Share

Bab 3

Penulis: Putri rahmania
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-26 18:50:28

Sejak malam itu Yuli dan Niko mulai sering melakukan hubungan suami istri. Bahkan pria itu terlihat lebih sering menghabiskan malam panas bersama Yuli daripada Rani-istri pertamanya. Hal itu rupannya membuat kecemburuan tersendiri di hati Rani, terlebih Lina yang sangat menentang hubungan mereka. 

Tiga bulan berlalu, tidak ada yang berubah dengan kehidupan Yuli. Selain statusnya yang kini berubah menjadi istri kedua Niko. Hingga suatu hari, Rani yang saat itu baru saja mengambil baju di dalam lemari. Tiba-tiba terkejut saat melihat baju kesayangannya berlubang. 

"Bagaimana bisa baju ini berlubang. Ini pasti kerjaan pembantu tolol itu," ucapnya dengan kesal. 

Rani yang tidak terima langsung berjalan keluar kamar. Dengan tergesah-gesah dia mulai menuruni anak tangga. Sesampai di lantai dasar dia langsung berteriak memanggil nama Yuli.

"Yuli! Yuli."

"Rani. Kamu kenapa berteriak seperti itu?" tanya Lina yang baru saja turun dari tangga. 

"Ibu, dimana wanita kampung itu?" tanya Rani. "Lihat ini! Perempuan kampung itu sudah merusak bajuku."

"Ya ampun! Bagaimana mungkin bajumu bisa rusak seperti itu. Bukankah itu baju kesayanganmu."  

Terlihat sebuah baju dengan lubang yang sudah menganga lebar. Lina yang melihat lubang tersebut langsung melebarkan matanya. Sementara itu, Rani langsung berjalan ke arah paviliun. 

Rani yang sudah dalam keadaan marah langsung membuka pintu kamar madunya itu. Terlihat Yuli yang masih terlelap dalam tidurnya. Dengan kasar Rani langsung menjambak rambut wanita malang itu hingga membuatnya terkejut. 

"Oh jadi wanita ini masih tidur disini. Sepertinya aku harus memberi pelajaran kepadanya," batin Rani yang langsung mendekati Yuli. 

"Aduh!" pekik Yuli sambil langsung memegang tangan Rani. 

"Eh! Apa kamu pikir rumahku ini hotel. Jam segini masih tidur!" bentak Rani sambil terus menjambak rambut Yuli. 

"Maaf. Mbak, a-aku sedang nggak enak badan jadi aku beristirahat sebentar." Dia terlihat gugup saat menjawab pertanyaan Rani. 

"Aku nggak peduli dengan apapun alasanmu! Sekarang kamu lihat apa yang sudah kamu lakukan pada baju kesayanganku." Rani langsung melemparkan bajunya ke wajah Yuli. 

Yuli yang penasaran langsung melihat pakaian tersebut. Dia terlihat terkejut saat melihat sebuah lubang menganga di pakaian itu. Dia tidak menyangka jika pakaian yang sudah disetrikanya beberapa hari lalu bisa berlubang sebesar itu. 

"Baju ini … bagaimana baju ini bisa berlubang," batin Yuli sambil melihat baju yang ada di tangannya.

"Aku nggak mau tahu, kamu harus mengganti baju itu!" bentak Rani hingga membuat Yuli terkejut.

"Tapi, saya nggak pernah merasa melakukan kesalahan pada baju ini. Mbak," ucap Yuli yang terlihat bingung. 

"Kalau bukan kamu siapa lagi? Bukannya kamu yang menyetrikanya, atau kamu menuduhku yang sengaja merusaknya!" bentak Rani yang langsung menjambak rambut Yuli lagi. 

"Bukan begitu, Mbak. A-aku hanya … ." 

"Hanya apa, apa jangan-jangan kamu menuduhku yang merusak baju itu." Tiba-tiba Lina sudah berdiri di depan pintu. 

"Bukan begitu. Bu, aku hanya … ." 

Sambil menjambak rambut wanita itu. "Dasar perempuan nggak tahu diuntung, sudah bagus aku memberimu kehidupan enak! Sekarang kamu malah merusak baju kesayanganku."

"Ampun, Mbak. Saya benar-benar nggak pernah merusak baju itu!" teriak Yuli sambil menangis. 

Niko yang baru saja keluar dari kamar langsung berjalan ke arah paviliun saat mendengar teriakan Yuli. Pernikahan antara Yuli dan Niko memang terjadi karena permintaan sang istri. Rani yang tidak ingin memiliki keturunan meminta sang suami untuk menikahi Yuli yang saat itu adalah putri dari Sari mantan asisten rumah tangganya dulu. 

"Rani! Lepaskan tanganmu." Niko langsung menarik tangan Rani dengan paksa. 

"Enggak! Aku nggak akan melepaskan wanita ini. Kamu lihat apa yang sudah dia lakukan dengan bajuku!" bentak Rani sambil menunjukkan bajunya yang sudah berlubang.

"Mungkin dia nggak sengaja. Lagipula kamu juga memiliki banyak baju, jadi untuk apa mempermasalahkan hal ini," jawab sang suami yang sudah berdiri di hadapan Rani.

Rani langsung menarik tangan Yuli. "Sekarang kamu ikut aku." 

Niko yang berdiri di samping Yuli langsung segera mengikuti langkah sang istri. Dia terlihat berusaha melepaskan tangan istri pertamanya. Namun, hal itu tidak membuat Rani berhenti menyiksa Yuli. 

"Rani! Aku bilang sekali lagi, cepat lepaskan tanganmu." Niko langsung mencengkeram lengan sang istri. 

"Aku enggak akan melepaskan wanita ini. Dia harus diberi hukuman atas kesalahannya. Mas!" bentak Rani sambil melebarkan matanya dan langsung menyeret tangan Yuli. 

"Aku mohon. Mbak, aku benar-benar nggak sengaja. Ampuni aku." Yuli berusaha memohon agar Rani mau memaafkannya.

Sambil terus menarik tangan Yuli. "Ampun! Aku nggak akan mengampunimu, wanita kampung." 

"Rani!" teriak Niko yang ada dibelakang Rani.

"Apa! Kamu membelanya? awas ya, Mas kalau sampai kamu membelanya. Aku pastikan kamu dan ibumu akan menjadi gembel seperti dulu." Rani menatap Niko dengan tajam dan langsung melepaskan tangannya dari wanita muda yang ada di sampingnya. 

"Gawat! Jika aku membiarkan Niko membela wanita itu. Aku khawatir Rani akan benar-benar mengusir kami, dan itu akan membuatku jatuh miskin," batin Lina sambil terlihat begitu khawatir.

"Sudah-sudah! Niko, lebih baik kamu sekarang lebih baik kamu ikut Ibu!" perintah Lina sambil langsung menarik tangan putranya. 

"Tapi. Bu, aku harus membantu Yuli. Kasihan dia," jawab Niko sambil melihat ke arah sang ibu. 

"Sudah nggak perlu, lebih baik kamu ikut Ibu sekarang!" bentak Lina sambil langsung menarik tangan sang putra.

Niko yang tidak ada pilihan lain langsung berjalan mengikuti Lina. Lina langsung mengajak sang putra ke ruang keluarga. Sementara itu Rani terus berjalan ke arah kamarnya dengan langkah kesal. 

"Ibu nggak mau tahu. Kamu harus segera menceraikan wanita kampung itu!" perintah Lina sambil berjalan mendekati sang putra. 

"Aku enggak bisa. Bu," jawab Niko sambil duduk di sofa. 

"Enggak bisa! Kenapa? Apa karena anak yang kamu impikan selama ini." Perempuan berusia 50 tahun itu duduk di dekat Niko. 

"Iya. Aku memang  menikahinya karena anak," jawabnya sambil menoleh ke arah Lina. 

"Niko! Anak itu bisa didapatkan dengan cara apapun. Lagi pula Ibu nggak peduli jika kalian nggak memiliki anak, yang terpenting sekarang kita hidup dengan bergelimang harta," jelas Lina sambil melipat tangannya ke depan. 

"Bu! Anak itu penting untuk meneruskan garis keturunan kita." Niko terlihat terkejut mendengar ucapan Lina. 

Sambil langsung berdiri dari tempat duduknya. "Sudah-sudah! Ibu enggak mau tahu, kamu harus menceraikan wanita itu segera." 

Lina yang merasa kesal dengan keputusan Niko. Langsung berjalan meninggalkan ruang keluarga. Sementara itu, Niko terlihat menyandarkan tubuhnya dan mengusap wajahnya dengan kasar. 

Niko yang terlihat frustasi dengan masalah yang dihadapinya terlihat duduk melamun. Dia perlahan mengingat kejadian beberapa bulan lalu. Kejadian dimana dia sedang bertengkar dengan Rani karena keputusan sang istri yang tidak ingin memiliki keturunan. 

Dengan alasan dia tidak ingin kehamilannya merusak bentuk tubuhnya. Dia juga khawatir kehamilan yang akan dialaminya membuat Rani kehilangan karirnya. Hingga suatu hari, Rani meminta sang suami menikahi Yuli yang saat itu bekerja di rumahnya untuk menggantikan sang ibu. 

"Kenapa semua jadi berantakan seperti ini," ucap Niko sambil mengusap wajahnya dengan kasar. 

***

Di dalam kamar Yuli yang masih merasakan sakit di bagian kepalanya. Terlihat menangis sambil duduk di tempat tidur. Dia tidak menyangka jika baju yang semula baik-baik saja, tiba-tiba rusak begitu saja. 

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi, dan kenapa baju itu bisa rusak?" ucap Yuli sambil menatap ke arah jendela. 

Bab terkait

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 4

    Keesokan harinya, Lina yang baru saja membersihkan diri langsung berjalan ke arah meja makan. Dia terlihat terkejut saat melihat meja tersebut masih kosong. Sementara itu Niko yang duduk tidak jauh dari Rani terlihat sedang memainkan ponselnya. "Kenapa belum ada makanan di meja ini," batin Lina sambil menatap meja makan yang masih kosong. "Rani, apa makanannya belum disediakan?" tanyanya pada sang menantu sambil terus melihat ke arah meja makan. "Tanya saja sama menantu kedua Ibu." Rani menjawab sambil terus menatap ke layar ponselnya. "Yuli! Yuli. Mana sarapan hari ini?!" tanya Lina sambil berteriak. "Iya. Bu! Sebentar lagi," jawab Yuli dengan sedikit berteriak. "Dasar wanita lelet. Bagaimana mungkin dia bisa terlambat menyiapkan sarapan," gerutu Lina yang masih berdiri di samping Rani. Sambil meletakkan ponselnya di atas meja. "Sudahlah. Bu, siapa tahu dia kesiangan. Lebih baik kita tunggu saja, mungkin sebentar lagi siap." "Niko! Kenapa sih kamu selalu membela wanita

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 5

    "Ada apa sih. Mas? Malam-malam begini teriak-teriak!" bentak Rani yang saat itu bertemu dengan sang suami di ruang makan. "Iya, kamu ini bisa tidak tenang sebentar saja. Ibu sedang sakit kepala," Lina menatap Niko dengan kesal. "Yuli. Yuli pingsan di kamarnya," jawab Niko dengan gugup. Sambil melebarkan mata. "Apa! Wanita benalu itu pingsan." "Halah, biarkan saja. Nanti juga dia bangun sendiri, sudah. Ah! Ibu mau istirahat," jawab Lina sambil melangkah pergi. "Tunggu. Bu, kita tidak bisa membiarkan wanita itu pingsan disini. Aku tidak mau berurusan dengan hukum jika terjadi sesuatu padanya," ucap Rani hingga membuat Lina menghentikan langkahnya. "Ya sudah, lebih baik sekarang kita bawa dia ke Rumah sakit!" ajak Niko yang langsung berjalan ke arah paviliun. "Ah! Menyusahkan saja," gerutu Lina sambil berjalan mengikuti Niko dan sang menantu. Beberapa saat kemudian mereka akhirnya tiba di Rumah sakit. Yuli yang saat itu belum sadarkan diri langsung mendapatkan penangan di ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 6

    Sambil terus menatap majalah yang ada di tangannya. "Mau kemana kamu, Mas.""Aku mau ke paviliun sebentar. Aku khawatir dengan keadaan Yuli, lagipula siapa tahu dia membutuhkanku," jawab Niko sambil berjalan ke arah pintu."Kamu tidak boleh kesana." Rani menutup majalahnya dan menoleh ke arah sang suami.Niko yang berjalan ke arah pintu seketika berhenti setelah mendengar ucapan wanita yang ada di belakangnya. Sesaat dia terlihat menarik nafas dalam-dalam. Sebelum akhirnya menoleh ke arah Rani yang sudah berdiri di belakangnya."Apa kamu lupa kalau Yuli itu sedang hamil muda, siapa tahu malam ini dia sedang merasa tidak nyaman." Niko mencoba memberi penjelasan pada sang istri.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 7

    Sambil melemparkan kantong plastik ke arah Yuli. "Ini untukmu."Yuli yang penasaran langsung melihat isi dalam kantong tersebut. Terlihat beberapa buah-buahan dan beberapa kardus susu untuk ibu hamil. Melihat barang-barang itu Yuli langsung menoleh ke arah Rani yang berdiri di hadapannya."Ini untuk saya. Mbak?" tanya Yuli dengan penasaran."Kamu tidak lihat itu susu hamil, jika bukan buatmu lalu buat siapa lagi," jawab Rani dengan ketus sambil duduk di sofa."Alhamdulillah." Yuli terlihat bahagia."Kamu jangan bahagia dulu, aku memberi barang-barang itu bukan karena aku peduli padamu. Aku hanya tidak mau anak itu lahir cacat,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 8

    Pagi ini semua sudah berkumpul di meja makan. Termasuk Rani dan Niko yang baru saja menikmati sarapan mereka. Setelah mengusap mulutnya, Rani segera memanggil Yuli yang sedang berada di dapur."Yuli! Yuli." Rani berteriak dengan keras.Sambil meletakkan gelas di atas meja. "Apa kamu tidak bisa memanggilnya dengan lembut.""Yuli. Yuli!" teriak Rani seolah tidak mempedulikan ucapan sang suami.Sambil berlari dengan teburu-buru. "Iya. Mbak, apa ada yang bisa saya bantu.""Ini upahmu bulan ini," ucap Rani sambil menyerahkan sebuah amplop coklat."Alhamdulillah, terim

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 9

    Rani yang sudah berdiri di ruang tamu terlihat terkejut saat melihat sosok yang ada di hadapannya. Sosok yang sangat dikenalnya selama ini. Dengan segera ia pun langsung berjalan ke arah wanita itu."Yuli. Mau kemana kamu membawa tas seperti itu?" tanya Rani sambil berjalan ke arah Yuli."Sa-saya. Ehm … ."Sambil langsung mencengkram lengan Yuli. "Kamu pasti mau kabur dari rumah ini 'kan."Yuli yang ketakutan hanya bisa menunduk tanpa berani menatap mata wanita itu. Rani yang sudah tidak dapat menahan emosinya. Langsung menyeret Yuli ke arah paviliun."Ampun. Mbak! Saya tidak bermaksud kabur, saya hanya ingin menjenguk I

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 10

    "Darimana saja kamu. Mas?" tanya Rani saat melihat Niko yang baru saja masuk."Dari Cafe, memang mau darimana lagi." Niko terus berjalan masuk ke dalam rumah."Pembantu sialan itu sudah pergi dari rumah ini. Dan semua ini gara-gara ibumu yang tidak becus ini!" bentak Rani sambil menunjuk ke arah Lina."Jika kamu tahu ibuku tidak becus, lalu kenapa kamu memintanya menjaga Yuli. Kenapa bukan kamu sendiri saja yang menjaganya," jawab sang suami sambil menoleh ke arahnya."Mas! Aku serius, Yuli sudah kabur dari rumah ini. Dan dia membawa anak kita!" bentak wanita itu sambil berjalan ke arah Niko."Anak kita, sejak kapan kamu membia

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 11

    "Kenapa makanan belum ada di meja makan," ucap Rani yang baru saja sampai di meja makan.Sejak kepergian Yuli beberapa minggu yang lalu Lina menggantikan semua tugas rumah tangga. Namun, kali ini ada yang berbeda. Lina yang biasanya sudah menyiapkan sarapan sejak pagi kini belum terlihat sama sekali."Ibu. Ibu!" teriak Rani sambil terus melihat ke arah meja yang ada di depannya."Iya. Nak! Ada apa?" jawab Lina sambil terlihat berlari ke arah sang menantu."Ada apa? Ibu tidak melihat jika di meja ini tidak ada makanan! Apa Ibu lupa jika hari ini aku ada kegiatan pagi," bentak Rani sambil bertolak pinggang."Maafkan Ibu. Nak, har

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27

Bab terbaru

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 19

    "Yuli! Yuli," panggil Niko sambil mengetuk pintu."Ria! Alhamdulillah, akhirnya kamu pulang. Nak." Yuli langsung mengambil Ria dari gendongan sang suami."Yuli. Aku minta maaf karena sudah meninggalkanmu dan memisahkanmu dari Ria," ucap Niko dengan wajah ragu."Aku sudah memaafkanmu, terima kasih kamu sudah mau mengembalikan Ria." Yuli hanya memandang Niko dengan datar."Kalau begitu apa masih ada kesempatan untuk kita kembali bersama?" tanya Niko dengan penuh harap.Sambil tersenyum. "Aku memang sudah memaafkanmu, tapi untuk kembali padamu … maaf, aku tidak bisa."

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 18

    "Mbak Rani! Cepat kembalikan putriku," teriak Yuli. "Mas Niko cepat keluar, jangan jadi pria pengecut yang hanya bisa bersembunyi di belakang kekayaan istrimu."Berkali-kali Yuli berteriak di depan rumah artis terkenal itu. Apa yang dilakukan Yuli tentu menyorot perhatian dari beberapa orang yang ada disekitar rumah itu. Tidak berapa lama beberapa orang mendekatinya sambil membawa sebuah kamera di tangannya."Kalau boleh tahu, apa yang anda lakukan disini? Kenapa anda berteriak di depan rumah Rani." Seorang pria bertubuh jakung bertanya sambil menyodorkan sebuah mikrofon."Sepertinya mereka adalah seorang Wartawan. Aku bisa menggunakan cara ini untuk mendapatkan putriku kembali," batin Yuli yang terlihat terkejut.

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 17

    "Mas, apa hari ini kamu akan pergi untuk mencari pekerjaan?" tanya Yuli sambil menggendong Ria."Sepertinya begitu, karena kalau aku tidak segera mendapatkan pekerjaan bagaimana kita bisa membayar sewa rumah ini." Niko terlihat menyisir rambutnya yang basah.Sambil duduk di tempat tidur. "Mas, kemarin Bu Tejo ke rumah. Dan dia bilang saat ini lapak sayurnya membutuhkan tukang untuk mengangkut sayuran ke truk, bagaimana kalau kamu menerima tawaran Bu Tejo.""Maksudmu bekerja sebagai kuli panggul?" jawab Niko yang langsung menoleh ke arah sang istri."Untuk sementara, kalau kamu sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik kamu bisa berhenti," jelas Yuli sambil memegang tangan sang suami.

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 16

    "Ibu. Ibu mau kemana?" tanya Yuli yang baru saja keluar dari dapur."Ibu, Ibu. Eh ingat ya, sampai kapanpun aku tidak akan mengakuimu sebagai menantu! Jadi jangan pernah memanggilku dengan sebutan Ibu. Lagi pula kemana pun aku pergi itu bukan urusanmu!" bentak Lina sambil melebarkan matanya."Maaf, Bu. Eh maksud saya, Nyonya. Mas Niko hanya berpesan untuk menjaga Nyonya sampai dia kembali," jawab Yuli dengan gugup."Kamu pikir aku anak kecil yang harus diawasi 24 jam! Sudah lebih baik kau urusi saja dirimu, aku bisa menjaga diriku sendiri." Lina memandang Yuli dengan penuh kebencian.Sambil berjalan ke arah Yuli dan Lina. "Katanya bukan anak kecil, tapi kelakuan masih seperti bayi! Eh, Nyonya

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 15

    Beberapa saat perempuan paruh baya itu terlihat berpikir. Hingga akhirnya dia menerima ajakan sang putra. Dengan ragu dia mulai berjalan ke rumah yang ada di pojokan jalan."Mari. Bu, silahkan diminum tehnya."Yuli meletakkan secangkir diatas meja.Lina yang begitu sangat membenci Yuli justru memalingkan wajahnya saat melihat kehadiran menantu keduanya. Terlihat jelas jika dalam hati Lina masih belum bisa menerima kenyataan jika kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang sempit. Sementara itu Niko terlihat menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah sang ibu."Diminum dulu, Bu. Kasihan Yuli sudah capek membuatkan teh itu untuk Ibu!" perintah Niko dengan lembut."Ibu tidak akan minum teh itu,

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 14

    Yuli yang merasa sangat mengenal suara itu langsung menoleh ke arah suara. Ia terlihat terkejut saat melihat Rani sudah berdiri di antara para warga. Wajah bintang terkenal itu terlihat begitu sedih."Mbak Rani!" ucap Yuli yang terlihat terkejut."Kenapa? Apa kamu terkejut melihat kehadiranku disini, kamu pikir aku akan diam saja saat kamu merebut suamiku!" bentak Rani sambil menatap Yuli dengan tajam."Tapi. Mbak! Bukankah Mbak Rani sendiri yang memintaku untuk menjadi istri kedua Mas Niko." Yuli terlihat berdiri dari tempat duduknya.Mendengar ucapan Yuli beberapa orang yang ada di tempat itu terlihat kebingungan. Mereka terlihat bingung antara siapa yang benar dan salah. Ucapan Yuli ataukah si b

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 13

    Malam ini Niko dan Rani sedang menikmati malam berdua di dalam kamar. Suasana yang biasa terasa dingin, kini terlihat mulai mencair. Rani yang malam itu terlihat begitu cantik dengan lingerie merahnya langsung berbaring di sebelah Niko.Sambil memeluk tangan sang suami. "Sayang, selama ini aku selalu memintamu untuk tidak menyentuhku. Bagaimana kalau malam ini kita nikmati malam indah kita.""Sepertinya tidak bisa, karena malam ini aku harus bersiap-siap untuk ke Surabaya besok pagi," jawab Niko sambil melepaskan tangan sang istri."Apa tidak bisa kamu mempersiapkannya besok pagi, lagi pula selama ini kita sudah jarang bersama." Rani terlihat memandang Niko dengan kesal."Tidak bisa, Sayang.

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 12

    "Milik siapa ini. Mas?" tanya Rani sambil memperlihatkan sebuah lipstik yang ada di tangannya."Lipstik itu! Bagaimana bisa benda itu jatuh di koperku," batin Niko yang terlihat terkejut."Kenapa kamu diam. Aku tanya sekali lagi, lipstik siapa ini?" tanya Rani sambil berjalan ke arah sang suami."I-itu lipstik untukmu, aku sengaja membelinya saat pulang tadi." Niko terlihat gugup."Untukku, tapi kenapa kamu terlihat gugup saat aku menanyakan hal itu. Apa jangan-jangan kamu …."Sambil memegang tangan Rani. "Sudah jangan berpikiran macam-macam, aku gugup karena aku heran bagaimana bisa kamu menemukan barang itu dengan muda

  • Hanya Sebatas Istri Bayaran   Bab 11

    "Kenapa makanan belum ada di meja makan," ucap Rani yang baru saja sampai di meja makan.Sejak kepergian Yuli beberapa minggu yang lalu Lina menggantikan semua tugas rumah tangga. Namun, kali ini ada yang berbeda. Lina yang biasanya sudah menyiapkan sarapan sejak pagi kini belum terlihat sama sekali."Ibu. Ibu!" teriak Rani sambil terus melihat ke arah meja yang ada di depannya."Iya. Nak! Ada apa?" jawab Lina sambil terlihat berlari ke arah sang menantu."Ada apa? Ibu tidak melihat jika di meja ini tidak ada makanan! Apa Ibu lupa jika hari ini aku ada kegiatan pagi," bentak Rani sambil bertolak pinggang."Maafkan Ibu. Nak, har

DMCA.com Protection Status