Share

kecurigaan Lyrius

Penulis: Wrold tree
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 17:58:11

Di siang hari saat Evelina akan berangkat menuju toko perhiasan karna ada urusan mendadak, ia melihat suaminya menggandeng tangan seorang wanita berambut hitam dan bermata merah. Seketika raut wajah Evelina yang tadinya panik berubah menjadi raut tercengang.

"Kenapa wanita itu ada disini?" Batin Evelina.

Melihat wajah tercengang Evelina, sudut bibir William sedikit terangkat. Ekspresi seperti itulah yang selama ini William harapkan muncul di wajah Evelina setelah berhari-hari ia hanya melihat ekspresi datarnya.

"Siapa dia?" Tanya Evlina.

"Isbel, dia adalah rekan kerjaku. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita di sini."

"Kenapa kau membawanya kemari? Dia bisa tinggal di penginapan atau semacamnya. Utara kita ini penuh dengan penginapan bintang lima."

"Ya, kau benar soal itu Evelina. Tapi Isbel tidak terbiasa hidup sendiri, dia butuh seseorang bersamanya."

"Apakah itu artinya orangnya harus kamu William?"

Seketika William tertegun mendengar apa yang baru saja dilontarkan oleh Evelina. Melihat wajah terkejut suaminya, Evelina kemudian menghela nafas pelan dan melanjutkan langkahnya menuruni tangga.

"Terserah kau saja William, untuk sekarang biarkan rekan kerjamu itu tidur di kamar tamu. Setelah aku kembali dari toko, baru aku akan meminta kepala pelayan untuk menyiapkannya kamar."

Setelah itu Evelina pergi dengan wajah yang sangat tenang. Begitu hanya tersisa mereka berdua di mansion yang luas itu, dengan agresif Isbel langsung memeluk William begitu mesra. William pun tidak kalah senang, dengan mesra pula, ia membalas pelukan Isbel.

"Akhirnya aku bisa menginjakkan kakiku di sini William. Mungkinkah nanti aku bisa menjadi Nyonya besar di mansion ini," Ujar Isbel.

"Tentu saja sayang. Setelah aku berhasil mencapai tujuanku, aku akan menyingkirkan wanita menyebalkan itu dari hadapan kita."

Saat mengatakan itu hati William sedikit berdenyut. Entah kenapa perasana ragu mulai membayangi dirinya. Dengan alasan takut pelayan akan tiba-tiba muncul, William pun meminta Isbel untuk melepaskan pelukannya.

"Isbel, lepaskan ini sebelum ada yang melihat kita."

"Tidak! Aku sudah sangat merindukanmu William, bagaimana bisa kau begitu tega memintaku melepaskan pelukanku."

"Kita akan melanjutkannya dikamar, bagaimana menurutmu?"

Mendengar William membahas soal kamar, Isbel pun setuju melepaskan pelukannya kemudian menarik ujung lengan William dengan manja.

"Mari Sayang, bawa aku ke kamar."

"Tentu saja, akan sangat menyenangkan bersamamu di dalam kamar Isbel."

Melihat betapa menggodanya Isbel, William pun langsung membawanya ke salah satu kamar tamu. Di sana mereka berdua bercumbu layaknya suami istri. Dan di sisi lain, Nyonya rumah sebenarnya yaitu Grand Duchess Evelina, tengah sibuk menangani tokonya yang tengah mengalami suatu masalah.

"Bagaimana bisa begini?!" Tanya Evelina yang baru sampai di toko.

"Pelanggan ini sangat gigih Grand Duchess, saya tidak tahu harus menanganinya seperti apa," Sahut sang Manager toko yang bernama Isaak.

"Berikan saya kalung safir yang sedang trend! Saya akan memberikan 600 gold untuk harganya!" Seru seorang pelanggan.

"Maafkan kami pelanggan, setiap kalung safir yang ada di sini sudah dipesan! Jika anda mau, silahkan pesan sekarang, dan anda bisa mengambil barangnya paling lambat satu minggu."

Meski dengan sangat lembut Evelina membujuk pelanggannya itu. Tapi sang pelangggan sangat ngotot sampai ia mencengkram lengan Evelina dan menariknya.

"Ahhh!" Teriak Evelina karna tangannya terasa sakit.

Saat itulah Kaisar Lyrius muncul dan memegang tangan pelanggan yang menarik Evelina tadi. Begitu melihat Lyrius yang sangat tinggi berdiri di sampingnya, dengan wajah tercengang pelanggan itu melepaskan cengkraman tangannya dari lengan Evelina.

"Astaga! Anda tampan sekali!" Ujarnya.

"Maafkan kelancangan saya Lady, tapi tidak baik jika anda melakukan hal itu di sini," Ujar Lyrius.

"Anu...maafkan saya pemilik toko, saya Grand Duchess, saya sangat menginginkan kalung safir itu jadi saya gelap mata."

"Ya, tidak masalah. Jadi bagaimana jika anda memesan terlebih dahulu kemudian mengambil barangnya lagi lusa. Kami akan mengusahakannya."

"Sungguh! Jika begitu baiklah, saya akan memesan sekarang."

Berkat kehadiran Lyrius yang membawa aura positif. Pelanggan yang tadinya mengamuk karna obsesinya terhadap kalung segera kembali ke pikiran tenangnya. Dan untuk mengucapkan terimakasih atas bantuan yang Lyrius berikan, Evelina pun mengajak Lyrius mampir ke mansionnya untuk menghadiri makan malam.

"Tidakkah itu terlalu lancang bagi saya untuk hadir makan malam bersama anda Grand Dhucess?" Tanya Lyrius.

"Tidak masalah Yang Mulia. Lagipula, saat ini di mansion ada tamu lain selain anda."

"Baiklah, jika begitu saya tidak akan enggan lagi."

Malam harinya Lyrius benar-benar datang bersama ajudannya untuk menghadiri undangan makan malam dari Evelina. Melihat Kaisar datang ke mansionnya, dengan mata terbelakak William melirik ke arah Evelina.

"Evelina, apa maksudnya ini?!" Tanya William yang berusaha menyembunyikan kekesalannya.

"Yang Mulia membantuku menangani sesuatu di toko tadi. Jadi aku mengundangnya untuk makan malam bersama sebagai ucapan terimakasih," Jawab Evelina dengan tenang.

"Apakah kehadiranku mengganggu kalian?" Tanya Lyrius yang merasakan hawa tidak enak dari William.

"Tidak Yang Mulia, justru sebuah kehormatan bagi kami jika anda bergabung dengan kami di meja makan," Sambut William dengan senyum ramah.

Ketika Evelina dan William menuntun Kaisar Lyrius menuju meja makan. Di sana sudah ada Isbel yang duduk dengan cantik di kursi tepat di samping tempat duduk william. Melihat hal itu, Lyrius melirik enggan ke arah Evelina. Tapi yang Lyrius dapati hanya ekspresi tenang Evelina.

Batin Lyrius. "Apa Grand Duchess tidak masalah seorang Lady asing duduk di kursi tepat di samping Suaminya? Atau mungkin Lady itu kerabatnya?"

Seolah bisa membaca apa yang sedang dipikirkan oleh Lyrius. Evelina langsung saja memperkenalkan wanita yang sudah duduk manis di meja makan di depan mereka itu..

"Dia adalah Lady Isbel. Rekan kerja suamiku di Istana. Untuk waktu yang cukup lama dia akan tinggal di mansion Northern karna urusan pekerjaan."

"Bukankah Lady Isbel bisa tinggal di penginapan?" Tanya Lyrius sekedar basa-basi.

"Isbel tidak terbiasa sendiri. Dan juga, dia bisa menjadi teman untuk Istriku saat Istriku kesepian, Yang Mulia," Sela William di tengah percakapan antara Lyrius dan Evelina.

Tidak ingin membuang waktu dengan membicarakan soal Isbel lagi. Evelina langsung saja mengajak Lyrius untuk duduk dan mulai makan malam. Dan di saat mereka tengah menikmati makan malam yang disediakan mansion Northern, Lyrius diam-diam memperhatikan bagaimana cara Isbel dan William saling melirik ke arah satu sama lain di depan Evelina.

Batin Lyrius. "Aku tidak ingin berprasangka. Tapi mereka terlihat seperti sepasang kekasih."

Begitu makan malam selesai, Lyrius pamit undur diri. Tak lupa pula ia mengucapkan terimakasih kepada Evelina karna sudah mengundangnya. Selain itu, Lyrius juga memberikan sebuah jepit rambut yang sangat indah kepada Evelina karna rasanya ucapan terimakasih saja tidak akan cukup. Melihat seorang pria yang diundang Istrinya memberikan Istrinya sebuah jepit rambut yang mewah, William mendecak kesal.

"Tck! Apa mereka benar-benar hanya sebuah kebetulan," Gumam William.

Bab terkait

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   Evelina Rossel

    Di sebuah kerajaan besar bernama Romagna, Evelina Rossel adalah putri satu-satunya kerajaan Romagna. Di suatu pesta dansa yang diadakan oleh kerajaan nya, Evelina bertemu dengan Grand Duke utara yang terlihat sangat tampan dengan rambut pirang dan mata hitam gelap yang sangat indah. melihat betapa tampan dan berkelasnya Grand Duke, sang putri pun seketika jatuh cinta."Ayah, aku menyukai pria yang di sana!" Tunjuk Evelina ke arah Grand Duke Utara."Hahha! Putriku memang memiliki mata yang bagus. Dia adalah Grand Duke dari utara, dia memiliki ribuan tentara tangguh dan memiliki kekayaan yang sangat banyak," Jelas sang raja yang tak lain ayah dari putri Evelina.Setelah mendengar penjelasan ayahnya tentang Grand Duke utara, sang putri semakin jatuh cinta. Karna tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya, sang putri langsung berdiri dari duduknya dan dengan berani ia menghampiri sang Grand Duke. Saat putri berdiri di depan Grand Duke, dengan anggun ia mengulurkan tangannya dengan penuh ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kesempatan ke dua

    Brak!!!.Dengan kasar Grand Duke melempar tubuh putri Evelina ke atas kasur."Akh!" Pekik Evelina."Bukankah kau selama ini menanyakan kenapa aku tidak menyentuhmu?! akan ku jawab sekarang. Jadi dengarkan baik-baik!" Ujar Grand Duke dengan wajah kesal.Putri Evelina yang dilemparkan tadi mulai bangkit sembari menatap sendu ke arah suaminya itu. Melihat tatapan kesal suaminya yang selama ini selalu mengabaikannya, hati putri Evelina terasa tersayat berkali-kali."Kau menjijikkan! Aku menikahimu karna kau akan mendatangkan keuntungan untukku dan wilayahku. Caramu mendatangiku dan mengulurkan tangan mu waktu itu sangat memuakkan, kau pasti berpikir kau bisa memiliki segalanya kan!" Bentak Grand Duke sembari mendorong kening putri Evelina."Jadi anda menikahi saya demi mendapat keuntungan!" Seru Evelina sembari menepis tangan Grand Duke.."Kau wanita yang tidak menarik. ku akui cukup menyenangkan melihatmu mengejarku seperti orang bodoh. Tapi hanya itu daya tarik mu," Hina Grand Duke.Men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   aku selalu salah

    Saat Grand Duke berpikir putri Evelina akan segera kembali seperti dirinya semula yang selalu memohon-mohon kasih sayang. Ternyata perkiraan nya salah. Bahkan setelah beberapa hari berlalu, sifat santai Evelina tidak berubah terhadapnya."Ada apa denganmu Evelina?" Tanya Grand Duke."Apa maksudmu William? Memang nya aku kenapa?" Tanya Evelina dengan santainya."Kau..." Grad Duke terdiam."Ya?"Karna merasa harga dirinya akan tercoreng jika ia menanyai istrinya. Grand Duke William mengurungkan niatnya untuk bertanya lagi, dan langsung tertidur dengan alasan lelah. Melihat suaminya tertidur sembari memunggungi dirinya, dari sudut bibirnya Evelina tersenyum kecut."Kenapa dulu aku tidak menyadari bahwa pria ini tidak mencintaiku," Batinnya.Keesokan paginya di waktu sarapan. Evelina meminta sesuatu yang sangat mengejutkan sang Grand Duke. Tepat sebelum Grand Duke berangkat ke istana, Evelina mengatakan bahwa ia ingin mengelola salah satu pertambangan yang diserahkan kerajaan Romagna seba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   cemburu?

    Keesokan paginya William melupakan apa yang ia bicarakan dengan Putri Evelina kemarin. Dan saat ini ia tengah bersiap-siap berangkat menuju rumah seorang Count yang menawarkannya untuk membeli hak atas pelabuhan Aswam. "Aku akan pergi sekarang," Ujar William. "Ya," Sahut Evelina dengan santai.Melihat Evelina yang bahkan tidak melihat ke arahnya, William mendecak kesal. Setelah itu William berangkat bersama ajudannya ke kediaman Count Estel. Setibanya William di sana, Count Estel langsung keluar untuk menyambutnya. Yang berbeda hari itu adalah, ekspresi Count Estel yang tampak tidak enak. "Ada apa denganmu Count, apa ada masalah?" Tanya William. "Anu, begini Grand Duke. Kemarin ada seorang penguasa baru menawarkan bayaran tinggi untuk pelabuhan Aswam. Jadi kami..""Jadi kalian menjualnya padanya?" Potong William. "Maafkan kami Grand Duke, anda tahu benar situasi saya sekarang sangat darurat dan membutuhkan uang secepat mungkin. Jadi, mau tidak mau saya menjualnya," Jelas Count d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kecurigaan Lyrius

    Di siang hari saat Evelina akan berangkat menuju toko perhiasan karna ada urusan mendadak, ia melihat suaminya menggandeng tangan seorang wanita berambut hitam dan bermata merah. Seketika raut wajah Evelina yang tadinya panik berubah menjadi raut tercengang. "Kenapa wanita itu ada disini?" Batin Evelina.Melihat wajah tercengang Evelina, sudut bibir William sedikit terangkat. Ekspresi seperti itulah yang selama ini William harapkan muncul di wajah Evelina setelah berhari-hari ia hanya melihat ekspresi datarnya."Siapa dia?" Tanya Evlina."Isbel, dia adalah rekan kerjaku. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita di sini.""Kenapa kau membawanya kemari? Dia bisa tinggal di penginapan atau semacamnya. Utara kita ini penuh dengan penginapan bintang lima.""Ya, kau benar soal itu Evelina. Tapi Isbel tidak terbiasa hidup sendiri, dia butuh seseorang bersamanya.""Apakah itu artinya orangnya harus kamu William?"Seketika William tertegun mendengar apa yang baru saja dilontarkan oleh Eve

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   cemburu?

    Keesokan paginya William melupakan apa yang ia bicarakan dengan Putri Evelina kemarin. Dan saat ini ia tengah bersiap-siap berangkat menuju rumah seorang Count yang menawarkannya untuk membeli hak atas pelabuhan Aswam. "Aku akan pergi sekarang," Ujar William. "Ya," Sahut Evelina dengan santai.Melihat Evelina yang bahkan tidak melihat ke arahnya, William mendecak kesal. Setelah itu William berangkat bersama ajudannya ke kediaman Count Estel. Setibanya William di sana, Count Estel langsung keluar untuk menyambutnya. Yang berbeda hari itu adalah, ekspresi Count Estel yang tampak tidak enak. "Ada apa denganmu Count, apa ada masalah?" Tanya William. "Anu, begini Grand Duke. Kemarin ada seorang penguasa baru menawarkan bayaran tinggi untuk pelabuhan Aswam. Jadi kami..""Jadi kalian menjualnya padanya?" Potong William. "Maafkan kami Grand Duke, anda tahu benar situasi saya sekarang sangat darurat dan membutuhkan uang secepat mungkin. Jadi, mau tidak mau saya menjualnya," Jelas Count d

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   aku selalu salah

    Saat Grand Duke berpikir putri Evelina akan segera kembali seperti dirinya semula yang selalu memohon-mohon kasih sayang. Ternyata perkiraan nya salah. Bahkan setelah beberapa hari berlalu, sifat santai Evelina tidak berubah terhadapnya."Ada apa denganmu Evelina?" Tanya Grand Duke."Apa maksudmu William? Memang nya aku kenapa?" Tanya Evelina dengan santainya."Kau..." Grad Duke terdiam."Ya?"Karna merasa harga dirinya akan tercoreng jika ia menanyai istrinya. Grand Duke William mengurungkan niatnya untuk bertanya lagi, dan langsung tertidur dengan alasan lelah. Melihat suaminya tertidur sembari memunggungi dirinya, dari sudut bibirnya Evelina tersenyum kecut."Kenapa dulu aku tidak menyadari bahwa pria ini tidak mencintaiku," Batinnya.Keesokan paginya di waktu sarapan. Evelina meminta sesuatu yang sangat mengejutkan sang Grand Duke. Tepat sebelum Grand Duke berangkat ke istana, Evelina mengatakan bahwa ia ingin mengelola salah satu pertambangan yang diserahkan kerajaan Romagna seba

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kesempatan ke dua

    Brak!!!.Dengan kasar Grand Duke melempar tubuh putri Evelina ke atas kasur."Akh!" Pekik Evelina."Bukankah kau selama ini menanyakan kenapa aku tidak menyentuhmu?! akan ku jawab sekarang. Jadi dengarkan baik-baik!" Ujar Grand Duke dengan wajah kesal.Putri Evelina yang dilemparkan tadi mulai bangkit sembari menatap sendu ke arah suaminya itu. Melihat tatapan kesal suaminya yang selama ini selalu mengabaikannya, hati putri Evelina terasa tersayat berkali-kali."Kau menjijikkan! Aku menikahimu karna kau akan mendatangkan keuntungan untukku dan wilayahku. Caramu mendatangiku dan mengulurkan tangan mu waktu itu sangat memuakkan, kau pasti berpikir kau bisa memiliki segalanya kan!" Bentak Grand Duke sembari mendorong kening putri Evelina."Jadi anda menikahi saya demi mendapat keuntungan!" Seru Evelina sembari menepis tangan Grand Duke.."Kau wanita yang tidak menarik. ku akui cukup menyenangkan melihatmu mengejarku seperti orang bodoh. Tapi hanya itu daya tarik mu," Hina Grand Duke.Men

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   Evelina Rossel

    Di sebuah kerajaan besar bernama Romagna, Evelina Rossel adalah putri satu-satunya kerajaan Romagna. Di suatu pesta dansa yang diadakan oleh kerajaan nya, Evelina bertemu dengan Grand Duke utara yang terlihat sangat tampan dengan rambut pirang dan mata hitam gelap yang sangat indah. melihat betapa tampan dan berkelasnya Grand Duke, sang putri pun seketika jatuh cinta."Ayah, aku menyukai pria yang di sana!" Tunjuk Evelina ke arah Grand Duke Utara."Hahha! Putriku memang memiliki mata yang bagus. Dia adalah Grand Duke dari utara, dia memiliki ribuan tentara tangguh dan memiliki kekayaan yang sangat banyak," Jelas sang raja yang tak lain ayah dari putri Evelina.Setelah mendengar penjelasan ayahnya tentang Grand Duke utara, sang putri semakin jatuh cinta. Karna tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya, sang putri langsung berdiri dari duduknya dan dengan berani ia menghampiri sang Grand Duke. Saat putri berdiri di depan Grand Duke, dengan anggun ia mengulurkan tangannya dengan penuh ke

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status