Share

cemburu?

Author: Wrold tree
last update Last Updated: 2025-01-30 16:20:59

Keesokan paginya William melupakan apa yang ia bicarakan dengan Putri Evelina kemarin. Dan saat ini ia tengah bersiap-siap berangkat menuju rumah seorang Count yang menawarkannya untuk membeli hak atas pelabuhan Aswam.

"Aku akan pergi sekarang," Ujar William.

"Ya," Sahut Evelina dengan santai.

Melihat Evelina yang bahkan tidak melihat ke arahnya, William mendecak kesal. Setelah itu William berangkat bersama ajudannya ke kediaman Count Estel. Setibanya William di sana, Count Estel langsung keluar untuk menyambutnya. Yang berbeda hari itu adalah, ekspresi Count Estel yang tampak tidak enak.

"Ada apa denganmu Count, apa ada masalah?" Tanya William.

"Anu, begini Grand Duke. Kemarin ada seorang penguasa baru menawarkan bayaran tinggi untuk pelabuhan Aswam. Jadi kami.."

"Jadi kalian menjualnya padanya?" Potong William.

"Maafkan kami Grand Duke, anda tahu benar situasi saya sekarang sangat darurat dan membutuhkan uang secepat mungkin. Jadi, mau tidak mau saya menjualnya," Jelas Count dengan berkeringat dingin.

"Berapa yang orang itu tawarkan?"William mulai menyalakan cerutu untuk menahan rasa kesalnya.

"500 juta gold Grand Duke,"Jawab Count.

"Ha!! Dasar penguasa baru yang gila. Baiklah, karna aku tidak ada urusan lagi disini, kita langsun ke Istana, Morgan."

"Baik Grand Duke,"Sahut ajudan William yang bernama Morgan.

Setelah itu William naik kembali ke keretanya. Meski ia terlihat sangat tenang, aslinya ia sangat kesal karna Pelabuhan Aswan adalah pelabuhan yang sangat ia idamkan. Siapa sangka pelabuhan itu terlewat tepat di depan matanya.

"Grand Duke, ku dengar bisnis Nyonya melaju pesat akhir-akhir ini," Ujar Morgan.

"Ya lalu?"

"Bukankah itu kemajuan yang luar biasa. Pasti reputasi anda di dunia sosialita akan meningkat karna memiliki istri yang cakap,"Sanjung Morgan lagi.

"Um, baguslah jika dia tidak hanya menjadi boneka kayu,"Sahut William yang tampak tidak perduli.

Sesampainya William di Istana, ia disambut hangat oleh seorang wanita dengan rambut hitam gelap, pupil mata berwarna merah, serta memiliki wajah yang tampak imut.

"Yang mulia! Anda sudah datang!" Seru Wanita itu sembari melambai ke arah William.

"Isbel, bagaimana kabarmu hari ini?" Tanya William Sembari tersenyum hangat.

"Aku sangat merindukan anda Yang Mulia,"Wanita bernama Isbel itu mulai memeluk William.

"Isbel, bagaiman menurutmu jika kau datang ke utara sebagai rekan bisnis ku? Jika kau datang sebagai rekan bisnis dan menginap di mansionku. Kurasa Evelina yang bodoh itu tidak akan curiga sama sekali," Bujuk William.

"Tentu saja! Aku tidak keberatan Yang Mulia, selama aku bisa tetap bersama anda, tidak masalah bagiku jika harus bersaing langsung dengan Istri sah anda."

Mendengar jawaban manja dari selingkuhannya itu, William pun tersenyum senang.

Dalam batinnya ia mengatakan. "Lagi pula Evelina akan sibuk dengan kegagalan bisnisnya. Hanya karna mulai sedikit berhasil, Saat itu dia memilih perhiasan yang bahkan belum dilihat di pasar bangsawan. Dia juga memilih itu tanpa merundingkannya denganku terlebih dahulu. karna hal bodoh yang ia lakukan itu, Evelina pasti akan sibuk meratapi kerugiannya dan mengabaikan keberadaan Isbelku."

Sayangnya tak seperti dugaan

William, seminggu setelah kalung safir yang Evelina pilih diluncurkan, seketika itu juga kalung tersebut menjadi trend para Lady bangsawan. Mengetahui usaha Evelina ternyata membuahkan hasil, William ingin sekali mengucapkan selamat pada Evelina. Namun, mengingat harga dirinya yang sangat tinggi, William mengurungkan niatnya itu.

"Terserahlah! ini tidak seperti aku harus selalu menyanjungnya di setiap usahanya berhasil," Ujar William meyakinkan dirinya sendiri.

Keesokan harinya William melihat seorang pria muda yang belum pernah ia lihat di Utara, sedang berdiri dan berbincang dengan Evelina dengan begitu akrab. Merasa kesal di hatinya melihat Evelina tertawa riang dengan pria lain, William pun langsung menghampiri Evelina dan pria itu.

"Evelina! Siapa dia?" Tanya William.

"Perkenalkan Yang Mulia, ini adalah suamiku, Grand Duke William Northern."

"Senang bertemu denganmu Grand Duke. Aku Lyrius Xilion, Kaisar dari Kekaisaran barat. Aku datang kemari karna salah satu cabang yang ku operasikan di utara memberikan pesan tentang toko yang pelanggannya naik secara siginifikan."

"Ohh! Maafkan kelancangan saya Yang Mulia, saya belum pernah melihat anda terjun langsung ke lapangan. Jadi saya tidak tahu wajah anda. Sekali lagi mohon maafkan kelancangan saya," Ujar William.

"Tidak masalah," Sahut Kaisar Lyrius.

Meskipun William sudah mengetahui pria yang sedang bersama istrinya itu adalah seorang Kaisar yang datang untuk membicarakan pekerjaan. Tapi hatinya tidak kunjung tenang. dengan dalih mengawasi bisnis istrinya yang baru memulai karir, William pun menipu dirinya sendiri dengan mengatakan pada hatinya bahwa apa yang tengah ia lakukan saat ini semata-mata demi kesejahteraan wilayah Utara.

"Sampai kapan kau akan mengikuti kami William?" Tanya Evelina dengan dinginnya.

"Kenapa? Apa kau ingin berdu..."

Belum sempat William menyelesaikan perkataannya, ia sontak terdiam ketika Evelina meliriknya dengan tajam. Kesal karna Evelina seperti bersikap dingin kepada dirinya, William pun berbalik pergi dengan alasan ia ada pekerjaan yang harus diselesaikan.

"Apakah tidak apa-apa jika meninggalkan suamimu seperti itu Grand Duchess?" Tanya Kaisar Lyrius.

"Tidak masalah Yang Mulia, suamiku adalah tipe orang yang cepat melupakan segalanya. termasuk diriku."

Seolah kata Evelina memiliki makna tertentu, Kaisar Lyrius menatap sendu ke arah Evelina. Ingin rasanya Kaisar Lyrius menghibur Evelina, tetapi tidak pantas baginya untuk melakukan hal itu mengingat Evelina adalah seorang wanita bangsawan yang bersuami.

"Kurasa hanya sampai hari ini saja peninjauan pasarnya Yang Mulia, semoga perjalanan anda selamat sampai ke penginapan," Dengan Elegan Evelina membungkuk memberi salam.

"Terimakasih Grand Duchess. Menyenangkan bekerja sama denganmu, semoga kedepannya kau bekerja dengan lebih baik lagi dan usahamu semakin maju."

Setelah berpamitan dengan Kaisar Lyrius, Evelina berniat kembali ke mansion. sesampainya ia di sana, William sudah menunggunya dengan tatapan yang sangat dingin. Karna Evelina sudah biasa melihat cara suaminya menatap dirinya, Evelina pun hanya menghela nafas pelan kemudian berjalan santai ke arah suaminya itu.

"Apa kau sudah selesai berbicaranya ?" tanya William.

"Ya,"Jawab Evelina setenang mungkin.

"Apa perlu kau sendiri yang berbicara dengannya? Kau tinggal mengirim seorang bawahan untuk melakukan itu kan! Apa yang susah dari itu."

"Pertama! dia adalah Kaisar. Jika kita mengirim seorang bawahan untuk memandunya, utara kita akan di cap memiliki etiket yang jelek. Kedua, aku sedang ada dalam bisnis, dan sebagai pemilik utama bisnis, tentu aku harus menemui langsung klien besar yang bekerja sama denganku."

Seketika Grand Duke terdiam. Sebelumnya Evelina tidak pernah menjawabnya. Evelina selalu diam dan patuh setiap kali ia melontarkan kata-kata, baik itu pujian atau hinaan sekalipun.

"Evelina, kau berubah," Ujar William.

"Ya. Mungkin karna aku sudah terlalu lelah untuk terus bersikap sama, William."

Setelah itu Evelina berlalu pergi meninggalkan William yang tercengang. Saat William sadar Evelina baru saja pergi, dengan cepat William berbalik namun ia tidak lagi melihat sosok Evelina.

"hahh~ karna terlalu emosi, aku sampai lupa memberitahunya kalau besok aku ingin membawa Isbel kemari. Terserahlah, lagipula kenapa aku harus memperdulikan pendapatnya, " Ujar William.

Related chapters

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kecurigaan Lyrius

    Di siang hari saat Evelina akan berangkat menuju toko perhiasan karna ada urusan mendadak, ia melihat suaminya menggandeng tangan seorang wanita berambut hitam dan bermata merah. Seketika raut wajah Evelina yang tadinya panik berubah menjadi raut tercengang. "Kenapa wanita itu ada disini?" Batin Evelina.Melihat wajah tercengang Evelina, sudut bibir William sedikit terangkat. Ekspresi seperti itulah yang selama ini William harapkan muncul di wajah Evelina setelah berhari-hari ia hanya melihat ekspresi datarnya."Siapa dia?" Tanya Evlina."Isbel, dia adalah rekan kerjaku. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita di sini.""Kenapa kau membawanya kemari? Dia bisa tinggal di penginapan atau semacamnya. Utara kita ini penuh dengan penginapan bintang lima.""Ya, kau benar soal itu Evelina. Tapi Isbel tidak terbiasa hidup sendiri, dia butuh seseorang bersamanya.""Apakah itu artinya orangnya harus kamu William?"Seketika William tertegun mendengar apa yang baru saja dilontarkan oleh Eve

    Last Updated : 2025-01-30
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   Evelina Rossel

    Di sebuah kerajaan besar bernama Romagna, Evelina Rossel adalah putri satu-satunya kerajaan Romagna. Di suatu pesta dansa yang diadakan oleh kerajaan nya, Evelina bertemu dengan Grand Duke utara yang terlihat sangat tampan dengan rambut pirang dan mata hitam gelap yang sangat indah. melihat betapa tampan dan berkelasnya Grand Duke, sang putri pun seketika jatuh cinta."Ayah, aku menyukai pria yang di sana!" Tunjuk Evelina ke arah Grand Duke Utara."Hahha! Putriku memang memiliki mata yang bagus. Dia adalah Grand Duke dari utara, dia memiliki ribuan tentara tangguh dan memiliki kekayaan yang sangat banyak," Jelas sang raja yang tak lain ayah dari putri Evelina.Setelah mendengar penjelasan ayahnya tentang Grand Duke utara, sang putri semakin jatuh cinta. Karna tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya, sang putri langsung berdiri dari duduknya dan dengan berani ia menghampiri sang Grand Duke. Saat putri berdiri di depan Grand Duke, dengan anggun ia mengulurkan tangannya dengan penuh ke

    Last Updated : 2024-11-15
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kesempatan ke dua

    Brak!!!.Dengan kasar Grand Duke melempar tubuh putri Evelina ke atas kasur."Akh!" Pekik Evelina."Bukankah kau selama ini menanyakan kenapa aku tidak menyentuhmu?! akan ku jawab sekarang. Jadi dengarkan baik-baik!" Ujar Grand Duke dengan wajah kesal.Putri Evelina yang dilemparkan tadi mulai bangkit sembari menatap sendu ke arah suaminya itu. Melihat tatapan kesal suaminya yang selama ini selalu mengabaikannya, hati putri Evelina terasa tersayat berkali-kali."Kau menjijikkan! Aku menikahimu karna kau akan mendatangkan keuntungan untukku dan wilayahku. Caramu mendatangiku dan mengulurkan tangan mu waktu itu sangat memuakkan, kau pasti berpikir kau bisa memiliki segalanya kan!" Bentak Grand Duke sembari mendorong kening putri Evelina."Jadi anda menikahi saya demi mendapat keuntungan!" Seru Evelina sembari menepis tangan Grand Duke.."Kau wanita yang tidak menarik. ku akui cukup menyenangkan melihatmu mengejarku seperti orang bodoh. Tapi hanya itu daya tarik mu," Hina Grand Duke.Men

    Last Updated : 2024-12-21
  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   aku selalu salah

    Saat Grand Duke berpikir putri Evelina akan segera kembali seperti dirinya semula yang selalu memohon-mohon kasih sayang. Ternyata perkiraan nya salah. Bahkan setelah beberapa hari berlalu, sifat santai Evelina tidak berubah terhadapnya."Ada apa denganmu Evelina?" Tanya Grand Duke."Apa maksudmu William? Memang nya aku kenapa?" Tanya Evelina dengan santainya."Kau..." Grad Duke terdiam."Ya?"Karna merasa harga dirinya akan tercoreng jika ia menanyai istrinya. Grand Duke William mengurungkan niatnya untuk bertanya lagi, dan langsung tertidur dengan alasan lelah. Melihat suaminya tertidur sembari memunggungi dirinya, dari sudut bibirnya Evelina tersenyum kecut."Kenapa dulu aku tidak menyadari bahwa pria ini tidak mencintaiku," Batinnya.Keesokan paginya di waktu sarapan. Evelina meminta sesuatu yang sangat mengejutkan sang Grand Duke. Tepat sebelum Grand Duke berangkat ke istana, Evelina mengatakan bahwa ia ingin mengelola salah satu pertambangan yang diserahkan kerajaan Romagna seba

    Last Updated : 2024-12-22

Latest chapter

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kecurigaan Lyrius

    Di siang hari saat Evelina akan berangkat menuju toko perhiasan karna ada urusan mendadak, ia melihat suaminya menggandeng tangan seorang wanita berambut hitam dan bermata merah. Seketika raut wajah Evelina yang tadinya panik berubah menjadi raut tercengang. "Kenapa wanita itu ada disini?" Batin Evelina.Melihat wajah tercengang Evelina, sudut bibir William sedikit terangkat. Ekspresi seperti itulah yang selama ini William harapkan muncul di wajah Evelina setelah berhari-hari ia hanya melihat ekspresi datarnya."Siapa dia?" Tanya Evlina."Isbel, dia adalah rekan kerjaku. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita di sini.""Kenapa kau membawanya kemari? Dia bisa tinggal di penginapan atau semacamnya. Utara kita ini penuh dengan penginapan bintang lima.""Ya, kau benar soal itu Evelina. Tapi Isbel tidak terbiasa hidup sendiri, dia butuh seseorang bersamanya.""Apakah itu artinya orangnya harus kamu William?"Seketika William tertegun mendengar apa yang baru saja dilontarkan oleh Eve

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   cemburu?

    Keesokan paginya William melupakan apa yang ia bicarakan dengan Putri Evelina kemarin. Dan saat ini ia tengah bersiap-siap berangkat menuju rumah seorang Count yang menawarkannya untuk membeli hak atas pelabuhan Aswam. "Aku akan pergi sekarang," Ujar William. "Ya," Sahut Evelina dengan santai.Melihat Evelina yang bahkan tidak melihat ke arahnya, William mendecak kesal. Setelah itu William berangkat bersama ajudannya ke kediaman Count Estel. Setibanya William di sana, Count Estel langsung keluar untuk menyambutnya. Yang berbeda hari itu adalah, ekspresi Count Estel yang tampak tidak enak. "Ada apa denganmu Count, apa ada masalah?" Tanya William. "Anu, begini Grand Duke. Kemarin ada seorang penguasa baru menawarkan bayaran tinggi untuk pelabuhan Aswam. Jadi kami..""Jadi kalian menjualnya padanya?" Potong William. "Maafkan kami Grand Duke, anda tahu benar situasi saya sekarang sangat darurat dan membutuhkan uang secepat mungkin. Jadi, mau tidak mau saya menjualnya," Jelas Count d

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   aku selalu salah

    Saat Grand Duke berpikir putri Evelina akan segera kembali seperti dirinya semula yang selalu memohon-mohon kasih sayang. Ternyata perkiraan nya salah. Bahkan setelah beberapa hari berlalu, sifat santai Evelina tidak berubah terhadapnya."Ada apa denganmu Evelina?" Tanya Grand Duke."Apa maksudmu William? Memang nya aku kenapa?" Tanya Evelina dengan santainya."Kau..." Grad Duke terdiam."Ya?"Karna merasa harga dirinya akan tercoreng jika ia menanyai istrinya. Grand Duke William mengurungkan niatnya untuk bertanya lagi, dan langsung tertidur dengan alasan lelah. Melihat suaminya tertidur sembari memunggungi dirinya, dari sudut bibirnya Evelina tersenyum kecut."Kenapa dulu aku tidak menyadari bahwa pria ini tidak mencintaiku," Batinnya.Keesokan paginya di waktu sarapan. Evelina meminta sesuatu yang sangat mengejutkan sang Grand Duke. Tepat sebelum Grand Duke berangkat ke istana, Evelina mengatakan bahwa ia ingin mengelola salah satu pertambangan yang diserahkan kerajaan Romagna seba

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   kesempatan ke dua

    Brak!!!.Dengan kasar Grand Duke melempar tubuh putri Evelina ke atas kasur."Akh!" Pekik Evelina."Bukankah kau selama ini menanyakan kenapa aku tidak menyentuhmu?! akan ku jawab sekarang. Jadi dengarkan baik-baik!" Ujar Grand Duke dengan wajah kesal.Putri Evelina yang dilemparkan tadi mulai bangkit sembari menatap sendu ke arah suaminya itu. Melihat tatapan kesal suaminya yang selama ini selalu mengabaikannya, hati putri Evelina terasa tersayat berkali-kali."Kau menjijikkan! Aku menikahimu karna kau akan mendatangkan keuntungan untukku dan wilayahku. Caramu mendatangiku dan mengulurkan tangan mu waktu itu sangat memuakkan, kau pasti berpikir kau bisa memiliki segalanya kan!" Bentak Grand Duke sembari mendorong kening putri Evelina."Jadi anda menikahi saya demi mendapat keuntungan!" Seru Evelina sembari menepis tangan Grand Duke.."Kau wanita yang tidak menarik. ku akui cukup menyenangkan melihatmu mengejarku seperti orang bodoh. Tapi hanya itu daya tarik mu," Hina Grand Duke.Men

  • Air Mata Putri Tidak Untuk Pengkhianat   Evelina Rossel

    Di sebuah kerajaan besar bernama Romagna, Evelina Rossel adalah putri satu-satunya kerajaan Romagna. Di suatu pesta dansa yang diadakan oleh kerajaan nya, Evelina bertemu dengan Grand Duke utara yang terlihat sangat tampan dengan rambut pirang dan mata hitam gelap yang sangat indah. melihat betapa tampan dan berkelasnya Grand Duke, sang putri pun seketika jatuh cinta."Ayah, aku menyukai pria yang di sana!" Tunjuk Evelina ke arah Grand Duke Utara."Hahha! Putriku memang memiliki mata yang bagus. Dia adalah Grand Duke dari utara, dia memiliki ribuan tentara tangguh dan memiliki kekayaan yang sangat banyak," Jelas sang raja yang tak lain ayah dari putri Evelina.Setelah mendengar penjelasan ayahnya tentang Grand Duke utara, sang putri semakin jatuh cinta. Karna tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya, sang putri langsung berdiri dari duduknya dan dengan berani ia menghampiri sang Grand Duke. Saat putri berdiri di depan Grand Duke, dengan anggun ia mengulurkan tangannya dengan penuh ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status