Beranda / Pendekar / The Shadow: Rahasia Abadi / BAB 1 PERTEMPURAN GUNUNG LI

Share

The Shadow: Rahasia Abadi
The Shadow: Rahasia Abadi
Penulis: Shofi Nur Hidayah

BAB 1 PERTEMPURAN GUNUNG LI

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 01:40:08

“Lebih baik kau menyerah Hou Qi! Biarkan aku berhadapan langsung dengan Li Shan Niangniang!”

Pria bertubuh tinggi dengan otot kekar dibeberapa bagian tubuhnya menatap garang pada Hou Qi. Siluman harimau merah itu sudah terluka parah. Ini adalah hari ke-sebelas pertempuran di Gunung Li.

Sejak hari pertama penyerangan, Hou Qi sudah menjadi garda terdepan menjaga keamanan Gunung Li beserta hutan disekitarnya. Hou Qi rela mengorbankan banyak hal bukan semata-mata untuk gunung dan hutan saja, melainkan seseorang yang sangat dia cintai.

“Kau tidak akan bisa menyentuh Li Shan Niangniang, walaupun seujung kuku! Gong gong, ini adalah pertarungan mu denganku,” balas Hou Qi yang bersusah-payah agar tetap berdiri tegap.

Monster air itu justru tertawa mengejek Hou Qi. Dia tahu siluman harimau merah dihadapannya ini bisa melakukan apa saja demi Dewi Gunung Li, Li Shan Niangniang.

“Ini bukan pertarungan ku denganmu Hou Qi, kau hanya pion kecil bagi Li Shan Niangniang dalam menjaga gunung. Jadi jangan menganggap dirimu penting,” ucap Gong gong secara sengaja mengacaukan pikiran Hou Qi.

Hou Qi tersenyum getir, dia menyeka ujung bibirnya yang terluka dengan punggung tangan. “Meskipun hanya pion kecil baginya, aku tetap tidak akan membiarkanmu menghancurkan gunung dan melukai Li Shan Niangniang!”

Setelah mengatakan itu pedang api Huo Jian miliknya mulai memancarkan cahaya merah darah. Hou Qi menyerang untuk kesekian kalinya, dia mengeluarkan jurus pamungkasnya ‘Harimau api’ untuk menyerang si monster air.

Gong gong menyilangkan kedua tangan didepan dada, membentuk perisai dengan cahaya yang menyilaukan mata. Disaat yang sama, monster air itu mengeluarkan pedang untuk membalas Hou Qi.

Pedang milik dua musuh bebuyutan saling berhadapan, menimbulkan bunyi berdentang yang keras. Hari ini cahaya matahari masih terik diatas kepala, tapi tidak membuat keduanya berhenti meski sejenak.

Gong gong menyerang balik, dan Hou Qi menahan serangan. Pedang mereka berkilauan diterpa terik matahari. Gong gong dan Hou Qi berputar-putar, saling menyerang dan membalas. Keduanya saling memiliki luka, darah yang entah milik siapa sudah berceceran di tanah.

Gong gong terkena serangan dari pedang api milik Hou Qi dan terjatuh, dia tersungkur. Pedang ditangan monster air itu terlempar, Hou Qi pun mendekat, siap memberikan serangan terakhir.

“Hari ini tamatlah riwayat mu Gong gong!” teriak Hou Qi dengan keras.

Gong gong justru memanfaatkan keadaan dengan menendang kaki Hou Qi. Keadaan berbalik hingga akhirnya Hou Qi yang kini berada di tanah meski pedang api masih ditangannya. Gong gong yang sudah berdiri mengambil alih pedang api Huo Jian untuk menyerang si siluman.

“Justru ini adalah hari terakhir mu Hou Qi!”

Dengan begitu Gong gong menyerang Hou Qi hingga terluka parah. Siluman harimau merah itu terluka dan tak berdaya, hanya karena darah siluman ditubuhnya dia masih memiliki kesadaran.

“Biadab kau Gong gong!”

Satu teriakan dari perempuan yang mati-matian Hou Qi jaga membuat sang musuh menolehkan kepala. Setelah berhasil membuat Hou Qi tak berdaya, dia melempar pedang api itu sembarang arah. Kini fokusnya tertuju pada Li Shan Niangniang yang menatapnya penuh amarah.

“Kau benar-benar seorang monster! Tidak cukup menghancurkan Gunung Li dan hutan. Kau malah membuat Hou Qi sekarat,” ucap Li Shan Niangniang dengan rahang yang mengeras.

“Ini adalah harga yang pantas dia terima sebagai rekan seorang Dewi Gunung. Siluman harimau merah memang sepantasnya berkorban apa saja demi sang Dewi, benarkan?” Gong gong justru mengejek. Dia tersenyum bangga atas kemenangannya mengalahkan siluman harimau merah.

“Siapapun yang melukainya akan merasakan hal yang sama. Termasuk kau Gong gong!” Li Shan Niangniang mengarahkan tombak ‘Lanhua Qiang’ miliknya.

Tombak itu secara langsung mengacung lurus dengan ujung tajam yang mengarah ke jantung Gong gong. Kilat kemarahan terlihat jelas di mata Li Shan Niangniang. Sang Dewi Gunung berlari ke arah musuh. Akan tetapi diatas tanah orang yang paling Li Shan Niangniang cintai sedang sekarat dan membutuhkan pertolongan.

Sang Dewi Gunung gamang, tapi dendam dihatinya begitu membara. Dia tetap bertekad menusuk mati Gong gong secepatnya.

“Li Shan Niangniang, hentikan! Kau bisa terluka,” lirih Hou Qi disisa kesadarannya.

Li Shan Niangniang mengabaikan peringatan Hou Qi. Sementara itu Gong gong malah tersenyum sinis melihatnya.

“Cinta siluman dan Dewi memang selalu menarik,” sindir monster air itu.

Pedang ditangan Gong gong berkilat hendak menusuk Li Shan Niangniang. Menggunakan kekuatan spiritual, pedang itu melesat jauh ke tubuh sang Dewi. Untung saja, gerakan Li Shan Niangniang sangat tangkas. Dia mengepalkan tangan kiri untuk menahan serangan dan membuat perisai dengan cepat.

Brak!

Pedang itu kembali ke arah Gong gong untuk menyerang, layaknya sebuah boomerang. Akan tetapi Gong gong sebagai pemilik lekas menguasainya. Disaat Gong gong lengah dan sibuk dengan senjatanya, Li Shan Niangniang membuat angin besar dengan guntur.

“Segeralah ke alam baka kau Gong gong!” teriak Li Shan Niangniang.

Seketika tubuh Gong gong terhempas ke belakang hingga tujuh meter jauhnya. Monster air itu terjerembab ke tanah, kemudian dari atas langit guntur dan petir meluncur begitu saja menghujani tubuhnya.

“Argh!” Gong gong mengerang keras, rasa sakit tak tertahankan dia rasakan.

Sekujur tubuhnya terasa panas terbakar, otot-otot tubuhnya juga melemah dan tak bisa bergerak. Gong gong benar-benar sekarat, seperti apa yang ingin Li Shan Niangniang lakukan padanya demi membalas rasa sakit Hou Qi.

“Seharusnya kau ingat Gong gong! Gunung Li adalah wilayah kekuasaan ku berserta apapun didalamnya, aku tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan atau menyentuh makhluk hidup Gunung Li!” Li Shan Niangniang menatap lurus ke arah Gong gong.

Monster air itu tak dapat bersuara, dia hanya bisa merintih kesakitan. Gong gong merasakan denyut jantung yang cepat dan napas yang terengah-engah. Di detik berikutnya, monster air itu menutup mata.

Sadar kalau musuhnya sudah teratasi, Li Shan Niangniang berlari ke arah Hou Qi yang tergeletak diatas tanah dengan luka parah di sekujur tubuhnya.

“Hou Qi, kau masih bisa bertahan? Ayo kita temui ayahku, dia pasti bisa menyelamatkan mu.” Li Shan Niangniang meraih tangan Hou Qi yang penuh dengan darah.

Hou Qi tersenyum getir, dia malah mengusap air mata yang jatuh di pipi mulus milik sang Dewi. “Tidak perlu, hari ini ku rasa adalah hari terakhir ku di dunia. Dewi, kau tak perlu repot-repot melakukan apapun untuk ku.”

“Dasar bodoh! Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak mudah mati? Apa kau lupa dengan janji mu yang akan melindungi ku juga Gunung Li?” Li Shan Niangniang menangis, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya yang mendalam.

“Kau tahu kalau usahamu pasti tidak ada gunanya. Meski kita bisa sampai ke tempat Dewa Langit Yu Huang dengan cepat, belum tentu dia sudi menolong ku.” Hou Qi berbicara tentang fakta.

Dewa Langit Yu Huang memang sangat bijak dan murah hati, tapi tidak dengan Hou Qi. Terutama setelah dia tahu kalau sang putri, Li Shan Niangniang saling mencintai dengan sang siluman harimau merah.

“Kita tidak akan tahu hasilnya jika tidak mencobanya. Kali ini kau harus diam dan patuh Hou Qi!” Li Shan Niangniang terisak-isak.

Dengan susah payah dia berusaha merengkuh tubuh Hou Qi yang sudah sangat lemah. Tangannya dengan cepat membuat gerakan untuk membuka segel, dia perlu portal untuk tiba ke Gunung Kunlun tempat Dewa Langit Yu Huang berada.

“Bertahanlah Hou Qi, aku berjanji akan menyelamatkan mu.” Li Shan Niangniang menatap sendu wajah Hou Qi.

Pria siluman itu hanya diam, ini adalah sisa kesadaran terakhirnya. Tubuhnya sudah mati rasa sejak tadi, darah dari luka yang menganga mengalir tanpa henti.

“Kau harus bisa menjaga Gunung Li dengan baik tanpa ku, Li Shan Niangniang.” Hou Qi bergumam lirih, disaat portal yang Li Shan Niangniang buat hendak terbuka.

“Tidak, Hou Qi!”

Teriakan penuh keputusasaan itu menggema di langit Gunung Li, disaat yang sama cahaya terang muncul begitu saja tanda portal telah terbuka.

Bab terkait

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 2 KESEPAKATAN DENGAN SILUMAN BESAR

    “Li Shan Niangniang, apa yang terjadi?” tanya Dewa Langit Yu Huang ketika melihat sang putri bersama dengan Hou Qi sudah tiba di Gunung Kunlun menggunakan portal.Li Shan Niangniang menoleh ke arah sang ayah, dia mengiba. Perempuan dengan darah dewa-dewi itu masih merengkuh tubuh Hou Qi yang terluka parah.“A-ayah, Gong gong telah menyerang Gunung Li dan Hou Qi telah berkorban demi melindungi ku. Kini dia terluka, jadi ku mohon ayah selamatkan dia.”Dewa Langit Yu Huang menatap datar ke arah siluman harimau merah yang tak berdaya dipangkuan putrinya. Lalu pandangannya tertuju pada Li Shan Niangniang yang masih menangis.“Jika aku menyelamatkan nyawanya apa kau bisa berjanji untuk tidak lagi mencintai siluman ini?” Dewa Langit Yu Huang justru membuat pertanyaan sulit.Li Shan Niangniang tersentak, apakah hal seperti itu masih harus diperdebatkan disaat genting seperti ini?“Ayah, saat ini ada nyawa seseorang yang harus ditolong. Kenapa malah membahas hal lain, ku mohon selamatkan saja

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 3 KEPUTUSAN SILUMAN BESAR

    Zhao Yunshi memang bersiap menebas leher Zhu Rong di detik itu juga. Akan tetapi tangannya ditahan oleh sang kakak, Zhao Yunshi menoleh sementara Zhao Yuan Shao menggeleng tidak memberikan izin.“Biarkan dia melanjutkan kalimatnya. Bai Hu, simpan kembali pedang Bing Jian-mu!” perintah Zhao Yuan Shao tegas.Mau tidak mau Zhao Yunshi menurut, dia menarik kembali pedang Bing Jian miliknya dan memasukkan kembali ke dalam sarung pedang. Meski begitu dia tetap menatap tajam ke arah Zhu Rong.“Jadi apa yang kau inginkan hingga nekad datang ke tempat tinggal para siluman besar?” tanya Zhao Yuan Shao yang sepenuhnya memfokuskan atensinya pada Zhu Rong.“Saya tahu ini lancang, tapi saya ingin meminta bantuan anda siluman besar Hou Qi untuk memecahkan kasus.”“Hah! Kau pikir siluman besar tidak memiliki hal berguna untuk dilakukan? Mengapa kakak harus membantu masalah mu,” tandas Zhao Yunshi tidak suka.Zhao Yuan Shao hanya bisa menghela nafas panjang, sang adik memang sangat protektif terhadap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 4 KEDATANGAN SANG SILUMAN

    Zhao Yuan Shao menghela nafas panjang, dia memilih untuk bertaruh kali ini. Siluman besar yang kini menggunakan wujud manusia itu membantu Zhu Rong berdiri. Setelahnya, siluman besar itu menatap tajam wajah Zhu Rong.“Baiklah! Aku akan membantu mu menyelamatkan nasib Biro Penangkap Siluman. Tapi jika nanti putri mu tidak terbukti sebagai reinkarnasi Dewi Gunung Li, maka aku akan berhenti membantu kalian.”Zhu Rong tersenyum gembira, dia membungkukkan badannya beberapa kali sebagai rasa terimakasih.“Terimakasih Tuan Siluman, anda sungguh sangat baik hati.”“Kalau begitu pergilah, besok aku akan datang ke Biro Penangkap Siluman.” Zhao Yuan Shao hanya menatap datar.Setelah itu dia berbalik badan dan meninggalkan Zhu Rong tanpa mengatakan apapun lagi. Melihat sang kakak pergi, Zhao Yunshi mengikuti langkah sang kakak. Sebelum pergi siluman harimau putih itu melirik tajam ke arah Zhu Rong yang sudah dia anggap sebagai pengganggu.—Kota Changsa, Hari ke-5, Bulan ke-8.—“Sampaikan pada Kom

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • The Shadow: Rahasia Abadi    Bab 5 PERJANJIAN MILITER

    Zhang Fei diam, dia mengeraskan rahangnya menahan diri ketika Zhu Rong selesai mengatakan kesepakatan yang dia buat dengan Zhao Yuan Shao. "Mulai hari ini Tuan Siluman besar akan berada di Biro Penangkap Siluman." Zhu Rong berkata hati-hati. "Tapi, apa yang akan kita katakan pada kekaisaran jika tahu kita bersekongkol dengan siluman. Tuan Zhu Rong, ku harap kau berpikir ulang untuk hal ini!" Zhang Fei masih saja geram dan tidak terima. Zhu Rong menghela nafas panjang, dia menoleh ke arah sang putri terlebih dahulu. Zhu Shen Mei diam, tapi jelas dia memiliki kekhawatiran. "Tidak akan ada yang tahu jika kita tidak membuka mulut dan membiarkan rahasia ini terdengar keluar," balasnya. Zhao Yuan Shao masih saja bersikap tenang, dia justru tidak menghiraukan percakapan Zhu Rong dan Zhang Fei. Pandangannya hanya tertuju pada Zhu Shen Mei yang berdiri dibelakang sang ayah. "Dia benar-benar sangat mirip dengan Li Shan Niangniang," batin Zhao Yuan Shao. "Tuan siluman besar j

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 6 PERMAINAN DIMULAI

    Zhao Yuan Shao mengangguk samar, dia tahu ke mana harus memulai penyelidikan. “Kalau begitu, kita bagi dua pasukan elite untuk melakukan penyelidikan agar lebih cepat.”“Kau akan memecah-belah pasukan dengan dalih seperti ini,” ketus Zhang Fei yang jelas keberatan.“Kalau begitu kau akan bertindak bagaimana Tuan Zhang? Bukannya kau terburu-buru untuk menyelesaikan kasus, aku hanya memikirkan cara untuk menghemat waktu. Apa masih tidak bagus juga?” Zhao Yuan Shao mengerutkan kening, tapi dia tidak marah.Sikap siluman besar itu sangat tenang, bahkan kadang tampak jenaka. Dia tidak pernah menanggapi serius ucapan dan sikap Zhang Fei yang jelas-jelas memusuhi dirinya.“Apa yang dikatakan oleh taun siluman sangat benar, kita bisa menghemat waktu untuk ini. Hanya saja akan menambah resiko keselamatan,” sambung Zhu Rong yang memang bersikap adil dan melihat kelebihan serta kekurangan dari usulan Zhao Yuan Shao.“Tidak akan terjadi masalah jika pasukan sangat kompak dan solid. Kalian harus

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 7 HARI PERTAMA PERJANJIAN MILITER

    Hari telah berganti di Kota Changsha, kabut tipis melayang di atas jalan berbatu, memeluk temaram lampu minyak yang masing menyala berkelap-kelip di sepanjang gang sempit. Tiga orang berjalan perlahan, langkah mereka bergema di keheningan.Kali ini proses investigasi mulai dilakukan, kelompok pertama yang dipimpin oleh Wang Jia’er sudah berjalan lebih dulu ke Lokasi kejadian perkara Dimana mayat pertama ditemukan.Zhao Yuan Shao, yang bertugas sebagai penyelidik utama, berhenti di depan rumah tempat kejadian perkara. Ia menghela napas panjang. “Mayat ditemukan di sini,” katanya, matanya menyapu sekitar. “Tak ada saksi, tak ada jejak darah, dan yang paling aneh, korban tersenyum.”Zhu Shen Mei dengan ekspresi malasnya, mendengus pelan. “Bisa saja dia bahagia sebelum mati.”Wang Jia’er, si bawel yang lebih sering menciptakan kekacauan ketimbang membantu, berjongkok dan memeriksa tanah. “Mungkin dia melihat wajahmu sebelum tewas, Zhu Shen Mei.”Zhu Shen Mei melirik Wang Jia’er dengan tat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 8 UJIAN SILUMAN HARIMAU PUTIH

    Kabut tebal menyelimuti Kota Changsa yang berada di lembah dan diapit beberapa pegunungan, menciptakan suasana mencekam yang seolah menjadi pertanda buruk. Suara angin berdesir di antara pepohonan.Zhu Shen Mei menggenggam erat kipas gioknya. Jubah hijaunya berkibar tertiup angin, dan tatapan matanya dingin namun penuh kewaspadaan. Sementara Wang Jia'er berdiri dengan dua bilah belati di tangannya, napasnya teratur namun sorot matanya penuh ketegangan."Manusia lemah seperti kalian tidak seharusnya menantang aku. Darah kalian hanya akan menodai pedang Bing Jian milik ku!” Zhao Yunshi berkata dengan nada meremehkan, terutama saat melihat Zhu Shen Mei.Zhu Shen Mei justru menyeringai sinis, “Kau terlalu percaya diri, untuk ukuran perempuan siluman. Dengar, aku tidak mengangkat senjata untuk kalah."Zhao Yunshi menggeram, cakar tajamnya mencakar udara. "Kau akan menyesal berkata begitu!"Tanpa peringatan, Zhao Yunshi melompat ke depan dengan kecepatan luar biasa. Cakarnya menyambar udara

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 9 PENYELIDIKAN PASUKAN ELITE

    PENYELIDIKAN PASUKAN ELITEDi pinggiran kota Changsa, malam turun dengan cepat, membiaskan cahaya lentera ke jalanan sempit yang dipenuhi kabut tipis. Empat orang berjalan perlahan di antara gang-gang gelap, menyusuri petunjuk yang mengarah pada pembunuhan misterius yang mengguncang kota. Padahal tim kedua pasukan elite berangkat sejak pagi untuk penyelidikan."Tubuh korban ditemukan di dekat sumur tua ini," ujar Zhang Fei dengan suara dingin, menatap ke dalam sumur yang menganga seperti mulut jurang. Matanya yang tajam menyapu setiap sudut, mencari petunjuk yang mungkin terlewat.Xiao Lanhua, yang selalu ceria meskipun situasi tegang, mengerutkan hidungnya. "Kenapa harus sumur tua? Kenapa tidak di tempat yang lebih terang? Orang jahat seharusnya mempertimbangkan kenyamanan kita juga."Wen Yize tertawa pendek. "Karena pembunuhnya bukan pemandu wisata, Lanhua."Lin Masha, yang tak kalah cerewet, melipat tangan di dada. "Tapi serius, aku merinding. Ini tempatnya terlalu gelap dan sunyi.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09

Bab terbaru

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 43 DALANG DIBALIK PEMBANTAIAN

    Zhao Yuan Shao masih bersikap santai, dia melwana para penjaga biro dengan seperempat kekuatannya saja. Tetapi kekacauan yang cukup besar berhasil terjadi. Banyak penjaga biro yang berkumpul disana, satu penjaga tumbang maka akan muncul yang kedua, tiga, dan seterusnya.“Yuan Shao hentikan, aku melihat Zhang Fei dan adik mu sudah keluar!” perintah Zhu Shen Mei yang juga ikut dalam keributan itu.Zhao Yuan Shao hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian dia sengaja membiarkan dirinya dikalahkan. Pria siluman itu menyerahkan diri untuk dihantam cukup keras oleh salah satu penjaga biro.“Zhao Yuan Shao!” pekik Zhu Shen Mei ketika melihat tubuh pria siluman itu terhuyung ke belakang.Dengan sigap Zhu Shen Mei menahan bobot tubuh pria itu dengan tangannya, meski bersusah payah tapi ini cukup untuk mengelabuhi semua orang.“Kau baik-baik saja?” tanya Zhu Shen Mei yang jelas-jelas khawatir. Dia tidak tahu kalau Zhao Yuan Shao-lah yang sengaja membuat dirinya sendiri dikalahkan dan terluka.“

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 42 MENCARI BARANG BUKTI

    Zhu Shen Mei mendecak, lalu membuka gerbang utama biro itu. "Baiklah, rencana kita tetap sama. Kita masuk, berpura-pura melakukan pemeriksaan rutin. Zhao Yunshi dan Zhang Fei akan mencari dokumen, sementara aku dan Zhao Yuan Shao akan mengalihkan perhatian mereka."Zhao Yuan Shao mengangkat alisnya. “Jadi kita bertugas sebagai pengganggu?”"Kau paling ahli dalam hal itu, kan?"Zhu Shen Mei malah balik bertanya dengan nada sinis dan mengejek. Zhao Yuan Shao mendengus kesal, rupanya Zhu Shen Mei bisa membuatnya naik darah dengan mudah. "Sungguh Nona Zhu, aku bingung harus tersanjung atau marah."Zhu Shen Mei mengabaikannya dan melangkah maju. "Ingat, kita tidak tahu seberapa besar keterlibatan 'Tuannya' Zhang Xuancheng di sini. Tapi kalau dugaan ku benar, ada kejahatan besar yang tersembunyi di dalam biro ini."Semua orang mengangguk, lalu mereka berjalan mendekati gerbang besar itu. Saat seorang penjaga biro menghentikan mereka, Zhu Shen Mei memasang senyum profesionalnya."Kami dari

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 41 Dijaga oleh Pria Siluman

    Matahari pagi mengintip dari balik jendela, sinarnya jatuh tepat di wajah Zhu Shen Mei yang masih terbaring. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, lalu mengerang pelan saat tubuhnya terasa sedikit pegal. Luka akibat mantra pembalik ilusi itu memang sudah membaik, tapi masih meninggalkan sedikit sensasi terbakar di tubuhnya. Setelah menarik napas dalam, Zhu Shen Mei bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar. Begitu membuka pintu, matanya langsung menangkap sosok yang tak terduga. Zhao Yuan Shao duduk di kursi, kepalanya bersandar ke sandaran, kedua lengannya terlipat di dada, dan tertidur cukup pulas. “Dia tidur di sini semalaman?” Zhu Shen Mei bergumam pelan, menaikkan sebelah alisnya. Dia berdiri diam sejenak, memperhatikan wajah pria siluman itu. Biasanya, dia selalu cerewet dan penuh godaan, tapi dalam tidur… dia terlihat lebih damai dengan nafas yang teratur. "Kalau dia selalu seperti ini, mungkin aku tidak akan sering ingin meninjunya," gumamnya sambil menyilan

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 40 KEHANGATAN SANG SILUMAN

    Langit malam terasa begitu sunyi, hanya diselingi suara gesekan dedaunan yang tertiup angin. Aroma bunga begonia samar-samar tercium, bercampur dengan wangi tanah yang masih lembap setelah pertarungan sengit mereka tadi.Zhu Shen Mei mencoba berdiri, tapi tubuhnya tidak mau bekerja sama. Rasa nyeri dari luka yang ditinggalkan mantra pembalik ilusi itu menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat lututnya terasa seakan tidak bertulang.Dia mengepalkan tangannya, mencoba menegakkan tubuh ketika Zhao Yuan Shao hendak memapahnya."Aku bisa berjalan sendiri," ucapnya lirih.Namun, sebelum dia sempat mengambil satu langkah pun, dunia di sekitarnya berputar. Zhao Yuan Shao bergerak secepat kilat. Dengan refleks seekor siluman, dia menangkap tubuh Zhu Shen Mei sebelum perempuan itu jatuh ke tanah."Astaga, perempuan keras kepala!" gumamnya dengan nada kesal, tapi ada sedikit kehangatan di dalamnya."Aku baik-baik saja," balas Zhu Shen Mei menggerutu, meski nada suaranya lemah.Zhao Yuan Shao mengang

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 39 DIBAWAH POHON BEGONIA

    Udara malam terasa sejuk, menyapu pelan kelopak-kelopak begonia yang berguguran dari dahan, menghampar lembut di tanah. Cahaya bulan meresap di antara dedaunan, menciptakan siluet yang indah namun sendu. Zhu Shen Mei duduk bersandar di batang pohon besar itu, kepalanya sedikit tertunduk, matanya menatap kosong ke telapak tangannya yang menggenggam sehelai daun.Langkah kaki ringan terdengar mendekat. Tanpa perlu menoleh, dia tahu siapa yang datang."Aku tahu kau akan datang," katanya tanpa ekspresi, meski ada nada lelah dalam suaranya.Zhao Yuan Shao berdiri di hadapannya, bersedekap dengan ekspresi santai seperti biasa. "Tentu saja. Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan melihat Zhu Shen Mei yang biasanya banyak bicara justru duduk termenung seperti ini. Keajaiban semacam ini jarang terjadi."Zhu Shen Mei mendengus, melemparkan tatapan malas ke arahnya. "Apa kau datang hanya untuk mengejekku?"Zhao Yuan Shao mengangkat bahu, lalu tanpa permisi, dia duduk di sampingnya, bersandar ke

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 38 MANTRA TERSEMBUNYI

    Angin malam berembus dingin, membawa aroma darah yang masih segar dari tubuh Zhang Xuancheng yang kini tak bernyawa. Zhu Shen Mei berdiri dengan tangan terlipat, matanya masih terpaku pada tubuh pria malang itu, sementara Zhang Fei mengepalkan tinjunya dengan rahang mengeras. Saat ini mereka semua sudah kembali ke biro penanhkap siluman.Zhao Yuan Shao dan Zhao Yunshi muncul dari bayangan, langkah mereka hampir tak bersuara. Keduanya membawa gulungan surat yang tadi mereka ambil dari ruang dokumen di kediaman Zhang Xuancheng siang tadi.“Zhao Yuan Shao, kau siang tadi menyebut nama Gong gong. Apa benar sihir yang kita rasakan di kediaman Zhang Xuancheng tadi adalah mantra pembalik ilusi?’’ todong Zhu Shen Mei saat melihat pria siluman dan adiknya itu masuk.Zhao Yuan Shao mengangguk membenarkan, dia ikut berdiri memperhatikan mayat Zhang Xuancheng. “Itu benar,’’ balasnya tenang.Zhang Fei menatap mereka dengan tajam. "Gong Gong? Kau bicara tentang monster air yang hidup dua belas ribu

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 37 PENGGUNA MANTRA PEMBALIK ILUSI

    Keributan di depan kediaman Zhang Xuancheng semakin memanas. Para penjaga telah bersiap dengan tangan di gagang pedang mereka, mata mereka tajam menatap Zhang Fei yang berdiri tegak, tak tergoyahkan. Di sisi lain, Zhu Shen Mei masih dengan santai bersandar pada tiang kayu gerbang, namun matanya terus mengamati gerak-gerik pria berjubah mewah yang tadi memperhatikannya.Di depan mereka, Zhang Xuancheng berdiri dengan wajah tegang, berusaha menjaga ketenangannya, tapi keringat tipis di dahinya tidak bisa berbohong."Aku tidak tahu apa yang kalian inginkan," katanya dengan suara berusaha terdengar tenang. "Tapi kalian telah melewati batas dengan membuat keributan seperti ini," imbuhnya.Zhang Fei menatap lurus ke arah pria itu, suaranya dingin dan tegas. Kemudian dengan langkah yang mantap, dia berjalan mendekat. Aura mengintimidasi langsung menguar dari dirinya, dan langsung menatap Zhang Xuancheng dengan tatatapan tajam."Batas sudah lama kau lewati, Zhang Xuancheng. Kami hanya ingin m

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 36 MENGUNGKAP PENGKHIANATAN

    Tanpa menunggu lebih lama, Zhang Fei melangkah ke depan dengan penuh keyakinan, tubuhnya tegap dan sorot matanya tajam. Begitu dia berada dalam jangkauan penjaga, suaranya bergema seperti petir di pagi yang tenang. sementara itu Zhao Yuan shao dan Zhao Yunshi mulai bergerak masuk ke kediaman Zhang Xuancheng."ZHANG XUANCHENG! KELUAR DAN HADAPI AKU!"Para penjaga langsung waspada, tangan mereka meraih gagang pedang. Salah satu dari mereka melangkah maju. "Siapa kau, berani membuat keributan di depan rumah ini?"Zhang Fei menyeringai tipis, tatapannya menusuk. "Seseorang yang menginginkan jawaban. Zhang Xuancheng punya hutang yang harus dia lunasi!"Beberapa penjaga mulai bergerak, terlihat siap menyerang kapan saja. Sementara itu, Zhu Shen Mei beraksi dengan caranya sendiri. Dia berjalan santai ke arah sebuah gerobak yang dipenuhi kendi-kendi arak, milik seorang pedagang tua yang sedang sibuk mengatur dagangannya. Dengan satu gerakan halus, dia menyenggol gerobak itu dengan kakinya.BR

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 35 MEMANCING KERIBUTAN

    Kota Changsa, hari ke-2, bulan ke-9.Zhang Fei melirik Zhu Shen Mei dan Zhao Yuan Shao bergantian, sebelum menghembuskan nafas berat. Cahaya matahari pagi menyusup lewat jendela-jendela besar, menerangi lantai batu yang dingin. Di aula utama, Zhu Shen Mei, Zhang Fei, dan Zhao Yuan Shao masih berdiskusi tentang rencana mereka untuk mendapatkan bukti pengkhianatan Zhang Xuancheng.“Ini akan lebih rumit dari yang kita pikirkan, dan kita tidak bisa bergerak hanya mengandalkan tiga orang.”“Kenapa? bukankah ini lebih efektif?” Zhu Shen Mei mengerutkan keningnya, tidak mengerti.“Shen Mei, kita berurusan dengan pemerintahan sekarang. Bukan kah kita juga memerlukan seseorang yang paham akan seluk beluk pemerintahan juga demi kelancaran misi?” Zhang Fei tampak lebih serius.Berbeda dengan Zhan Fei dan Zhu Shen Mei yang otot-otot wajahnya Sudha menegang, dan tampak garang. Zhao Yuan Shao malah bersikap santai, dia menyandarkan tubuhnya di pagar biro penangkap siluman.“Kenapa kalian para manus

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status