Evelina Russel adalah putri kerajaan Romagna yang menikah dengan Grand Duke utara. di pernikahan yang di dasari oleh perjodohan itu, Evelina kira ia akan hidup bahagia. sayang nya ia hanya mendapatkan pengkhianatan dari suaminya sang Grand Duke
View MoreKembali ke saat ini... Setelah William mendengar detail cerita Evelina, dengan kepala tertunduk ia meminta maaf kepada Evelina. Sayangnya, hati Evelina sudah mati saat itu. Dan dengan acuh tak acuh Evelina berbalik pergi meninggalkan William dengan kata maafnya. "Aku tahu semua ini sudah terlambat," gumam William. Karna Evelina sudah pergi, pelayan mansion pun menuntun William menuju pintu keluar karna William berniat pergi. Setelah itu, William langsung kembali ke mansion Northern untuk memperbaiki suasana hatinya. "Selamat datang kembali Grand Duke," sambut para pelayan Northern. "Siapkan secangkir kopi untukku dan antarkan ke ruang kerjaku!" titah William. "Baik, Grand Duke." baru saja William akan mendinginkan kepalanya di ruang kerjanya, ia malah bertemu dengan alasan pusingnya, yaitu Isbel. Mengingat dirinya tidak dalam emosi yang stabil untuk menghadapi Isbel, William pun melangkah cepat melewati Isbel dan langsung masuk ke ruang kerjanya tanpa menyapa Isbel terlebih da
Flashback saat Evelina diculik... "Ini sudah dua hari, kemana orang yang menculikku itu. Dia tidak pernah telrihat lagi," ujar Evelina dalam posisi terikat. Dengan wajah yang sudah sangat pucat dan tubuh yang melemas, Evelina merasa berkunang-kunang dan perutnya terasa sangat lapar. Saking laparnya, Evelina mulai merasa dunia di sekitarnya berputar. Dan tepat sebelum Evelina jatuh pingsan, sosok pria yang tampak mengkhawatirkannya muncul sambil berlari kencang ke arahnya. "Lyrius," gumam Evelina. Saat itu juga, Evelina kehilangan kesadarannya. Dan begitu ia membuka mata, ia sudah berada di sebuah kamar mewah dengan pelayan-pelayan berdiri di sekitarnya. Saat itu, nampak raut senang para pelayan menyambut siumannya Evelina kemudian salah satu di antara mereka terlihat buru-buru keluar dari kamar. Dengan tubuh yang masih terasa berat, Evelina pun mencoba bangun dari berbaringnya. "Ukhh! Kepalaku sakit sekali," ujar Evelina. "Grand Dhucess, silahkan makan dulu. Anda sekarang
Malam harinya saat william akan beristirahat di kamarnya, ia mendapat tamu tak diundang yang tiba-tiba muncul di balkonnya. "Siapa?!" ujar William yang dengan sigap memegang pedang di tangannya. "Aku Agam, orang yang menculik Grand Dhucess," ujar Agam yang tak tanggung-tanggung langsung memperkenalkan namanya. "Menculik siapa?!" tanya William dengan raut tercengang. "Ceraikan Grand Dhucess dan nikahi simpananmu itu Si*lan. Kalau kau membuat wanita baik-baik seperti Grand Dhucess tersiksa. Aku bersumpah akan membunuhmu lebih dulu baru Gundikmu yang penipu itu," ujar Agam yang membuat William sukses terkejut untuk yang ke dua kalinya. Setelah mengatakan apa yang ingin ia katakan, Agam berbalik pergi dan hendak melompat lewat balkon. Tepat sebelum Agam melompat ke bawah balkon, William sudah lebih dulu menodongkan pedangnya ke arah leher Agam guna menghentikannya. "Katakan padaku lebih banyak soal yang kau katakan tadi," ujar William. "Kenapa aku harus," sahut Agam dengan w
Beberapa hari telah berlalu sejak hilangnya Evelina di tokonya. Saat itu di mansion Northern, tidak ada seorang pun yang mengkhawatirkan Evelina kecuali pelayan yang selalu ada di sampingnya yaitu, Liliana. "Grand Duke! Tolong cari Grand Dhucess. Saya yakin tuduhan pelayan Nona Isbel tidak benar. Jika memang Grand Dhucess menculik Nona Isbel, lalu kemana dia pergi!" protes Liliana dengan segenap keberaniannya. "Mana ku tahu kemana Grand Dhucess mu pergi. Bisa saja dia melarikan diri setelah kedoknya ketahuan kan," sahut William dengan penuh kekesalan. "Grand Dhucess tidak mungkin melakukan hal serendah ini! Semua ini pasti hanya kebohongan pelayan itu!!" tunjuk Liliana ke arah Ema pelayan pribadi Isbel. Saat itu, dengan aktingnya yang sempurna Ema bertekuk lutut di depan William dengan bersimbah air mata. Sekali lagi ia menjual cerita sedihnya soal dirinya yang berhasil kabur tetapi tidak dengan Nona yang ia layani yaitu Isbel. "Hiks...hiks hamba pantas mati Grand Duke. Hamba pan
Keesokan harinya Isbel diam-diam keluar dari mansion setelah William pergi ke istana. Tujuan Isbel saat itu adalah, Guild pembunuh bayaran yang letaknya jauh dari pusat kota dan ada diantara gang-gang yang dihuni oleh para rakyat jelata yang terbuang. "Nona, bukankah ini berbahaya?" ujar Ema sambil memegang erat jubah yang dikenakan Isbel untuk menutupi dirinya. "Tenang saja. Aku dengar para Assassin disini melindungi klien mereka yang datang untuk bertransaksi dengan mereka," sahut Isbel. Saat itu seorang pengemis jalanan bangkit dari duduknya dan memegang jubah Isbel."Berikan uangmu Nona kaya, dilihat dari jubah mewah yang kau kenakan, kau pasti seorang bangsawan." "Ukh! Dia bau sekali," ujar Isbel sambil mengipas hidungnya. Marah karna Isbel mengatainya bau, pengemis itu langsung menarik kuat jubah Isbel sampai Isbel tertarik dan jatuh terduduk. Saat itulah pengemis tersebut mencekik Isbel. "Matilah kau!!! Perempuan kaya
Ruang persidangan... "Penggugat Grand Dhucess Evelina Northern. Apakah keputusan anda sudah mutlak untuk bercerai?" tanya Hakim. "Ya," jawab Evelina tanpa ragu-ragu. Saat itulah perdebatan panjang antara pengacara Evelina dan pengacara dari pihak William terjadi. Pengacara Evelina melampirkan seluruh bukti yang bisa membenarkan tindakan Evelina untuk bercerai. Di sisi lain, pengacara William memberikan bantahan dan alasan dibalik setiap tindakan William terhadap Evelina. "Apakah anda tidak ingin berdamai Grand Dhucess?" tanya Hakim setelah mendengar pengacara dari kedua belah pihak. "Tidak!" jawab Evelina lagi. Melihat Evelina yang tidak tergoyahkan sedikit pun, William melirik ke arah Isbel dan drama mereka dimulai. Di ruang sidang yang awalnya hanya berisi perdebatan pengacara itu, mulai terjadi keributan besar ketika Isbel ikut andil dalam persidangan. "Yang mulia, bisakah saya bersaksi?" tanya Isbel berdiri. "Diizinkan." Dengan perlahan Isbel berjalan ke depan. Saat berdi
Setelah pesta selesai, Evelina kembali dengan kereta kuda Lyrius karna William telah meninggalkannya. Sesampainya Evelina di Mansion, ia lagi-lagi mendapati William tengah marah kepadanya karna pulang menggunakan kereta kuda milik Lyrius. Saat itu Evelina sudah sangat frustasi karna William lebih sering marah dari pada di kehidupan sebelumnya. "Apakah sangat menyenangkan bersama Kaisar Barat itu sampai kau bahkan pulang dengan kereta kudanya!" bentak William. "Diamlah William, kau sangat berisik," ujar Evelina sambil memegang kepalanya. "Kau berani mengatakan hal seperti itu padaku sedang kau baru saja pulang setelah berselingkuh!" teriak William. Rasa lelah dicampur dengan marah membuat Evelina akhirnya meledak, dengan cepat ia mengangkat tangannya dan menampar William tepat di pipinya. Plakkk "Tutup mulutmu!" tunjuk Evelina ke arah William. Karna Evelina menunjuk ke arah dirinya, William semakin marah. Dengan gelap mata ia mengambil vas di meja dekat tempat mereka ber
Setelah Menyelesaikan urusan resep minuman dingin bersama Lyrius, Evelina kemudian memutuskan untuk kembali ke Mansion Northern. Saat itu, Evelina pikir ia akan bisa beristirahat dengan tenang begitu sampai di mansion, nyatanya tidak. Sesampainya di sana, dia malah harus menghadapi amukan William yang sudah lama tidak ia dengar. "Evelina! Sebenarnya kenapa kau meninggalkan Isbel sendirian padahal kau tahu dia sedang tidak sehat! Coba lihat sekarang! karna dia sendirian, dia jadi melukai tangannya sendiri." "Kenapa urusan Isbel harus jadi urusanku. Jika kau tidak ingin dia sendiri, kenapa tidak kau saja yang diam di mansion dan menemaninya." "kau adalah Istriku. Jadi sudah kewajibanmu menjaga Isbel yang merupakan Selirku." Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh William, Evelina langsung menatap tajam ke arah William."Kenapa menjadi tugasku untuk menjaga simpananmu. Jika kau mengambil perempuan lain dalam hidupmu, maka tanggung jawab lah sendiri." William yang marah lang
Setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Evelina. Untuk sejenak Isbel terdiam, ia kemudian meminum teh di depannya itu, lalu kembali menampakkan wajah ceria di wajahnya. "Hehehe kau benar. Setiap wanita pasti yang paling mereka inginkan adalah, Suami mereka. Maafkan aku Evelina, sepertinya aku sudah berbicara melewati batas," ujar Isbel dengan raut memelas. "Ya, tidak masalah," sahut Evelina seraya bangkit dari duduknya. "Kau mau kemana Evelina?" tanya Isbel. "Hari ini aku harus ke toko. Kau diam lah di mansion dan rawat dirimu dengan baik, Isbel." Setelah itu Evelina berjalan pergi meninggalkan Isbel dan pelayannya Ema di gazebo. Begitu Evelina tidak lagi terlihat, Ema yang tadinya fokus menunduk memberi salam mulai mengangkat kepalanya dan mendapati cangkir teh di tangan Isbel sudah pecah. "kyaa! Nona Isbel!" teriak Ema. Dengan raut bingung Isbel menoleh ke arah Ema."Ada apa Ema?" "Cangkir t
Di sebuah kerajaan besar bernama Romagna, Evelina Russel adalah putri satu-satunya kerajaan Romagna. Di suatu pesta dansa yang diadakan oleh kerajaannya, Evelina bertemu dengan Grand Duke utara yang terlihat sangat tampan dengan rambut pirang dan mata hitam gelap yang sangat indah. melihat betapa tampan dan berkelasnya Grand Duke, sang putri pun seketika jatuh cinta. "Ayah, aku menyukai pria yang di sana!" tunjuk Evelina ke arah Grand Duke Utara. "Hahha! Putriku memang memiliki mata yang bagus. Dia adalah Grand Duke dari utara, dia memiliki ribuan tentara tangguh dan memiliki kekayaan yang sangat banyak," jelas sang Raja yang tak lain ayah dari Evelina. Setelah mendengar penjelasan ayahnya tentang Grand Duke utara, sang putri semakin jatuh cinta. Karna tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya, sang putri langsung berdiri dari duduknya dan dengan berani ia menghampiri sang Grand Duke. Saat putri berdiri di depan Grand Duke, dengan anggun ia mengulurkan tangannya dengan penuh kebe...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments