Yueyin menghampiri Shen Jin yang masih berada di kolam pemandian dengan membawa nampan berisi pakaian ganti. Shen Jin menatap jutek Yueyin sejenak, merasa di tatap oleh Shen Jin, Yueyin langsung menundukkan kepala takut dan berjalan ke arah meja yang berada di balik sekat pembatas kolam pemandian itu. Lalu, meletakan nampan yang di bawanya di atas meja, kemudian dia mengambil jubah mandi yang tergantung di sekat pembatas itu.
Meskipun bukan baru pertama kalinya dia mendapat tatapan tajam seperti yang Shen Jin lakukan, tapi dia merasa tatapan Shen Jin ini sangat menakutkan bahkan lebih menakutkan dari para selir-selir lainnya.
Yueyin menghampiri Shen Jin membawa jubah mandi dengan kepalan tertunduk dan tubuhnya sedikit gemetara. Shen Jin mengernyitkan dahi melihat tingkah Yueyin yang ketakutan seperti itu.
"Ada apa dengan mu?" tanya Shen Jin tanpa beramah tamah. Yueyin seketika mendongak dan langsung bersimpuh di hadapan Shen Jin yang belum beranjak dari dalam kolam.
"Nyonya maafkan hamba, jika di hari pertama hamba melakukan kesalahan. Mohon ampuni hamba," ucap Yueyin. Nada bicara Yueyin terdengar gemetar.
Shen Jin tercengang ketika melihat gadis muda yang sudah resmi menjadi pelayan pribadinya itu memohon padanya hingga menangis seperti itu. Padahal dia hanya bertanya.
Shen Jin yang merasa bersalah, segera bangun dan mengambil jubah baju yang ada di dekat Yueyin lalu mengenakannya. Dia ikut duduk di depan Yueyin yang masih bersimpuh sedang memohon padanya.
"Hei, jangan seperti itu. Aku kan hanya bertanya kenapa kau mengira aku akan mengusirmu?" Dengan cepat Yueyin mendongak menatap Shen Jin memperlihatkan wajah lucu dan menggemaskan bagi Shen Jin.
Sebenarnya, Shen Jin sendiri pun bingung. Sepertinya, semua orang yang ada di kerajaan Bai Li Yuan begitu takut dengan kaisar mereka. Ya, meskipun dia ragu sedikit tentang rumor bagaimana kejamnya seorang kaisar Bai Li Yuan terhadap orang-orang yang berani menentangnya maka nyawa yang menjadi taruhannya. Yueyin bangun dan meraih tangan Shen Jin serta menciumnya.
"Terima kasih nyonya muda, aku berjanji akan menjadi pelayan yang baik dan selalu setia pada Anda." Gadis itu benar-benar terlihat polos, terlihat dari kilat matanya.
"Iya. Sama-sama, sudah jangan menangis lagi. Yueyin tersenyum senang karena tidak mendapat hukuman dari Shen Jin.
Yueyin yang bersemangat langsung bangun dan membantu Shen Jin. Setelah itu mereka berdua berjalan ke arah ruangan ganti pakaian.
Shen Jin memperhatikan pakaian yang menurutnya cukup merepotkan. Awalnya Shen Jin menolak di bantu oleh Yueyin, namun karena dia bingung cara mengenakan tersebut, mau tidak mau diapun meminta bantuan Yueyin.
"Pakaian ini sangat merepotkan, bahkan pakaian dalam pun, hanya berbentuk persegi dengan tali di bagian leher dan punggung saja, bentuknya pun seperti afron, setelah ini aku harus membuat desain pakaianku sendiri yang jauh lebih bagus dan praktis untuk aku pakai," gumam Shen jin dalam hati. Dia memperhatikan satu persatu tiap helai pakaian yang akan dia kenakan.
Sekitar sepuluh menit, Yueyin pun selesai membantu Shen Jin berpakaian dan tinggal merias. Mereka berjalan ke kamar.
"Nyonya, biarkan hamba membantu Anda untuk berhias. Karena, sebentar lagi Yang Mulia Kaisar akan datang kesini, jadi Anda harus bertampil cantik." Shen Jin menatap tidak suka Yueyin.
"Untuk apa aku berhias? Aku sangat lelah hari ini, sebaiknya kau pergi saja. Aku mau tidur," ucap Shen Jin dengan nada ketus dan itu membuat Yueyin kembali merasa takut.
"B-baiklah. Kalau begitu hamba akan menyiapkan makan malam, selagi Anda istirahat. Hamba akan kembali lagi setelah makanan malam siap," ucapnya lirih. Shen Jin beranjak dari tempat meja rias dan berjalan ke arah tempat tidur. Dia langsung menghempaskan tubuhnya yang begitu terasa lelah. Dalam hitungan detik, dia langsung terlelap ke alam mimpi.
"Keamanan pun kau pergi, aku tidak akan melepaskan dirimu meskipun kau berada di belahan dunia ini." Shen Jin melihat seorang wanita berpakaian merah, tengah berlari ketakutan. Dia pun melihat seorang pria yang mengejar gadis itu. Sungguh terkejut ketika melihat wajah pria itu, dia begitu mirip dengan seseorang.
Nafas Shen Jin tersengal-sengal, dada naik turun dan degup jantung tidak beraturan, nampak keringat halus di dahinya. Shen Jin langsung terbangun dari berbaringnya dan duduk. Sejenak dia termenung memikirkan mimpinya yang baru saja dia alami.
"Huh. Mimpi yang aneh. Seumur hidupku, kali pertama aku bermimpi aneh seperti ini." Setelah merasa sedikit tenang, Shen Jin beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah meja yang masih terdapat hidangan pengantin. Lalu, mengambil cangkir kecil yang berisi air. Namun, saat ia hendak akan meminumnya dia mencium aroma yang tidak wajar dari air tersebut.
"Kenapa ada aroma obat pencegah kandungan dalam air ini? Cih. Sungguh jebakan murahan. Mereka pikir aku gadis kecil yang lemah, bisa mereka tindas dengan mudah," ucap Shen Jin. Dia kembali meletakan cangkir itu.
Baru saja Shen Jin akan bangun dari duduknya, terdengar suara pintu terbuka. Shen Jin mengurungkan niat dan kembali duduk. Ia menatap tajam dan mengernyitkan dahi ketika melihat wanita paruh baya datang membawa nampan berisi makanan. Sontak saja, pelayan wanita paruh baya itu terlibat terkejut saat mata mereka beradu. Pelayan wanita itu langsung menundukkan kepala dan memberi hormat ke Shen Jin.
"Salam Yang Mulia, Permaisuri!" Tubuhnya sedikit membungkuk.
"Dimana Yueyin? Bukanlah ini belum waktu makan malam? Siapa yang mengijinkan mu masuk?" tanya Shen Jin memberondong. Pelayan itu menatap remeh Shen Jin dan berjalan begitu santai tanpa rasa hormat.
"Hamba, adalah utusan dari selir Lien Hua. Untuk mengantarkan sup Tonik ini sebagai tanda hormat kepada Anda." Pelayan itu meletakan semangkuk sup Tonik di atas meja tepat di hadapan Shen Jin.
'Sup Tonik lagi, bahkan pemilik tubuh ini mati gara-gara meminum sup Tonik tersebut' gumam Shen Jin dalam hati. Dia menatap isi mangkuk tersebut, lalu tanpa ragu dia mengambil mangkuk tersebut. Pelayan itu tersenyum sumringah dengan tatapan yang penuh kemenangan.
Sebelum Shen Jin meminum sup Tonik tersebut, dia mencium aroma sup itu terlebih dulu. Saat ia mengenali aroma yang di kuarkan dari sup Tonik itu, Shen Jin tersenyum tipis. Pelayan yang berdiri di sampingnya, mengira Shen Jin akan meminumnya. Namun, tanpa dia duga Shen Jin berdiri dan meminumkannya pada pelayan tersebut.
Pelayan itu meronta-ronta ketika Shen Jin memaksa meminumkan sup Tonik tersebut hingga tak tersisa. Pelayan itu terbatuk dan mencoba memuntahkan cairan tersebut.
"Bagaimana? Apa rasanya enak?" Shen Jin meletakan mangkuk yang sudah kosong itu di atas meja. Dengan sangat santainya, dia kembali duduk dengan kaki bertumpu di salah satu kakinya.
"A-apa yang Anda lakukan? Anda sungguh tidak menghormati pemberian dari tuan ku," ucap pelayan itu dengan nada geram.
"Kenapa kau begitu marah, aku meminumkan sup itu padamu? Apa ada sesuatu dalam minuman tersebut?" Shen Jin menatap datar pada pelayan itu. Dalam sekejap, pelayan itu langsung bungkam dan gugup. Lehernya merasa tercekat tidak bisa mengatakan sesuatu lagi.
"Meskipun kau tidak memberikan jawabannya, aku sudah tahu apa yang ada dalam kandungan sup yang di berikan oleh tuanmu. Jika, Yang Mulia Kaisar tahu bagaimana ya reaksi dia jika ada seseorang yang ingin mencelakai permaisurinya?" Pelayan tersebut langsung bersimpuh dengan tubuh yang gemetar.
Pelayan yang di kirim oleh selir pertama, bersujud di hadapan Shen Jin dengan tubuh yang gemetar bahkan terlihat juga keringat dingin di dahi pelayan paruh baya itu. Dirinya terlalau bodoh dan menganggap remeh Shen Jin yang dirinya pikir adalah wanita yang mudah di tindas. dia masih tidak percaya dengan rumor yang beredar yang mengatakan Putri dari kerajaan Ruyi adalah wanita bodoh, jelek dan gila. Tapi, setelah berhadapan langsung dengan Shen Jin sungguh bertolak belakang dengna rumor yang di dengarnya. Mengingat kebodohannya hari ini yang di buatnya, tubuhnya semakin gemetar hebat. "Yang Mulia permaisuri, mohon ampuni hamba. Hamba terpaksa melakukannya," lirih pelayan paruh baya itu yang masih terus bersujud. Bagi Shen Jin, pertunjukan dalam konflik antara pelayan dari selir lain dan isrti dari Kaisar sering ia jumpai dalam drama-drama yang sering dia tonton. "Hm. peran seperti ini sudah sering aku melihatnya di drama yang aku tonton. Setelah mereka gagal dalam misi yang sudah
Suhu ruangan di kamar utama Kaisar dan permaisuri Bai terasa begitu mencekam. Shen Jin yang duduk di sampingnya bergidik ngeri. Detik kemudian, Shen Jin menangkup sebelah pipi Kaisar Yuan untuk meredam amarahnya. "Kaisar?" panggil Shen Jin dengan nada begitu lembut. Kaisar Yuan sedikit tersentak atas perlakuan yang dilakukan oleh Shen Jin. Kaisar Yuan langsung menatap Shen Jin lembut, amarah yang hampir meledak akibat pelayan yang berusaha meracuni Shen Jin. Yueyin berjalan ke arah meja yang dimana Shen Jin dan Kaisar duduk. Yuyien meletakan nampan berisi makanan dan menaruh satu persatu mangkuk dan piring di atas meja. Shen Jin yang sejak tadi tidak memperhatikan Yuyien meletakan makanan itu, seketika membelalak melihat makanan yang terlibat aneh. "Aku tidak apa-apa, selain itu aku telah menyuruh meminumnya untukku. Anggap saja aku sedang menghukumnya," ucap Shen Jin dengan tenang. Kaisar Yuan tidak memberikan jawaban dan kembali memandang ke arah pelayan utusan selir pertama. "Ha
Setelah makan malam dilakukan, suasana kamar menjadi sunyi dengan kehadiran Shen Jin dan Kaisar Yuan yang tersisa. Keduanya duduk di sisi tempat tidur, menjaga jarak di antara mereka. Meskipun begitu, keheningan yang tercipta di antara mereka terasa mengandung tegang dan misterius. Ekspresi wajah Shen Jin dan Kaisar Yuan pun mencerminkan getaran yang kompleks.Dalam keheningan yang memenuhi ruangan, cahaya samar dari lilin menyoroti wajah mereka yang penuh dengan misteri. Shen Jin, dengan tatapan tajamnya, mencerminkan pertimbangan yang dalam, sementara Kaisar Yuan terlihat merenung dengan pandangan yang dalam dan sarat makna.Suasana yang tercipta begitu intens, seolah waktu terasa melambat dalam ruangannya sendiri. Kedua sosok tersebut, dengan aura yang mereka bawa, berhasil menciptakan atmosfer yang sarat akan intrik dan emosi yang bergejolak. Keberadaan keduanya secara diam-diam telah mengubah dinamika ruangan, memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang menggantung di udara.Kaisar Yu
Shen Jin merasa tersentak ketika kesadaran mulai kembali kepadanya. Ia merasakan sakit di seluruh tubuhnya dan disadari bahwa dirinya berada dalam tubuh orang lain. Namun, kejutan terbesar datang ketika ia membuka mata dan mendapati dirinya mengenakan pakaian pengantin. Kesialan semakin menyelimutinya saat mengetahui bahwa ia harus menggantikan pernikahan Putri dari Ratu Yuhe.Suasana semakin tegang ketika Shen Jin merasakan pundaknya disentuh oleh seseorang. "Jika kau bukan Yi Xuiying, di mana Yi Xuiying yang sebenarnya? Dan bagaimana kau dapat membuktikan bahwa kau bukan mata-mata yang dikirim oleh Kerajaan Ruyi?" tanya Kaisar Yuan dengan nada yang penuh tekanan.Saat itu, Shen Jin menyadari bahwa perjalanannya di dalam tubuh orang lain tidaklah mudah. Ia harus menemukan caranya untuk membuktikan identitas aslinya dan menghadapi tekanan dari Kaisar Yuan yang mencurigainya. "Apa manfaatnya bagiku untuk menjadi seorang mata-mata, mengingat bahwa kamu sendiri telah menyaksikan aku m
Shen Jin duduk di kursi santai seraya menopang dagu dengan raut wajah yang terlihat kesal. Shen Jin kesal ketika mengingat dirinya sudah berada di tempat tidur sang Kaisar."Huff, bagaimana bisa aku bisa berada di tempat tidur? apakah semalam dia melakukan sesuatu padaku? tapi aku tidak merasakan apa-apa dan pakaian yang aku kenakan masih lengkap. semoga saja dia tidak berbuat macam-macam," gerutunya. Diasaat dirinya yang tengah kesal, tiba-tiba saja Yueyin masuk dengan langkah yang melesat tanpa ia kontrol, sehingga ia hampir saja menabrak Shen Jin. "Yueyin, bisakah kau lebih berhati-hati? hampir saja kau menabrak ku," ucap Shen Jin dengan nada ketus hingga ia sampai beranjak dari duduknya takut, Yueyin menabrak dirinya. Yueyin sang siluman kucing memang kadang suka melakukan hal ceroboh, bukan tanpa alasan ia melakukan hal seperti itu tetapi karena ada hal yang sangat mendesak."Maafkan hamba Tuan Putri," sahut Yueyi dengan nafas tersengal-sengal, ia pun meletakan nampan yang berisi
Di kerajaan Ruyi, hadiah yang di pilih secara langsung oleh kaisar untuk keluarga kerajaan Ruyi, kini sudah sampai di tempat tujuan. Karena pengiriman hadiah dari kerajaan Bai Li Yuan sekitar pukul 03.00 dini hari, mereka baru sampai pagi ini. Penjaga di gerbang utama sontak saja terkejut, melihat kedatangan rombongan dari kerajaan Bai Li Yuan. Utusan kerajaan Bai Li Yuan datang dengan kereta kuda. Ada lima kereta kuda tengah berbaris di depan orang yang menunggang seekor kuda, dan kelima kereta kuda itu adalah kereta barang. Utusan dari kerajaan Bai Li Yuan pun berhenti di depan gerbang utama kerajaan Ruyi, dia langsung mengeluarkan tanda pengenal pada para penjaga di depan gerbang. "Kami adalah utusan dari kerajaan Bai Li Yuan, beritahukan rajamu agar dia menyambut kedatangan Yang Mulia Kaisar pagi ini. Tapi sebelum itu yang mulia Kaisar memerintahkan kami untuk memberikan hadiah ini kepada raja Ruyi!" seru orang yang yang ada di atas kuda. Dengan cepat salah satu prajurit yan
Hadiah yang di kirimkan oleh istana kerajaan Bai Li Yuan, di kumpulkan di depan halaman Aula utama kediaman raja Ruyi. Keluarga kediaman raja Ruyi tercengang ketika melihat hadiah yang sudah di letakan di halaman kediaman raja Ruyi hampir memenuhi satu halaman kediaman raja Ruyi. "A-apa ini?" ucap Ratu Yuhe tergagap. Dia menutup sedikit mulutnya yang ternganga karena terkejut. "Ibu, apa semua hadiah ini dari kaisar kejam itu?" celetuk Xionglue yang berdiri di samping Ratu Yuhe."Ini memang barang dari kerajaan Bai Li Yuan, ukiran ular putih yang ada di peti-peti itu adalah lambang dari kerajaan itu," imbuh raja Ruyi. Disaat mereka tengah sibuk mengamati hadiah-hadiah yang dikirimkan oleh kerajaan Bai Li Yuan, tiba-tiba seorang pengawal yang berjaga di gerbang utama berlari dan langsung bersujud. "Lapor Yang Mulia, kereta rombongan kerajaan Bai Li Yuan sudah ada di depan gerbang. Mereka meminta Yang Mulia raja beserta keluarga, secara langsung menyambut mereka," lapornya. Raja Ru
Raja Ruyi, Ratu Yuhe dan Putri Xionglue menengadah dan memandang ke arah suara tersebut. Melihat siapa yang ada di balik Shen Jin, semuanya langsung bersujud memberi hormat. Tubuh mereka terlihat sedikit gemetar dan keluar keringat dingin dari pelipis. Kaisar Yuan melangkah menghampiri Shen Jin. Matanya yang tadi terlihat teduh, langsung menajam melihat orang-orang yang sudah menghina istri kecilnya itu."Bangunlah!" Raja Ruyi dan yang lainnya perlahan berdiri dengan kepla masih menunduk. Mereka tidak berani untuk bersitatap langsung dengan Kaisar. "Seperti inikah kalian menyambut kedatangan tamu? Bukankah sebelumnya sudah aku peringatkan, dalam tiga hari aku akan datang kembali bersama istriku dan saat itu juga aku tidak ingin melihat kejadian waktu itu terulang kembali, tetapi sepertinya peringatanku itu kalian anggap sebaga bualan belaka saja," ujar Kaisar Yuan. Raja Ruyi, Ratu Yuhe, dan Putri Xionglue bersamaan menengadah melihat ke arah Kaisar Yuan."Kaisar Yuan, mohon ampuni h
"YUA'ER!" teriak Shen Jin seraya membuka mata dengan cepat. Keringat dingin mengalir deras di dahinya, menetes perlahan ke pelipisnya.Ruangan tempat Shen Jin terbaring adalah kamar tidur kerajaan yang megah. Dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan indah dan tirai sutra berwarna emas yang menjuntai dari langit-langit tinggi. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela besar yang terbuka, memantulkan kilauan lembut pada lantai marmer yang dingin. Aroma bunga melati yang segar tercium samar-samar, menambah suasana tenang dan damai.Kaisar Bai Li Yuan, yang telah menunggu Shen Jin dengan sabar sejak tadi, duduk di sampingnya dengan senyum bahagia yang menghiasi wajahnya saat melihat Shen Jin tersadar. Matanya yang tajam namun penuh kasih sayang menatap Shen Jin dengan cemas."Shen Jin, akhirnya kau sadar. Bagaimana perasaanmu? Apakah ada yang tidak nyaman? Katakan di mana kamu merasa tidak nyaman?" ucap Kaisar Yuan dengan nada cemas, memberondong tanpa jeda dalam ucap
Bai Xiu Xue kembali menggerakkan tangannya dengan gerakan yang anggun namun penuh kekuatan. Perlahan, darah yang mengalir di dada Shen Jin pun ikut terangkat dan membentuk bola kecil sebesar kelereng. Warna darah itu terlihat merah terang, berkilauan di bawah cahaya redup ruangan.Namun, seketika warna darah itu berubah menjadi merah keunguan dengan kombinasi hijau serta hitam. Bai Xiu Xue yang mencoba mengambilnya, merasakan keanehan pada dirinya sendiri. Energi yang mencoba untuk mengambil darah jantung Shen Jin malah tersedot dan sulit untuk dihentikan."Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak bisa menghentikannya?" gumamnya pelan, suaranya penuh dengan kepanikan yang tersembunyi. Dia berusaha menarik tangannya dan menghentikan ritual tersebut, tetapi tidak bisa. Energi dan kekuatan yang ada dalam tubuh Bai Xiu Xue terus terhisap ke dalam darah jantung Shen Jin.Dengan gerakan yang rumit, Bai Xiu Xue akhirnya berhasil memutuskan aliran energi tersebut. Seketika, tubuhnya ambruk dan lema
Ketika Shen Jin dan Bai Xiu Xue sudah berada di ruangan tempat Xiao Nian Jie berada, Bai Xiu Xue dengan hati-hati membaringkan tubuh Shen Jin di samping peti kristal es yang memancarkan cahaya dingin. Suasana ruangan itu terasa mencekam, dengan dinding-dinding batu yang dingin dan lantai yang berkilauan oleh pantulan cahaya kristal."Bai Xiu Xue, apa yang akan kau lakukan? Lepaskan aku!" teriak Shen Jin dengan suara penuh kepanikan. Namun, semua itu sia-sia, karena tubuh Shen Jin tidak bisa digerakkan sama sekali. Ia merasa seolah-olah terikat oleh kekuatan tak terlihat yang menahan setiap gerakannya.Bai Xiu Xue tidak menghiraukan teriakan Shen Jin. Dengan langkah mantap, ia berjalan ke tengah-tengah ruangan dan berdiri di sana. Bai Xiu Xue mulai memejamkan mata, kedua tangannya direntangkan ke samping, seolah-olah merasakan energi yang mengalir di sekitarnya. Perlahan, tutup peti kristal es Xiao Nian Jie terbuka dengan sendirinya, mengeluarkan suara berderit yang menggema di seluruh
"Itu Bai Li Yuan," monolognya dengan suara yang hampir tak terdengar, penuh harap. "Bai Li Yuan, tolong aku."Kaisar Bai Li Yuan mengibaskan tangan lembutnya, gerakan yang tampak sederhana namun penuh kekuatan magis. Dalam sekejap, sihir yang memancar dari tangannya membuat Shen Jin seperti tertidur, lalu tersadar kembali. Shen Jin membuka mata dengan cepat, pandangannya langsung tertuju ke arah suara yang memanggilnya."Bai Li Yuan, kenapa kau lama sekali," ucap Shen Jin dengan nada penuh kerinduan dan sedikit kesal. Ia bangkit dari posisi berbaringnya dan segera melompat ke dalam pelukan Kaisar Yuan. Kaisar Yuan memeluk Shen Jin begitu erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi. Shen Jin menangis tersedu-sedu, air matanya mengalir deras membasahi jubah Kaisar Yuan."Maaf, Shen Jin, aku terlambat," ucap Kaisar dengan lembut, suaranya penuh penyesalan. "Sebaiknya kita cepat-cepat pergi dari tempat ini," lanjutnya dengan nada mendesak.Shen Jin perlahan melepaskan pelukannya, lalu menat
Bai Xiu Xue keluar dari ruangan rahasianya, langkahnya tenang namun penuh tekad. Ia melangkah menuju ruang rahasia lainnya, tempat di mana tubuh Xiao Nian Jie terbaring dalam peti kristal es. Ruangan itu dingin, dengan cahaya biru yang memancar dari peti, menciptakan suasana yang magis dan misterius.Bai Xiu Xue mendekati peti kristal es tersebut, matanya tertuju pada wajah Xiao Nian Jie yang terbaring kaku namun tetap memancarkan kecantikan abadi. Dengan lembut, ia mengusap permukaan peti yang dingin, seolah-olah bisa merasakan kulit Xiao Nian Jie di baliknya."Xiao Nian Jie, bersiaplah. Sebentar lagi, kita akan kembali bersatu. Aku sudah menemukan cara untuk menyempurnakan pil tersebut," gumam Bai Xiu Xue dengan suara pelan namun penuh harap. Ia terus memandang wajah Xiao Nian Jie yang masih terlihat cantik dan awet muda, seolah-olah waktu tidak pernah menyentuhnya.Dengan sangat berat hati, Bai Xiu Xue akhirnya meninggalkan ruangan tersebut. Langkahnya terasa berat, namun tekadnya
Mendengar teriakan seseorang dari dalam kediaman, Kaisar Bai Li Yuan dan sang guru segera bergegas menuju tempat tersebut. Langkah mereka cepat dan penuh kekhawatiran, menyusuri lorong-lorong yang diterangi cahaya lentera yang berkelap-kelip. Aroma dupa yang terbakar samar-samar tercium di udara, menambah kesan mencekam.Saat tiba di sana, pemandangan yang menyayat hati menyambut mereka. Pangeran Liu Jun duduk di lantai, memangku tubuh Yueyin yang sudah tak sadarkan diri. Wajahnya pucat pasi, dan napasnya tersengal-sengal. "Liu Jun, apa yang terjadi? Di mana istriku?" tanya Kaisar Yuan dengan nada penuh kekhawatiran dan emosi yang meluap. Matanya menatap tajam, mencari jawaban di wajah putranya.Pangeran Liu Jun mengangkat wajahnya yang penuh dengan kesedihan dan kebingungan. Matanya yang biasanya penuh semangat kini tampak kosong, seolah-olah jiwanya telah terhisap keluar. Dengan suara yang bergetar, ia menjawab. "Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi, aku merasakan ada aura yang t
Shen Jin menelan ludah, merasakan ketegangan yang semakin memuncak di ruangan itu. Bai Xiu Xue, dengan senyum misteriusnya, terus melangkah mendekat. Yueyin tetap berdiri tegak, senjatanya siap di tangan, matanya tidak pernah lepas dari sosok Bai Xiu Xue."Apa maksudmu hanya ingin bertemu denganku?" Shen Jin bertanya, suaranya bergetar meski ia berusaha terdengar tegar. Ia bisa merasakan dinginnya keringat yang mulai mengalir di punggungnya."Yang Mulia Bai___," belum sempat menyelesaikan ucapannya. Bai Xiu Xue mengibaskan tangan, seketika Yueyin terpental ke arah lain. "Yueyin !" seru Shen Jin menatap Yueyin yang sudah terkapar tak sadarkan diri. Bai Xiu Xue berhenti beberapa langkah di depan Shen Jin , matanya yang berwarna ungu berkilauan dengan cahaya yang tidak wajar. "Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja, kakak ipar. Setelah semua yang terjadi, aku merasa perlu untuk melihatmu sendiri."Shen Jin mengerutkan kening, kebingungan merayapi wajah tampan Bai Xiu Xue.
Hari ini, Shen Jin bangun sangat pagi. Semalaman, ia tidak bisa tidur nyenyak; perasaannya selalu gelisah. Cahaya matahari pagi yang lembut menyelinap melalui celah-celah jendela, menciptakan bayangan yang menari di dinding kamarnya. Ia duduk di tepi tempat tidur, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya yang berdebar."Kenapa aku merasa seperti ini?"gumam Shen Jin pelan, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan pagi.Kaisar Yuan yang kebetulan tidur bersamanya , terbangun mendengar suara Shen Jin. Ia mengusap matanya dan duduk di samping Shen Jin."Kau baik-baik saja, istriku?" tanyanya dengan nada khawatir."Aku tidak tahu. Kenapa akhir-akhir ini aku merasa gelisah. Jantungku sering berdebar-debar tidak karuan.""Mungkin kau hanya terlalu lelah akhir-akhir ini, bagaiaman kalau aku memanggil guru untuk memeriksa kondisi kesehatanmu?" pintanya. Shen Jin menggeleng sebagai jawaban. "Tidak perlu ! Mungkin benar apa yang seperti kau bilang, lebih baik aku beristirahat
"Bayangan kematian?" ulang Kaisar Yuan dengan nada penuh kebingungan. "Apakah ini ada hubungannya dengan istriku, Guru?"Xiu Xianren mengangguk tegas, matanya memancarkan keseriusan yang mendalam. Udara di ruangan itu terasa semakin berat, seolah-olah menyerap ketegangan yang ada. Tiba-tiba, terdengar suara benda jatuh di luar ruangan, menggemakan ketegangan yang sudah ada. Kaisar Yuan dan Xiu Xianren terkejut, pandangan mereka segera tertuju ke arah pintu yang tertutup rapat."Siapa di sana?" teriak Kaisar Yuan dengan suara menggema di seluruh ruangan. Detik-detik berlalu dengan lambat, pintu mulai terbuka perlahan, memperlihatkan sosok Shen Jin yang berdiri dengan raut wajah sendu dan mata yang penuh kesedihan. Cahaya dari luar ruangan menyinari wajahnya, menambah kesan dramatis pada kemunculannya."Shen Jin?" gumam Kaisar Yuan, terkejut. Matanya membulat, menatap tak percaya pada sosok yang berdiri di ambang pintu. Hatinya berdebar kencang, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.