Share

aku selalu salah

Penulis: Wrold tree
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-22 18:50:21

Saat Grand Duke berpikir putri Evelina akan segera kembali seperti dirinya semula yang selalu memohon-mohon kasih sayang. Ternyata perkiraan nya salah. Bahkan setelah beberapa hari berlalu, sifat santai Evelina tidak berubah terhadapnya.

"Ada apa denganmu Evelina?" Tanya Grand Duke.

"Apa maksudmu William? Memang nya aku kenapa?" Tanya Evelina dengan santainya.

"Kau..." Grad Duke terdiam.

"Ya?"

Karna merasa harga dirinya akan tercoreng jika ia menanyai istrinya. Grand Duke William mengurungkan niatnya untuk bertanya lagi, dan langsung tertidur dengan alasan lelah. Melihat suaminya tertidur sembari memunggungi dirinya, dari sudut bibirnya Evelina tersenyum kecut.

"Kenapa dulu aku tidak menyadari bahwa pria ini tidak mencintaiku," Batinnya.

Keesokan paginya di waktu sarapan. Evelina meminta sesuatu yang sangat mengejutkan sang Grand Duke. Tepat sebelum Grand Duke berangkat ke istana, Evelina mengatakan bahwa ia ingin mengelola salah satu pertambangan yang diserahkan kerajaan Romagna sebagai hadiah kepada wilayah utara.

"Apa maksud dari perkataanmu ini Evelina?" Tanya Grand Duke sembari menatap tajam ke arah Evelina.

Dalam batinnya Evelina berkata. "Coba lihat mata yang penuh keserakahan itu. Aku hanya ingin mengambil sedikit dari apa yang diberikan ayahku dan dia langsung mengamuk."

"Kenapa kau diam?" Tanya Grand Duke lagi.

"William, aku sangat bosan di rumah. Apa salahnya jika seorang Grand Duchess mengelola pertambangan permata dan menyalurkannya ke toko yang ingin ia bangu dan kelola," Sahut Evelina.

Mendengar apa yang baru saja dikatakan Evelina. Grand Duke langsung berdiri dari duduknya dan dengan acuh tak acuh ia langsung berniat pergi dan menganggap pembicaraan tadi tidak pernah ada. Melohat punggung suaminya yang perlahan menjauh dan mengabaikannya, Evelina berinisiatif memaksa.

"William! Berikan tambangnya atau aku akan mengajukan perceraian!" Ancam Evelina.

Mendengar tentang perceraian keluar dari mulut Evelina. Grand Duke seketika menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Evelina dengan tatapan remeh.

"Perceraian?! Lakukan saja apa yang kau ingin lakukan. Tapi aku tidak akan pernah memberikanmu tambang itu," Ujar Grand Duke kemudian berlalu pergi.

Dengan pikiran Evelina tidak akan berani bercerai dari dirinya. Grand Duke berangkat menuju istana sembari menyeringai. Saat itu Grand Duke tidak tahu, kalau setelah ia pergi ke istana, putri Evelina benar-benar langsung pergi ke kuil untuk meminta surat perceraian dari pendeta.

"Anda benar-benar meminta surat perceraian Grand Dhucess?" Tanya pendeta yang tampak ragu.

Mengingat putri Evelina selalu menempel pada Grand Duke dan mematuhinya seperti boneka kayu. Tentu bukan hal aneh jika Pendeta meragukan apa yang baru saja ia dengar terkait perceraian.

"Saya benar-benar ingin mengajukan perceraian pendeta. Jadi, cepat berikan surat cerainya!" Tegas Evelina seraya mengulurkan tangannya ke arah Pendeta.

Setelah melihat tekad kuat di mata Evelina. Mau tidak mau akhirnya Pendeta menulis surat perceraian untuk putri Evelina kemudian menyerahkannya.

"Setelah surat ini ditandatangani oleh Grand Duke, saya akan kembali lagi Pendeta."

"Baiklah Grand Dhucess," Sahut sang Pendeta.

Sepulangnya Grand Duke William dari istana. Ia dikejutkan oleh putri Evelina yang sudah menunggunya dengan menenteng selembar kertas dengan segel kuil di atasnya.

"Ini William, tanda tangani surat cerainya,"Eveli a menyodorkan selembar kertas tadi kepada Grand Duke William.

"Apa maksudmu ini Evelina? Apa kau benar-benar ingin bercerai dariku?" Tanya Grand Duke dengan raut kesal.

"Jika kau tidak memberikanku otoritas atas tambang itu, aku akan bercerai dengan mu."

"Kau pikir kau bisa bercerai dengan ku!!! Jangan harap!" Dengan kesal meraih lalu merobek lembaran kertas perceraian yang di sodorkan Evelina tadi.

"Jika kau merobeknya aku tidak keberatan kembali ke kuil besok untuk memintanya."

"Evelina!!!" Teriak Grand Duke.

"Ada apa?! Aku di depanmu William, kau tidak perlu memanggilku sekencang itu," Sahut Evelina dengan wajah datar.

Melihat reaksi putri Evelina yang tidak seperti biasanya. Dengan kesal Grand Duke mengacak-acak rambutnya kemudian membuka dasinya.

"Baiklah, aku akan memberikanmu surat hak atas tambang itu besok. Jadi jangan lakukan hal konyol lagi."

Setelah berkata demikian, Grand Duke berjalan menuju ruang mandi meninggalkan Evelina dengan senyum kemenangan di wajahnya.

Dalam batinnya Evelina berkata. "Sudah ku duga kau tidak akan menceraikanku. Kau pasti sedang mengusahakan pelabuhan aswam dengan meminjam nama Ayahku kan! Kali ini tidak akan aku biarkan pelabuhan aswam jatuh ke tanganmu William."

Keesokan harinya Grand Duke benar-benar memberikan putri Evelina surat hak atas pertambangan permata. Dan sejak menerima tambang, putri Evelina mulai sibuk mengelola permata dan membuat rancangan perhiasan di toko miliknya sendiri. Melihat putri Evelina yang sibuk, di hati Grand Duke tiba-tiba terasa sebuah debaran kencang.

Deg Deg...Deg Deg..Deg Deg..

"Ada apa denganku?" Batin Grand Duke.

"Apa kau butuh sesuatu William? Dari tadi kau berdiri di sana tanpa berbicara sepatah kata pun," Ujar Evelina sembari mengurus beberapa lembaran kertas yamg dikirim tokonya.

"Kau terlihat cantik saat bekerja."

Mendengar pujian yang dilontarkan Grand Duke William untuk pertama kalinya setelah bertahun tahun mereka menikah. Dengan wajah tercengang putri Evelina menoleh ke arah Grand Duke.

"Ada apa? kenapa kau menatapku seperti itu Evelina?" Tanya Grand Duke.

"Jika saja aku yang dulu mendengar itu, betapa bahagianya aku," Gumam Evelina.

"Apa kau mengatakan sesuatu?" Tanya Grand Duke lagi sembari mengernyitkan keningnya

"Tidak, aku sangat sibuk sekarang. Jadi aku tidak punya waktu untuk mendengar mu yang hanya sekedar mengatakan bahwa aku cantik," Sahut Evelina sembari tersenyum manis.

Setelah mengatakan itu pada Grand Duke suaminya, putri Evelina kembali sibuk menatap lembaran kertas yang berisi rancangan-rancangan perhiasan didepan nya itu. Begitu mata Evelina melihat satu rancangan kalung dengan batu safir sebagai bahan utamanya, ia langsung memanggil Manager toko yang bekerja untuknya.

"Isaak!"

"Ya Grand Dhucess, apa anda sudah selesai memilih perhiasannya?" Tanya Manager yang bernama Isaak.

"Ya, aku ingin perhiasan ini diproduksi dalam jumlah banyak," Tunjuk Evelina ke arah kalung berbentuk seperti tetesan air dengan batu safir sebagai hiasannya.

"Apakah anda yakin untuk memproduksi perhiasan ini dalam jumlah banyak Grand Dhucess?"

"Ya, ikuti saja perkataanku."

Begitu keputusan Evelina sudah bulat. Manager toko pun pamit undur diri. Setelah semuanya selesai, Evelina dikejutkan oleh keberadaan Grand Duke William yang rupanya masih ada di sana mengamatinya. Meski demikian, Evelina yang tadinya terkejut dengan cepat merubah ekspresinya dan berjalan santai melewati Grand Duke.

"Apa kau sudah selesai Evelina?" Tanya Grand Duke.

"Ya."

"Kau sangat ceroboh. Bagaimana bisa kau memerintahkan Manager tokomu untuk memproduksi suatu perhiasan yang baru saja di buat oleh karyawanmu dan itu pun dalam jumlah banyak."

Melihat tatapan remeh suaminya ke arah dirinya, dalam hatinya Evelina berkata. "Memang nya apa yang kau tahu. Sebentar lagi, kalung dengan batu safir akan menjadi trend di utara. Bahkan hal itu akan sampai ke kekaisaran Romagna."

"Kenapa kau diam? Apa sekarang kau baru menyadari betapa ceroboh nya kau!"

"Tidak! Aku hanya sedang berpikir, bagaimana bisa kau berbicara seolah aku selalu salah dalam mengambil keputusan. Bahkan di hari aku meminta hak atas pengelolaan tambang permata itu, kau terlihat jelas sangat meragukan ku kan!"

Perkataan Evelina barusan sontak membuat Grand Duke terdiam dan membeku. meski Grand Duke tidak merasa ia sudah menghakimi tindakan Evelina, tetapi kata-kata Evelina membuatnya merasa demikian. Di pikiran Grand Duke saat itu, ia berpikir bahwa dirinya memang selalu mengkritik keras terhadap sikap dan Sifat Evelina. Tapi karna harga dirinya yang tinggi, ia pun tetap menyanggah perasaannya itu dan tetap membenarkan dirinya.

"Ada apa dengannya?! Kenapa dia berubah?" Batin Grand Duke.

Bab terkait

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   cemburu?

    Keesokan paginya William melupakan apa yang ia bicarakan dengan Putri Evelina kemarin. Dan saat ini ia tengah bersiap-siap berangkat menuju rumah seorang Count yang menawarkannya untuk membeli hak atas pelabuhan Aswam. "Aku akan pergi sekarang," Ujar William. "Ya," Sahut Evelina dengan santai.Melihat Evelina yang bahkan tidak melihat ke arahnya, William mendecak kesal. Setelah itu William berangkat bersama ajudannya ke kediaman Count Estel. Setibanya William di sana, Count Estel langsung keluar untuk menyambutnya. Yang berbeda hari itu adalah, ekspresi Count Estel yang tampak tidak enak. "Ada apa denganmu Count, apa ada masalah?" Tanya William. "Anu, begini Grand Duke. Kemarin ada seorang penguasa baru menawarkan bayaran tinggi untuk pelabuhan Aswam. Jadi kami..""Jadi kalian menjualnya padanya?" Potong William. "Maafkan kami Grand Duke, anda tahu benar situasi saya sekarang sangat darurat dan membutuhkan uang secepat mungkin. Jadi, mau tidak mau saya menjualnya," Jelas Count d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kecurigaan Lyrius

    Di siang hari saat Evelina akan berangkat menuju toko perhiasan karna ada urusan mendadak, ia melihat suaminya menggandeng tangan seorang wanita berambut hitam dan bermata merah. Seketika raut wajah Evelina yang tadinya panik berubah menjadi raut tercengang. "Kenapa wanita itu ada disini?" Batin Evelina.Melihat wajah tercengang Evelina, sudut bibir William sedikit terangkat. Ekspresi seperti itulah yang selama ini William harapkan muncul di wajah Evelina setelah berhari-hari ia hanya melihat ekspresi datarnya."Siapa dia?" Tanya Evlina."Isbel, dia adalah rekan kerjaku. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita di sini.""Kenapa kau membawanya kemari? Dia bisa tinggal di penginapan atau semacamnya. Utara kita ini penuh dengan penginapan bintang lima.""Ya, kau benar soal itu Evelina. Tapi Isbel tidak terbiasa hidup sendiri, dia butuh seseorang bersamanya.""Apakah itu artinya orangnya harus kamu William?"Seketika William tertegun mendengar apa yang baru saja dilontarkan oleh Eve

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   Evelina Rossel

    Di sebuah kerajaan besar bernama Romagna, Evelina Rossel adalah putri satu-satunya kerajaan Romagna. Di suatu pesta dansa yang diadakan oleh kerajaan nya, Evelina bertemu dengan Grand Duke utara yang terlihat sangat tampan dengan rambut pirang dan mata hitam gelap yang sangat indah. melihat betapa tampan dan berkelasnya Grand Duke, sang putri pun seketika jatuh cinta."Ayah, aku menyukai pria yang di sana!" Tunjuk Evelina ke arah Grand Duke Utara."Hahha! Putriku memang memiliki mata yang bagus. Dia adalah Grand Duke dari utara, dia memiliki ribuan tentara tangguh dan memiliki kekayaan yang sangat banyak," Jelas sang raja yang tak lain ayah dari putri Evelina.Setelah mendengar penjelasan ayahnya tentang Grand Duke utara, sang putri semakin jatuh cinta. Karna tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya, sang putri langsung berdiri dari duduknya dan dengan berani ia menghampiri sang Grand Duke. Saat putri berdiri di depan Grand Duke, dengan anggun ia mengulurkan tangannya dengan penuh ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kesempatan ke dua

    Brak!!!.Dengan kasar Grand Duke melempar tubuh putri Evelina ke atas kasur."Akh!" Pekik Evelina."Bukankah kau selama ini menanyakan kenapa aku tidak menyentuhmu?! akan ku jawab sekarang. Jadi dengarkan baik-baik!" Ujar Grand Duke dengan wajah kesal.Putri Evelina yang dilemparkan tadi mulai bangkit sembari menatap sendu ke arah suaminya itu. Melihat tatapan kesal suaminya yang selama ini selalu mengabaikannya, hati putri Evelina terasa tersayat berkali-kali."Kau menjijikkan! Aku menikahimu karna kau akan mendatangkan keuntungan untukku dan wilayahku. Caramu mendatangiku dan mengulurkan tangan mu waktu itu sangat memuakkan, kau pasti berpikir kau bisa memiliki segalanya kan!" Bentak Grand Duke sembari mendorong kening putri Evelina."Jadi anda menikahi saya demi mendapat keuntungan!" Seru Evelina sembari menepis tangan Grand Duke.."Kau wanita yang tidak menarik. ku akui cukup menyenangkan melihatmu mengejarku seperti orang bodoh. Tapi hanya itu daya tarik mu," Hina Grand Duke.Men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21

Bab terbaru

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kecurigaan Lyrius

    Di siang hari saat Evelina akan berangkat menuju toko perhiasan karna ada urusan mendadak, ia melihat suaminya menggandeng tangan seorang wanita berambut hitam dan bermata merah. Seketika raut wajah Evelina yang tadinya panik berubah menjadi raut tercengang. "Kenapa wanita itu ada disini?" Batin Evelina.Melihat wajah tercengang Evelina, sudut bibir William sedikit terangkat. Ekspresi seperti itulah yang selama ini William harapkan muncul di wajah Evelina setelah berhari-hari ia hanya melihat ekspresi datarnya."Siapa dia?" Tanya Evlina."Isbel, dia adalah rekan kerjaku. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita di sini.""Kenapa kau membawanya kemari? Dia bisa tinggal di penginapan atau semacamnya. Utara kita ini penuh dengan penginapan bintang lima.""Ya, kau benar soal itu Evelina. Tapi Isbel tidak terbiasa hidup sendiri, dia butuh seseorang bersamanya.""Apakah itu artinya orangnya harus kamu William?"Seketika William tertegun mendengar apa yang baru saja dilontarkan oleh Eve

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   cemburu?

    Keesokan paginya William melupakan apa yang ia bicarakan dengan Putri Evelina kemarin. Dan saat ini ia tengah bersiap-siap berangkat menuju rumah seorang Count yang menawarkannya untuk membeli hak atas pelabuhan Aswam. "Aku akan pergi sekarang," Ujar William. "Ya," Sahut Evelina dengan santai.Melihat Evelina yang bahkan tidak melihat ke arahnya, William mendecak kesal. Setelah itu William berangkat bersama ajudannya ke kediaman Count Estel. Setibanya William di sana, Count Estel langsung keluar untuk menyambutnya. Yang berbeda hari itu adalah, ekspresi Count Estel yang tampak tidak enak. "Ada apa denganmu Count, apa ada masalah?" Tanya William. "Anu, begini Grand Duke. Kemarin ada seorang penguasa baru menawarkan bayaran tinggi untuk pelabuhan Aswam. Jadi kami..""Jadi kalian menjualnya padanya?" Potong William. "Maafkan kami Grand Duke, anda tahu benar situasi saya sekarang sangat darurat dan membutuhkan uang secepat mungkin. Jadi, mau tidak mau saya menjualnya," Jelas Count d

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   aku selalu salah

    Saat Grand Duke berpikir putri Evelina akan segera kembali seperti dirinya semula yang selalu memohon-mohon kasih sayang. Ternyata perkiraan nya salah. Bahkan setelah beberapa hari berlalu, sifat santai Evelina tidak berubah terhadapnya."Ada apa denganmu Evelina?" Tanya Grand Duke."Apa maksudmu William? Memang nya aku kenapa?" Tanya Evelina dengan santainya."Kau..." Grad Duke terdiam."Ya?"Karna merasa harga dirinya akan tercoreng jika ia menanyai istrinya. Grand Duke William mengurungkan niatnya untuk bertanya lagi, dan langsung tertidur dengan alasan lelah. Melihat suaminya tertidur sembari memunggungi dirinya, dari sudut bibirnya Evelina tersenyum kecut."Kenapa dulu aku tidak menyadari bahwa pria ini tidak mencintaiku," Batinnya.Keesokan paginya di waktu sarapan. Evelina meminta sesuatu yang sangat mengejutkan sang Grand Duke. Tepat sebelum Grand Duke berangkat ke istana, Evelina mengatakan bahwa ia ingin mengelola salah satu pertambangan yang diserahkan kerajaan Romagna seba

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kesempatan ke dua

    Brak!!!.Dengan kasar Grand Duke melempar tubuh putri Evelina ke atas kasur."Akh!" Pekik Evelina."Bukankah kau selama ini menanyakan kenapa aku tidak menyentuhmu?! akan ku jawab sekarang. Jadi dengarkan baik-baik!" Ujar Grand Duke dengan wajah kesal.Putri Evelina yang dilemparkan tadi mulai bangkit sembari menatap sendu ke arah suaminya itu. Melihat tatapan kesal suaminya yang selama ini selalu mengabaikannya, hati putri Evelina terasa tersayat berkali-kali."Kau menjijikkan! Aku menikahimu karna kau akan mendatangkan keuntungan untukku dan wilayahku. Caramu mendatangiku dan mengulurkan tangan mu waktu itu sangat memuakkan, kau pasti berpikir kau bisa memiliki segalanya kan!" Bentak Grand Duke sembari mendorong kening putri Evelina."Jadi anda menikahi saya demi mendapat keuntungan!" Seru Evelina sembari menepis tangan Grand Duke.."Kau wanita yang tidak menarik. ku akui cukup menyenangkan melihatmu mengejarku seperti orang bodoh. Tapi hanya itu daya tarik mu," Hina Grand Duke.Men

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   Evelina Rossel

    Di sebuah kerajaan besar bernama Romagna, Evelina Rossel adalah putri satu-satunya kerajaan Romagna. Di suatu pesta dansa yang diadakan oleh kerajaan nya, Evelina bertemu dengan Grand Duke utara yang terlihat sangat tampan dengan rambut pirang dan mata hitam gelap yang sangat indah. melihat betapa tampan dan berkelasnya Grand Duke, sang putri pun seketika jatuh cinta."Ayah, aku menyukai pria yang di sana!" Tunjuk Evelina ke arah Grand Duke Utara."Hahha! Putriku memang memiliki mata yang bagus. Dia adalah Grand Duke dari utara, dia memiliki ribuan tentara tangguh dan memiliki kekayaan yang sangat banyak," Jelas sang raja yang tak lain ayah dari putri Evelina.Setelah mendengar penjelasan ayahnya tentang Grand Duke utara, sang putri semakin jatuh cinta. Karna tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya, sang putri langsung berdiri dari duduknya dan dengan berani ia menghampiri sang Grand Duke. Saat putri berdiri di depan Grand Duke, dengan anggun ia mengulurkan tangannya dengan penuh ke

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status