"Zhao Yuan Shao si siluman besar yang menginginkan kematian, tapi enggan mengalami reinkarnasi demi menunggu sang kekasih. Penantiannya berakhir ketika sang kekasih terlahir kembali sebagai manusia fana yang punya takdir menjadi Dewi Gunung. Apapun rela dilakukan Zhao Yuan Shao agar sang kekasih bisa menjadi Dewi Gunung sepenuhnya. Hanya saja takdir keduanya menjadi bertentangan, sebab seorang Dewi Gunung tidak mungkin bersatu dengan siluman besar. Akankah Zhao Yuan Shao merelakan cinta dan pengorbanannya bertahun-tahun, atau dia akan mengorbankan dunia demi cintanya?"
View MoreMendengar rintihan Zhu Shen Mei dalam tidur, membuat hati pria siluman itu terasa sesak. Meski Zhu Shen Mei tidak akan ingat apa yang dia impikan dalam tidur. Tapi kesedihannya akan dirasakan sampai esok hari, dan Zhao Yuan Shao tidak menyukai itu.“Hou Qi,” lirih Zhu Shen Mi lagi, kali ini air mata mulai jatuh dari kelopak matanya yang indah. Zhao Yuan Shao bangkit dari duduknya dan dengan ragu-ragu mulai mendekati tempat tidur Zhu Shen Mei.Gadis itu menggeliat, wajahnya memucat, dahi berkeringat serta tangan yang menggenggam erat selimutnya. Bibirnya terus menggumam nama yang sama, nama Hou Qi siluman Zhao Yuan Shao. Namun Zhu Shen Mei memanggilnya dengan suara begitu pilu seakan memanggil dari masa ratusan tahun lalu.Zhao Yuan Shao menunduk, jantungnya berdetak pelan. Dia duduk di tepi ranjang, memandang wajah Zhu Shen Mei dalam-dalam, meski tidak menyentuhnya sama sekali.“Aku di sini, Shen Mei. Aku di sini bersama mu.”Zhu Shen Mei bergumam lirih, matanya tetap terpejam, tapi
Langit sudah gelap sempurna saat Zhao Yuan Shao, Zhao Yunshi, dan Zhu Shen Mei semakin masuk ke dalam desa. Mereka pun akhirnya memilih untuk beristirahat di kediaman Zhao, karena hanya tempat itu saja yang tidak tercemar oleh aura roh perantara.Zhao Yunshi masuk terlebih dahulu, seketika lentera-lentera yang ada di kediaman menyala dengan sendirinya. Sementara Zhu Shen Mei masih berdiri di halaamn kediaman sambil menatap jauh ke jalan berbatu yang baru saja mereka lewati.“Shen Mei, ada apa?” tanya Zhao Yuan Shao yang memang hendak menaiki tangga. Dai menoleh ketika tidak mendengar langkah kaki sang arsiparis mengekori dirinya.Zhu Shen Mei menoleh, lalu tersenyum hambar berusaha menyembunyikan rasa khawatir. “Tidak ada, ayo kita masuk!” ajaknya.Mereka pun masuk ke kediaman dengan Zhu Shen Mei yang terus mendorong Zhao Yuan Shao. Menghalangi pria siluman itu untuk melihat apa yang ada di luar kediaman.Zhao Yuan Shao menyalakan lentera gantung di ruang utama. Cahaya hangat menyeba
Setelah pertarungan usai dan kabut memudar, ketiganya duduk sejenak di beranda sebuah rumah kosong. Zhao Yunshi bersandar di tiang kayu, matanya terpejam, masih mengumpulkan kekuatan. Sementara itu, Zhu Shen Mei berdiri di halaman, membuka gulungan catatan roh miliknya, menulis cepat di permukaan kertas dengan kuas kecil yang mengeluarkan cahaya giok.“Kau mencatat pertarungan kita?” tanya Zhao Yuan Shao sambil mengikat kembali sarung pedangnya.Zhu Shen Mei menoleh sebentar. “Tidak. Aku menulis surat wasiat. Kalau nanti mati dibantai siluman, kau tahu di mana harta karun milik ku, iya kan?”Zhao Yuan Shao mengangguk mantap sembari bersidekap, berlagak serius. “Tentu. Di balik rak buku, di belakang lukisan burung bangau, tiga langkah ke kanan, lantai kayu keempat bisa dicungkil.”Zhu Shen Mei mematung, sangat terkejut dengan jawaban pria siluman itu. "Kau mengintip kamarku?” todongnya dengan mata terbelalak sempurna. “Bukan mengintip, tapi memastikan tempat persembunyian calon istri
Zhao Yuan Shao menatap sekeliling, lalu mengangkat tangannya pelan. Ia membentuk mudra, mengalirkan sedikit energi spiritual ke udara. "Ada resonansi.” Wajahnya menegang. “Sesuatu menyerap roh di sekitar sini. Perlahan... dan sangat hati-hati. Bahkan roh tanaman dan hewan tak terasa.” Zhao Yunshi menyipitkan mata. “Ini kerja siluman tingkat tinggi. Tapi aneh... kalau ini niat jahat, kenapa meninggalkan bangunan utuh? Kenapa tidak menghancurkan, membakar, atau mencemari?” Zhu Shen Mei menjawab perlahan, “Mungkin karena siluman ini tidak datang untuk menghancurkan… tapi untuk berdiam.” Mereka bertiga saling bertukar pandang. Sebuah pengertian tak terucapkan mulai tumbuh: apa pun yang mengambil alih desa ini, itu tidak sedang bersembunyi. Ia menunggu. Tiba-tiba, dari rumah tua di ujung jalan, terdengar suara pintu berderit. Zhao Yuan Shao langsung berdiri di depan Zhu Shen Mei, satu tangan terangkat membentuk perisai energi kecil di antara mereka. “Tetap di belakangku,” katanya da
Aroma obat herbal dan dupa pembersih masih samar tercium dari bangsal penyembuhan. Akan tetapi Zhao Yunshi sudah berdiri dengan anggun, rambut peraknya dikuncir separuh, jubah putih gadingnya berkibar pelan saat angin sore menerpa. Bekas luka serangan siluman wabah Hui telah hilang dari kulitnya, namun sisa-sisa kelelahan masih tampak di sorot matanya. Di sebelahnya, sang kakak, Zhao Yuan Shao, tampak lebih tenang dari biasanya, meski jelas tak sepenuhnya lega. Tubuhnya tegap dalam jubah penangkap siluman berwarna gelap, namun sorot mata itu—yang hanya muncul saat menatap adiknya—terlihat teduh, penuh perhatian. "Aku ingin kembali ke Desa Liuyang kak," ucap Zhao Yunshi dengan tenang. Meski ini juga terdengar sebagai permintaan yang mendadak. “Kau yakin ingin kembali sekarang?” tanya Zhao Yuan Shao, suaranya rendah namun mengandung nada khawatir. “Tubuhmu mungkin sudah pulih, tapi luka akibat siluman wabah Hui tak semudah itu untuk sembuh," imbuhnya. Zhao Yunshi menatap jau
Langit mulai gelap ketika suasana di biro penangkap siluman terasa lebih sunyi dari biasanya. Di serambi yang sama, Zhu Shen Mei dan Zhao Yuan Shao masih duduk berdua, namun kali ini tanpa candaan. “Kau melihatnya juga, kan?” suara Zhu Shen Mei terdengar pelan, tapi tegas. Zhao Yuan Shao mengangkat alis. “Maksudmu darah Zhang Fei?” Zhu Shen Mei mengangguk, sorot matanya tajam. “Itu bukan darah manusia biasa… bahkan bukan darah manusia sama sekali.” Zhao Yuan Shao mendecak, ekspresi wajahnya berubah serius. “Aku juga memperhatikannya. Luka di lengannya saat dia hendak memberikan darahnya untuk Bai Hu, darahnya menghitam terlalu cepat. Seperti… darah siluman.” Hening sesaat. Angin malam berhembus, membawa hawa dingin yang membuat bulu kuduk berdiri. “Kau yakin dia manusia?” tanya Zhu Shen Mei pelan. Zhao Yuan Shao menggertakkan giginya. “Zhang Fei sudah bertahun-tahun berada di biro. Jika dia bukan manusia, pasti seseorang sudah menyadarinya sejak dulu. Tapi…” “Tapi darahnya tid
Cahaya pagi yang hangat menembus jendela kamar Zhao Yunshi, menerangi ruangan dengan sinar lembut. Aroma ramuan herbal masih samar tercium, bercampur dengan udara pagi yang segar. Di atas dipan, Zhao Yunshi mulai membuka matanya perlahan. “Ah, kau akhirnya bangun juga,” suara akrab itu terdengar sebelum matanya benar-benar fokus. Zhao Yuan Shao duduk di kursi di samping tempat tidur, satu kakinya disilangkan dengan santai, sementara tangannya memegang cangkir teh. Tatapan hangat bercampur keisengan khasnya terpancar dari matanya. “Kak.” suara Zhao Yunshi masih serak, tapi lebih kuat dari sebelumnya. Ia mencoba bangkit, tapi Zhao Yuan Shao segera menahan bahunya dengan lembut. “Pelan-pelan. Kau belum sepenuhnya pulih.” Zhao Yunshi menghela napas dan mengangguk. “Aku merasa jauh lebih baik. Itu berarti… obatnya berhasil?” tanyanya. Zhao Yuan Shao mengangguk, tapi senyum di wajahnya sedikit meredup. “Ya, tapi bukan hanya karena akar bunga giok hitam dari Gunung Langfeng.” Z
Malam semakin larut, tapi Zhu Shen Mei belum juga tidur. Ia duduk di teras kamarnya, tubuhnya disandarkan pada tiang kayu, sementara tatapannya mengarah ke langit malam yang dipenuhi bintang. Angin berhembus lembut, menggoyangkan ujung jubahnya yang masih berdebu setelah perjalanan panjang ke Gunung Langfeng.Ia seharusnya merasa lega setelah Zhao Yunshi sadar. Tapi ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya—entah itu firasat buruk atau sekadar kelelahan yang menumpuk, ia tidak bisa membedakannya.Langkah kaki mendekat tanpa suara. Zhu Shen Mei tetap diam, mengira hanya hembusan angin atau mungkin seorang penjaga yang sedang berpatroli. Namun, suara familiar segera terdengar di belakangnya.“Kau tahu, biasanya orang akan tidur setelah perjalanan panjang dan melelahkan.”Zhao Yuan Shao muncul dari bayangan, berdiri dengan tangan bersedekap, menatapnya dengan senyum miring khasnya. Rambutnya sedikit berantakan, jelas menandakan bahwa ia baru saja bangun atau mungkin baru saja memastik
Perjalanan pulang ke Kota Changsa ditempuh dengan hati yang penuh kegembiaraan oleh Zhu Shen Mei dan kelegaan dihati Zhao Yuan Shao. Namun ketika memasuki bangunan biro penangkap siluman, kecemasan kembali merayapi hati perempuan anggun itu. Seketika tangannya jauh terasa lebih dingin dari sebelumnya.Zhao Yuan Shao yang memang menggenggam tangannya pun lekas menoleh, memperhatikan raut wajah Zhu Shen Mei yang jelas tengah khawatir.“Shen Mei, ada apa dengan mu?” tanyanya pelan sambil terus berjalan.“Aku… aku hanya takut.” Zhu Shen Mei menjawabnya jujur.“Takut, pada apa?”Zhu Shen Mei langsung berhenti, dia kemudian menoleh ruangan yang digunakan oleh Zhao Yunshi. Perempuan siluman harimau putih itu tengah terkulai lemas disana.“Zhao Yunshi, adik mu.” Ada jeda dalam kalimat Zhu Shen Mei, kali ini dia lebih pelan mengatakan kelanjutannya. “Aku takut tidak bisa membantu banyak dalam pengobatan adik mu,” imbuhnya.“Hei! Jangan mengatakan hal-hal seperti itu, kita sudah melakukan yang
“Lebih baik kau menyerah Hou Qi! Biarkan aku berhadapan langsung dengan Li Shan Niangniang!”Pria bertubuh tinggi dengan otot kekar dibeberapa bagian tubuhnya menatap garang pada Hou Qi. Siluman harimau merah itu sudah terluka parah. Ini adalah hari ke-sebelas pertempuran di Gunung Li.Sejak hari pertama penyerangan, Hou Qi sudah menjadi garda terdepan menjaga keamanan Gunung Li beserta hutan disekitarnya. Hou Qi rela mengorbankan banyak hal bukan semata-mata untuk gunung dan hutan saja, melainkan seseorang yang sangat dia cintai.“Kau tidak akan bisa menyentuh Li Shan Niangniang, walaupun seujung kuku! Gong gong, ini adalah pertarungan mu denganku,” balas Hou Qi yang bersusah-payah agar tetap berdiri tegap.Monster air itu justru tertawa mengejek Hou Qi. Dia tahu siluman harimau merah dihadapannya ini bisa melakukan apa saja demi Dewi Gunung Li, Li Shan Niangniang.“Ini bukan pertarungan ku denganmu Hou Qi, kau hanya pion kecil bagi Li Shan Niangniang dalam menjaga gunung. Jadi janga...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments