Zhang Fei diam, dia mengeraskan rahangnya menahan diri ketika Zhu Rong selesai mengatakan kesepakatan yang dia buat dengan Zhao Yuan Shao.
"Mulai hari ini Tuan Siluman besar akan berada di Biro Penangkap Siluman." Zhu Rong berkata hati-hati. "Tapi, apa yang akan kita katakan pada kekaisaran jika tahu kita bersekongkol dengan siluman. Tuan Zhu Rong, ku harap kau berpikir ulang untuk hal ini!" Zhang Fei masih saja geram dan tidak terima. Zhu Rong menghela nafas panjang, dia menoleh ke arah sang putri terlebih dahulu. Zhu Shen Mei diam, tapi jelas dia memiliki kekhawatiran. "Tidak akan ada yang tahu jika kita tidak membuka mulut dan membiarkan rahasia ini terdengar keluar," balasnya. Zhao Yuan Shao masih saja bersikap tenang, dia justru tidak menghiraukan percakapan Zhu Rong dan Zhang Fei. Pandangannya hanya tertuju pada Zhu Shen Mei yang berdiri dibelakang sang ayah. "Dia benar-benar sangat mirip dengan Li Shan Niangniang," batin Zhao Yuan Shao. "Tuan siluman besar juga memiliki surat pengenal yang menjadi tanda identitasnya sebagai manusia dan rakyat kekaisaran. Kehadirannya tidak akan menjadi masalah bagi Biro Penangkap Siluman," imbuh Zhu Rong lagi, sembari menyerahkan gulungan kertas pada Zhang Fei. Pria dengan ikat kepala itu menerimanya dan membaca dengan terburu-buru. Benar saja, identitas Zhao Yuan Shao benar-benar tertulis dengan jelas sebagai rakyat kekaisaran. "Zhao Yuan Shao, umur 29 tahun, penduduk Desa Liuyang?" Zhang Fei menoleh ke arah Zhao Yuan Shao dan dibalas dengan senyuman mengejek. "Tidak ada yang perlu dibicarakan, keputusan ku sebagai Komandan Utama tidak bisa dibantah!" Zhu Rong menutup percakapan dan pergi. Pria itu masuk ke dalam bangunan utama biro Penangkap Siluman. Sementara itu Zhao Yuan Shao mengikutinya dari belakang, baru saja berjalan masuk beberapa langkah. Dari arah pintu masuk biro, datang beberapa orang dengan pakaian pasukan khusus lengkap dengan pedang ditangan mereka menyergap masuk ke dalam Biro Penangkap Siluman. "Tuan Zhu Rong!" Panggil salah satu orang dari pasukan tersebut. Zhu Rong menoleh, dia menatap datar ke arah para pasukan yang merupakan rival bagi Biro Penangkap Siluman. "Feng Quan, ada apa lagi kau dan pasukan Departemen Kehakiman datang ke Biro Penangkap Siluman?" tanyanya jengah. Pria bernama Feng Quan yang tidak lain adalah pemimpin pasukan Departemen Kehakiman itu pun maju beberapa langkah. kemudian salah satu anggota pasukan membawakan sebuah dokumen. "Kaisar ke-8 meminta agar kami membawakan surat perjanjian militer pada Biro Penangkap Siluman. Jika dalam waktu tujuh hari kalian tidak bisa menyelesaikan kasus kematian misterius Kota Changsa, maka biro Penangkap Siluman akan dibubarkan serta seluruh anggota biro akan dihukum mati." Feng Quan menjelaskan isi dari dokumen yang dibawa oleh pasukannya. Zhu Rong mengeraskan rahangnya, dia juga menahan agar tinjunya tidak melayang ke wajah Feng Quan yang tampak congkak didepannya. "Kaisar ke-8 tidak bisa memberi jangka waktu yang pendek seperti itu," balasnya. "Tentu saja bisa, karena ini adalah bagian dari kemurahan hatinya. Jika tidak biro Penangkap Siluman yang bobrok ini sudah hangus sejak kemarin," tandas Feng Quan. Zhu Rong tidak bisa lagi berkata-kata, disaat yang sama Zhang Fei hendak maju dan memberi peringatan. Tapi Zhu Rong lebih dulu menahan tangannya dan menggeleng cepat. "Kendalikan dirimu dan jangan berbuat gaduh!" Zhang Fei terdiam, dia hanya menatap nyalang ke arah pasukan Departemen Kehakiman. Sementara itu Feng Quan meyerahkan dokumen tersebut pada Zhu Rong. "Perlu setidaknya tiga orang memberikan cap jempol, sebagai tanda patuh pada perintah Kaisar ke-8." Feng Quan menatap satu persatu orang-orang di Biro Penangkap Siluman yang ada dihadapannya. Zhu Shen Mei yang ada disana segera maju, dia memberikan cap jempol miliknya sebagai tanda jaminan. Melihat keberanian Zhu Shen Mei, Zhang Fei pun tidak mau kalah. Ketika tangan Zhu Rong hendak menyentuh tinta merah yang dibawakan oleh pasukan khusus, Zhao Yuan Shao lebih dulu membubuhkan cap miliknya dengan darah sebagai tintanya. "Apa ini sudah cukup?" tanya Zhao Yuan Shao dengan tenang dan tatapan yang tajam ke arah Feng Quan. Mendapatkan tatapan mengintimidasi dari Zhao Yuan Shao, Feng Quan menarik dokumen perjanjian militer dengan kasar. "Di hari ke-tujuh, pastikan kalian sudah menyelesaikan kasus dan menyiapkan laporannya. Jika tidak, kepala anggota Biro Penangkap Siluman pasti tidak akan utuh lagi!" Feng Quan segera pergi dari biro diikuti oleh para pasukannya. Sepeninggal pasukan khusus Departemen Kehakiman, Zhu Rong terduduk lemas diatas lantai. Dia benar-benar terlihat menyedihkan dan frustasi. "Bagaimana kita akan menyelesaikan kasus ini dalam tujuh hari?" tanyanya benar-benar sangat frustasi dengan masalah didepan mata. "Ini mudah, aku bisa menyelesaikan kasus dalam waktu tiga hari." Zhao Yuan Shao berujar tenang dan sangat menyakinkan. Tidak ada kekhawatiran sama sekali di wajahnya. "Tidak akan semudah itu, hanya karena kau siluman besar bukan berarti semuanya bisa kau lakukan dengan benar dan cepat." Zhu Shen Mei membalas dengan nada yang dingin, entah mengapa dia tidak takut sama sekali dengan sosok siluman dihadapannya. Zhao Yuan Shao malah tersenyum manis, dia menatap wajah Zhu Shen Mei yang mirip dengan Li Shan Niangniang itu dengan tatapan yang lembut. "Akan sangat mudah jika kalian mau diajak bekerja sama," balasnya. "Kita akan diburu oleh waktu, pasukan Departemen Kehakiman pasti akan menghalangi jalan kita nanti." Zhu Shen Mei tetap tenang. "Lalu apa gunanya pasukan elit kalian? ku dengar Biro Penangkap Siluman memiliki pasukan elit yang memiliki kemampuan bela diri serta investigasi kasus dengan sangat baik. Mengapa takut hanya karena sebuah dokumen" Zhao Yuan Shao kini beralih pada Zhang Fei dan juga Zhu Rong. Zhang Fei mendecik, merasa dipermalukan oleh siluman besar. "Kau tidak tahu apa-apa tentang kami, jadi berhenti seenaknya menilai kami!" "Kalau begitu buktikan, cepat bersiap untuk membahas rencana penyelidikan kasus dan mulai investigasi dengan cepat. Kalian tidak mau mati sia-sia bukan?" Zhao Yuan Shao mengatakannya dengan nada yang datar. Tepat dimalam harinya, semua anggota pasukan elit Biro Penangkap Siluman sudah berkumpul diruang diskusi. Zhu Rong berdiri di ujung ruangan untuk memimpin diskusi malam ini. Sementara Zhao Yuan Shao dan anggota pasukan elit duduk di kursi masing-masing. "Kasus ini adalah kematian misterius dua keluarga dipinggiran Kota Changsa. Menurut laporan terakhir, tidak ada tanda kekerasan di lokasi kejadian. Juga tidak ada kerusakan yang terjadi, atau bahkan hilangnya barang berharga." Zhu Rong mulai menjelaskan kasus yang akan di investigasi. Zhao Yuan Shao memainkan gelas teh yang ada disampingnya, tampak tidak terlalu tertarik dengan penjelasan Zhu Rong. Tapi dialah orang pertama yang memberikan respon. "Kalau begitu bagaimana dengan kondisi mayatnya, apa ada yang bisa dijadikan petunjuk?" tanyanya, tanpa menoleh ke arah Zhu Rong sama sekali. "Kondisi mayat korban sangat normal, tidak ada tanda kekerasan. Tapi satu hal yang pasti, waktu pembunuhan terjadi pada jam yang sama!"Zhao Yuan Shao mengangguk samar, dia tahu ke mana harus memulai penyelidikan. “Kalau begitu, kita bagi dua pasukan elite untuk melakukan penyelidikan agar lebih cepat.”“Kau akan memecah-belah pasukan dengan dalih seperti ini,” ketus Zhang Fei yang jelas keberatan.“Kalau begitu kau akan bertindak bagaimana Tuan Zhang? Bukannya kau terburu-buru untuk menyelesaikan kasus, aku hanya memikirkan cara untuk menghemat waktu. Apa masih tidak bagus juga?” Zhao Yuan Shao mengerutkan kening, tapi dia tidak marah.Sikap siluman besar itu sangat tenang, bahkan kadang tampak jenaka. Dia tidak pernah menanggapi serius ucapan dan sikap Zhang Fei yang jelas-jelas memusuhi dirinya.“Apa yang dikatakan oleh taun siluman sangat benar, kita bisa menghemat waktu untuk ini. Hanya saja akan menambah resiko keselamatan,” sambung Zhu Rong yang memang bersikap adil dan melihat kelebihan serta kekurangan dari usulan Zhao Yuan Shao.“Tidak akan terjadi masalah jika pasukan sangat kompak dan solid. Kalian harus
Hari telah berganti di Kota Changsha, kabut tipis melayang di atas jalan berbatu, memeluk temaram lampu minyak yang masing menyala berkelap-kelip di sepanjang gang sempit. Tiga orang berjalan perlahan, langkah mereka bergema di keheningan.Kali ini proses investigasi mulai dilakukan, kelompok pertama yang dipimpin oleh Wang Jia’er sudah berjalan lebih dulu ke Lokasi kejadian perkara Dimana mayat pertama ditemukan.Zhao Yuan Shao, yang bertugas sebagai penyelidik utama, berhenti di depan rumah tempat kejadian perkara. Ia menghela napas panjang. “Mayat ditemukan di sini,” katanya, matanya menyapu sekitar. “Tak ada saksi, tak ada jejak darah, dan yang paling aneh, korban tersenyum.”Zhu Shen Mei dengan ekspresi malasnya, mendengus pelan. “Bisa saja dia bahagia sebelum mati.”Wang Jia’er, si bawel yang lebih sering menciptakan kekacauan ketimbang membantu, berjongkok dan memeriksa tanah. “Mungkin dia melihat wajahmu sebelum tewas, Zhu Shen Mei.”Zhu Shen Mei melirik Wang Jia’er dengan tat
Kabut tebal menyelimuti Kota Changsa yang berada di lembah dan diapit beberapa pegunungan, menciptakan suasana mencekam yang seolah menjadi pertanda buruk. Suara angin berdesir di antara pepohonan.Zhu Shen Mei menggenggam erat kipas gioknya. Jubah hijaunya berkibar tertiup angin, dan tatapan matanya dingin namun penuh kewaspadaan. Sementara Wang Jia'er berdiri dengan dua bilah belati di tangannya, napasnya teratur namun sorot matanya penuh ketegangan."Manusia lemah seperti kalian tidak seharusnya menantang aku. Darah kalian hanya akan menodai pedang Bing Jian milik ku!” Zhao Yunshi berkata dengan nada meremehkan, terutama saat melihat Zhu Shen Mei.Zhu Shen Mei justru menyeringai sinis, “Kau terlalu percaya diri, untuk ukuran perempuan siluman. Dengar, aku tidak mengangkat senjata untuk kalah."Zhao Yunshi menggeram, cakar tajamnya mencakar udara. "Kau akan menyesal berkata begitu!"Tanpa peringatan, Zhao Yunshi melompat ke depan dengan kecepatan luar biasa. Cakarnya menyambar udara
PENYELIDIKAN PASUKAN ELITEDi pinggiran kota Changsa, malam turun dengan cepat, membiaskan cahaya lentera ke jalanan sempit yang dipenuhi kabut tipis. Empat orang berjalan perlahan di antara gang-gang gelap, menyusuri petunjuk yang mengarah pada pembunuhan misterius yang mengguncang kota. Padahal tim kedua pasukan elite berangkat sejak pagi untuk penyelidikan."Tubuh korban ditemukan di dekat sumur tua ini," ujar Zhang Fei dengan suara dingin, menatap ke dalam sumur yang menganga seperti mulut jurang. Matanya yang tajam menyapu setiap sudut, mencari petunjuk yang mungkin terlewat.Xiao Lanhua, yang selalu ceria meskipun situasi tegang, mengerutkan hidungnya. "Kenapa harus sumur tua? Kenapa tidak di tempat yang lebih terang? Orang jahat seharusnya mempertimbangkan kenyamanan kita juga."Wen Yize tertawa pendek. "Karena pembunuhnya bukan pemandu wisata, Lanhua."Lin Masha, yang tak kalah cerewet, melipat tangan di dada. "Tapi serius, aku merinding. Ini tempatnya terlalu gelap dan sunyi.
PERTARUNGAN DI HUTAN BAMBU“Kau sungguh tahu siapa pelakunya, nona siluman?” tanya Zhu Shen Mei memastikan. Dia tidak mau masuk kedalam perangkap siluman harimau putih itu.Zhao Yunshi mengangguk samar, tapi pandangannya tetap tertuju pada sosok bermata merah yang tampak mengawasi dibalik hutan bambu. Dia kemudian mengangkat tangan kanan sejajar dengan dagu.Matanya terpejam sejenak, lalu tiga jarinya terangkat. “Gerbang es, lindungi!” perempuan siluman itu membaca mantra.Seketika tembok es muncul dengan cepat melindungi mereka semua. Bahkan sampai menutup mereka, layaknya sebuah mangkok. Zhao Yuan Shao paham, adiknya tengah berusaha melindungi mereka berempat dari seseorang.“Siapa yang ada di balik gerbang es ini, Yunshi?” tanyanya pelan.Belum sempat menjawab, tapi kesempatan berbicara itu sudah lebih dulu dirampas oleh Wang Jia’er. “Tunggu! Apa maksudnya ini, apa kita tengah diawasi seseorang?” tanyanya tampak panik.“Apa pasukan departemen kehakiman ada ditempat ini?” tanya Zhu
Kabut Misterius di Hutan BambuTanpa peringatan, siluman pohon pagoda itu melesat ke depan, senjata rantai raksasanya menebas udara. Zhao Yuan Shao bergerak cepat, menangkis serangan dengan pedangnya, menciptakan percikan api saat besi bertemu. Zhu Shen Mei mengayunkan kipas besinya, menciptakan pusaran angin tajam yang menggores tubuh Sha Ren."Shen Mei, mundur! Biarkan aku yang menghadapinya!" Zhao Yuan Sho berkata tegas sembari menarik mundur lengan Zhu Shen Mei.Namun, Zhu Shen Mei tidak tinggal diam. Dengan lompatan lincah, ia melesat ke samping, mengayunkan kipasnya dengan kekuatan penuh, menciptakan semburan angin yang memotong dahan-dahan pohon di sekitarnya. Sha Ren meraung marah, lalu mengibaskan jubahnya ke arah Zhu Shen Mei."AWAS!" teriak Zhao Yuan Shao.Dengan kecepatan luar biasa, Zhao Yuan Shao menarik Zhu Shen Mei ke dalam pelukannya, tubuh mereka hampir bertabrakan. Nafas hangatnya terasa di telinga Zhu Shen Mei saat ia menatapnya dengan cemas."Kau tidak boleh terl
Perlindungan di Hutan BambuDi tengah hutan bambu yang sunyi, Zhao Yuan Shao, Zhu Shen Mei, Zhao Yunshi, dan Wang Jia'er berdiri dengan napas tertahan. Mereka baru saja menyadari bahwa siluman Pagoda Sha Ren yang mereka hadapi hanyalah proyeksi bayangan, bukan tubuh aslinya. Terutama saat tubuh Sha Ren berubah menjadi kepulan asap."Ini hanya ilusi," kata Zhao Yuan Shao, matanya menyipit menatap bayangan yang perlahan memudar.“Kau benar, jika Sha Ren yang kita hadapi adalah siluman yang asli pasti akan ada pil internal yang tertinggal di sini saat siluman itu mati.” Zhu Shen Mei mengiyakan, sambil memperhatikan bekas tanah Dimana Sha Ren terbunuh oleh serangan mereka berempat.Zhao Yunshi, dengan telinga harimau yang tajam, mendengar desiran halus di antara dedaunan bambu. "Dia ada di dekat sini," bisiknya.Zhu Shen Mei mengangguk, "Kita harus masuk lebih dalam ke hutan untuk menemukannya."Wang Jia'er menggenggam cakramnya lebih erat, meskipun dia kabur untuk bersembunyi tadi. "Mari
PERTARUNGAN SILUMAN PAGODAAngin di hutan bambu berhembus kencang, membawa aroma tanah basah dan getah pepohonan yang menyengat. Zhang Fei, Wen Yize, dan Xiao Lanhua tengah dalam perjalanan ketika suara dentuman keras menggema dari arah timur. Diikuti dengan pekikan nyaring dan derak kayu yang patah.Zhang Fei langsung menajamkan pendengarannya. "Ada yang bertarung!"Xiao Lanhua, yang kini tak lagi bisa melihat, menggenggam senjatanya erat. "Kita harus ke sana."Wen Yize dengan sigap memegang pergelangan Xiao Lanhua. "Aku akan menjagamu. Jangan ceroboh."Tanpa membuang waktu, mereka bertiga melesat menuju sumber suara. Begitu tiba, mereka mendapati medan pertempuran yang kacau.Di tengah kepulan debu dan batang-batang pohon yang tumbang, siluman pohon pagoda Sha Ren berdiri dengan akar-akar hitam yang menjalar liar, mencengkeram tanah dan mencoba membelit para pemburu siluman.Zhao Yuan Shao dan Zhao Yunshi, dua siluman harimau, tengah bertarung sengit melawan makhluk itu. Cakar merek
Bahkan sebelum tengah hari, mereka bertiga sudah tiba di bagian utara Desa Liuyang yang sepi, tepatnya di kuil tua yang dimaksud oleh Zhao Yuan Shao. Kuil itu sudah sanat berdebu, tampaknya sudah ditinggalkan jauh sebelum para penduduk menghilang.“Kau yakin tempat ini pernah dijadikan tempat ritual penyeimbang aura?” tanya Zhao Yunshi pada sang kakak.Zhao Yuan Shao pun mengangguk, kemudian berdiri sejajar dengan sang adik. Pria siluman itu memandang ke arah pintu masuk kuil. “Aku ingat dulu ayah dan ibu pun ikut dalam ritual itu,” balasnnya.Kuil tua itu berdiri muram di bawah langit kelabu. Bangunannya sebagian sudah ditelan lumut, genting-gentingnya jatuh, dan di bagian barat aula doa, pohon beringin raksasa tumbuh menembus atap, akarnya menjalar seperti tangan makhluk purba yang tertidur. Angin yang bertiup dari arah utara membawa bau amis samar yang membuat bulu kuduk berdiri.Begitu mereka melangkah masuk ke aula utama, langkah mereka terhenti.“Ada darah,” lirih Zhu Shen Mei s
Ruang makan keluarga Zhao tak besar, namun nyaman. Dindingnya dihiasi lukisan tinta bergambar gunung bersalju dan harimau putih melompat di antara pinus—lukisan lama yang dibuat oleh ayah mereka bertahun-tahun lalu. Di tengah, sebuah meja kayu bundar telah ditata rapi dengan bubur panas, sayur asin, telur rebus, dan teh hangat.Zhao Yuan Shao duduk dengan santai, satu kaki dinaikkan ke lutut satunya. Ia sedang membagi telur rebus dengan sumpitnya—dan entah kenapa, telur itu malah terbang terpental ke piring Shen Mei.“Ups! Maaf tapi sepertinya itu tanda dari langit, mungkin.” Zhao Yuan Shao berlagak dramatis. “Tanda apa?” tanya Zhu Shen Mei dengan kening yang berkerut. “Itu artinya kau dan aku… sudah berjodoh sampai sebutir telur pun, langsung tertuju ke arah mu. Seluruh alam semesta tahu perasaanku.”Lagi-lagi Zhao Yuan Shao membual, tentu saja itu membuat Zhao Yunshi, yang duduk di sebelah kiri Zhu Shen Mei, menghela napas panjang.“Kau pasti melewatkan pelajaran logika sela
Mendengar rintihan Zhu Shen Mei dalam tidur, membuat hati pria siluman itu terasa sesak. Meski Zhu Shen Mei tidak akan ingat apa yang dia impikan dalam tidur. Tapi kesedihannya akan dirasakan sampai esok hari, dan Zhao Yuan Shao tidak menyukai itu.“Hou Qi,” lirih Zhu Shen Mi lagi, kali ini air mata mulai jatuh dari kelopak matanya yang indah. Zhao Yuan Shao bangkit dari duduknya dan dengan ragu-ragu mulai mendekati tempat tidur Zhu Shen Mei.Gadis itu menggeliat, wajahnya memucat, dahi berkeringat serta tangan yang menggenggam erat selimutnya. Bibirnya terus menggumam nama yang sama, nama Hou Qi siluman Zhao Yuan Shao. Namun Zhu Shen Mei memanggilnya dengan suara begitu pilu seakan memanggil dari masa ratusan tahun lalu.Zhao Yuan Shao menunduk, jantungnya berdetak pelan. Dia duduk di tepi ranjang, memandang wajah Zhu Shen Mei dalam-dalam, meski tidak menyentuhnya sama sekali.“Aku di sini, Shen Mei. Aku di sini bersama mu.”Zhu Shen Mei bergumam lirih, matanya tetap terpejam, tapi
Langit sudah gelap sempurna saat Zhao Yuan Shao, Zhao Yunshi, dan Zhu Shen Mei semakin masuk ke dalam desa. Mereka pun akhirnya memilih untuk beristirahat di kediaman Zhao, karena hanya tempat itu saja yang tidak tercemar oleh aura roh perantara.Zhao Yunshi masuk terlebih dahulu, seketika lentera-lentera yang ada di kediaman menyala dengan sendirinya. Sementara Zhu Shen Mei masih berdiri di halaamn kediaman sambil menatap jauh ke jalan berbatu yang baru saja mereka lewati.“Shen Mei, ada apa?” tanya Zhao Yuan Shao yang memang hendak menaiki tangga. Dai menoleh ketika tidak mendengar langkah kaki sang arsiparis mengekori dirinya.Zhu Shen Mei menoleh, lalu tersenyum hambar berusaha menyembunyikan rasa khawatir. “Tidak ada, ayo kita masuk!” ajaknya.Mereka pun masuk ke kediaman dengan Zhu Shen Mei yang terus mendorong Zhao Yuan Shao. Menghalangi pria siluman itu untuk melihat apa yang ada di luar kediaman.Zhao Yuan Shao menyalakan lentera gantung di ruang utama. Cahaya hangat menyeba
Setelah pertarungan usai dan kabut memudar, ketiganya duduk sejenak di beranda sebuah rumah kosong. Zhao Yunshi bersandar di tiang kayu, matanya terpejam, masih mengumpulkan kekuatan. Sementara itu, Zhu Shen Mei berdiri di halaman, membuka gulungan catatan roh miliknya, menulis cepat di permukaan kertas dengan kuas kecil yang mengeluarkan cahaya giok.“Kau mencatat pertarungan kita?” tanya Zhao Yuan Shao sambil mengikat kembali sarung pedangnya.Zhu Shen Mei menoleh sebentar. “Tidak. Aku menulis surat wasiat. Kalau nanti mati dibantai siluman, kau tahu di mana harta karun milik ku, iya kan?”Zhao Yuan Shao mengangguk mantap sembari bersidekap, berlagak serius. “Tentu. Di balik rak buku, di belakang lukisan burung bangau, tiga langkah ke kanan, lantai kayu keempat bisa dicungkil.”Zhu Shen Mei mematung, sangat terkejut dengan jawaban pria siluman itu. "Kau mengintip kamarku?” todongnya dengan mata terbelalak sempurna. “Bukan mengintip, tapi memastikan tempat persembunyian calon istri
Zhao Yuan Shao menatap sekeliling, lalu mengangkat tangannya pelan. Ia membentuk mudra, mengalirkan sedikit energi spiritual ke udara. "Ada resonansi.” Wajahnya menegang. “Sesuatu menyerap roh di sekitar sini. Perlahan... dan sangat hati-hati. Bahkan roh tanaman dan hewan tak terasa.” Zhao Yunshi menyipitkan mata. “Ini kerja siluman tingkat tinggi. Tapi aneh... kalau ini niat jahat, kenapa meninggalkan bangunan utuh? Kenapa tidak menghancurkan, membakar, atau mencemari?” Zhu Shen Mei menjawab perlahan, “Mungkin karena siluman ini tidak datang untuk menghancurkan… tapi untuk berdiam.” Mereka bertiga saling bertukar pandang. Sebuah pengertian tak terucapkan mulai tumbuh: apa pun yang mengambil alih desa ini, itu tidak sedang bersembunyi. Ia menunggu. Tiba-tiba, dari rumah tua di ujung jalan, terdengar suara pintu berderit. Zhao Yuan Shao langsung berdiri di depan Zhu Shen Mei, satu tangan terangkat membentuk perisai energi kecil di antara mereka. “Tetap di belakangku,” katanya da
Aroma obat herbal dan dupa pembersih masih samar tercium dari bangsal penyembuhan. Akan tetapi Zhao Yunshi sudah berdiri dengan anggun, rambut peraknya dikuncir separuh, jubah putih gadingnya berkibar pelan saat angin sore menerpa. Bekas luka serangan siluman wabah Hui telah hilang dari kulitnya, namun sisa-sisa kelelahan masih tampak di sorot matanya. Di sebelahnya, sang kakak, Zhao Yuan Shao, tampak lebih tenang dari biasanya, meski jelas tak sepenuhnya lega. Tubuhnya tegap dalam jubah penangkap siluman berwarna gelap, namun sorot mata itu—yang hanya muncul saat menatap adiknya—terlihat teduh, penuh perhatian. "Aku ingin kembali ke Desa Liuyang kak," ucap Zhao Yunshi dengan tenang. Meski ini juga terdengar sebagai permintaan yang mendadak. “Kau yakin ingin kembali sekarang?” tanya Zhao Yuan Shao, suaranya rendah namun mengandung nada khawatir. “Tubuhmu mungkin sudah pulih, tapi luka akibat siluman wabah Hui tak semudah itu untuk sembuh," imbuhnya. Zhao Yunshi menatap jau
Langit mulai gelap ketika suasana di biro penangkap siluman terasa lebih sunyi dari biasanya. Di serambi yang sama, Zhu Shen Mei dan Zhao Yuan Shao masih duduk berdua, namun kali ini tanpa candaan. “Kau melihatnya juga, kan?” suara Zhu Shen Mei terdengar pelan, tapi tegas. Zhao Yuan Shao mengangkat alis. “Maksudmu darah Zhang Fei?” Zhu Shen Mei mengangguk, sorot matanya tajam. “Itu bukan darah manusia biasa… bahkan bukan darah manusia sama sekali.” Zhao Yuan Shao mendecak, ekspresi wajahnya berubah serius. “Aku juga memperhatikannya. Luka di lengannya saat dia hendak memberikan darahnya untuk Bai Hu, darahnya menghitam terlalu cepat. Seperti… darah siluman.” Hening sesaat. Angin malam berhembus, membawa hawa dingin yang membuat bulu kuduk berdiri. “Kau yakin dia manusia?” tanya Zhu Shen Mei pelan. Zhao Yuan Shao menggertakkan giginya. “Zhang Fei sudah bertahun-tahun berada di biro. Jika dia bukan manusia, pasti seseorang sudah menyadarinya sejak dulu. Tapi…” “Tapi darahnya tid
Cahaya pagi yang hangat menembus jendela kamar Zhao Yunshi, menerangi ruangan dengan sinar lembut. Aroma ramuan herbal masih samar tercium, bercampur dengan udara pagi yang segar. Di atas dipan, Zhao Yunshi mulai membuka matanya perlahan. “Ah, kau akhirnya bangun juga,” suara akrab itu terdengar sebelum matanya benar-benar fokus. Zhao Yuan Shao duduk di kursi di samping tempat tidur, satu kakinya disilangkan dengan santai, sementara tangannya memegang cangkir teh. Tatapan hangat bercampur keisengan khasnya terpancar dari matanya. “Kak.” suara Zhao Yunshi masih serak, tapi lebih kuat dari sebelumnya. Ia mencoba bangkit, tapi Zhao Yuan Shao segera menahan bahunya dengan lembut. “Pelan-pelan. Kau belum sepenuhnya pulih.” Zhao Yunshi menghela napas dan mengangguk. “Aku merasa jauh lebih baik. Itu berarti… obatnya berhasil?” tanyanya. Zhao Yuan Shao mengangguk, tapi senyum di wajahnya sedikit meredup. “Ya, tapi bukan hanya karena akar bunga giok hitam dari Gunung Langfeng.” Z