Hanya Sebatas Istri Bayaran

Hanya Sebatas Istri Bayaran

By:  Putri rahmania   Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
19Chapters
651views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Yuli seorang gadis lugu, dan manis. Adalah putri seorang petani miskin di sebuah desa kecil yang ada di Jawa barat. Awalnya kehidupan Yuli penuh dengan ketenangan dan kebahagiaan.  Namun, semua berubah saat dia memutuskan untuk menerima lamaran Niko. Seorang pengusaha muda dan kaya. Niko yang sangat menginginkan anak terpaksa membohongi Yuli akan statusnya yang sudah beristri.  Semua itu dilakukannya demi mendapatkan keturunan. Bahkan demi mewujudkan impiannya Niko mengajaknya untuk tinggal bersama dengan istri pertamanya. Mampukah Yuli hidup dalam satu atap bersama dengan madunya? 

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Ihataara
wahhh kapan nih dilanjutkan kak. ditunggu
2024-03-21 13:50:41
1
19 Chapters

Bab 1

"Yuli. Menikahlah dengan suamiku." Rani menatap wanita yang berdiri di hadapannya dengan tajam. Ucapan wanita itu langsung membuat Yuli dan semua orang yang ada di ruangan itu langsung terkejut. "Apa! Menikah dengan Tuan Niko. Enggak, Mbak. Itu nggak mungkin." Yuli terlihat kaget mendengar ucapan majikannya itu. Rasanya sangat aneh mendengar permintaan Rani siang itu. Bagaimana mungkin seorang istri mengizinkan suaminya melakukan poligami, sementara di luaran sana banyak wanita yang ketakutan akan hal itu. "Rani! Apa-apaan kamu, aku memintamu untuk memberi keturunan. Bukan menyuruhku untuk menikah lagi!" bentak Niko yang saat itu duduk di samping sang istri. "Aku tahu, tapi aku emang enggak mau memiliki anak. Apa kamu tahu masa kehamilan itu akan membuat ku menjadi gemuk, belum lagi saat anak itu lahir dan aku harus menyusuinya." Wanita itu kini berdiri dari tempat duduknya sambil melipat tangannya. "Kamu terlalu berlebihan. Banyak wanita diluar sana masih terlihat cantik dan m
Read more

Bab 2

Keesokan harinya, Rani yang sudah terlihat rapi langsung keluar dari kamarnya untuk segera menuju ke ruang makan. "Yuli. Dimana suami saya, apa dia belum bangun?" tanya Rani saat melihat madunya sibuk mempersiapkan sarapan. "Tuan Niko …." "Aku di sini, Sayang." Tiba-tiba terdengar suara seorang pria dari kejauhan. Rani yang terkejut segera menoleh ke arah suara. "Kamu tidur di ruang tamu, Mas." Wanita itu kini terlihat bingung saat melihat suaminya turun dari lantai dua. "Iya, kenapa. Apa kamu keberatan?" tanya Niko yang sudah berdiri di hadapan sang istri. Rani terlihat sedikit lega, pasalnya dugaannya tentang malam pertama Yuli dan suaminya ternyata tidak benar. Niko masih begitu sangat menjaga kesetiaannya selama ini. "Yaudah, sekarang kamu duduk. Kita makan sama-sama." Rani mempersilahkan suaminya dengan senyum bahagia. Pria itu langsung duduk di hadapan sang istri dan segera mengambil sepotong roti di hadapannya. Sementara itu di sisi lain, Rani terlihat melirik ke
Read more

Bab 3

Sejak malam itu Yuli dan Niko mulai sering melakukan hubungan suami istri. Bahkan pria itu terlihat lebih sering menghabiskan malam panas bersama Yuli daripada Rani-istri pertamanya. Hal itu rupannya membuat kecemburuan tersendiri di hati Rani, terlebih Lina yang sangat menentang hubungan mereka. Tiga bulan berlalu, tidak ada yang berubah dengan kehidupan Yuli. Selain statusnya yang kini berubah menjadi istri kedua Niko. Hingga suatu hari, Rani yang saat itu baru saja mengambil baju di dalam lemari. Tiba-tiba terkejut saat melihat baju kesayangannya berlubang. "Bagaimana bisa baju ini berlubang. Ini pasti kerjaan pembantu tolol itu," ucapnya dengan kesal. Rani yang tidak terima langsung berjalan keluar kamar. Dengan tergesah-gesah dia mulai menuruni anak tangga. Sesampai di lantai dasar dia langsung berteriak memanggil nama Yuli. "Yuli! Yuli." "Rani. Kamu kenapa berteriak seperti itu?" tanya Lina yang baru saja turun dari tangga. "Ibu, dimana wanita kampung itu?" tanya Rani.
Read more

Bab 4

Keesokan harinya, Lina yang baru saja membersihkan diri langsung berjalan ke arah meja makan. Dia terlihat terkejut saat melihat meja tersebut masih kosong. Sementara itu Niko yang duduk tidak jauh dari Rani terlihat sedang memainkan ponselnya. "Kenapa belum ada makanan di meja ini," batin Lina sambil menatap meja makan yang masih kosong. "Rani, apa makanannya belum disediakan?" tanyanya pada sang menantu sambil terus melihat ke arah meja makan. "Tanya saja sama menantu kedua Ibu." Rani menjawab sambil terus menatap ke layar ponselnya. "Yuli! Yuli. Mana sarapan hari ini?!" tanya Lina sambil berteriak. "Iya. Bu! Sebentar lagi," jawab Yuli dengan sedikit berteriak. "Dasar wanita lelet. Bagaimana mungkin dia bisa terlambat menyiapkan sarapan," gerutu Lina yang masih berdiri di samping Rani. Sambil meletakkan ponselnya di atas meja. "Sudahlah. Bu, siapa tahu dia kesiangan. Lebih baik kita tunggu saja, mungkin sebentar lagi siap." "Niko! Kenapa sih kamu selalu membela wanita
Read more

Bab 5

"Ada apa sih. Mas? Malam-malam begini teriak-teriak!" bentak Rani yang saat itu bertemu dengan sang suami di ruang makan. "Iya, kamu ini bisa tidak tenang sebentar saja. Ibu sedang sakit kepala," Lina menatap Niko dengan kesal. "Yuli. Yuli pingsan di kamarnya," jawab Niko dengan gugup. Sambil melebarkan mata. "Apa! Wanita benalu itu pingsan." "Halah, biarkan saja. Nanti juga dia bangun sendiri, sudah. Ah! Ibu mau istirahat," jawab Lina sambil melangkah pergi. "Tunggu. Bu, kita tidak bisa membiarkan wanita itu pingsan disini. Aku tidak mau berurusan dengan hukum jika terjadi sesuatu padanya," ucap Rani hingga membuat Lina menghentikan langkahnya. "Ya sudah, lebih baik sekarang kita bawa dia ke Rumah sakit!" ajak Niko yang langsung berjalan ke arah paviliun. "Ah! Menyusahkan saja," gerutu Lina sambil berjalan mengikuti Niko dan sang menantu. Beberapa saat kemudian mereka akhirnya tiba di Rumah sakit. Yuli yang saat itu belum sadarkan diri langsung mendapatkan penangan di ru
Read more

Bab 6

Sambil terus menatap majalah yang ada di tangannya. "Mau kemana kamu, Mas."  "Aku mau ke paviliun sebentar. Aku khawatir dengan keadaan Yuli, lagipula siapa tahu dia membutuhkanku," jawab Niko sambil berjalan ke arah pintu.  "Kamu tidak boleh kesana." Rani menutup majalahnya dan menoleh ke arah sang suami.  Niko yang berjalan ke arah pintu seketika berhenti setelah mendengar ucapan wanita yang ada di belakangnya. Sesaat dia terlihat menarik nafas dalam-dalam. Sebelum akhirnya menoleh ke arah Rani yang sudah berdiri di belakangnya.  "Apa kamu lupa kalau Yuli itu sedang hamil muda, siapa tahu malam ini dia sedang merasa tidak nyaman." Niko mencoba memberi penjelasan pada sang istri. 
Read more

Bab 7

Sambil melemparkan kantong plastik ke arah Yuli. "Ini untukmu."  Yuli yang penasaran langsung melihat isi dalam kantong tersebut. Terlihat beberapa buah-buahan dan beberapa kardus susu untuk ibu hamil. Melihat barang-barang itu Yuli langsung menoleh ke arah Rani yang berdiri di hadapannya.  "Ini untuk saya. Mbak?" tanya Yuli dengan penasaran.  "Kamu tidak lihat itu susu hamil, jika bukan buatmu lalu buat siapa lagi," jawab Rani dengan ketus sambil duduk di sofa.  "Alhamdulillah." Yuli terlihat bahagia.  "Kamu jangan bahagia dulu, aku memberi barang-barang itu bukan karena aku peduli padamu. Aku hanya tidak mau anak itu lahir cacat,"
Read more

Bab 8

Pagi ini semua sudah berkumpul di meja makan. Termasuk Rani dan Niko yang baru saja menikmati sarapan mereka. Setelah mengusap mulutnya, Rani segera memanggil Yuli yang sedang berada di dapur.  "Yuli! Yuli." Rani berteriak dengan keras.  Sambil meletakkan gelas di atas meja. "Apa kamu tidak bisa memanggilnya dengan lembut."  "Yuli. Yuli!" teriak Rani seolah tidak mempedulikan ucapan sang suami.  Sambil berlari dengan teburu-buru. "Iya. Mbak, apa ada yang bisa saya bantu."  "Ini upahmu bulan ini," ucap Rani sambil menyerahkan sebuah amplop coklat.  "Alhamdulillah, terim
Read more

Bab 9

Rani yang sudah berdiri di ruang tamu terlihat terkejut saat melihat sosok yang ada di hadapannya. Sosok yang sangat dikenalnya selama ini. Dengan segera ia pun langsung berjalan ke arah wanita itu.  "Yuli. Mau kemana kamu membawa tas seperti itu?" tanya Rani sambil berjalan ke arah Yuli.  "Sa-saya. Ehm … ."  Sambil langsung mencengkram lengan Yuli. "Kamu pasti mau kabur dari rumah ini 'kan."  Yuli yang ketakutan hanya bisa menunduk tanpa berani menatap mata wanita itu. Rani yang sudah tidak dapat menahan emosinya. Langsung menyeret Yuli ke arah paviliun.  "Ampun. Mbak! Saya tidak bermaksud kabur, saya hanya ingin menjenguk I
Read more

Bab 10

"Darimana saja kamu. Mas?" tanya Rani saat melihat Niko yang baru saja masuk.  "Dari Cafe, memang mau darimana lagi." Niko terus berjalan masuk ke dalam rumah.  "Pembantu sialan itu sudah pergi dari rumah ini. Dan semua ini gara-gara ibumu yang tidak becus ini!" bentak Rani sambil menunjuk ke arah Lina.  "Jika kamu tahu ibuku tidak becus, lalu kenapa kamu memintanya menjaga Yuli. Kenapa bukan kamu sendiri saja yang menjaganya," jawab sang suami sambil menoleh ke arahnya.  "Mas! Aku serius, Yuli sudah kabur dari rumah ini. Dan dia membawa anak kita!" bentak wanita itu sambil berjalan ke arah Niko.  "Anak kita, sejak kapan kamu membia
Read more
DMCA.com Protection Status