Share

Bab 8

Author: Putri rahmania
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pagi ini semua sudah berkumpul di meja makan. Termasuk Rani dan Niko yang baru saja menikmati sarapan mereka. Setelah mengusap mulutnya, Rani segera memanggil Yuli yang sedang berada di dapur. 

"Yuli! Yuli." Rani berteriak dengan keras. 

Sambil meletakkan gelas di atas meja. "Apa kamu tidak bisa memanggilnya dengan lembut." 

"Yuli. Yuli!" teriak Rani seolah tidak mempedulikan ucapan sang suami. 

Sambil berlari dengan teburu-buru. "Iya. Mbak, apa ada yang bisa saya bantu." 

"Ini upahmu bulan ini," ucap Rani sambil menyerahkan sebuah amplop coklat. 

"Alhamdulillah, terim

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 9

    Rani yang sudah berdiri di ruang tamu terlihat terkejut saat melihat sosok yang ada di hadapannya. Sosok yang sangat dikenalnya selama ini. Dengan segera ia pun langsung berjalan ke arah wanita itu."Yuli. Mau kemana kamu membawa tas seperti itu?" tanya Rani sambil berjalan ke arah Yuli."Sa-saya. Ehm … ."Sambil langsung mencengkram lengan Yuli. "Kamu pasti mau kabur dari rumah ini 'kan."Yuli yang ketakutan hanya bisa menunduk tanpa berani menatap mata wanita itu. Rani yang sudah tidak dapat menahan emosinya. Langsung menyeret Yuli ke arah paviliun."Ampun. Mbak! Saya tidak bermaksud kabur, saya hanya ingin menjenguk I

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 10

    "Darimana saja kamu. Mas?" tanya Rani saat melihat Niko yang baru saja masuk."Dari Cafe, memang mau darimana lagi." Niko terus berjalan masuk ke dalam rumah."Pembantu sialan itu sudah pergi dari rumah ini. Dan semua ini gara-gara ibumu yang tidak becus ini!" bentak Rani sambil menunjuk ke arah Lina."Jika kamu tahu ibuku tidak becus, lalu kenapa kamu memintanya menjaga Yuli. Kenapa bukan kamu sendiri saja yang menjaganya," jawab sang suami sambil menoleh ke arahnya."Mas! Aku serius, Yuli sudah kabur dari rumah ini. Dan dia membawa anak kita!" bentak wanita itu sambil berjalan ke arah Niko."Anak kita, sejak kapan kamu membia

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 11

    "Kenapa makanan belum ada di meja makan," ucap Rani yang baru saja sampai di meja makan.Sejak kepergian Yuli beberapa minggu yang lalu Lina menggantikan semua tugas rumah tangga. Namun, kali ini ada yang berbeda. Lina yang biasanya sudah menyiapkan sarapan sejak pagi kini belum terlihat sama sekali."Ibu. Ibu!" teriak Rani sambil terus melihat ke arah meja yang ada di depannya."Iya. Nak! Ada apa?" jawab Lina sambil terlihat berlari ke arah sang menantu."Ada apa? Ibu tidak melihat jika di meja ini tidak ada makanan! Apa Ibu lupa jika hari ini aku ada kegiatan pagi," bentak Rani sambil bertolak pinggang."Maafkan Ibu. Nak, har

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 12

    "Milik siapa ini. Mas?" tanya Rani sambil memperlihatkan sebuah lipstik yang ada di tangannya."Lipstik itu! Bagaimana bisa benda itu jatuh di koperku," batin Niko yang terlihat terkejut."Kenapa kamu diam. Aku tanya sekali lagi, lipstik siapa ini?" tanya Rani sambil berjalan ke arah sang suami."I-itu lipstik untukmu, aku sengaja membelinya saat pulang tadi." Niko terlihat gugup."Untukku, tapi kenapa kamu terlihat gugup saat aku menanyakan hal itu. Apa jangan-jangan kamu …."Sambil memegang tangan Rani. "Sudah jangan berpikiran macam-macam, aku gugup karena aku heran bagaimana bisa kamu menemukan barang itu dengan muda

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 13

    Malam ini Niko dan Rani sedang menikmati malam berdua di dalam kamar. Suasana yang biasa terasa dingin, kini terlihat mulai mencair. Rani yang malam itu terlihat begitu cantik dengan lingerie merahnya langsung berbaring di sebelah Niko.Sambil memeluk tangan sang suami. "Sayang, selama ini aku selalu memintamu untuk tidak menyentuhku. Bagaimana kalau malam ini kita nikmati malam indah kita.""Sepertinya tidak bisa, karena malam ini aku harus bersiap-siap untuk ke Surabaya besok pagi," jawab Niko sambil melepaskan tangan sang istri."Apa tidak bisa kamu mempersiapkannya besok pagi, lagi pula selama ini kita sudah jarang bersama." Rani terlihat memandang Niko dengan kesal."Tidak bisa, Sayang.

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 14

    Yuli yang merasa sangat mengenal suara itu langsung menoleh ke arah suara. Ia terlihat terkejut saat melihat Rani sudah berdiri di antara para warga. Wajah bintang terkenal itu terlihat begitu sedih."Mbak Rani!" ucap Yuli yang terlihat terkejut."Kenapa? Apa kamu terkejut melihat kehadiranku disini, kamu pikir aku akan diam saja saat kamu merebut suamiku!" bentak Rani sambil menatap Yuli dengan tajam."Tapi. Mbak! Bukankah Mbak Rani sendiri yang memintaku untuk menjadi istri kedua Mas Niko." Yuli terlihat berdiri dari tempat duduknya.Mendengar ucapan Yuli beberapa orang yang ada di tempat itu terlihat kebingungan. Mereka terlihat bingung antara siapa yang benar dan salah. Ucapan Yuli ataukah si b

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 15

    Beberapa saat perempuan paruh baya itu terlihat berpikir. Hingga akhirnya dia menerima ajakan sang putra. Dengan ragu dia mulai berjalan ke rumah yang ada di pojokan jalan."Mari. Bu, silahkan diminum tehnya."Yuli meletakkan secangkir diatas meja.Lina yang begitu sangat membenci Yuli justru memalingkan wajahnya saat melihat kehadiran menantu keduanya. Terlihat jelas jika dalam hati Lina masih belum bisa menerima kenyataan jika kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang sempit. Sementara itu Niko terlihat menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah sang ibu."Diminum dulu, Bu. Kasihan Yuli sudah capek membuatkan teh itu untuk Ibu!" perintah Niko dengan lembut."Ibu tidak akan minum teh itu,

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 16

    "Ibu. Ibu mau kemana?" tanya Yuli yang baru saja keluar dari dapur."Ibu, Ibu. Eh ingat ya, sampai kapanpun aku tidak akan mengakuimu sebagai menantu! Jadi jangan pernah memanggilku dengan sebutan Ibu. Lagi pula kemana pun aku pergi itu bukan urusanmu!" bentak Lina sambil melebarkan matanya."Maaf, Bu. Eh maksud saya, Nyonya. Mas Niko hanya berpesan untuk menjaga Nyonya sampai dia kembali," jawab Yuli dengan gugup."Kamu pikir aku anak kecil yang harus diawasi 24 jam! Sudah lebih baik kau urusi saja dirimu, aku bisa menjaga diriku sendiri." Lina memandang Yuli dengan penuh kebencian.Sambil berjalan ke arah Yuli dan Lina. "Katanya bukan anak kecil, tapi kelakuan masih seperti bayi! Eh, Nyonya

Latest chapter

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 19

    "Yuli! Yuli," panggil Niko sambil mengetuk pintu."Ria! Alhamdulillah, akhirnya kamu pulang. Nak." Yuli langsung mengambil Ria dari gendongan sang suami."Yuli. Aku minta maaf karena sudah meninggalkanmu dan memisahkanmu dari Ria," ucap Niko dengan wajah ragu."Aku sudah memaafkanmu, terima kasih kamu sudah mau mengembalikan Ria." Yuli hanya memandang Niko dengan datar."Kalau begitu apa masih ada kesempatan untuk kita kembali bersama?" tanya Niko dengan penuh harap.Sambil tersenyum. "Aku memang sudah memaafkanmu, tapi untuk kembali padamu … maaf, aku tidak bisa."

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 18

    "Mbak Rani! Cepat kembalikan putriku," teriak Yuli. "Mas Niko cepat keluar, jangan jadi pria pengecut yang hanya bisa bersembunyi di belakang kekayaan istrimu."Berkali-kali Yuli berteriak di depan rumah artis terkenal itu. Apa yang dilakukan Yuli tentu menyorot perhatian dari beberapa orang yang ada disekitar rumah itu. Tidak berapa lama beberapa orang mendekatinya sambil membawa sebuah kamera di tangannya."Kalau boleh tahu, apa yang anda lakukan disini? Kenapa anda berteriak di depan rumah Rani." Seorang pria bertubuh jakung bertanya sambil menyodorkan sebuah mikrofon."Sepertinya mereka adalah seorang Wartawan. Aku bisa menggunakan cara ini untuk mendapatkan putriku kembali," batin Yuli yang terlihat terkejut.

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 17

    "Mas, apa hari ini kamu akan pergi untuk mencari pekerjaan?" tanya Yuli sambil menggendong Ria."Sepertinya begitu, karena kalau aku tidak segera mendapatkan pekerjaan bagaimana kita bisa membayar sewa rumah ini." Niko terlihat menyisir rambutnya yang basah.Sambil duduk di tempat tidur. "Mas, kemarin Bu Tejo ke rumah. Dan dia bilang saat ini lapak sayurnya membutuhkan tukang untuk mengangkut sayuran ke truk, bagaimana kalau kamu menerima tawaran Bu Tejo.""Maksudmu bekerja sebagai kuli panggul?" jawab Niko yang langsung menoleh ke arah sang istri."Untuk sementara, kalau kamu sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik kamu bisa berhenti," jelas Yuli sambil memegang tangan sang suami.

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 16

    "Ibu. Ibu mau kemana?" tanya Yuli yang baru saja keluar dari dapur."Ibu, Ibu. Eh ingat ya, sampai kapanpun aku tidak akan mengakuimu sebagai menantu! Jadi jangan pernah memanggilku dengan sebutan Ibu. Lagi pula kemana pun aku pergi itu bukan urusanmu!" bentak Lina sambil melebarkan matanya."Maaf, Bu. Eh maksud saya, Nyonya. Mas Niko hanya berpesan untuk menjaga Nyonya sampai dia kembali," jawab Yuli dengan gugup."Kamu pikir aku anak kecil yang harus diawasi 24 jam! Sudah lebih baik kau urusi saja dirimu, aku bisa menjaga diriku sendiri." Lina memandang Yuli dengan penuh kebencian.Sambil berjalan ke arah Yuli dan Lina. "Katanya bukan anak kecil, tapi kelakuan masih seperti bayi! Eh, Nyonya

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 15

    Beberapa saat perempuan paruh baya itu terlihat berpikir. Hingga akhirnya dia menerima ajakan sang putra. Dengan ragu dia mulai berjalan ke rumah yang ada di pojokan jalan."Mari. Bu, silahkan diminum tehnya."Yuli meletakkan secangkir diatas meja.Lina yang begitu sangat membenci Yuli justru memalingkan wajahnya saat melihat kehadiran menantu keduanya. Terlihat jelas jika dalam hati Lina masih belum bisa menerima kenyataan jika kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang sempit. Sementara itu Niko terlihat menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah sang ibu."Diminum dulu, Bu. Kasihan Yuli sudah capek membuatkan teh itu untuk Ibu!" perintah Niko dengan lembut."Ibu tidak akan minum teh itu,

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 14

    Yuli yang merasa sangat mengenal suara itu langsung menoleh ke arah suara. Ia terlihat terkejut saat melihat Rani sudah berdiri di antara para warga. Wajah bintang terkenal itu terlihat begitu sedih."Mbak Rani!" ucap Yuli yang terlihat terkejut."Kenapa? Apa kamu terkejut melihat kehadiranku disini, kamu pikir aku akan diam saja saat kamu merebut suamiku!" bentak Rani sambil menatap Yuli dengan tajam."Tapi. Mbak! Bukankah Mbak Rani sendiri yang memintaku untuk menjadi istri kedua Mas Niko." Yuli terlihat berdiri dari tempat duduknya.Mendengar ucapan Yuli beberapa orang yang ada di tempat itu terlihat kebingungan. Mereka terlihat bingung antara siapa yang benar dan salah. Ucapan Yuli ataukah si b

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 13

    Malam ini Niko dan Rani sedang menikmati malam berdua di dalam kamar. Suasana yang biasa terasa dingin, kini terlihat mulai mencair. Rani yang malam itu terlihat begitu cantik dengan lingerie merahnya langsung berbaring di sebelah Niko.Sambil memeluk tangan sang suami. "Sayang, selama ini aku selalu memintamu untuk tidak menyentuhku. Bagaimana kalau malam ini kita nikmati malam indah kita.""Sepertinya tidak bisa, karena malam ini aku harus bersiap-siap untuk ke Surabaya besok pagi," jawab Niko sambil melepaskan tangan sang istri."Apa tidak bisa kamu mempersiapkannya besok pagi, lagi pula selama ini kita sudah jarang bersama." Rani terlihat memandang Niko dengan kesal."Tidak bisa, Sayang.

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 12

    "Milik siapa ini. Mas?" tanya Rani sambil memperlihatkan sebuah lipstik yang ada di tangannya."Lipstik itu! Bagaimana bisa benda itu jatuh di koperku," batin Niko yang terlihat terkejut."Kenapa kamu diam. Aku tanya sekali lagi, lipstik siapa ini?" tanya Rani sambil berjalan ke arah sang suami."I-itu lipstik untukmu, aku sengaja membelinya saat pulang tadi." Niko terlihat gugup."Untukku, tapi kenapa kamu terlihat gugup saat aku menanyakan hal itu. Apa jangan-jangan kamu …."Sambil memegang tangan Rani. "Sudah jangan berpikiran macam-macam, aku gugup karena aku heran bagaimana bisa kamu menemukan barang itu dengan muda

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 11

    "Kenapa makanan belum ada di meja makan," ucap Rani yang baru saja sampai di meja makan.Sejak kepergian Yuli beberapa minggu yang lalu Lina menggantikan semua tugas rumah tangga. Namun, kali ini ada yang berbeda. Lina yang biasanya sudah menyiapkan sarapan sejak pagi kini belum terlihat sama sekali."Ibu. Ibu!" teriak Rani sambil terus melihat ke arah meja yang ada di depannya."Iya. Nak! Ada apa?" jawab Lina sambil terlihat berlari ke arah sang menantu."Ada apa? Ibu tidak melihat jika di meja ini tidak ada makanan! Apa Ibu lupa jika hari ini aku ada kegiatan pagi," bentak Rani sambil bertolak pinggang."Maafkan Ibu. Nak, har

DMCA.com Protection Status