Share

13. Gundik

Author: Wrold tree
last update Last Updated: 2025-02-14 08:12:49
pesta ulang tahun William...

Dibawah megahnya lampu pesta, para bangsawan yang mengenakan gaun juga baju yang mewah tengah bersuka ria sambil mendentingkan gelas satu sama lain. Diantara banyaknya wajah ceria itu, Evelina yang saat ini dikerumuni para bangsawan lain terlihat sangat muram.

"Ada apa Grand Dhucess, kenapa anda terlihat sangat sedih?" tanya salah satu wanita bangsawan.

"Akan ada berita yang cukup mengguncangku sampai membuatku tidak mampu tertawa," sahut Evelina dengan akting sedih yang sempurna.

"Berita apa itu? Lalu dimana Grand Duke? Seharusnya di hari ulang tahunnya dia memasuki ruangan pesta bersama anda kan," sahut wanita bangsawan lainnya.

"Dia akan masuk dengan orang lain," jawab Evelina masih dengan raut sedihnya.

Tak lama kemudian prajurit penjaga pintu utama mengumumkan kedatangan Grand Duke Utara, William Northern. Yang mengejutkan para bangsawan bukanlah William yang datang lebih terlambat dari Evelina, tapi nama yang diumumkan oleh prajurit yang m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   14.Cafe

    Beberapa hari telah berlalu sejak ulang tahun William dan pengumuman soal Isbel yang menjadi selir. Sejak hari itu juga, Evelina jadi jarang pulang ke mansion dan banyak menghabiskan waktunya di toko. "Grand Dhucess, tidakkah anda ingin pulang beristirahat?" tanya Isaak selaku Manager toko. "Bahkan jika aku pulang, tidak ada tempat bagiku untuk istirahat disana Isaak," sahut Evelina. Dilain sisi, William yang kini sudah meresmikan hubungannya dengan Isbel, tidak lagi malu-malu saat mengajak Isbel berkencan. Tentu saja tidak semuanya berjalan lancar. Bertepatan dengan itu, William juga sering disibukkan oleh panggilan Raja Romagna karna masalah Selir tetapi berkedok pekerjaan penting. "Maafkan aku Isbel, aku harus pergi menemui Yang Mulia lagi," ujar William. "Ya, tidak masalah William. Berhati-hatilah dalam perjalanan." Setelah memeluk dan mencium Isbel dengan penuh kasih sayang, William kemudian naik ke kereta kudanya dan berangkat menuju Istana. Karna William tidak ada,

    Last Updated : 2025-02-15
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   15. Bentrok

    Baru saja tiba di Mansions setelah mengalami hari-hari yang melelahkan, siang itu Evelina harus menghadapi suaminya yang tampak Marah tanpa alasan yang jelas. Daripada menjawab William, Evelina dengan tenangnya duduk seraya melirik ke arah Isbel sambil bertanya."Isbel, apa yang terjadi pada wajahmu?" "Apa maksudmu hiks...hiks, kau lah yang melakukan ini padaku Evelina. Kau marah aku yang seorang Selir ini mengunjungi Cafe milikmu lalu menamparku agar tidak datang lagi," sahut Isbel dengan raut penuh kesedihan. "Ohhh begitukah, kenapa aku harus menamparmu untuk alasan kecil seperti itu, apa ada alasan yang lain?" tanya Evelina balik. "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan Evelina," sahut william yang tampak geram. Bukannya marah William menatapnya dengan tajam, Evelina malah menghela nafas pelan."William, kau adalah Suamiku. Sudah tiga tahun aku bersamamu. Pernahkah kau melihatku menampar orang tanpa alasan?" Saat itu juga W

    Last Updated : 2025-02-16
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   16. debat

    Sesampainya Isbel di mansion setelah dipermalukan oleh Lyrius, ia langsung memasuki kamarnya dan langsung memporak-porandakan dalam kamarnya sambil berteriak kesal. "Arghhhhh! Dasar Evelina sialan!!!" Prangg! Mendengar suara kaca yang pecah, dengan cepat Ema memasuki kamar Isbel. Dan baru saja Ema membuka pintu, sebuah vas bunga melayang ke arahnya. "Kyaaa!" pekik Ema sembari menutup kedua telinganya. "Apa yang kau lakukan memasuki kamarku tanpa izin," ujar Isbel dengan nada yang sangat dingin. "M-Maafkan saya Nona Isbel, saya hanya merasa khawatir pada anda karna tadi terdengar suara kaca yang pecah." Saat itu dengan ragu-ragu Ema mengangkat sedikit kepalanya dan menemukan Isbel tengah terluka. Kakinya berdarah dan tangannya juga berdarah karna menggenggam erat pecahan cermin. Melihat hal itu Ema sangat terkejut dan berlari ke arah Isbel. "Ya ampun Nona! Apa yang anda lakukan?! Kenapa anda sampai melukai diri anda," ujar Ema cemas. "Aku sangat membencinya Ema. Aku sa

    Last Updated : 2025-02-17
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   17. pengajuan cerai

    Sejak pertengkaran mereka terakhir kali. William dan Isbel tidak pernah saling menyapa lagi. Hal itu membuat Evelina merasa sangat senang sampai-sampai ia tidak pergi ke toko dan banyak menghabiskan waktu sehari-harinya di mansion. "Grand Dhucess, rasanya sudah lama saya tidak melihat anda diam di mansion," ujar Liliana. "Umm...karna sangat menyenangkan melihat sesuatu tengah terjadi di sini," sahut Evelina seraya menikmati sepiring pancake sambil melihat pemandangan taman dari balkon. Setelah Evelina menghabiskan pancakenya, ia memutuskan untuk pergi jalan-jalan di taman dengan ditemani oleh pelayan pribadinya, Liliana. "Bunga-bunga di taman ini dirawat dengan baik. Nanti berikan lima keping emas kepada tukang kebun sebagai bonus, dan ambil itu dari uang pribadiku," ujar Evelina. "Baik Grand Dhucess," sahut Liliana. Saat tengah menikmati bunga-bunga di taman, Evelina tidak sengaja berpapasan dengan Isbel yang kebetulan sedang berjalan-jalan juga bersama pelayan pribadinya. Mes

    Last Updated : 2025-02-17
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   18. Hilang ingatan

    Melihat surat cerai dengan lambang kuil yang Evelina lemparkan tadi, William semakin kesal dan langsung berbalik pergi. Kali ini provokasi apapun yang Evelina katakan, tidak membuat William berbalik sedetik pun. Dan begitu William sudah memasuki kamar Isbel, Evelina menghela nafas pelan. "Kenapa ini jadi sulit. Dia lelaki dengan ego tinggi, apa dia tidak mau menceraikanku karna masih ada yang dia incar atas nama Ayahku?!" batin Evelina. Setelah itu Evelina kembali ke kamarnya untuk memikirkan rencana cerai yang selanjutnya. Sesampainya Evelina di kamarnya, Liliana pelayan pribadi Evelina sudah menunggunya. "Liliana?" "saya dengar anda mengajukan cerai pada Grand Duke tapi ditolak," ujar Liliana. "Ya, ternyata lebih sulit dari yang ku duga," sahut Evelina. Dengan kepala tertunduk Liliana berujar pelan."Kenapa anda ingin bercerai Grand Dhucess, jika anda pergi

    Last Updated : 2025-02-18
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   19. aku ingin Suamiku

    Sejak Isbel terbangun tanpa ingatan masa lalunya. Ia bertingkah lebih ceria dan bersikap lebih terbuka terhadap Evelina. Meski begitu, hal tersebut tidak membuat Evelina senang. Itu karna Isbel jadi bertingkah kekanak-kanakan dan Evelina mau tidak mau harus mengalah mengingat Isbel sedang sakit. Sama halnya seperti saat ini. "William. Kemarin aku ke kamar Evelina dan melihat banyak hal indah seperti Aksesoris kalung dan anting. Kau bilang kami adalah saudari kan! Jadi bisakah aku minta satu hal saja dari Evelina." Dengan enggan William melirik ke arah Evelina. Sedang Evelina yang paham arti lirikan Wlliam ke arahnya, ia langsung menghela nafas pelan."Ambil saja sesukamu Isbel. Tapi jangan ambil liontin dengan permata Emerald, itu pemberian ibuku." "Yey! Terimakasih Evelina," ujar Isbel yang langsung memeluk Evelina. Setelah itu, dengan ditemani pelayan pribadi Evelina yaitu Liliana, Isbel pergi ke kamar Evelina untuk mengambil aksesoris yang ia inginkan itu. Tak lama kemudian,

    Last Updated : 2025-02-19
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   20. Selamat Ulang Tahun

    Setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Evelina. Untuk sejenak Isbel terdiam, ia kemudian meminum teh di depannya itu, lalu kembali menampakkan wajah ceria di wajahnya. "Hehehe kau benar. Setiap wanita pasti yang paling mereka inginkan adalah, Suami mereka. Maafkan aku Evelina, sepertinya aku sudah berbicara melewati batas," ujar Isbel dengan raut memelas. "Ya, tidak masalah," sahut Evelina seraya bangkit dari duduknya. "Kau mau kemana Evelina?" tanya Isbel. "Hari ini aku harus ke toko. Kau diam lah di mansion dan rawat dirimu dengan baik, Isbel." Setelah itu Evelina berjalan pergi meninggalkan Isbel dan pelayannya Ema di gazebo. Begitu Evelina tidak lagi terlihat, Ema yang tadinya fokus menunduk memberi salam mulai mengangkat kepalanya dan mendapati cangkir teh di tangan Isbel sudah pecah. "kyaa! Nona Isbel!" teriak Ema. Dengan raut bingung Isbel menoleh ke arah Ema."Ada apa Ema?" "Cangkir t

    Last Updated : 2025-02-20
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   21. Dansa

    Setelah Menyelesaikan urusan resep minuman dingin bersama Lyrius, Evelina kemudian memutuskan untuk kembali ke Mansion Northern. Saat itu, Evelina pikir ia akan bisa beristirahat dengan tenang begitu sampai di mansion, nyatanya tidak. Sesampainya di sana, dia malah harus menghadapi amukan William yang sudah lama tidak ia dengar. "Evelina! Sebenarnya kenapa kau meninggalkan Isbel sendirian padahal kau tahu dia sedang tidak sehat! Coba lihat sekarang! karna dia sendirian, dia jadi melukai tangannya sendiri." "Kenapa urusan Isbel harus jadi urusanku. Jika kau tidak ingin dia sendiri, kenapa tidak kau saja yang diam di mansion dan menemaninya." "kau adalah Istriku. Jadi sudah kewajibanmu menjaga Isbel yang merupakan Selirku." Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh William, Evelina langsung menatap tajam ke arah William."Kenapa menjadi tugasku untuk menjaga simpananmu. Jika kau mengambil perempuan lain dalam hidupmu, maka tanggung jawab lah sendiri." William yang marah lang

    Last Updated : 2025-02-21

Latest chapter

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   32.

    Kembali ke saat ini... "Jadi....alasan saya tidak bisa mengingat anda, karna anda menggunakan sihir pada saya?" tanya Evelina. "Ya, maafkan aku soal hal itu Evelina. Aku melakukannya semata-mata demi menjaga semuanya tetap aman." "Lalu bagaimana anda berhasil merebut tahta, Yang Mulia?" "Aku kembali ke Barat saat aku sudah berusia lima belas tahun. Saat itu Selir tertinggi sudah melahirkan. Sayangnya, anak itu adalah seorang anak perempuan. Awalnya Selir tertinggi tidak mempermasalahkannya, tapi karna aku yang kembali setelah dikabarkan mati, hal itulah yang memicu kemarahan Selir tertinggi." "Karna ia melahirkan seorang anak perempuan?" tanya Evelina. "Ya. Tidak seperti Romagna yang bisa menaikkan pewaris baik itu perempuan atau pun lelaki tergantung performanya. Di Barat, pewaris perempuan bisa naik tahta, hanya jika tidak ada pewaris laki-laki yang akan menjadi Kaisar. Tapi tekad ingin menjadi penguasa membuat Selir tertinggi gelap mata sampai ia melakukan pemberontakan

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   31. Kerja sama

    Setelah diselamatkan oleh Evelina terakhir kali, selama empat hari Lyrius tinggal di Istana Putri tanpa diketahui keberadaannya oleh Kaisar dan Permaisuri Romagna. "Apa namamu Lilius?" tanya Evelina. "Lyrius, namaku Lyrius bukan Lilius," jelas Lyrius untuk yang kesekian kalinya. "Humph! Itu kalna yidahku pendek. Jadi aku kecuyitan menyebut namamu," bantah Evelina sambil menggembungkan pipinya dan memalingkan wajahnya. "Hahaha begitu ya. Maafkan aku Putri kecil," bujuk Lyrius. "Baikyah. Kalna aku baik hati, aku akan memaafkanmu." Saat itu, Evelina pikir ia bisa menyembunyikan Lyrius di Istananya selamanya. Namun sayangnya harapan itu sirna. Di hari keenam Lyrius tinggal di Istana Evelina, akhirnya Kaisar mengetahui keberadaan anak lelaki asing yang saat ini tengah disembunyikan oleh putri kecilnya. Tak ingin membuang waktu lagi, sang Kais

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   30. Evelina Russel

    Cerita Kaisar.... dua puluh tahun lalu saa Kaisar baru berusia lima tahun, sang Permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya. Raja yang sangat bersedih atas kepergian Permaisuri yang ia cintai terlarut dalam kesedihan sampai tidak memperhatikan Selir tertingginya menyiksa sang Pangeran Mahkota. "Karna Yang Mulia sedang sakit, pemerintahan Kekaisaran ada di tanganku," ujar Selir tertinggi. "Baik Yang Mulia Selir," ucap para mentri dan pejabat Kekaisaran yang sudah disuap oleh sang Selir. Selama pemerintahan berada di bawah Kuasa sang Selir, Pangeran Mahkota banyak menerima perlakuan yang tidak layak baik dari para pejabat sampai para pelayan. Pangeran pikir penderitaannya itu hanya akan berlangsung beberapa waktu saja, oleh sebab itu sang Pangeran terus bersabar dan dengan tenang ia menerima semua perlakuan lancang Pelayan padanya. Sampai Selir tertinggi berbuat hal melewati batas dengan mengirim sang Pangeran Mahkota yang baru ber

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   29. Flashback

    Keesokan harinya, sidang pun dimulai. Di ruang sidang yang penuh dengan bangsawan-bangsawan kelas tinggi, sekali lagi Evelina dan William berdiri berhadapan dalam rangka sidang perceraian. Tapi tidak seperti sebelumnya dimana William berusaha mempertahankan Evelina dan menimbulkan banyak perdebatan di depan hakim. Kali ini, sidang berjalan dengan sangat lancar dan cepat karna William langsung menyetujui perceraian yang diajukan oleh Evelina. "Karna Grand Duke William Northern setuju dengan perceraian, maka mulai saat ini, hubungan Grand Duke William Northern dan Grand Dhucess Evelina Northern telah terputus." Tok... Tok... Tok... Begitu hakim menotok palu, senyum indah terukir dengan sangat jelas di wajah Evelina. Dan William yang melihat itu sontak tertegun. Awalnya William merasa sedih dan sedikit kesal karna ia harus melepaskan Evelina tepat setelah ia menyadari per

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   28.

    Kembali ke saat ini... Setelah William mendengar detail cerita Evelina, dengan kepala tertunduk ia meminta maaf kepada Evelina. Sayangnya, hati Evelina sudah mati saat itu. Dan dengan acuh tak acuh Evelina berbalik pergi meninggalkan William dengan kata maafnya. "Aku tahu semua ini sudah terlambat," gumam William. Karna Evelina sudah pergi, pelayan mansion pun menuntun William menuju pintu keluar karna William berniat pergi. Setelah itu, William langsung kembali ke mansion Northern untuk memperbaiki suasana hatinya. "Selamat datang kembali Grand Duke," sambut para pelayan Northern. "Siapkan secangkir kopi untukku dan antarkan ke ruang kerjaku!" titah William. "Baik, Grand Duke." baru saja William akan mendinginkan kepalanya di ruang kerjanya, ia malah bertemu dengan alasan pusingnya, yaitu Isbel. Mengingat dirinya tidak dalam emosi yang stabil untuk menghadapi Isbel, William pun melangkah cepat melewati Isbel dan langsung masuk ke ruang kerjanya tanpa menyapa Isbel terlebih da

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   27.

    Flashback saat Evelina diculik... "Ini sudah dua hari, kemana orang yang menculikku itu. Dia tidak pernah telrihat lagi," ujar Evelina dalam posisi terikat. Dengan wajah yang sudah sangat pucat dan tubuh yang melemas, Evelina merasa berkunang-kunang dan perutnya terasa sangat lapar. Saking laparnya, Evelina mulai merasa dunia di sekitarnya berputar. Dan tepat sebelum Evelina jatuh pingsan, sosok pria yang tampak mengkhawatirkannya muncul sambil berlari kencang ke arahnya. "Lyrius," gumam Evelina. Saat itu juga, Evelina kehilangan kesadarannya. Dan begitu ia membuka mata, ia sudah berada di sebuah kamar mewah dengan pelayan-pelayan berdiri di sekitarnya. Saat itu, nampak raut senang para pelayan menyambut siumannya Evelina kemudian salah satu di antara mereka terlihat buru-buru keluar dari kamar. Dengan tubuh yang masih terasa berat, Evelina pun mencoba bangun dari berbaringnya. "Ukhh! Kepalaku sakit sekali," ujar Evelina. "Grand Dhucess, silahkan makan dulu. Anda sekarang

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   26.

    Malam harinya saat william akan beristirahat di kamarnya, ia mendapat tamu tak diundang yang tiba-tiba muncul di balkonnya. "Siapa?!" ujar William yang dengan sigap memegang pedang di tangannya. "Aku Agam, orang yang menculik Grand Dhucess," ujar Agam yang tak tanggung-tanggung langsung memperkenalkan namanya. "Menculik siapa?!" tanya William dengan raut tercengang. "Ceraikan Grand Dhucess dan nikahi simpananmu itu Si*lan. Kalau kau membuat wanita baik-baik seperti Grand Dhucess tersiksa. Aku bersumpah akan membunuhmu lebih dulu baru Gundikmu yang penipu itu," ujar Agam yang membuat William sukses terkejut untuk yang ke dua kalinya. Setelah mengatakan apa yang ingin ia katakan, Agam berbalik pergi dan hendak melompat lewat balkon. Tepat sebelum Agam melompat ke bawah balkon, William sudah lebih dulu menodongkan pedangnya ke arah leher Agam guna menghentikannya. "Katakan padaku lebih banyak soal yang kau katakan tadi," ujar William. "Kenapa aku harus," sahut Agam dengan w

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   25. Liliana

    Beberapa hari telah berlalu sejak hilangnya Evelina di tokonya. Saat itu di mansion Northern, tidak ada seorang pun yang mengkhawatirkan Evelina kecuali pelayan yang selalu ada di sampingnya yaitu, Liliana. "Grand Duke! Tolong cari Grand Dhucess. Saya yakin tuduhan pelayan Nona Isbel tidak benar. Jika memang Grand Dhucess menculik Nona Isbel, lalu kemana dia pergi!" protes Liliana dengan segenap keberaniannya. "Mana ku tahu kemana Grand Dhucess mu pergi. Bisa saja dia melarikan diri setelah kedoknya ketahuan kan," sahut William dengan penuh kekesalan. "Grand Dhucess tidak mungkin melakukan hal serendah ini! Semua ini pasti hanya kebohongan pelayan itu!!" tunjuk Liliana ke arah Ema pelayan pribadi Isbel. Saat itu, dengan aktingnya yang sempurna Ema bertekuk lutut di depan William dengan bersimbah air mata. Sekali lagi ia menjual cerita sedihnya soal dirinya yang berhasil kabur tetapi tidak dengan Nona yang ia layani yaitu Isbel. "Hiks...hiks hamba pantas mati Grand Duke. Hamba pan

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   24. Diculik

    Keesokan harinya Isbel diam-diam keluar dari mansion setelah William pergi ke istana. Tujuan Isbel saat itu adalah, Guild pembunuh bayaran yang letaknya jauh dari pusat kota dan ada diantara gang-gang yang dihuni oleh para rakyat jelata yang terbuang. "Nona, bukankah ini berbahaya?" ujar Ema sambil memegang erat jubah yang dikenakan Isbel untuk menutupi dirinya. "Tenang saja. Aku dengar para Assassin disini melindungi klien mereka yang datang untuk bertransaksi dengan mereka," sahut Isbel. Saat itu seorang pengemis jalanan bangkit dari duduknya dan memegang jubah Isbel."Berikan uangmu Nona kaya, dilihat dari jubah mewah yang kau kenakan, kau pasti seorang bangsawan." "Ukh! Dia bau sekali," ujar Isbel sambil mengipas hidungnya. Marah karna Isbel mengatainya bau, pengemis itu langsung menarik kuat jubah Isbel sampai Isbel tertarik dan jatuh terduduk. Saat itulah pengemis tersebut mencekik Isbel. "Matilah kau!!! Perempuan kaya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status