Beberapa hari setelah Kaisar Song Renzong mengumumkan Pangeran Zhao Kong menjadi Putra Mahkota, guncangan besar terjadi di Ibukota. Pangeran Zhao Kong terbunuh. Sebelum kejadian tersebut terjadi, Pangeran Zhao Kong meminta bantuan Empat Pendekar Wangi untuk membawa tiga anaknya yang masih kecil, Zhao Shing (14 tahun), dan si kembar berbeda jenis, Zhao Ming dan Zhao Rong (5 tahun) pergi meninggalkan Bianjing. Tokoh utama dalam cerita ini adalah Zhao Shing, putra pertama Pangeran Mahkota Zhao Kong. Saat berusia empat tahun Zhao Shing atau Chiu Kang (nama samaran) terjatuh dari kereta kuda yang mematahkan tulang leher dan punggungnya sangat parah, sehingga dia hampir mati. Karena harus bertindah cepat demi menyelamatkan anaknya, Pangeran Zhao Kong terpaksa menyalurkan tenaga dalamnya agar Zhao Shing bisa bertahan hidup. Untuk menyambung tulang-tulang yang terpisah, Pangeran Zhao Kong setiap bulan menyalurkan tenaga dalamnya. Namun, beberapa tahun kemudian tubuh Zhao Shing tidak lagi dapat menahan besarnya tenaga dalam di tubuhnya, sehingga usianya diperkirakan tidak akan bertahan lama lagi. Bagaimana Zhao Shing akan mengatasi masalah yang menganggu tubuhnya itu? Apakah dia akan mati, atau malah menjadi seorang pendekar besar di dunia persilatan? Dan, mampukan dia mendapatkan haknya kembali sebagai pewaris takhta Kekaisaran Song yang sah?
Lihat lebih banyak“Kau harus jaga adik-adikmu,” ucap Pangeran Zhao Kong. “Sepertinya Ayah tak bisa menemanimu lagi.”
“Kenapa, Ayah?” tanya Zhao Shing.
“Ingat! Kau harus kuat dan tetap hidup. Apapun yang terjadi,” Pangeran Zhao Kong sengaja tidak menjawab pertanyaan anaknya. “Turuti perintah paman Empat Pendekar Wangi dan jaga adik-adikmu.” Mata Pangeran Zhao Kong mulai berbinar.
“Kenapa, Ayah? Apa karena Paman Pangeran Zhao You akan mencelakai Ayah?” kejarnya.
“Kau hanya perlu tetap hidup! Itu saja,” kata Pangeran Zhao Kong sembari memeluk anaknya. “Dan jaga adik-adikmu,” ucapnya dengan suara berat. Air mata mulai mengalir dari matanya.
Zhao Shing pun menangis kecil. “Aku mengerti, Ayah,” ujarnya di sela-sela tangisannya.
“Pengawal! Bawa pangeran ke kamarnya!” seru Pangeran Zhao Kong. Dia berbalik badan melepaskan pelukannya dan berjalan menjauh tanpa melihat Zhao Shing. Air matanya mengalir deras di pipinya. Hatinya tersayat sedih, tapi apalah daya, inilah yang terbaik bagi mereka.
Zhao Shing melihat punggung ayahnya dengan tangis tanpa suara. Meski baru berusia empat belas tahun, Zhao Shing memiliki kedewasaan di atas rata-rata.
Dia tahu betul kesulitan ayahnya, juga kasih sayangnya. Dia menangis tersedu-sedan memandang tubuh ayahnya yang perlahan menghilang. Dengan sisa tenaganya dia berteriak: “Ayaaah!!!”
****
Setelah Dinasti Tang jatuh pada tahun 907 M, terjadi pepercahan politik yang mematikan. Di era ini terdapat Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan yang secara bergantian menguasai pusat pemerintahan di Daratan Tengah China.
Peperangan terus berkobar tiada henti, rakyat menjadi sengsara. Kekuasaan ibarat pisau, semakin diasah akan semakin tajam hingga menimbulkan kebanggaan dan kesombongan.
Orang-orang yang berkuasa sejak zaman dulu selalu terkubang dalam dua watak; baik menghasilkan kemakmuran, jahat menambah penderitaan.
Alhasil, dalam kurun waktu 53-54 tahun (907-960 M) rakyat tidak mengenal kesejahteraan. Tapi langit memang baik hati, para dewa mendengar keluh kesah rakyat.
Pada tahun 960 berdirilah Dinasti Song, sekaligus mengakhiri zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan. Orang yang terbit menjadi pahlawan adalah Zhao Kuangyin, anak seorang pejabat militer, Zhao Hongyin.
Namun, kisah kali ini tidak sedang menceritakan kegemilangan Kaisar Song Taizu (Zhao Kuangyin) mendirikan Kekaisaran Song.
Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda yang baru terlahir enam puluh tahunan setelah masa hidup Kaisar Song Taizu. Ya, sudah bisa ditebak, dialah Zhao Shing, salah satu pangeran Dinasti Song.
****
Di pinggiran Ibukota Kekaisaran Song, Bianjing (Kaifeng). Rumah megah berpintu merah berdiri jumawa. Ukir-ukiran naga menambah angker kemegahan rumah itu.
Di depan pintu gerbang, ada beberapa puluh pengawal berjaga-jaga. Tubuh mereka tegap dan kuat. Sepertinya mereka adalah prajurit-prajurit pilihan yang memiliki kepandaian tidak sedikit.
Setiap hari rumah besar itu selalu dijaga ketat, apalagi letaknya jauh dari pusat kota. Dilihat dari struktur bangunannya yang kokoh; tembok beton, atap buatan dan gerbang utama yang besar, tampaknya rumah itu bukan kediaman orang sembarangan.
Keyakinan itu semakin kuat saat mengetahui di dalam rumah itu ada Empat Pendekar Wangi sedang duduk santai menikmati arak. Empat Pendekar Wangi dikenal di kalangan dunia persilatan karena kelihaian mereka memainkan pedang.
Jika dilihat dari gerakannya yang kadang cepat dan seketika lambat, jurus pedang mereka berasal dari luar perbatasan. Jurus pedang mereka terbilang unik, sangat berbeda dengan jurus pedang yang berasal dari Wuling, Mufu, Liangzi, ataupun Jingshan.
Empat Pendekar Wangi semakin tersohor saat berhasil mengalahkan Lima Pendekar Utara yang terkenal bengis. Pertarungan di Xingyuan yang berlangsung ketat itu telah menjadi buah bibir rakyat Xi Xia, bahkan dipentaskan dalam opera-opera mini di sana.
Tapi yang jadi persoalan, kenapa mereka berada di rumah besar itu? Empat Pendekar Wangi terkenal tidak pernah mau turut campur masalah kerajaan, apalagi yang bukan berasal dari wilayanya. Maka, itu sungguh mengherankan.
Pria berpakaian paling kelimis dengan wajah tampan tersenyum. Dia adalah kakak pertama dari empat bersaudara itu. Namanya adalah Bu Peng. Katanya: “Selama ini kita mengasingkan diri dari urusan kekaisaran, tapi kali ini tidak mungkin lagi mengelak.”
“Benar, mau tidak mau kita mesti terlibat,” kata Bu Liak, adik terakhir dari Empat Pendekar Wangi. Dia dikenal paling cerdas dalam bersikap.
“Ya, memanglah demikian adanya, mau tidak mau,” sambung saudara kedua, Bu Sengku.
“Aku kira inilah yang patut kita lakukan, Pangeran Ketiga adalah saudara angkat kita. Dia pun orang yang berbudi. Kita harus membantunya,” giliran Bu Huang, saudara ketiga dari Empat Pendekar Wangi.
Keempat jago persilatan yang sangat tersohor ini terlihat gugup. Mereka datang atas permintaan Pangeran Ketiga dari Kekaisaran Song, Zhao Kong. Empat Pendekar Wangi dan Pangeran Zhao Kong merupakan saudara angkat.
Pangeran Zhao Kong adalah putra Kaisar Song Renzong dari Selir Cao. Meskipun Zhao Kong seorang putra raja, dia lebih senang hidup mengembara di luar istana.
Sejak kecil dia sudah menyukai seni bela diri. Kegemaran itulah yang membuatnya gemar berkeliling mencari ahli silat dan belajar darinya.
Di usia yang terbilang muda, Pangeran Zhao Kong telah mencapai tingkat luar biasa dalam ilmu silat, meski belum setara dengan Delapan Raja Dunia Persilatan.
Di dunia persilatan dikenal istilah Delapan Raja Dunia Persilatan karena kemampuan mereka cenderung seimbang.
Mereka adalah Ketua Agung Sekte Istana Air, Xiao Bojing; Ketua Perguruan Wuling, Kong Kuanyin; Ketua Perguruan Mufu, He Jinhai; Ketua Perguruan Danau Liangzi, Jia Lihua; Ketua Lembah Naga Biru, Mu Long Bui; Kepala Kuil Qishi, Biksu Liu Sing Ming; Ketua Lembah Ular, Da Bolin, dan Ketua Sekte Hutan Batu yang telah lama menghilang, Fu Gang.
Di antara mereka, hanya Jia Lihua yang seorang perempuan, dan berusia paling muda.
Saat ini entah bagaimana Pangeran Zhao Kong harus bersikap, bahagia atau khawatir? Beberapa hari yang lalu, Kaisar Renzong, ayahnya, mengangkatnya sebagai Putra Mahkota. Dia yakin kakaknya, Zhao You tidak senang dan akan melakukan tindakan gila.
Pangeran Zhao Kong tahu betul watak keras saudara tuanya. Apalagi dia hanya anak seorang selir, sementara kakaknya putra permaesuri. Karena itulah, kemarin sore dia bersama tiga anaknya memilih meninggalkan istana dan pindah ke pinggiran kota.
Pangeran Zhao Kong sudah mencium bau tidak sedap. Bisa dikatakan dia sudah meyakini tindakan yang akan dilakukan kakaknya. Untuk memastikan takhta raja, kakaknya akan melakukan apapun, bahkan membunuh seluruh keluarga adiknya.
Hal yang paling mengganggu pikiran Pangeran Zhao Kong adalah keselamatan ketiga anaknya; Zhao Shing, Zhao Rong dan Zhao Ming.
Pangeran Zhao Sing sudah berusia empat belas tahun, sementara kedua adiknya masih berusia lima tahun. Mereka adalah kembar dengan kelamin berbeda, Zhao Rong perempuan dan Zhao Ming laki-laki.
Sementara ibu mereka, Putri Li Ming telah meninggal satu tahun yang lalu sebab penyakit misterius. Banyak yang percaya bahwa Putri Li Ming diracun oleh Permaesuri Yi Thing, ibu Pangeran Zhao You.
Pintu tergebrak, seorang pria tua berpakaian pelayan lari ke arah Empat Pendekar Wangi. Disusul tujuh pengawal yang berjaga di luar. Empat Pendekar Wangi dan para pelayan berdiri. Wajah mereka pias karena cemas. Mereka telah mengerti apa yang terjadi di luar.
Pelayan tua itu menjura dengan nafas tersengal-sengal, “Gawat, Tuan, orang-orang suruhan Pangeran Zhao You telah menggempur di depan!”
Lalu dia menanggapi perkataan mereka dengan mengucapkan:“Baiklah. Tapi Perkumpulan Pendekar Song merupakan sesuatu yang merdeka, tidak terikat dengan Kekaisaran seperti para tentara. Kalian mempunyai hak penuh untuk melakukan apa pun yang kalian suka, asalkan tidak melanggar hukum dan mengganggu kehidupan rakyat Song yang berjalan dengan damai. Di samping itu, Kekaisaran tidak akan ikut campur lebih jauh dengan tindakan maupun sikap yang diambil Perkumpulan, meskipun Kaisar Song adalah Ketua Perkumpulan. Selain itu perintah kaisar tidak mutlak harus dipatuhi jika bertentangan dengan asas keadilan, dan kalian diperbolehkan untuk melawan. Aku mengeluarkan keputusan ini, karena takut kelak anak atau cucu-cucuku ada yang bertindak semena-mena terhadap rakyat. Karena itu, aku menghendaki Perkumpulan Pendekar Song sebagai penyeimbang yang bisa menjadi penilai antara kebaikan dan kejahatan!”Kata-kata Kaisar Song Yingzong yang cukup panjang itu membuat semua orang terperangah, khususnya para
Air mata menetes deras di pipi Chiu Kang dan Zhao Rong.Kemudian Zhao Ming datang. Mereka bertiga akhirnya berpelukan dengan sangat erat, seperti orang tua yang lama tak bertemu anak-anaknya.Perasaan bahagia dan haru bercampur aduk di hati mereka. Setelah sekian lama terpisah, hidup dalam pelarian dan selalu bersembunyi, akhirnya mereka bisa bersama, memadu kasih dalam naungan rindu yang tak pernah berkarat.Kesedihan itu, benar-benar seumpama pelangi yang terpisah-pisah warnanya menjadi tujuh bagian dan tidak pernah kembali menyatu.Lalu tiba-tiba, di sebuah hari yang cerah, tujuh warna pelangi itu dapat kembali bersama, memberi keindahan yang tidak hanya dinantikan oleh manusia, tapi oleh dirinya sendiri.Orang-orang yang berada di sekitar mereka juga ikut menangis, terutama Jenderal Besar Li Guzhou dan orang-orang yang tahu betul kesukaran hidup yang pernah mereka bertiga alami.“Maafkan aku, Kakak,” bisik Zhao Rong lirih. “Hari itu aku telah berlaku kasar kepadamu,” tangis Zhao R
Yang Mingyu dan Wei Sun bergegas mengikat tangan dan kaki Pangeran Zhao You, Fu Gang dan Qi Renshu.“Bawa mereka ke depan ruang pertemuan,” perintahnya lagi.Di depan ruang pertemuan, meskipun sangat lebar, tapi memiliki atap yang dapat melindungi dari terik matahari. Atap itu dipenuhi tiang, memanjang sampai gerbang utama Istana Kaisar.“Liao akan menaklukkan kalian. Aku dengar mereka sudah melintasi Zhending,” ujar Pangeran Zhao You terbata-bata dengan darah kental di bibirnya. Meski dalam keadaan terluka parah, dia masih menampakkan kesombongannya.Chiu Kang tersenyum.“Kau tidak tahu apa-apa tentangku, sementara aku tahu semuanya tentangmu,” ujarnya.Dari samping ruang pertemuan, muncullah Zhao Bingwen, Zhao Nianzu, Zian Zhong dan beberapa tentara menyeret Zhao Ming, Zhao Rong, Tai Kun Lun dan beberapa orang lainnya.Chiu Kang melihat ke arah mereka dengan mata berkaca-kaca. Dia tak kuasa melihat darah memenuhi tubuh kedua adiknya.“Lepaskan Ayahku!” seru Zhao Bingwen. “Atau aku a
Qi Renshu menyaksikan pertarungan itu dengan mata berkaca-kaca. Dia senang masih ada orang yang berhasil menguasai jurus tertinggi gurunya.Setelah berhasil menghindari Tinju Pengendali Angin milik Chiu Kang, Pangeran Zhao You balik menyerang dengan jurus Naga Menghantam Bumi. Dia mengubah bentuk tangannya seperti cakar, dan terus berusaha mencabik-cabik tubuh Chiu Kang.Setiap kali cabikan cakarnya meleset, bangunan istana di bawah mereka hancur cukup parah. Tapi Chiu Kang berhasil menangkis dan menghindari semua serangan mematikan dari Pangeran Zhao You.Mereka terus bertarung tanpa henti. Jurus demi jurus digunakan, tapi belum juga menemukan pemenanganya.Chiu Kang berkali-kali menghantamkan pukulannya dengan hawa semesta, tapi Pangeran Zhao You mampu menghindari dan menahannya.Ini pertama kalinya Chiu Kang menghadapi lawan yang sangat sulit dikalahkan. Setiap jurus dan tenaga dalamnya seakan-akan selalu gagal mengenainya.Begitu pun sebaliknya, Pangeran Zhao You merasa tidak bisa
Namun, Chiu Kang tidak menggubris ejekan tersebut. Dia harus melakukan sesuatu untuk mengulur waktu, dan salah satu caranya adalah melompat-lompat ke seluruh tempat seperti monyet kelaparan.Di sisi lain, Pangeran Zhao You berbisik kepada Zian Zhong dan kedua putranya. Agaknya dia memerintahkan sesuatu kepada mereka, karena setelah itu mereka bertiga pergi ke belakang.Melihat saudara-saudaranya terlibat pertempuran, Pangeran Zhao You tidak bisa tinggal diam. Akhirnya dia menyerang Kong Kuanyin dan lainnya dengan hebat, apalagi lima ratus tentara pengamannya telah banyak yang meregang nyawa di tangan Qi Peizhi, Wang Jiang, Kong Kuanyin dan pendekar-pendekar lainnya.Pangeran itu mengamuk, menghantam siapa saja yang menjadi penghalang di jalannya.“Kakak Ketiga!” teriak Yang Mingyu setelah melihat Hong Chuntao muntah darah dan mati terkena pukulan Pangeran Zhao You.Gu Buchou dan Duan Fang You yang masih dalam keadaan lemah pun turut bertarung dengan hebat. Setelah tali yang melilit di
Pangeran Zhao You menuding Chiu Kang dengan mata merah karena marah.“Bunuh seluruh keluarga si brengsek itu!” perintahnya.“Ketua Kang, apa yang harus kita lakukan?” tanya Jian Jun, Ketua Perguruan Jingshan.Chiu Kang diam. Kemudian dia menatap Tie Butong dan orang-orang yang berada di bawah pengaruhnya dengan pekat.Sreeet... sreettt...Ikatan Tuan Chao, Nyonya Chao dan Chao Chengping terlepas seketika. Rupanya Tie Butoang, Kam bersaudara dan lainnya mengerti arti tatapan Chiu Kang.“Bawa mereka jauh-jauh dari sini!” teriak Chiu Kang sembari menerjang ke depan mencegah orang-orang Pangeran Zhao You mengejar mereka.Pangeran Zhao You marah.“Kalian telah mengkhianatiku! Bunuh mereka semua!”Liu Sing Ming dan Fu Gang langsung bergerak hendak menyerang Tie Butong, Kam bersaudara dan lainnya yang telah membebaskan keluarga angkat Chiu Kang.Namun, dengan sigap Chiu Kang menghalangi mereka berdua. Terjadilah pertarungan hebat.Fu Gang menghantamkan pukulan kanannya ke dada Chiu Kang, sem
Pangeran Zhao You marah. Dia berdiri dari tempat duduknya.“Aku akan mencincangmu jika sehelai rambut putraku hilang. Bawa mereka semua kemari!” perintahnya.Dari samping ruangan besar itu, para prajurit menyeret beberapa tahanan dengan tanpa belas kasihan.Melihat wajah para tahanan itu membuat wajah Chiu Kang memerah marah. Matanya berair karena alasan tertentu.“Ibu?” kata Chiu Kang dengan bibir bergetar.Wanita itu memandang Chiu Kang dengan mata basah. Wajah wanita itu dipenuhi dengan kotoran. Tubuhnya tercabik bekas cambuk besar mengenainya.“Kang-er?” gumam wanita itu pelan.Chiu Kang sangat marah melihat keadaan Nyonya Chao yang sangat buruk dan dipenuhi luka.“Kalian salah! Dia bukan anakku!” teriak Nyonya Chao.Kemudian Chiu Kang mengalihkan pandangannya. Dia melihat laki-laki tua dengan keadaan jauh lebih mengenaskan dari Nyonya Chao. Di samping laki-laki itu ada seorang gadis muda dengan tatap yang tak henti-henti memandang wajah Chiu Kang.“Ayah? Adik?” gumamnya dengan bi
“Aku juga ingin Ketua Kong, Ketua He, Ketua Jia, Ketua Jun, Ketua Bojing dan beberapa pendekar yang bersedia untuk mengikutiku menyerang Istana Kaisar,” kata Chiu Kang. “Dan jangan lupa, bawa kedua putra Pangeran Zhao Yaou juga,” lanjutnya.“Apakah kita akan langsung menyerang istana Kaisar sekarang?” tanya Kong Kuanyin.Chiu Kang menggeleng.“Tidak. Kita harus menunggu satu dari tiga pintu gerbang Benteng Bianjing terbuka.”Selain mereka, para ketua seperti Ong Fei Yin, Ye Tao, Cao Ehuang, Lin Qiao, Lin Yao, Shu Shaiming, dan beberapa lainnya bertugas memimpin para pendekar menghancurkan pintu gerbang Benteng Bianjing.Sementara Heng Tingfeng dan Quan Shirong diberi tugas khusus untuk memimpin para pendekar membuka pintu gerbang Benteng Selatan oleh Chiu Kang.“Kita harus menunggu sekarang,” ujar Chiu Kang dengan kedua tangan mengepal.Pemuda itu memandang langit yang biru laut di atas sana. Dia terdiam dengan wajah dipenuhi keringat cemas. Bagaimana pun juga, rasa takut sangat kuat
“Kalian berdua tunggu di sini, aku akan menyelinap keluar Bianjing,” ujar Kaisar Song Yingzong.“Bukankah itu terlalu berbahaya, Yang Mulia?” tanya Yang Mingyu.“Kalian tak usah khawatir, aku tahu apa yang sedang kulakukan,” kata Kaisar Song Yingzong. “Kalian berdua tunggulah di sini, aku akan segera kembali,” lanjutnya.Kedua jenderal muda itu berlutut dan menganggukkan kepalanya.“Semoga Yang Mulia Kaisar panjang umur,” ucap mereka bersamaan.Gelapnya malam sedikit memberi ruang bagi Chiu Kang untuk keluar dari Bianjing. Saat membawa kakeknya, Kaisar Song Renzong ke Daming, dia diberitahu bahwa ada sebuah jalur rahasia dari dalam istana untuk keluar benteng tanpa diketahui.Jalur itu hanya cukup untuk satu orang, karena luasnya yang tidak besar. Jalur itu berada di bawah tanah, semacam gua buatan yang khusus dibuat untuk keselamatan Kaisar jika ada bahaya.Chiu Kang menyelinap memasuki Istana Kaisar yang besar. Dia melihat para penjaga sedang berdiri siaga, ada juga yang mondar-mand
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen