Kinanti Puspita merasa kecewa dengan sikap suaminya serta, Ibu mertua yang suka seenaknya bertindak. Dia sudah tidak tahan lagi mendengar cemoohan, hinaan dari Ibu mertua serta, adik Iparnya. Apalagi, Revan tidak pernah mempercayai dirinya dan selalu salah di mata mereka. Mereka suka bertindak seenaknya karena derajatnya jauh lebih tinggi dari kinnan. Kinan pun suka di ejek wanita tidak tau asa usul keturunannya dan suka menyusahkan mereka. Satu kejadian membuat Kinanti merasa sakit hati oleh suaminya karena telah berselingkuh, apalagi dia telah menghamili wanita itu. Revan meminta agar Kinan mau menerima Ica sebagai istri keduanya. #Akankah Kinan mau menerima Ica sebagai istri kedua? Bagaimana jika mereka tau, kalau sebenarnya Kinanti adalah wanita keturunan ningrat yang ternyata selama ini menyembunyikan indentitasnya? Penasarankan? Yuk, baca ceritanya disini.
Lihat lebih banyakKinan yang kini berada di dalam kamar, langsung mengambil sebuah koper. Dia tidak sudi lagi harus tinggal bersama suaminya serta, sang mertua yang toxic itu. Dia memilih untuk pergi. Kinan segera mengambil baju miliknya kemudian, di masukan ke dalam koper tersebut. 'Lebih baik aku pergi dari sini, dari pada terus-terusan orang menyakiti aku dan tidak menghargai aku. Mungkin, ini jalan terbaik harus mengakhiri semuanya,' gumam Kinan. Wanita cantik itu mencoba mengikhlaskan apa yang terjadi pada dirinya. Mungkin, ini akan jadi pelajaran buat dirinya agar selalu tidak gegabah memilih pasangan. #Revan kini sudah sampai di rumah. Dia terburu-buru ke dalam karena ingin menemui istrinya. Dia menatap wanita paruh baya yang kini sedang duduk di sofa yang berada di ruang tamu. "Bu, apakah Kinan ada disini?" tanya Revan menatap wanita paruh baya itu. "Ada, dia pergi ke kamar, sih," jawab wanita paruh baya itu. "Oke, makasih, Bu." Saat Revan akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba Bu S
"Kinan, semangat!" ucap Rangga mencoba menyemangati wanita cantik yang baru saja turun dari mobil. Kinan langsung menatap atasannya itu. Lalu, dia tersenyum, "makasih," ucap Kinan. Kinanti pun berpamitan kepada atasannya itu. Dia berterima kasih kepada pria yang telah mengantarkan dirinya pulang. "Aku pamit duluan ya, Pak," ujar Kinan menatap Rangga. "Iya, silahkan," ucap Rangga. Kinanti segera pergi meninggalkan Rangga.Dia segera berjalan masuk ke dalam rumah. Rangga yang melihat punggung Kinanti merasa sangat kasihan. Benar-benar sangat disayangkan, wanita cantik serta sopan menurutnya, sampai di selingkuhi. 'Semoga suatu saat nanti, kamu mendapatkan pendamping hidup yang jauh lebih baik, serta menyayangimu, Kinan,' gumam Rangga. Saat Kinanti sudah masuk ke dalam rumah, Rangga pun segera pergi dari halaman rumah itu. Ketika Kinanti melangkahkan kakinya berjalan menuju ruang tamu, tiba-tiba seorang wanita paruh baya berjalan menghampirinya. "Tumben jam segini baru pul
Kinanti yang kini berada di dalam mobil, terus menangis. Dia merasa sangat tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh suaminya. Sakit, sungguh sakit hatinya melihat seseorang yang sangat dia cintai, kini telah mengkhianatinya. 'Aku benci kamu, Mas! Kamu enggak tau berapa besar pengorbananku agar bisa menikah denganmu? Aku rela pergi dari rumah serta, bertengkar dengan orangtua aku demi kamu. Demi bisa hidup selamanya dengan kamu. Nyatanya, ini balasanmu kepadaku? Sungguh, kau pria brengsek!' gumam Kinanti benar-benar sangat kecewa. Pipinya terus di banjiri oleh air mata. Dia tidak kuasa menahan sakitnya hati yang telah tergores luka yang begitu dalam. Seseorang masuk ke dalam mobil. Dia merasa sangat khawatir kepada Kinanti. "Kamu baik-baik ajakan, Kinan?" tanya Rangga. Pria itu kini langsung duduk di dalam mobil di samping Kinan. "Lihatlah, aku sedang tidak baik-baik saja," ujar Kinanti menatap kesal Rangga. Wanita itu sambil menghapus air matanya yang membasahi pipi. "Maa
"Jangan, Pak. Biarkan ini urusan aku dengan suamiku. maaf, telah membuat Bapak ikut campur dengan kejadian ini," ujar Kinanti. Kinanti merasa tidak enak hati kepada atasannya itu. Mungkin, dia tidak akan memaafkan dirinya karena sesuatu telah terjadi yang membuat bibir atasannya terluka. "Hey, wanita sial! Dengan kehadiranmu membuat semuanya jadi kacau!" sentak Ica menatap tajam Ica. Kinanti tidak menghiraukan perkataan Ica. Dia langsung berjalan menghampiri suaminya. Dia mencoba untuk membantu Revan untuk berdiri. Akan tetapi, Revan langsung menghempaskan tangan istrinya itu. Kinanti hanya menatap sinis suamianya saat melihat dia tidak menolak bantuan Ica untuk berdiri. "Mas, aku ingin bicara denganmu," ucap Kinan. "Mau bicara apa, hah?" ketus Revan. apa hem?" "Aku cuma ingin bilang sama kamu, izinkan lah aku pergi dari hidupmu, jika tidak ada lagi surga untukku! Percuma aku bertahan, jika hatiku selalu kau sakiti. Aku ini manusia punya hati, juga perasaan! Sekali lagi
"A-apa?" Rangga merasa sangat terkejut. Dia tidak percaya dengan suaminya yang telah berselingkuh. Terlebih, dia telah menghamili wanita yang ada disampingnya. Dia mengelengkan kepala serta, baru tahu kalau pria itu suami Kinanti. "Dia suami kamu, Kinan?" tanya Rangga menatap Kinanti. "Iya." Kinanti menganggukkan kepalanya. "Hebat, sungguh hebat punya suami. Macam suami apaan dia, telah menuduh kamu yang enggak-enggak tapi dia tidak berkaca pada dirinya sendiri yang telah mengkhianati kamu, Kinan!" Rangga menatap sinis Revan. Revan yang mendengarkan perkataan Rangga merasa sangat emosi. Dia mengepalkan kedua tangannya. Lalu, mencengkram kerah Rangga dan menatap tajam. "Maksudnya apa berbicara seperti itu, hah?" kesal Revan. "Lho, kenapa emangnya? Ada yang salah dengan ucapanku? Lagian, itu fakta 'kan kalo kamu pria yang tidak punya otak!" sentak Rangga. "Kamu ...." Revan merasa sangat emosi, pria itu langsung menghajar Rangga. #Bugkh Tangan kekarnya mengenai bibir
"Dasar wanita kurang ajar! Tega sekali kamu telah mengambil pria sudah beristri!" geram Kinanti. "Loh, kenapa emangnya? Lagian kita suka sama suka, kok," ucap Ica tersenyum sinis menatap Kinan. Kinanti benar-benar tidak menyangka dengan wanita yang kini ada di depannya. Dia pikir akan malu telah merebut suaminya, akan tetapi dia malah bangga telah mendapatkan Revan. Kinan mengepalkan kedua tangannya merasa sangat emosi. "Kenapa tega kamu sakiti aku dengan seperti ini, Mas? Kalo memang udah bosen bilang aja, dan biarkan aku pulang dari kehidupanmu, Mas. Dasar pria brengsek!" Kinan sambil memukul dada bidang sang suami. "Sudahlah kamu harus terima saja dengan takdirmu itu," ketus Ica. Kinanti langsung menatap Ica saat berkata seperti itu. Dia harus menerima takdirnya? Sungguh, ini bukan takdir tapi karena Ica yang telah tega merebut suaminya. Dia langsung mengangkat satu tangannya lalu, melayang mengenai pipi Ica. #Plakk# "Rumah tangga kita hancur karena kehadiran wanita ya
Kinan menghentikan langkahnya saat mendengar seorang wanita memanggil sayang kepada suaminya. Kinan memutarkan badanya lalu menatap ke arah suami. Dia membulatkan matanya merasa tidak percaya. "Maaf, lama, Sayang," ujar Ica. Revan menjadi bingung untuk saat ini. Bagaimana tidak, dia melihat sang istri berjalan menghampirinya. Hatinya kini merasa tidak senang dan takut sesuatu terjadi yang akan membuat semuanya tahu. "Kamu siapa?" tanya Kinan menatap wanita yang kini sedang duduk di samping Revan. Ica membulatkan matanya merasa sangat terkejut saat melihat wanita yang sangat dia kenali. Benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan Kinanti saat seperti ini. Karena tidak mau membuat curiga Kinan, Ica mencoba untuk tetap santai. "Hello ... kenalkan aku ...." perkataan Ica harus terputus karena tiba-tiba Kinan memotong pembicaraannya. "Apa ini!" Kinanti merebut tespeck yang ada di tangan Ica. Wanita itu merasa sangat penasaran dengan apa yang di pegangnya, karena merasa sa
Kinanti menggaruk lehernya yang tidak gatal. Dia mengigit bibir bawahnya merasa sangat malu karena telah mengebrak meja di depan atasannya. Rangga yang melihat tingkah bawahannya itu hanya menggelengkan kepalanya. "Apa yang terjadi denganmu, Kinan?" tanya Revan. "Anu ... enggak ada apa-apa, kok," jawab Kinan. Kinan terpaksa harus berbohong karena tidak mungkin menceritakan sesuatu yang terjadi pada dirinya. Biarkan masalah ini hanya dia yang mengatasinya. "Serius, tidak ada apa-apa, nih? Dari tadi aku liat kamu kayak menatap seseorang" ucap Rangga. Kinan merasa sangat terkejut saat atasannya mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya. Dia mencoba untuk bersikap biasa agar Rangga tidak merasa curiga lebih dalam lagi. "Itu cuma perasaan bapak aja kali. Oya, aku lapar, nih, yuk, kita makan," ajak Kinan mencoba mengalihkan topik pembicaraan. "Oh, kamul lapar ya? Baiklah, aku akan panggil dulu sang pelayan." Rangga langsung memanggil sang pelayan. Mata Kinan langsung mendeli
"Bagaimana dengan Kinan? Apakah dia mau menerima aku sebagai istrimu?" tanya Ica. Wanita itu jadi patah semangat saat mengingat istri pertamanya Revan. Dia merasa jadi khawatir, Kinan malah berhasil membuat Revan untuk meninggalkan dirinya. Pria yang kini ada di samping Ica langsung memegang tangannya. "Jangan khawatir kalo masalah dia, biarkan aku yang mengurusi semua ini. Mau, tidak, mau, Kinan harus menerimanya!" Revan tersenyum sinis saat mengingat istrinya itu. "Makasih, sayang. Aku benar-benar sangat menyayangimu," ucap Ica. Revan kini mengusap perut Kinan yang masih rata. Dia benar-benar sangat senang, serta tidak menyangka akan menjadi seorang Ayah. Begitu pun dengan Ica, dengan tersenyum ikut bahagia saat Revan berkata seperti itu. Dia semakin yakin kalau Kinan pasti akan tersingkirkan dari hidup Revan. * * # Di tempat lain. "Kita pergi ke cafe sekarang juga!" ucap Rangga menghampiri Kinan yang kini sedang mengerjakan tugasnya. Kinan kemudian menghentikan pe
''Sampai kapan aku harus bertahan seperti ini? Aku sudah tidak sanggup, menjalani semua ini ... Apa salahku terhadap suamiku? Kenapa suamiku tidak seperti dulu lagi yang selalu membelaku saat ada orang yang menyakitiku bahkan, dia lebih percaya kepada orang lain dari pada aku batin Kinanti." Kinanti benar-benar sangat kecewa dengan sikap semuanya yang sekarang. Dia sekarang menjadi ringan tangan, tidak mau mendengar alasan ketika ada masalah menimpanya. Sungguh, sekarang Revan berubah seratus delapan puluh derajat, jauh sangat berbeda, tidak seperti dulu yang sangat penyayang, Perhatian serta, selalu ada saat duka ataupun suka. Tiba-tiba, pikirannya kini merasa ada sesuatu yang membuat suaminya berubah, tidak mungkin ada api kalau tidak asap bukan, kalau menurut pepatah. Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam kamar. Lalu, menatap sang istri yang kini sedang duduk di sofa yang berada di kamar. Pria itu berdehem keras, sehingga membuat wanita cantik yang sedang duduk di sofa tersadar da
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen