengar elegan. Shen Jin refleks menengok dan menatap ke arahnya. Tanpa di duga Kaisar menyatukan bibirnya.
Shen Jin begitu terkejut mendapat serangan dadakan tersebut, Shen Jin mencoba mencoba mendorong tubuh Kaisar. Tapi usaha yang dilakukan Shen Jin sia-sia. Tubuh kaisar yang mengungkung Shen Jin begitu berat bagaikan gunung besar yang sulit untuk di gerakan. Shen Jin merasakan kehangatan yang mengalir di bibirnya dan masuk ke kerongkongan.
Ciuman yang mendadak ini membuat Shen Jin tidak bisa melawan. Tiba-tiba saja Kaisar merasakan perih di bibirnya dan langsung melepaskan ciuman tersebut. Kaisar menyentuh bibirnya yang terasa perih dan mendapati darah yang menempel di jarinya.
"Baru pertama kali ini, ada seseorang yang berani melukaiku." Kaisar menatap dingin Shen Jin.
Wajah Shen Jin memerah setelah menyeka bibirnya bahkan dia mencuci serta berkumur menggunakan air kolam pemandian tersebut.
"Kamu," Shen Jin melotot ke arah Kaisar. Baru saja berbicara, Shen Jin langsung tertegun. Kaisar Bai Li Yuan tertawa.
"Kenapa? Kau baru merasakannya sekarang?"
"Apa yang kau berikan padaku?" Sejak dia melakukan perjalan waktu, dadanya yang terasa nyeri dan nafasnya yang sesak langsung hilang. Lalu, dia meraba denyut nadi di lengannya sendiri dan benar saja semuanya kembali normal.
Shen Jin tahu penyebabnya adalah karena si pemilik tubuh ini telah meminum racun. Dia tidak apa-apa, tapi racun itu telah masuk ke organ tubuhnya.
"Aku sudah berbaik hati, tapi istriku tidak menghargainya. Setelah ini kau harus mengganti rugi," kaisar Bai Li Yuan tersenyum dingin seraya memainkan anak rambut Shen Jin.
"Ka-karena kamu terlalu tiba-tiba." Shen Jin mencium aroma dari air kolam teratai itu. Dia mengambil dan menadahkan di telapak tangan lalu mengendusnya. Sejenak dia terdiam, detik kemudian dia mendongak dimana kaisar sedang menatapnya dengan dalam.
"Apa kau di racuni? Aku mencium ramuan obat yang biasa aku gunakan untuk mengobati pasienku." Shen Jin langsung menutup mulutnya sendiri dan menundukkan kepala karena secara tidak sengaja membuka jati dirinya.
"Bagaiman kau tahu dan apa itu pasien," tanya kaisar penasaran. Shen Jin tidak tahu lagi hasru berkata apa dia pun mendorong kaisar agar menjauh darinya.
"Yang Mulia, apa acara mandinya sudah selesai? Aku sudah kedinginan," dalihnya. Kaisar keluar dari kolam pemandian terlebih dahulu, Shen Jin langsung memalingkan wajahnya. Namun, dengan sedikit nakal dia memicingkan mata melihat dari ujung mata ke arah kaisar dan ternyata hanya atasannya saja yang telanjang dan masih bagian bawahnya memakai celana penajang.
"Aku akan memanggil Yueyin." Kaisar pun berlalu setelah mengenakan jubah mandi. Shen Jin menghela nafas lega setelah kepergian pria itu.
"Jika dia saja di racuni, kenapa dia malah memberikan penawar padaku. Jika racun di tubuhnya itu parah ramuan obat ini tidak akan berpengaruh sama sekali berbeda dengan racun yang sifatnya biasa saja," monolognya.
**
**
**
Setelah kaisar Bai Li Yuan berpakaian rapi, barulah dia memanggil Yueyin.
"Yueyin?" seru kaisar dari dalam kamar. Yueyin yang memiliki pendengaran yang begitu tajam langsung masuk.
"Hormat Yang Mulia!" Yueyin membungkuk hormat.
"Layani Permaisuri dengan baik. Dia ada di pemandian kolam teratai. Aku akan pergi dulu." Yueyin tertegun mendengar ucapan Kaisar Bai Li Yuan menyebut Shen Jin Permaisuri.
"Baik Yang Mulia." Kaisar pun berlalu keluar dari kamar. Dengan cekat Yueyin berlari ke arah kolam pemandian teratai.
Yueyin pun sampai di kolam teratai dan melihat Shen Jin yang duduk termenung.
"Putri Yi, apa Anda sudah selesai mandinya?" Shen Jin terlonjak dan langsung menatap tajam ke arah Yueyin.
"Siapa kau?" tanyanya dengan nada ketus.
"Hamba Yueyin. Pelayan yang khusus untuk melayani Anda. Yang Mulia Kaisar menyuruh hamba untuk membantu Anda."
Yueyin menghampiri Shen Jin yang masih berada di kolam pemandian dengan membawa nampan berisi pakaian ganti. Shen Jin menatap jutek Yueyin sejenak, merasa di tatap oleh Shen Jin, Yueyin langsung menundukkan kepala takut dan berjalan ke arah meja yang berada di balik sekat pembatas kolam pemandian itu. Lalu, meletakan nampan yang di bawanya di atas meja, kemudian dia mengambil jubah mandi yang tergantung di sekat pembatas itu. Meskipun bukan baru pertama kalinya dia mendapat tatapan tajam seperti yang Shen Jin lakukan, tapi dia merasa tatapan Shen Jin ini sangat menakutkan bahkan lebih menakutkan dari para selir-selir lainnya. Yueyin menghampiri Shen Jin membawa jubah mandi dengan kepalan tertunduk dan tubuhnya sedikit gemetara. Shen Jin mengernyitkan dahi melihat tingkah Yueyin yang ketakutan seperti itu. "Ada apa dengan mu?" tanya Shen Jin tanpa beramah tamah. Yueyin seketika mendongak dan langsung bersimpuh di hadapan Shen Jin yang belum beranjak dari dalam kolam. "Nyonya maa
Pelayan yang di kirim oleh selir pertama, bersujud di hadapan Shen Jin dengan tubuh yang gemetar bahkan terlihat juga keringat dingin di dahi pelayan paruh baya itu. Dirinya terlalau bodoh dan menganggap remeh Shen Jin yang dirinya pikir adalah wanita yang mudah di tindas. dia masih tidak percaya dengan rumor yang beredar yang mengatakan Putri dari kerajaan Ruyi adalah wanita bodoh, jelek dan gila. Tapi, setelah berhadapan langsung dengan Shen Jin sungguh bertolak belakang dengna rumor yang di dengarnya. Mengingat kebodohannya hari ini yang di buatnya, tubuhnya semakin gemetar hebat. "Yang Mulia permaisuri, mohon ampuni hamba. Hamba terpaksa melakukannya," lirih pelayan paruh baya itu yang masih terus bersujud. Bagi Shen Jin, pertunjukan dalam konflik antara pelayan dari selir lain dan isrti dari Kaisar sering ia jumpai dalam drama-drama yang sering dia tonton. "Hm. peran seperti ini sudah sering aku melihatnya di drama yang aku tonton. Setelah mereka gagal dalam misi yang sudah
Suhu ruangan di kamar utama Kaisar dan permaisuri Bai terasa begitu mencekam. Shen Jin yang duduk di sampingnya bergidik ngeri. Detik kemudian, Shen Jin menangkup sebelah pipi Kaisar Yuan untuk meredam amarahnya. "Kaisar?" panggil Shen Jin dengan nada begitu lembut. Kaisar Yuan sedikit tersentak atas perlakuan yang dilakukan oleh Shen Jin. Kaisar Yuan langsung menatap Shen Jin lembut, amarah yang hampir meledak akibat pelayan yang berusaha meracuni Shen Jin. Yueyin berjalan ke arah meja yang dimana Shen Jin dan Kaisar duduk. Yuyien meletakan nampan berisi makanan dan menaruh satu persatu mangkuk dan piring di atas meja. Shen Jin yang sejak tadi tidak memperhatikan Yuyien meletakan makanan itu, seketika membelalak melihat makanan yang terlibat aneh. "Aku tidak apa-apa, selain itu aku telah menyuruh meminumnya untukku. Anggap saja aku sedang menghukumnya," ucap Shen Jin dengan tenang. Kaisar Yuan tidak memberikan jawaban dan kembali memandang ke arah pelayan utusan selir pertama. "Ha
Setelah makan malam dilakukan, suasana kamar menjadi sunyi dengan kehadiran Shen Jin dan Kaisar Yuan yang tersisa. Keduanya duduk di sisi tempat tidur, menjaga jarak di antara mereka. Meskipun begitu, keheningan yang tercipta di antara mereka terasa mengandung tegang dan misterius. Ekspresi wajah Shen Jin dan Kaisar Yuan pun mencerminkan getaran yang kompleks.Dalam keheningan yang memenuhi ruangan, cahaya samar dari lilin menyoroti wajah mereka yang penuh dengan misteri. Shen Jin, dengan tatapan tajamnya, mencerminkan pertimbangan yang dalam, sementara Kaisar Yuan terlihat merenung dengan pandangan yang dalam dan sarat makna.Suasana yang tercipta begitu intens, seolah waktu terasa melambat dalam ruangannya sendiri. Kedua sosok tersebut, dengan aura yang mereka bawa, berhasil menciptakan atmosfer yang sarat akan intrik dan emosi yang bergejolak. Keberadaan keduanya secara diam-diam telah mengubah dinamika ruangan, memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang menggantung di udara.Kaisar Yu
Shen Jin merasa tersentak ketika kesadaran mulai kembali kepadanya. Ia merasakan sakit di seluruh tubuhnya dan disadari bahwa dirinya berada dalam tubuh orang lain. Namun, kejutan terbesar datang ketika ia membuka mata dan mendapati dirinya mengenakan pakaian pengantin. Kesialan semakin menyelimutinya saat mengetahui bahwa ia harus menggantikan pernikahan Putri dari Ratu Yuhe.Suasana semakin tegang ketika Shen Jin merasakan pundaknya disentuh oleh seseorang. "Jika kau bukan Yi Xuiying, di mana Yi Xuiying yang sebenarnya? Dan bagaimana kau dapat membuktikan bahwa kau bukan mata-mata yang dikirim oleh Kerajaan Ruyi?" tanya Kaisar Yuan dengan nada yang penuh tekanan.Saat itu, Shen Jin menyadari bahwa perjalanannya di dalam tubuh orang lain tidaklah mudah. Ia harus menemukan caranya untuk membuktikan identitas aslinya dan menghadapi tekanan dari Kaisar Yuan yang mencurigainya. "Apa manfaatnya bagiku untuk menjadi seorang mata-mata, mengingat bahwa kamu sendiri telah menyaksikan aku m
Shen Jin duduk di kursi santai seraya menopang dagu dengan raut wajah yang terlihat kesal. Shen Jin kesal ketika mengingat dirinya sudah berada di tempat tidur sang Kaisar."Huff, bagaimana bisa aku bisa berada di tempat tidur? apakah semalam dia melakukan sesuatu padaku? tapi aku tidak merasakan apa-apa dan pakaian yang aku kenakan masih lengkap. semoga saja dia tidak berbuat macam-macam," gerutunya. Diasaat dirinya yang tengah kesal, tiba-tiba saja Yueyin masuk dengan langkah yang melesat tanpa ia kontrol, sehingga ia hampir saja menabrak Shen Jin. "Yueyin, bisakah kau lebih berhati-hati? hampir saja kau menabrak ku," ucap Shen Jin dengan nada ketus hingga ia sampai beranjak dari duduknya takut, Yueyin menabrak dirinya. Yueyin sang siluman kucing memang kadang suka melakukan hal ceroboh, bukan tanpa alasan ia melakukan hal seperti itu tetapi karena ada hal yang sangat mendesak."Maafkan hamba Tuan Putri," sahut Yueyi dengan nafas tersengal-sengal, ia pun meletakan nampan yang berisi
Di kerajaan Ruyi, hadiah yang di pilih secara langsung oleh kaisar untuk keluarga kerajaan Ruyi, kini sudah sampai di tempat tujuan. Karena pengiriman hadiah dari kerajaan Bai Li Yuan sekitar pukul 03.00 dini hari, mereka baru sampai pagi ini. Penjaga di gerbang utama sontak saja terkejut, melihat kedatangan rombongan dari kerajaan Bai Li Yuan. Utusan kerajaan Bai Li Yuan datang dengan kereta kuda. Ada lima kereta kuda tengah berbaris di depan orang yang menunggang seekor kuda, dan kelima kereta kuda itu adalah kereta barang. Utusan dari kerajaan Bai Li Yuan pun berhenti di depan gerbang utama kerajaan Ruyi, dia langsung mengeluarkan tanda pengenal pada para penjaga di depan gerbang. "Kami adalah utusan dari kerajaan Bai Li Yuan, beritahukan rajamu agar dia menyambut kedatangan Yang Mulia Kaisar pagi ini. Tapi sebelum itu yang mulia Kaisar memerintahkan kami untuk memberikan hadiah ini kepada raja Ruyi!" seru orang yang yang ada di atas kuda. Dengan cepat salah satu prajurit yan
Hadiah yang di kirimkan oleh istana kerajaan Bai Li Yuan, di kumpulkan di depan halaman Aula utama kediaman raja Ruyi. Keluarga kediaman raja Ruyi tercengang ketika melihat hadiah yang sudah di letakan di halaman kediaman raja Ruyi hampir memenuhi satu halaman kediaman raja Ruyi. "A-apa ini?" ucap Ratu Yuhe tergagap. Dia menutup sedikit mulutnya yang ternganga karena terkejut. "Ibu, apa semua hadiah ini dari kaisar kejam itu?" celetuk Xionglue yang berdiri di samping Ratu Yuhe."Ini memang barang dari kerajaan Bai Li Yuan, ukiran ular putih yang ada di peti-peti itu adalah lambang dari kerajaan itu," imbuh raja Ruyi. Disaat mereka tengah sibuk mengamati hadiah-hadiah yang dikirimkan oleh kerajaan Bai Li Yuan, tiba-tiba seorang pengawal yang berjaga di gerbang utama berlari dan langsung bersujud. "Lapor Yang Mulia, kereta rombongan kerajaan Bai Li Yuan sudah ada di depan gerbang. Mereka meminta Yang Mulia raja beserta keluarga, secara langsung menyambut mereka," lapornya. Raja Ru
Setelah dentingan senjata tak lagi terdengar, keheningan yang mencekam. Xiu Juan dan Rouyue, yang sebelumnya bersembunyi di dalam kereta, saling bertukar pandang penuh keraguan sebelum akhirnya memberanikan diri keluar. Dengan langkah hati-hati, mereka melangkah menghampiri Jin Yu yang berdiri tegap di depan kereta kuda, masih di atas kudanya yang menginjak-injak tanah dengan resah."Tuan, apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Xiu Juan dengan nada lembut, hampir seperti bisikan yang menguap ke dalam malam. Angin dingin menyapu helaian rambutnya, menambah dramatis suasana.Tanpa banyak kata, Jin Yu melompat turun dari kudanya dengan gerakan yang begitu cepat dan penuh percaya diri. Ia kini berdiri tegap di hadapan Xiu Juan, tatapannya setajam pisau."Semuanya sudah terkendali. Kalian tidak perlu merasa takut lagi," ujarnya dengan nada yang dingin namun tegas, seperti lapisan baja yang menyembunyikan sesuatu di dalamnya. Kalimatnya tegas, tetapi menyimpan kesan tak terbantahkan bahwa
Pagi hari tiba membawa cahaya keemasan yang memancar dari ufuk timur. Udara segar dan dingin menyentuh kulit. Suara burung-burung berkicau di taman istana, mengiringi langkah kaki yang melangkah keluar dari aula utama. Aroma teh hijau panas dan roti kukus manis memenuhi udara, membuat perut keroncongan. Cahaya matahari yang lembut memancar melalui celah jendela menerangi ruangan yang masih sunyi. Di luar, suara air yang mengalir dari kolam istana dan suara lonceng yang berbunyi di menara kota menambahkan kesan alami pada pagi hari yang cerah. Pohon-pohon bambu yang tinggi dan lurus berdiri di sekitar , membentuk sebuah pagar alami yang indah. Batu-batu granit yang berwarna abu-abu terhampar di jalan kota membentuk sebuah jalan yang luas dan megah. Di desa Daiyang, pangeran Jin yu dan yang lainnya tengah menikmati kudapan pagi yang di sediakan oleh penginapan tersebut. Jin yu tampak sedikit murung setelah kejadian malam itu, saat dia dan Xiu menikmati sinar bulan. Begitu pun denga
Di kamar Xiu Juan dan Rouyue, setelah selesai membersihkan diri, keduanya tengah duduk menikmati makan malam sederhana yang disajikan oleh penginapan. Aroma sup ayam yang hangat dan nasi putih yang baru matang memenuhi udara, menciptakan suasana yang menenangkan.Setelah selesai makan, Rouyue yang sudah kelelahan memilih untuk pergi tidur. "Xiu Juan, aku sudah mengantuk. Aku mau pergi tidur dulu," ucap Rouyue seraya menguap panjang, matanya setengah tertutup."Baiklah. Kau pergi tidur saja dulu. Aku akan membersihkan ini semua," jawab Xiu Juan sambil tersenyum lembut. Rouyue mengangguk seraya melangkah ke arah tempat tidur, matras bambu yang empuk dan selimut sutra yang hangat menantinya.Sementara itu, Xiu Juan membereskan piring dan mangkuk kotor yang ada di atas meja. Dengan hati-hati, ia memindahkan piring dan mangkuk kotor itu ke luar kamarnya dan meletakkannya di atas meja kecil yang sudah tersedia di samping pintu kamarnya.Setelah selesai, ia tidak langsung masuk ke kamar mela
Jarak tempuh antara kerajaan Bai Li Yuan memakan waktu kurang lebih satu minggu. Mereka baru menempuh perjalanan selama tiga hari dan telah sampai di kota Shangxi. Kota ini penuh dengan keramaian dan hiruk pikuk, jalan-jalannya dipenuhi oleh pedagang yang menawarkan dagangan mereka, dan aroma rempah-rempah yang kuat menyelimuti udara."Kita mencari penginapan di desa ini saja," ucap Shen Zhibai lembut. Jin Yu dan He Shen mengangguk, lalu mereka turun dari kuda saat melihat sebuah bangunan besar di depan mereka. Bangunan itu terbuat dari kayu jati yang kokoh, dengan lentera merah menggantung di pintunya, memberi kesan hangat dan mengundang.Jin Yu yang berdiri di samping kereta kuda, mengetuk jendelanya dengan pelan. Xiu Juan sedikit menyingkap tirai jendelanya, matanya yang tajam mengamati sekitar."Nona, malam ini kita istirahat di penginapan saja. Besok pagi kita akan melanjutkan perjalanan kembali," ucap Jin Yu dengan nada dingin namun terdengar lembut. Suaranya mengalun seperti an
Xiu Juan dan Rouyue kini berada di depan istana kuning yang megah, kediaman kaisar Yuan dan permaisuri Shen Jin. Di bawah sinar matahari yang lembut, mereka berdiri di atas jalan setapak berbatu yang berkilauan dengan hiasan ukiran naga dan burung hong. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga melati dari taman istana, menciptakan suasana yang tenang namun penuh dengan keagungan. Dengan hati yang berat, mereka berniat untuk berpamitan pulang ke kerajaan Dayue."Salam Yang Mulia Kaisar, Permaisuri, Pangeran. Saya ingin berpamitan pulang dan mengucapkan terima kasih karena sudah mengizinkan saya bermalam di sini," ucap Xiu Juan dengan sopan, suaranya lembut namun penuh ketulusan."Tidak perlu sungkan, Putri. Anggap saja seperti di rumahmu sendiri. Aku sangat senang bisa berbincang denganmu, aku merasa seperti sudah memiliki menantu," balas Shen Jin dengan nada riang, senyumnya begitu tulus hingga matanya berkerut.Jin Yu dan Xiu Juan menjadi saling menatap. Dalam tatapan mata mereka, ada p
Setelah kejadian di malam pesta penyambutan Shen Jinyulong, kini penjagaan istana kekaisaran dijaga ketat, seolah-olah setiap sudutnya memiliki mata yang waspada. Portal yang menghubungkan antara dunia manusia dan siluman kembali ditutup, menghilangkan satu-satunya jalur komunikasi di antara mereka.Putri Ling Xian, yang masih berada di istana kerajaan Bai Li Yuan, terlihat gelisah. Ia mondar-mandir di kamarnya yang megah dengan hiasan sutra merah dan emas, sesekali melihat ke luar jendela dengan pemandangan taman kerajaan yang tenang, seperti sedang menunggu seseorang."Di mana Rouyue? Sejak semalam dia menghilang begitu saja," gumam Ling Xian dengan suara lembut, hampir seperti bisikan yang tertiup angin. Menit kemudian, samar-samar ia mendengar suara langkah kaki mendekat ke arah kamarnya. Ling Xian mengarahkan pandangan tajam ke arah pintu yang masih tertutup rapat, jantungnya berdetak kencang seperti genderang perang, sedangkan tangannya meremas baju sutra halusnya.Suara langkah
Pesta kembali berjalan lancar setelah ada sedikit insiden yang hampir mengacaukan acara tersebut. Para tamu sudah berkumpul di aula istana utama, ruangan megah yang dihiasi lampu kristal berkilauan dan lantai marmer yang memantulkan cahaya. Aroma bunga peony segar yang ditempatkan di setiap sudut ruangan menyebar ke seluruh aula, menciptakan suasana yang elegan dan mewah.Kaisar Yuan dan Shen Jin duduk di singgasananya yang tinggi dan berlapis emas, memperlihatkan kekuasaan dan kemegahan mereka. Mereka menyaksikan hiburan yang sedang berlangsung di hadapan mereka, di mana para penari dengan kostum tradisional dinasti Han bergerak lincah mengikuti irama musik yang dimainkan oleh orkestra istana. Hiburan malam itu mencakup pertunjukan opera Peking yang menggambarkan kisah-kisah legenda, tarian naga yang menggetarkan, serta akrobat udara yang memukau. Cahaya lentera merah yang berayun lembut dari langit-langit menambah atmosfer magis ke dalam ruangan.Putri Ling Xian, duduk di samping Pa
"Pengawal!" serunya dengan suara menggelegar, seolah-olah setiap getaran nadanya mampu mengguncang dinding aula istana. "Bawa kedua wanita ini," perintah Pangeran Liu dengan sorot mata yang tajam seperti pedang. Wajahnya memerah, menampakkan amarah yang tak dapat ia sembunyikan, melihat sikap istrinya dan putrinya yang telah memancing perhatian seluruh tamu.Para pengawal, dengan langkah yang mantap dan tanpa keraguan, segera membawa Yunqing dan Xiaonglue keluar dari kerumunan. Kedua wanita itu berusaha menahan emosi mereka, tetapi ketegangan yang tergambar di wajah mereka jelas terbaca oleh siapa pun yang melihat.Setelah memastikan kedua wanita itu disingkirkan dari pandangan, Pangeran Liu melangkah maju. Sepatu kulitnya mengeluarkan bunyi langkah yang tegas di atas lantai batu marmer, menciptakan keheningan sekejap di antara para tamu. Dia berhenti di hadapan Kaisar Yuan dan Shen Jin, lalu membungkuk dalam-dalam dengan penuh hormat."Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Permaisuri," katan
Kaisar Yuan melangkah dengan anggun ke arah Shen Jin dan berdiri di sampingnya. Putri Liu Yuqing, yang berdiri tak jauh, membelalakkan mata ketika melihat kedekatan yang begitu jelas antara Kaisar Yuan dan Shen Jinyulong. Namun, meskipun rasa penasaran menggelitiknya, dia masih belum mampu memahami sepenuhnya hubungan yang begitu erat antara keduanya.Xiaonglue, dengan usaha keras, membantu putrinya untuk berdiri. Meskipun dia berada di hadapan Kaisar Yuan, sikap keras kepala dan ketidaksopanan masih terlihat jelas di wajahnya. "Yi Xiuying," teriak Xiaonglue dengan nada garang yang memecah keheningan, "jika bukan karena kau menggantikan posisiku untuk menikahi pria kejam ini, hidupmu mungkin tidak akan seberuntung ini."Shen Jin menatap Xiaonglue dengan mata yang penuh kebencian dan penghinaan. Kedalaman amarah yang tersembunyi di balik tatapannya seolah membakar jiwa Xiaonglue. Dia merasakan ketegangan di udara saat tatapan tajam Shen Jin menembus dirinya, membuatnya merasa seolah d