CINTA UNTUK GADIS TERNODA

CINTA UNTUK GADIS TERNODA

last updateLast Updated : 2025-03-08
By:  Sayap IkarusUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
82Chapters
339views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Bertemu dengan Lembayung Azura Arunika di masa muda membuat Ryu menjatuhkan hatinya. Azura memiliki magnet kuat yang mampu menarik jatuh kesombongan Ryu hingga ikrar setia itu terjaga begitu lama. Sepuluh tahun setelahnya, semua berubah dan berbeda. Azura bahkan tak lagi mengingat Ryu sebagai bagian dari kenangan masa mudanya. Sebuah peristiwa nahas dan penuh trauma membuat Azura kehilangan memorinya, termasuk lupa pada Ryu yang tetap setia. Demi menjaga Azura dari trauma, Ryu memilih menahan dirinya, berpura asing terhadap Azura sang personal assistant yang kini melengkapi posisinya sebagai General Manager di kebun kelapa sawit warisan keluarga. Ryu menunggu dengan segenap rindu, menanti Azura mengingat masa-masa itu. Lalu, menikah menjadi jalan yang Ryu pilih untuk membuat rasanya terbaca oleh Azura, sang cinta pertama. For more visual add In*ag*r*m ikarus_v

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Perlu Diselamatkan

Mewarisi perusahaan yang dikelola oleh keluarga besar Dhanapati, Ryu Raiden Dhananjaya harus berakhir di dalam perkebunan sawit rimbun Kalimantan Tengah yang jauh dari keramaian dua bulan belakangan ini. Bagaimanapun, ia sulung dari pasangan Gentala Rainer Dhanapati, pengusaha perkebunan kelapa sawit tersohor dan Mika Hayu Lyana Indrajaya—pewaris perusahaan rokok terbesar di Jawa. Jadi, mau tidak mau, Ryu harus rela melanjutkan bisnis keluarga demi membuktikan kualitas dan kemampuannya dan hidup menepi dari hiruk-pikuk perkotaan. "AZURA!!" Satu detik. Dua detik. Tiga detik. "AZURA!!" "Inggih Bapak (Banjar: Iya, Bapak), maaf Pak, saya baru kembali dari kantin," ucap Rara, begitu Lembayung Azura Arunika akrab dipanggil. Ia menyembulkan kepalanya di pintu ruangan sang bos, tersenyum cantik. "Ngapain di kantin?" tanya Ryu, lelaki berparas rupawan dengan perangai 'buta hejo' kata para karyawannya ini. "Maaf, ini jam makan siang kan Pak?" Rara meringis polos. "Sejak kapan kamu ...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
82 Chapters
1. Perlu Diselamatkan
Mewarisi perusahaan yang dikelola oleh keluarga besar Dhanapati, Ryu Raiden Dhananjaya harus berakhir di dalam perkebunan sawit rimbun Kalimantan Tengah yang jauh dari keramaian dua bulan belakangan ini. Bagaimanapun, ia sulung dari pasangan Gentala Rainer Dhanapati, pengusaha perkebunan kelapa sawit tersohor dan Mika Hayu Lyana Indrajaya—pewaris perusahaan rokok terbesar di Jawa. Jadi, mau tidak mau, Ryu harus rela melanjutkan bisnis keluarga demi membuktikan kualitas dan kemampuannya dan hidup menepi dari hiruk-pikuk perkotaan. "AZURA!!" Satu detik. Dua detik. Tiga detik. "AZURA!!" "Inggih Bapak (Banjar: Iya, Bapak), maaf Pak, saya baru kembali dari kantin," ucap Rara, begitu Lembayung Azura Arunika akrab dipanggil. Ia menyembulkan kepalanya di pintu ruangan sang bos, tersenyum cantik. "Ngapain di kantin?" tanya Ryu, lelaki berparas rupawan dengan perangai 'buta hejo' kata para karyawannya ini. "Maaf, ini jam makan siang kan Pak?" Rara meringis polos. "Sejak kapan kamu
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
2. Asal Kamu Tahu
"Kita ke Simpang, Pak?" tanya Rara kaget saat Ryu membelokkan mobilnya menembus jalan poros menuju portal utama perusahaan.Lokasi pabrik kelapa sawit di mana perusahaan yang dipimpin Ryu beroperasi memang berada di tengah jantung kebun kelapa sawit. Akses menuju perusahaan harus melewati portal utama perusahaan yang letaknya di pinggir jalan lintas kabupaten di Kalimantan Tengah. Jalan poros adalah satu dari beberapa jalur penghubung perusahaan dengan dunia di luar perkebunan yang dibangun perusahaan untuk mobilitas kendaraan pengangkut CPO. "Hem," Ryu menggumam. "Pasti telat balik kantor kan Pak?" "Kenapa emangnya? Saya yang punya perusahaan, siapa yang berani negur saya?" tantang Ryu. "Bukannya perusahaan masih atas nama Pak Rain ya Pak?" sangkal Rara menggemaskan. Ryu mendengus kasar, "Kamu mau ngajak saya berdebat?" geramnya. "Hah? Mana saya berani Pak," balas Rara nyengir. "Jangan banyak protes makanya!" sungut Ryu galak. "Saya nggak protes Pak, nanya aja kok
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
3. Sejak Dulu
Rara memilih untuk bungkam lagi setelah mereka melanjutkan perjalanan. Masih ada sekitar 90 menit ke depan yang harus ia lalui bersama kecanggungan ini. Ryu tampak angkuh menyetir, mulutnya terkunci, kacamata hitam bertengger nyaman di hidung mancung sampai langitnya, menggantikan kacamata andalan berlensa bening andalannya sehari-hari. "Saya boleh tanya yang sedikit pribadi nggak Pak?" tanya Rara tak tahan juga terdiam tanpa berbuat apa-apa, sementara kepalanya akan mudah pusing jika terus melihat layar ponsel. "Enggak." Singkat, padat dan menyebalkan. Begitulah Ryu dikenal oleh para karyawan. "Ya Allah Pak, baru juga nawaitu sayanya," ujar Rara diam-diam mencibir. "Saya nggak suka ditanya-tanya. Males nyari jawabannya," tandas Ryu. "Kan Bapak belom tau saya mau nanya apa, kenapa udah males aja? Aneh ih Bapak nih," ucap Rara dengan logat Banjar-nya yang khas dan menjadi candu di telinga Ryu. "Emang mau nanya apaan?" gumam Ryu. "Bakalan dijawab nggak tapinya?" Ryu mengedikkan
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
4. Cepat Ingat Azura
"Beneran tau Pak? Serius?" sorak Rara senang, sepolos itu pikirannya hingga ia tak mau tahu tentang ucapan mengejutkan dari Ryu barusan. "Mending kamu tidur aja, biar saya konsentrasi nyetir," jakun Ryu naik-turun menandakan ia gugup saat berucap, masih berusaha menata hati. "Nanti saya dibilang nggak tau diri. Atasan nyetir sayanya, guring (Banjar: tidur)," Rara meringis geli. "Ketimbang kamu ganggu konsentrasi saya nyetir. Udah berisik, pertanyaannya nggak berfaedah, nggak berbobot." "Tapi kan saya jadi tau kalau Pak Ryu sebenernya suka cerita, rajin senyum pula." Ryu mendesah, "Kamu sarapan apa pagi ini? Kenapa ngocehnya overdosis gini?" tanyanya. "Tadi makan snack aja sih Pak, tapi emang ada jagungnya," Rara terbahak. "Ya Tuhan," desis Ryu. "Baeknya pake kesempatan buat tidur. Nanti kalau udah sampe Sampit, saya nggak akan ngelepasin kamu!" ujarnya lagi. "Bapak!" Rara spontan menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "jangan bikin gosip yang kesebar di kebun jad
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
5. Langkah Pertama Menjaga Rara
"Kamu tolong minta orang hotel untuk bersihin kamar saya," ujar Ryu pada Rara yang tertatih mengejar langkah lebarnya. "Layanan kamar ya Pak?" tanya Rara memastikan. Ryu mengangguk, "Pastiin pas kita balik ke sini, kamar saya sudah dibersihkan!" ucapnya. "Siap Pak!" sahut Rara reflek mengangkat tangannya memberi hormat, mencipta ekspresi jijik dari Ryu. "Sebentar saya ke resepsionisnya Pak," tambahnya buru-buru berlalu dari hadapan Ryu. Meninggalkan Ryu yang memilih duduk di sofa tunggu, Rara mendekat ke meja resepsionis. Langkahnya tampak ringan, wajahnya ceria, seakan tanpa beban. "Azura ketua OSIS kita!" sambut seorang resepsionis yang berdiri paling tengah, senyumnya tak ramah, cenderung meremehkan. Dahi Rara mengerut, mengingat lagi, siapa gerangan sosok ini. Lantas, senyumnya melebar saat potongan memori masa SMP-nya melintas di kepala. "Yanda anak 9A ya!" tebak Rara. "Ih, inget yaa?" tukas perempuan bernama Yanda yang bekerja menjadi staf hotel itu. "Nggak bener dong ka
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
6. Milik Ryu
"Jangan mikir macem-macem cuma karena saya bilang ke temen kamu soal kamu yang sangat memuaskan saya!" pesan Ryu sebelum ia turun dari mobil, setelah terjebak dalam kediaman yang panjang sepanjang perjalanan. "Saya anggap Bapak muji cara kerja saya yang sangat memuaskan, begitu Pak?" sahut Rara mengekor langkah Ryu masuk ke dalam rumah makan di pinggir sungai Mentaya itu. Ryu hanya menoleh tanpa menjawab, ia memilih mengitarkan pandangan, mencari kolega perusahaan yang sudah menunggu di sudut rumah makan. Suasana pinggiran Sungai Mentaya yang cukup ramai kelotok menyeberang dan lewatnya kapal-kapal tongkang mencipta vibes syahdu yang manis. "Mas Ryu!" sapa lelaki paruh baya berwajah oriental yang langsung berdiri menyambut. "Sudah pesan makanan, semuanya?" sapa Ryu sambil menyalami kelima lelaki yang kompak berdiri untuk menyapanya. "Maaf telat," tambahnya. "It's okay!" balas Mister Singh, lelaki berperawakan tinggi, berwajah India tapi asli dari Malaysia. "Senang lah punya pers
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
7. Kepolosan Rara
Rara menghela napas panjang, untung saja, dalam ketidaksadarannya Ryu memiliki asisten lain seperti Jefri yang siap sedia mengantarkannya dan menggantikannya menyetir selama di Sampit. Setidaknya jika dalam kondisi darurat seperti ini, Rara yang tidak bisa menyetir bisa mengandalkan Jefri. Setelah bertemu dengan para kolega sore tadi di sebuah rumah makan yang menyediakan hidangan laut, Ryu sempoyongan bak orang mabuk. Dalihnya yang bersikap menghormati para kolega dengan memakan kerang hijau sebagai hidangan ternyata berujung petaka. Sejak kecil perut Ryu memang sensitif. Ia tidak bisa memakan hidangan laut yang tidak diolah dengan baik dan benar, terutama kerang hijau berbumbu padang tersebut. "Makasih ya Mas Jefri udah bantu aku bawa Pak Ryu sampai hotel," ucap Rara sambil sempoyongan memapah tubuh tinggi tegap Ryu. "Nggak pa-pa, nanti kalau memang butuh sesuatu, atau kondisi Bapak parah, bisa hubungi telepon kantor atau hubungi saya aja Mbak," balas Jefri baik hati. "Siap Mas,
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
8. Saya Sudah Berniat
"Ehem," Rara tertegun. Bagaimana tidak? Ryu memiliki tubuh atletis menawan, tersembunyi di balik kemeja putihnya. Ini godaan dan Rara berusaha untuk mengendalikan dirinya sendiri. "Saya bersihkan dulu ya Pak, ada yang kotor sampe ke perut ternyata. Banyak kali muntahnya Pak Ryu ini," ujarnya mengalihkan perhatiannya sendiri dari bidang 'abs' Ryu yang melambai-lambai memikat itu, pun dengan tato di bawah tulang selangka kanannya yang entah bertuliskan apa."Kamu mau saya muntah lagi? Bantu aja nggak usah banyak protes," ucap Ryu sembari mengurut pelipisnya dengan tangan kiri."Kan saya ngasih tau, Bapak," ujar Rara membasahi bibirnya. 'Godaan Ra, godaan. Jangan sampe dia makin tantrum gegara kamu cerewetin!'"Nggak perlu, saya udah kenyang," lirih Ryu. "Lagian saya lebih suka tempe daripada tahu," tukasnya ambigu."Ya Allah," keluh Rara spontan. "Awas ya Bapak tantrum lagi kayak tadi di tempat makan, saya balik ke kamar beneran!" ancamnya gemas."Heh!" Ryu langsung menegakkan kepalanya
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more
9. Tawaran Mengejutkan
Rara membasahi bibirnya berulang kali, tatapannya mengarah pada kaki meja seberang ia duduk. Sang ibu tiri beserta Yanda langsung diusir oleh Ryu, tanpa babibu dengan pernyataan mengejutkan sang GM. Situasi itulah yang membuat Rara sangat syok dan sebenarnya sangat butuh penjelasan."Bapak pasti lagi nge-prank semua orang termasuk saya. Atau, masih mabok kerang kan ya Pak?" celetuk Rara akhirnya angkat bicara."Semua kalimat yang keluar dari mulut saya, pasti saya pertanggungjawabkan!" sahut Ryu sambil memegangi keningnya. Ia sendiri sedang limbung sekarang, bingung harus menyesali ucapannya atau membiarkan semua terjadi tanpa perlu memberi penjelasan pada perempuan di depannya."Pak! Bapak baru aja bilang kalau kita mau nikah lho Pak! Tadi itu ibu tiri saya!" desah Rara gemas."Saya nggak punya urusan sama ibu tiri kamu dan temen kamu itu. Tapi, tuduhan mereka ke saya yang bilang kamu saya jadiin simpanan dan pemuas nafsu, itu keterlaluan! Punya
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more
10. Bukan Karena Itu
"Saya memang gila tapi nggak mau bunuh diri juga kali Pak!" sungut Rara ketus. "Semoga nggak ada kabar apa-apa yang kesebar di kebun pas kita pulang nanti," doanya. "Kenapa sih? Nggak cukup dengan mengontrol seluruh hidup kamu, kamu juga takut ibu tiri kamu itu bakalan menyebar rumor soal kita? Kamu takut dibilang jadi simpanan GM?" gumam Ryu bingung. "Bukan, bukan kayak gitu yang saya takutin. Saya takut orang-orang berpikir kalau Bapak serius mau nikahin saya. Bagi ibu tiri saya, punya menantu sekelas GM seperti Pak Ryu adalah ladang subur yang nggak bisa ditolak. Dia bakalan berusaha keras membuat itu terwujud termasuk mempengaruhi ayah saya seperti sebelum-sebelumnya." "Azura," Ryu mengembus napas kasar lantas berkacak pinggang, "kenapa kamu takut banget beneran jadi nikah sama saya? Itu nggak akan terjadi. Persoalan dampak celetukan saya tadi, biar saya sendiri yang atasi." "Iya saya tau Bapak ... tapi kan saya juga di
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status