Hari telah berganti di Kota Changsha, kabut tipis melayang di atas jalan berbatu, memeluk temaram lampu minyak yang masing menyala berkelap-kelip di sepanjang gang sempit. Tiga orang berjalan perlahan, langkah mereka bergema di keheningan.Kali ini proses investigasi mulai dilakukan, kelompok pertama yang dipimpin oleh Wang Jia’er sudah berjalan lebih dulu ke Lokasi kejadian perkara Dimana mayat pertama ditemukan.Zhao Yuan Shao, yang bertugas sebagai penyelidik utama, berhenti di depan rumah tempat kejadian perkara. Ia menghela napas panjang. “Mayat ditemukan di sini,” katanya, matanya menyapu sekitar. “Tak ada saksi, tak ada jejak darah, dan yang paling aneh, korban tersenyum.”Zhu Shen Mei dengan ekspresi malasnya, mendengus pelan. “Bisa saja dia bahagia sebelum mati.”Wang Jia’er, si bawel yang lebih sering menciptakan kekacauan ketimbang membantu, berjongkok dan memeriksa tanah. “Mungkin dia melihat wajahmu sebelum tewas, Zhu Shen Mei.”Zhu Shen Mei melirik Wang Jia’er dengan tat
Kabut tebal menyelimuti Kota Changsa yang berada di lembah dan diapit beberapa pegunungan, menciptakan suasana mencekam yang seolah menjadi pertanda buruk. Suara angin berdesir di antara pepohonan.Zhu Shen Mei menggenggam erat kipas gioknya. Jubah hijaunya berkibar tertiup angin, dan tatapan matanya dingin namun penuh kewaspadaan. Sementara Wang Jia'er berdiri dengan dua bilah belati di tangannya, napasnya teratur namun sorot matanya penuh ketegangan."Manusia lemah seperti kalian tidak seharusnya menantang aku. Darah kalian hanya akan menodai pedang Bing Jian milik ku!” Zhao Yunshi berkata dengan nada meremehkan, terutama saat melihat Zhu Shen Mei.Zhu Shen Mei justru menyeringai sinis, “Kau terlalu percaya diri, untuk ukuran perempuan siluman. Dengar, aku tidak mengangkat senjata untuk kalah."Zhao Yunshi menggeram, cakar tajamnya mencakar udara. "Kau akan menyesal berkata begitu!"Tanpa peringatan, Zhao Yunshi melompat ke depan dengan kecepatan luar biasa. Cakarnya menyambar udara
PENYELIDIKAN PASUKAN ELITEDi pinggiran kota Changsa, malam turun dengan cepat, membiaskan cahaya lentera ke jalanan sempit yang dipenuhi kabut tipis. Empat orang berjalan perlahan di antara gang-gang gelap, menyusuri petunjuk yang mengarah pada pembunuhan misterius yang mengguncang kota. Padahal tim kedua pasukan elite berangkat sejak pagi untuk penyelidikan."Tubuh korban ditemukan di dekat sumur tua ini," ujar Zhang Fei dengan suara dingin, menatap ke dalam sumur yang menganga seperti mulut jurang. Matanya yang tajam menyapu setiap sudut, mencari petunjuk yang mungkin terlewat.Xiao Lanhua, yang selalu ceria meskipun situasi tegang, mengerutkan hidungnya. "Kenapa harus sumur tua? Kenapa tidak di tempat yang lebih terang? Orang jahat seharusnya mempertimbangkan kenyamanan kita juga."Wen Yize tertawa pendek. "Karena pembunuhnya bukan pemandu wisata, Lanhua."Lin Masha, yang tak kalah cerewet, melipat tangan di dada. "Tapi serius, aku merinding. Ini tempatnya terlalu gelap dan sunyi.
PERTARUNGAN DI HUTAN BAMBU“Kau sungguh tahu siapa pelakunya, nona siluman?” tanya Zhu Shen Mei memastikan. Dia tidak mau masuk kedalam perangkap siluman harimau putih itu.Zhao Yunshi mengangguk samar, tapi pandangannya tetap tertuju pada sosok bermata merah yang tampak mengawasi dibalik hutan bambu. Dia kemudian mengangkat tangan kanan sejajar dengan dagu.Matanya terpejam sejenak, lalu tiga jarinya terangkat. “Gerbang es, lindungi!” perempuan siluman itu membaca mantra.Seketika tembok es muncul dengan cepat melindungi mereka semua. Bahkan sampai menutup mereka, layaknya sebuah mangkok. Zhao Yuan Shao paham, adiknya tengah berusaha melindungi mereka berempat dari seseorang.“Siapa yang ada di balik gerbang es ini, Yunshi?” tanyanya pelan.Belum sempat menjawab, tapi kesempatan berbicara itu sudah lebih dulu dirampas oleh Wang Jia’er. “Tunggu! Apa maksudnya ini, apa kita tengah diawasi seseorang?” tanyanya tampak panik.“Apa pasukan departemen kehakiman ada ditempat ini?” tanya Zhu
Kabut Misterius di Hutan BambuTanpa peringatan, siluman pohon pagoda itu melesat ke depan, senjata rantai raksasanya menebas udara. Zhao Yuan Shao bergerak cepat, menangkis serangan dengan pedangnya, menciptakan percikan api saat besi bertemu. Zhu Shen Mei mengayunkan kipas besinya, menciptakan pusaran angin tajam yang menggores tubuh Sha Ren."Shen Mei, mundur! Biarkan aku yang menghadapinya!" Zhao Yuan Sho berkata tegas sembari menarik mundur lengan Zhu Shen Mei.Namun, Zhu Shen Mei tidak tinggal diam. Dengan lompatan lincah, ia melesat ke samping, mengayunkan kipasnya dengan kekuatan penuh, menciptakan semburan angin yang memotong dahan-dahan pohon di sekitarnya. Sha Ren meraung marah, lalu mengibaskan jubahnya ke arah Zhu Shen Mei."AWAS!" teriak Zhao Yuan Shao.Dengan kecepatan luar biasa, Zhao Yuan Shao menarik Zhu Shen Mei ke dalam pelukannya, tubuh mereka hampir bertabrakan. Nafas hangatnya terasa di telinga Zhu Shen Mei saat ia menatapnya dengan cemas."Kau tidak boleh terl
Perlindungan di Hutan BambuDi tengah hutan bambu yang sunyi, Zhao Yuan Shao, Zhu Shen Mei, Zhao Yunshi, dan Wang Jia'er berdiri dengan napas tertahan. Mereka baru saja menyadari bahwa siluman Pagoda Sha Ren yang mereka hadapi hanyalah proyeksi bayangan, bukan tubuh aslinya. Terutama saat tubuh Sha Ren berubah menjadi kepulan asap."Ini hanya ilusi," kata Zhao Yuan Shao, matanya menyipit menatap bayangan yang perlahan memudar.“Kau benar, jika Sha Ren yang kita hadapi adalah siluman yang asli pasti akan ada pil internal yang tertinggal di sini saat siluman itu mati.” Zhu Shen Mei mengiyakan, sambil memperhatikan bekas tanah Dimana Sha Ren terbunuh oleh serangan mereka berempat.Zhao Yunshi, dengan telinga harimau yang tajam, mendengar desiran halus di antara dedaunan bambu. "Dia ada di dekat sini," bisiknya.Zhu Shen Mei mengangguk, "Kita harus masuk lebih dalam ke hutan untuk menemukannya."Wang Jia'er menggenggam cakramnya lebih erat, meskipun dia kabur untuk bersembunyi tadi. "Mari
PERTARUNGAN SILUMAN PAGODAAngin di hutan bambu berhembus kencang, membawa aroma tanah basah dan getah pepohonan yang menyengat. Zhang Fei, Wen Yize, dan Xiao Lanhua tengah dalam perjalanan ketika suara dentuman keras menggema dari arah timur. Diikuti dengan pekikan nyaring dan derak kayu yang patah.Zhang Fei langsung menajamkan pendengarannya. "Ada yang bertarung!"Xiao Lanhua, yang kini tak lagi bisa melihat, menggenggam senjatanya erat. "Kita harus ke sana."Wen Yize dengan sigap memegang pergelangan Xiao Lanhua. "Aku akan menjagamu. Jangan ceroboh."Tanpa membuang waktu, mereka bertiga melesat menuju sumber suara. Begitu tiba, mereka mendapati medan pertempuran yang kacau.Di tengah kepulan debu dan batang-batang pohon yang tumbang, siluman pohon pagoda Sha Ren berdiri dengan akar-akar hitam yang menjalar liar, mencengkeram tanah dan mencoba membelit para pemburu siluman.Zhao Yuan Shao dan Zhao Yunshi, dua siluman harimau, tengah bertarung sengit melawan makhluk itu. Cakar merek
Di dalam Biro Penangkap Siluman Kota Changsa, suasana tegang masih terasa setelah pertempuran melawan siluman pohon pagoda Sha Ren. Aroma darah dan energi siluman yang tersisa masih mengambang di udara, tetapi para pemburu siluman kini lebih fokus pada penyembuhan dan pemulihan rekan-rekan mereka setelah mereka lekas pulang dari hutan bambu. Xiao Lanhua duduk diam di sebuah ruangan dengan mata kosong. Penglihatannya telah hilang sejak pertempuran itu, dan meskipun ia berusaha tegar, ketidakpastian tentang apakah ia akan pernah melihat lagi membuat hatinya berat. Di sisi lain ruangan, tubuh Lin Masha terbaring kaku. Jiwanya telah tercerai-berai akibat pengaruh siluman pohon pagoda yang merasukinya. Jika tidak segera ditarik kembali, ia akan benar-benar lenyap dari dunia ini. Zhao Yunshi menatap tubuh Lin Masha dengan mata yang berkilat tajam. Ia menoleh ke arah Zhao Yuan Shao, yang tengah berlutut di depan Xiao Lanhua. “Kakak, aku akan mengurus Lin Masha. Kau urus Xiao Lanhu
Zhao Yuan Shao masih bersikap santai, dia melwana para penjaga biro dengan seperempat kekuatannya saja. Tetapi kekacauan yang cukup besar berhasil terjadi. Banyak penjaga biro yang berkumpul disana, satu penjaga tumbang maka akan muncul yang kedua, tiga, dan seterusnya.“Yuan Shao hentikan, aku melihat Zhang Fei dan adik mu sudah keluar!” perintah Zhu Shen Mei yang juga ikut dalam keributan itu.Zhao Yuan Shao hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian dia sengaja membiarkan dirinya dikalahkan. Pria siluman itu menyerahkan diri untuk dihantam cukup keras oleh salah satu penjaga biro.“Zhao Yuan Shao!” pekik Zhu Shen Mei ketika melihat tubuh pria siluman itu terhuyung ke belakang.Dengan sigap Zhu Shen Mei menahan bobot tubuh pria itu dengan tangannya, meski bersusah payah tapi ini cukup untuk mengelabuhi semua orang.“Kau baik-baik saja?” tanya Zhu Shen Mei yang jelas-jelas khawatir. Dia tidak tahu kalau Zhao Yuan Shao-lah yang sengaja membuat dirinya sendiri dikalahkan dan terluka.“
Zhu Shen Mei mendecak, lalu membuka gerbang utama biro itu. "Baiklah, rencana kita tetap sama. Kita masuk, berpura-pura melakukan pemeriksaan rutin. Zhao Yunshi dan Zhang Fei akan mencari dokumen, sementara aku dan Zhao Yuan Shao akan mengalihkan perhatian mereka."Zhao Yuan Shao mengangkat alisnya. “Jadi kita bertugas sebagai pengganggu?”"Kau paling ahli dalam hal itu, kan?"Zhu Shen Mei malah balik bertanya dengan nada sinis dan mengejek. Zhao Yuan Shao mendengus kesal, rupanya Zhu Shen Mei bisa membuatnya naik darah dengan mudah. "Sungguh Nona Zhu, aku bingung harus tersanjung atau marah."Zhu Shen Mei mengabaikannya dan melangkah maju. "Ingat, kita tidak tahu seberapa besar keterlibatan 'Tuannya' Zhang Xuancheng di sini. Tapi kalau dugaan ku benar, ada kejahatan besar yang tersembunyi di dalam biro ini."Semua orang mengangguk, lalu mereka berjalan mendekati gerbang besar itu. Saat seorang penjaga biro menghentikan mereka, Zhu Shen Mei memasang senyum profesionalnya."Kami dari
Matahari pagi mengintip dari balik jendela, sinarnya jatuh tepat di wajah Zhu Shen Mei yang masih terbaring. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, lalu mengerang pelan saat tubuhnya terasa sedikit pegal. Luka akibat mantra pembalik ilusi itu memang sudah membaik, tapi masih meninggalkan sedikit sensasi terbakar di tubuhnya. Setelah menarik napas dalam, Zhu Shen Mei bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar. Begitu membuka pintu, matanya langsung menangkap sosok yang tak terduga. Zhao Yuan Shao duduk di kursi, kepalanya bersandar ke sandaran, kedua lengannya terlipat di dada, dan tertidur cukup pulas. “Dia tidur di sini semalaman?” Zhu Shen Mei bergumam pelan, menaikkan sebelah alisnya. Dia berdiri diam sejenak, memperhatikan wajah pria siluman itu. Biasanya, dia selalu cerewet dan penuh godaan, tapi dalam tidur… dia terlihat lebih damai dengan nafas yang teratur. "Kalau dia selalu seperti ini, mungkin aku tidak akan sering ingin meninjunya," gumamnya sambil menyilan
Langit malam terasa begitu sunyi, hanya diselingi suara gesekan dedaunan yang tertiup angin. Aroma bunga begonia samar-samar tercium, bercampur dengan wangi tanah yang masih lembap setelah pertarungan sengit mereka tadi.Zhu Shen Mei mencoba berdiri, tapi tubuhnya tidak mau bekerja sama. Rasa nyeri dari luka yang ditinggalkan mantra pembalik ilusi itu menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat lututnya terasa seakan tidak bertulang.Dia mengepalkan tangannya, mencoba menegakkan tubuh ketika Zhao Yuan Shao hendak memapahnya."Aku bisa berjalan sendiri," ucapnya lirih.Namun, sebelum dia sempat mengambil satu langkah pun, dunia di sekitarnya berputar. Zhao Yuan Shao bergerak secepat kilat. Dengan refleks seekor siluman, dia menangkap tubuh Zhu Shen Mei sebelum perempuan itu jatuh ke tanah."Astaga, perempuan keras kepala!" gumamnya dengan nada kesal, tapi ada sedikit kehangatan di dalamnya."Aku baik-baik saja," balas Zhu Shen Mei menggerutu, meski nada suaranya lemah.Zhao Yuan Shao mengang
Udara malam terasa sejuk, menyapu pelan kelopak-kelopak begonia yang berguguran dari dahan, menghampar lembut di tanah. Cahaya bulan meresap di antara dedaunan, menciptakan siluet yang indah namun sendu. Zhu Shen Mei duduk bersandar di batang pohon besar itu, kepalanya sedikit tertunduk, matanya menatap kosong ke telapak tangannya yang menggenggam sehelai daun.Langkah kaki ringan terdengar mendekat. Tanpa perlu menoleh, dia tahu siapa yang datang."Aku tahu kau akan datang," katanya tanpa ekspresi, meski ada nada lelah dalam suaranya.Zhao Yuan Shao berdiri di hadapannya, bersedekap dengan ekspresi santai seperti biasa. "Tentu saja. Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan melihat Zhu Shen Mei yang biasanya banyak bicara justru duduk termenung seperti ini. Keajaiban semacam ini jarang terjadi."Zhu Shen Mei mendengus, melemparkan tatapan malas ke arahnya. "Apa kau datang hanya untuk mengejekku?"Zhao Yuan Shao mengangkat bahu, lalu tanpa permisi, dia duduk di sampingnya, bersandar ke
Angin malam berembus dingin, membawa aroma darah yang masih segar dari tubuh Zhang Xuancheng yang kini tak bernyawa. Zhu Shen Mei berdiri dengan tangan terlipat, matanya masih terpaku pada tubuh pria malang itu, sementara Zhang Fei mengepalkan tinjunya dengan rahang mengeras. Saat ini mereka semua sudah kembali ke biro penanhkap siluman.Zhao Yuan Shao dan Zhao Yunshi muncul dari bayangan, langkah mereka hampir tak bersuara. Keduanya membawa gulungan surat yang tadi mereka ambil dari ruang dokumen di kediaman Zhang Xuancheng siang tadi.“Zhao Yuan Shao, kau siang tadi menyebut nama Gong gong. Apa benar sihir yang kita rasakan di kediaman Zhang Xuancheng tadi adalah mantra pembalik ilusi?’’ todong Zhu Shen Mei saat melihat pria siluman dan adiknya itu masuk.Zhao Yuan Shao mengangguk membenarkan, dia ikut berdiri memperhatikan mayat Zhang Xuancheng. “Itu benar,’’ balasnya tenang.Zhang Fei menatap mereka dengan tajam. "Gong Gong? Kau bicara tentang monster air yang hidup dua belas ribu
Keributan di depan kediaman Zhang Xuancheng semakin memanas. Para penjaga telah bersiap dengan tangan di gagang pedang mereka, mata mereka tajam menatap Zhang Fei yang berdiri tegak, tak tergoyahkan. Di sisi lain, Zhu Shen Mei masih dengan santai bersandar pada tiang kayu gerbang, namun matanya terus mengamati gerak-gerik pria berjubah mewah yang tadi memperhatikannya.Di depan mereka, Zhang Xuancheng berdiri dengan wajah tegang, berusaha menjaga ketenangannya, tapi keringat tipis di dahinya tidak bisa berbohong."Aku tidak tahu apa yang kalian inginkan," katanya dengan suara berusaha terdengar tenang. "Tapi kalian telah melewati batas dengan membuat keributan seperti ini," imbuhnya.Zhang Fei menatap lurus ke arah pria itu, suaranya dingin dan tegas. Kemudian dengan langkah yang mantap, dia berjalan mendekat. Aura mengintimidasi langsung menguar dari dirinya, dan langsung menatap Zhang Xuancheng dengan tatatapan tajam."Batas sudah lama kau lewati, Zhang Xuancheng. Kami hanya ingin m
Tanpa menunggu lebih lama, Zhang Fei melangkah ke depan dengan penuh keyakinan, tubuhnya tegap dan sorot matanya tajam. Begitu dia berada dalam jangkauan penjaga, suaranya bergema seperti petir di pagi yang tenang. sementara itu Zhao Yuan shao dan Zhao Yunshi mulai bergerak masuk ke kediaman Zhang Xuancheng."ZHANG XUANCHENG! KELUAR DAN HADAPI AKU!"Para penjaga langsung waspada, tangan mereka meraih gagang pedang. Salah satu dari mereka melangkah maju. "Siapa kau, berani membuat keributan di depan rumah ini?"Zhang Fei menyeringai tipis, tatapannya menusuk. "Seseorang yang menginginkan jawaban. Zhang Xuancheng punya hutang yang harus dia lunasi!"Beberapa penjaga mulai bergerak, terlihat siap menyerang kapan saja. Sementara itu, Zhu Shen Mei beraksi dengan caranya sendiri. Dia berjalan santai ke arah sebuah gerobak yang dipenuhi kendi-kendi arak, milik seorang pedagang tua yang sedang sibuk mengatur dagangannya. Dengan satu gerakan halus, dia menyenggol gerobak itu dengan kakinya.BR
Kota Changsa, hari ke-2, bulan ke-9.Zhang Fei melirik Zhu Shen Mei dan Zhao Yuan Shao bergantian, sebelum menghembuskan nafas berat. Cahaya matahari pagi menyusup lewat jendela-jendela besar, menerangi lantai batu yang dingin. Di aula utama, Zhu Shen Mei, Zhang Fei, dan Zhao Yuan Shao masih berdiskusi tentang rencana mereka untuk mendapatkan bukti pengkhianatan Zhang Xuancheng.“Ini akan lebih rumit dari yang kita pikirkan, dan kita tidak bisa bergerak hanya mengandalkan tiga orang.”“Kenapa? bukankah ini lebih efektif?” Zhu Shen Mei mengerutkan keningnya, tidak mengerti.“Shen Mei, kita berurusan dengan pemerintahan sekarang. Bukan kah kita juga memerlukan seseorang yang paham akan seluk beluk pemerintahan juga demi kelancaran misi?” Zhang Fei tampak lebih serius.Berbeda dengan Zhan Fei dan Zhu Shen Mei yang otot-otot wajahnya Sudha menegang, dan tampak garang. Zhao Yuan Shao malah bersikap santai, dia menyandarkan tubuhnya di pagar biro penangkap siluman.“Kenapa kalian para manus