Share

Bab.6.Selingkuh?

Penulis: VHIEH Z
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bagaimana dengan Kinan? Apakah dia mau menerima aku sebagai istrimu?" tanya Ica.

Wanita itu jadi patah semangat saat mengingat istri pertamanya Revan. Dia merasa jadi khawatir, Kinan malah berhasil membuat Revan untuk meninggalkan dirinya. Pria yang kini ada di samping Ica langsung memegang tangannya.

"Jangan khawatir kalo masalah dia, biarkan aku yang mengurusi semua ini. Mau, tidak, mau, Kinan harus menerimanya!" Revan tersenyum sinis saat mengingat istrinya itu.

"Makasih, sayang. Aku benar-benar sangat menyayangimu," ucap Ica.

Revan kini mengusap perut Kinan yang masih rata. Dia benar-benar sangat senang, serta tidak menyangka akan menjadi seorang Ayah. Begitu pun dengan Ica, dengan tersenyum ikut bahagia saat Revan berkata seperti itu. Dia semakin yakin kalau Kinan pasti akan tersingkirkan dari hidup Revan.

*

*

# Di tempat lain.

"Kita pergi ke cafe sekarang juga!" ucap Rangga menghampiri Kinan yang kini sedang mengerjakan tugasnya.

Kinan kemudian menghentikan pekerjaannya, dia langsung menatap sang atasan. Kinan tidak mengerti tiba-tiba Rangga mengajaknya untuk ke cafe, padahal jam istirahat masih lama. Memang, dia suka mengajak makan di luar kalau waktunya beristirahat.

"Mau ngapain, Pak? Ini masih jam setengah sebelas, masa iya, mau istrirahat jam segini?" ucap Kinan.

"Loh, emangnya siapa yang ngajak istrirahat?" tanya balik Rangga.

"Tadi bapak ngajak aku ke cafe," jawab Kinan.

Rangga mengelengkan kepala saat Kinan menjawab seperti itu. Padahal dirinya mengajak ke cafe bukan untuk istirahat, akan tetapi ada pertemuan Klien disana yang kini sedang menunggunya. Rangga mendekatkan wajahnya mendekati wajah Kinan, wanita itu langsung mendorong dada atasannya karena merasa risih.

"Apaan sih, Pak, ingat loh, aku udah punya suami," kesal Kinan.

Rangga hanya tersenyum tipis saat melihat Kinan seperti itu. Dia merasa lupa kalau wanita yang kini menjadi sekretaris sudah menikah.

"Oya, kita ke cafe karena ada pertemuan Klien disana," jelas Rangga.

"Oh, gitu ya, Pak. Kirain aku ...." perkataan Kinan harus terputus karena Rangga langsung memotong pembicaraannya.

"Lagian, aneh sekali dengan pikiranmu itu, masa iya, jam segini aku ngajak istrirahat sih," ucap Rangga.

Kinan tersenyum gugup karena kesalahpahamannya. Dia segera langsung membereskan tempat kerjanya karena sekarang harus pergi tempat cafe bersama atasannya itu. Mereka pun kini segera pergi dari ruangan tersebut dan berjalan menuju mobil yang terparkir di luar.

#Mobil yang dikendarai Rangga pun kini sudah sampai di sebuah cafe. Mereka segera keluar dari mobil tersebut, lalu berjalan menuju cafe itu. Mereka kini mencari Klien yang sudah menunggu dari tadi. Saat sudah ketemu seseorang yang akan di temuinya, Rangga serta Kinan segera menghampiri Klien tersebut.

"Maaf saya telat dan telah membuat Anda menunggu saya," ucap Rangga menatap Klien tersebut.

"Tidak apa-apa. Oya, silahkan duduk," ucap Pak Toto sambil mempersilahkan agar Rangga serta, Kinan duduk di kursi yang sudah di sediakan.

Rangga serta, Kinan pun segera duduk di kursi tersebut. Rangga merasa sangat bersyukur karena Kliennya begitu sangat pengertian. Pak Toto pun meminta agar Rangga segera menjelaskan kerja samanya.

"Baiklah, saya akan memulainya sekarang juga," ucap Rangga.

"Iya, silahkan," ujar Pak Toto tersenyum.

Rangga pun segera menjelaskan Misi serta Visi dalam perusahaannya, sedetail mungkin dia menceritakan tentang kerjasamanya itu. Kinanti pun ikut mendengarkannnya. Tanpa sengaja dia menatap seseorang yang sangat dia kenali. Dia merasa yakin kalau pria itu adalah suaminya.

"Eh, tunggu, dulu! Bukannya dia Revan 'kan? Lagi ngapain dia sama wanita itu? batin Kinan."

Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa curiga saat wanita itu menyenderkan kepalanya di bahu Revan. Apalagi Kinan terbelalak saat suaminya itu mencium rambut wanita itu. Di dalam hatinya penuh bertanya-tanya tentang wanita yang kini bersama suaminya.

"Sial! batin Kinan."

Kinan mengepalkan kedua tangannya. Dia yakin kalau Revan serta telah berselingkuh dengan wanita itu. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Revan telah tidak membuat rumah tangganya hancur dan membiarkan wanita lain masuk ke dalam hidupnya.

"Awas saja kalian! Batin Kinan."

Kinan merasa sangat geram, wanita itu mengempalkan kedua tangannya. Yang tadinya fokus mendengarkan penjelasan Rangga, kini malah jadi kacau serta, malah fokus menatap suaminya yang kini semakin mesra.

Saat Yudha sedang menjelaskan tentang kerja sama, sekilas dia menatap sekretarisnya itu. Entah, dia pun merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia menatap netra Kinan seolah ada nasib yang membuat dirinya begitu tidak fokus.

"Sekian pembahasan saya sampe sini," ujar Rangga saat sudah selesai menjelaskan semuanya.

"Iya, terima kasih. Saya juga sangat senang bisa kerja sama dengan Anda," ujar Pak Toto.

"Iya, sama-sama, Pak. Semoga saja dengan kerja sama kita, menjadi lebih baik, maju, serta sukses," ucap Rangga.

"Aamiin, semoga saja ya, Pak." Pak Toto tersenyum.

Pak Toto berharap kerja samanya nanti bisa lebih baik lagi dan perusahaannya semakin maju dan lebih sukses. Karena tidak ada pembahasan yang harus di jelaskan, Pak Toto pun pamit untuk pulang.

"Kalo begitu, saya permisi pulang duluan ya, Pak. Saya ucapkan terima kasih atas kerja samanya" ucap Pak Toto.

"Iya, silahkan, Pak. Hati-hati di jalanya dan semoga selamat sampai tujuan," kata Rangga.

"Iya, terima kasih. Kalo begitu saya pamit. Selamat siang."

"Iya, Pak."

Pak Toto pun segera pergi meninggalkan Rangga disana. Dia segera berjalan menuju keluar dari cafe tersebut. Rangga pun tersenyum sangat senang dengan hasil pertemuan dengan sang Kliennya itu. Tiba-tiba dia menatap Kinan yang dari tadi menatap ke arah yang dia tatap.

"Kinan ...," panggil Rangga.

Wanita itu tidak menyahuti perkataan Rangga. Dia terus menatap ke arah yang membuat dirinya semakin emosi. Kinan sudah tidak tahan lagi melihat perlakuan Revan kepada wanita itu yang begitu semakin mesra.

"Ini tidak bisa aku biarkan!" Kinanti mengebrak meja yang dia tempati.

Rangga merasa kaget saat Kinan mengebrak meja. Apalagi, saat menatap wajah Kinan seperti ingin siap-siap memusnahkan sesuatu. Rangga menatap kearah yang di tatap Kinan, akan tetapi entahlah, siapa yang di tatap karena banyak orang disana yang sedang bersantai menikmati cemilan.

"Kinan...,"

Bab terkait

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.7. Di Cafe?

    Kinanti menggaruk lehernya yang tidak gatal. Dia mengigit bibir bawahnya merasa sangat malu karena telah mengebrak meja di depan atasannya. Rangga yang melihat tingkah bawahannya itu hanya menggelengkan kepalanya. "Apa yang terjadi denganmu, Kinan?" tanya Revan. "Anu ... enggak ada apa-apa, kok," jawab Kinan. Kinan terpaksa harus berbohong karena tidak mungkin menceritakan sesuatu yang terjadi pada dirinya. Biarkan masalah ini hanya dia yang mengatasinya. "Serius, tidak ada apa-apa, nih? Dari tadi aku liat kamu kayak menatap seseorang" ucap Rangga. Kinan merasa sangat terkejut saat atasannya mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya. Dia mencoba untuk bersikap biasa agar Rangga tidak merasa curiga lebih dalam lagi. "Itu cuma perasaan bapak aja kali. Oya, aku lapar, nih, yuk, kita makan," ajak Kinan mencoba mengalihkan topik pembicaraan. "Oh, kamul lapar ya? Baiklah, aku akan panggil dulu sang pelayan." Rangga langsung memanggil sang pelayan. Mata Kinan langsung mendeli

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab. 8.Selingkuh?

    Kinan menghentikan langkahnya saat mendengar seorang wanita memanggil sayang kepada suaminya. Kinan memutarkan badanya lalu menatap ke arah suami. Dia membulatkan matanya merasa tidak percaya. "Maaf, lama, Sayang," ujar Ica. Revan menjadi bingung untuk saat ini. Bagaimana tidak, dia melihat sang istri berjalan menghampirinya. Hatinya kini merasa tidak senang dan takut sesuatu terjadi yang akan membuat semuanya tahu. "Kamu siapa?" tanya Kinan menatap wanita yang kini sedang duduk di samping Revan. Ica membulatkan matanya merasa sangat terkejut saat melihat wanita yang sangat dia kenali. Benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan Kinanti saat seperti ini. Karena tidak mau membuat curiga Kinan, Ica mencoba untuk tetap santai. "Hello ... kenalkan aku ...." perkataan Ica harus terputus karena tiba-tiba Kinan memotong pembicaraannya. "Apa ini!" Kinanti merebut tespeck yang ada di tangan Ica. Wanita itu merasa sangat penasaran dengan apa yang di pegangnya, karena merasa sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.9. Kesal

    "Dasar wanita kurang ajar! Tega sekali kamu telah mengambil pria sudah beristri!" geram Kinanti. "Loh, kenapa emangnya? Lagian kita suka sama suka, kok," ucap Ica tersenyum sinis menatap Kinan. Kinanti benar-benar tidak menyangka dengan wanita yang kini ada di depannya. Dia pikir akan malu telah merebut suaminya, akan tetapi dia malah bangga telah mendapatkan Revan. Kinan mengepalkan kedua tangannya merasa sangat emosi. "Kenapa tega kamu sakiti aku dengan seperti ini, Mas? Kalo memang udah bosen bilang aja, dan biarkan aku pulang dari kehidupanmu, Mas. Dasar pria brengsek!" Kinan sambil memukul dada bidang sang suami. "Sudahlah kamu harus terima saja dengan takdirmu itu," ketus Ica. Kinanti langsung menatap Ica saat berkata seperti itu. Dia harus menerima takdirnya? Sungguh, ini bukan takdir tapi karena Ica yang telah tega merebut suaminya. Dia langsung mengangkat satu tangannya lalu, melayang mengenai pipi Ica. #Plakk# "Rumah tangga kita hancur karena kehadiran wanita ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.10. Hamil?

    "A-apa?" Rangga merasa sangat terkejut. Dia tidak percaya dengan suaminya yang telah berselingkuh. Terlebih, dia telah menghamili wanita yang ada disampingnya. Dia mengelengkan kepala serta, baru tahu kalau pria itu suami Kinanti. "Dia suami kamu, Kinan?" tanya Rangga menatap Kinanti. "Iya." Kinanti menganggukkan kepalanya. "Hebat, sungguh hebat punya suami. Macam suami apaan dia, telah menuduh kamu yang enggak-enggak tapi dia tidak berkaca pada dirinya sendiri yang telah mengkhianati kamu, Kinan!" Rangga menatap sinis Revan. Revan yang mendengarkan perkataan Rangga merasa sangat emosi. Dia mengepalkan kedua tangannya. Lalu, mencengkram kerah Rangga dan menatap tajam. "Maksudnya apa berbicara seperti itu, hah?" kesal Revan. "Lho, kenapa emangnya? Ada yang salah dengan ucapanku? Lagian, itu fakta 'kan kalo kamu pria yang tidak punya otak!" sentak Rangga. "Kamu ...." Revan merasa sangat emosi, pria itu langsung menghajar Rangga. #Bugkh Tangan kekarnya mengenai bibir

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab. 11. Tidak enak hati

    "Jangan, Pak. Biarkan ini urusan aku dengan suamiku. maaf, telah membuat Bapak ikut campur dengan kejadian ini," ujar Kinanti. Kinanti merasa tidak enak hati kepada atasannya itu. Mungkin, dia tidak akan memaafkan dirinya karena sesuatu telah terjadi yang membuat bibir atasannya terluka. "Hey, wanita sial! Dengan kehadiranmu membuat semuanya jadi kacau!" sentak Ica menatap tajam Ica. Kinanti tidak menghiraukan perkataan Ica. Dia langsung berjalan menghampiri suaminya. Dia mencoba untuk membantu Revan untuk berdiri. Akan tetapi, Revan langsung menghempaskan tangan istrinya itu. Kinanti hanya menatap sinis suamianya saat melihat dia tidak menolak bantuan Ica untuk berdiri. "Mas, aku ingin bicara denganmu," ucap Kinan. "Mau bicara apa, hah?" ketus Revan. apa hem?" "Aku cuma ingin bilang sama kamu, izinkan lah aku pergi dari hidupmu, jika tidak ada lagi surga untukku! Percuma aku bertahan, jika hatiku selalu kau sakiti. Aku ini manusia punya hati, juga perasaan! Sekali lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.12. Sakit banget

    Kinanti yang kini berada di dalam mobil, terus menangis. Dia merasa sangat tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh suaminya. Sakit, sungguh sakit hatinya melihat seseorang yang sangat dia cintai, kini telah mengkhianatinya. 'Aku benci kamu, Mas! Kamu enggak tau berapa besar pengorbananku agar bisa menikah denganmu? Aku rela pergi dari rumah serta, bertengkar dengan orangtua aku demi kamu. Demi bisa hidup selamanya dengan kamu. Nyatanya, ini balasanmu kepadaku? Sungguh, kau pria brengsek!' gumam Kinanti benar-benar sangat kecewa. Pipinya terus di banjiri oleh air mata. Dia tidak kuasa menahan sakitnya hati yang telah tergores luka yang begitu dalam. Seseorang masuk ke dalam mobil. Dia merasa sangat khawatir kepada Kinanti. "Kamu baik-baik ajakan, Kinan?" tanya Rangga. Pria itu kini langsung duduk di dalam mobil di samping Kinan. "Lihatlah, aku sedang tidak baik-baik saja," ujar Kinanti menatap kesal Rangga. Wanita itu sambil menghapus air matanya yang membasahi pipi. "Maa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.13. Takdir?

    "Kinan, semangat!" ucap Rangga mencoba menyemangati wanita cantik yang baru saja turun dari mobil. Kinan langsung menatap atasannya itu. Lalu, dia tersenyum, "makasih," ucap Kinan. Kinanti pun berpamitan kepada atasannya itu. Dia berterima kasih kepada pria yang telah mengantarkan dirinya pulang. "Aku pamit duluan ya, Pak," ujar Kinan menatap Rangga. "Iya, silahkan," ucap Rangga. Kinanti segera pergi meninggalkan Rangga.Dia segera berjalan masuk ke dalam rumah. Rangga yang melihat punggung Kinanti merasa sangat kasihan. Benar-benar sangat disayangkan, wanita cantik serta sopan menurutnya, sampai di selingkuhi. 'Semoga suatu saat nanti, kamu mendapatkan pendamping hidup yang jauh lebih baik, serta menyayangimu, Kinan,' gumam Rangga. Saat Kinanti sudah masuk ke dalam rumah, Rangga pun segera pergi dari halaman rumah itu. Ketika Kinanti melangkahkan kakinya berjalan menuju ruang tamu, tiba-tiba seorang wanita paruh baya berjalan menghampirinya. "Tumben jam segini baru pul

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.14.Ini lebih baik

    Kinan yang kini berada di dalam kamar, langsung mengambil sebuah koper. Dia tidak sudi lagi harus tinggal bersama suaminya serta, sang mertua yang toxic itu. Dia memilih untuk pergi. Kinan segera mengambil baju miliknya kemudian, di masukan ke dalam koper tersebut. 'Lebih baik aku pergi dari sini, dari pada terus-terusan orang menyakiti aku dan tidak menghargai aku. Mungkin, ini jalan terbaik harus mengakhiri semuanya,' gumam Kinan. Wanita cantik itu mencoba mengikhlaskan apa yang terjadi pada dirinya. Mungkin, ini akan jadi pelajaran buat dirinya agar selalu tidak gegabah memilih pasangan. #Revan kini sudah sampai di rumah. Dia terburu-buru ke dalam karena ingin menemui istrinya. Dia menatap wanita paruh baya yang kini sedang duduk di sofa yang berada di ruang tamu. "Bu, apakah Kinan ada disini?" tanya Revan menatap wanita paruh baya itu. "Ada, dia pergi ke kamar, sih," jawab wanita paruh baya itu. "Oke, makasih, Bu." Saat Revan akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba Bu S

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.14.Ini lebih baik

    Kinan yang kini berada di dalam kamar, langsung mengambil sebuah koper. Dia tidak sudi lagi harus tinggal bersama suaminya serta, sang mertua yang toxic itu. Dia memilih untuk pergi. Kinan segera mengambil baju miliknya kemudian, di masukan ke dalam koper tersebut. 'Lebih baik aku pergi dari sini, dari pada terus-terusan orang menyakiti aku dan tidak menghargai aku. Mungkin, ini jalan terbaik harus mengakhiri semuanya,' gumam Kinan. Wanita cantik itu mencoba mengikhlaskan apa yang terjadi pada dirinya. Mungkin, ini akan jadi pelajaran buat dirinya agar selalu tidak gegabah memilih pasangan. #Revan kini sudah sampai di rumah. Dia terburu-buru ke dalam karena ingin menemui istrinya. Dia menatap wanita paruh baya yang kini sedang duduk di sofa yang berada di ruang tamu. "Bu, apakah Kinan ada disini?" tanya Revan menatap wanita paruh baya itu. "Ada, dia pergi ke kamar, sih," jawab wanita paruh baya itu. "Oke, makasih, Bu." Saat Revan akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba Bu S

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.13. Takdir?

    "Kinan, semangat!" ucap Rangga mencoba menyemangati wanita cantik yang baru saja turun dari mobil. Kinan langsung menatap atasannya itu. Lalu, dia tersenyum, "makasih," ucap Kinan. Kinanti pun berpamitan kepada atasannya itu. Dia berterima kasih kepada pria yang telah mengantarkan dirinya pulang. "Aku pamit duluan ya, Pak," ujar Kinan menatap Rangga. "Iya, silahkan," ucap Rangga. Kinanti segera pergi meninggalkan Rangga.Dia segera berjalan masuk ke dalam rumah. Rangga yang melihat punggung Kinanti merasa sangat kasihan. Benar-benar sangat disayangkan, wanita cantik serta sopan menurutnya, sampai di selingkuhi. 'Semoga suatu saat nanti, kamu mendapatkan pendamping hidup yang jauh lebih baik, serta menyayangimu, Kinan,' gumam Rangga. Saat Kinanti sudah masuk ke dalam rumah, Rangga pun segera pergi dari halaman rumah itu. Ketika Kinanti melangkahkan kakinya berjalan menuju ruang tamu, tiba-tiba seorang wanita paruh baya berjalan menghampirinya. "Tumben jam segini baru pul

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.12. Sakit banget

    Kinanti yang kini berada di dalam mobil, terus menangis. Dia merasa sangat tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh suaminya. Sakit, sungguh sakit hatinya melihat seseorang yang sangat dia cintai, kini telah mengkhianatinya. 'Aku benci kamu, Mas! Kamu enggak tau berapa besar pengorbananku agar bisa menikah denganmu? Aku rela pergi dari rumah serta, bertengkar dengan orangtua aku demi kamu. Demi bisa hidup selamanya dengan kamu. Nyatanya, ini balasanmu kepadaku? Sungguh, kau pria brengsek!' gumam Kinanti benar-benar sangat kecewa. Pipinya terus di banjiri oleh air mata. Dia tidak kuasa menahan sakitnya hati yang telah tergores luka yang begitu dalam. Seseorang masuk ke dalam mobil. Dia merasa sangat khawatir kepada Kinanti. "Kamu baik-baik ajakan, Kinan?" tanya Rangga. Pria itu kini langsung duduk di dalam mobil di samping Kinan. "Lihatlah, aku sedang tidak baik-baik saja," ujar Kinanti menatap kesal Rangga. Wanita itu sambil menghapus air matanya yang membasahi pipi. "Maa

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab. 11. Tidak enak hati

    "Jangan, Pak. Biarkan ini urusan aku dengan suamiku. maaf, telah membuat Bapak ikut campur dengan kejadian ini," ujar Kinanti. Kinanti merasa tidak enak hati kepada atasannya itu. Mungkin, dia tidak akan memaafkan dirinya karena sesuatu telah terjadi yang membuat bibir atasannya terluka. "Hey, wanita sial! Dengan kehadiranmu membuat semuanya jadi kacau!" sentak Ica menatap tajam Ica. Kinanti tidak menghiraukan perkataan Ica. Dia langsung berjalan menghampiri suaminya. Dia mencoba untuk membantu Revan untuk berdiri. Akan tetapi, Revan langsung menghempaskan tangan istrinya itu. Kinanti hanya menatap sinis suamianya saat melihat dia tidak menolak bantuan Ica untuk berdiri. "Mas, aku ingin bicara denganmu," ucap Kinan. "Mau bicara apa, hah?" ketus Revan. apa hem?" "Aku cuma ingin bilang sama kamu, izinkan lah aku pergi dari hidupmu, jika tidak ada lagi surga untukku! Percuma aku bertahan, jika hatiku selalu kau sakiti. Aku ini manusia punya hati, juga perasaan! Sekali lagi

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.10. Hamil?

    "A-apa?" Rangga merasa sangat terkejut. Dia tidak percaya dengan suaminya yang telah berselingkuh. Terlebih, dia telah menghamili wanita yang ada disampingnya. Dia mengelengkan kepala serta, baru tahu kalau pria itu suami Kinanti. "Dia suami kamu, Kinan?" tanya Rangga menatap Kinanti. "Iya." Kinanti menganggukkan kepalanya. "Hebat, sungguh hebat punya suami. Macam suami apaan dia, telah menuduh kamu yang enggak-enggak tapi dia tidak berkaca pada dirinya sendiri yang telah mengkhianati kamu, Kinan!" Rangga menatap sinis Revan. Revan yang mendengarkan perkataan Rangga merasa sangat emosi. Dia mengepalkan kedua tangannya. Lalu, mencengkram kerah Rangga dan menatap tajam. "Maksudnya apa berbicara seperti itu, hah?" kesal Revan. "Lho, kenapa emangnya? Ada yang salah dengan ucapanku? Lagian, itu fakta 'kan kalo kamu pria yang tidak punya otak!" sentak Rangga. "Kamu ...." Revan merasa sangat emosi, pria itu langsung menghajar Rangga. #Bugkh Tangan kekarnya mengenai bibir

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.9. Kesal

    "Dasar wanita kurang ajar! Tega sekali kamu telah mengambil pria sudah beristri!" geram Kinanti. "Loh, kenapa emangnya? Lagian kita suka sama suka, kok," ucap Ica tersenyum sinis menatap Kinan. Kinanti benar-benar tidak menyangka dengan wanita yang kini ada di depannya. Dia pikir akan malu telah merebut suaminya, akan tetapi dia malah bangga telah mendapatkan Revan. Kinan mengepalkan kedua tangannya merasa sangat emosi. "Kenapa tega kamu sakiti aku dengan seperti ini, Mas? Kalo memang udah bosen bilang aja, dan biarkan aku pulang dari kehidupanmu, Mas. Dasar pria brengsek!" Kinan sambil memukul dada bidang sang suami. "Sudahlah kamu harus terima saja dengan takdirmu itu," ketus Ica. Kinanti langsung menatap Ica saat berkata seperti itu. Dia harus menerima takdirnya? Sungguh, ini bukan takdir tapi karena Ica yang telah tega merebut suaminya. Dia langsung mengangkat satu tangannya lalu, melayang mengenai pipi Ica. #Plakk# "Rumah tangga kita hancur karena kehadiran wanita ya

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab. 8.Selingkuh?

    Kinan menghentikan langkahnya saat mendengar seorang wanita memanggil sayang kepada suaminya. Kinan memutarkan badanya lalu menatap ke arah suami. Dia membulatkan matanya merasa tidak percaya. "Maaf, lama, Sayang," ujar Ica. Revan menjadi bingung untuk saat ini. Bagaimana tidak, dia melihat sang istri berjalan menghampirinya. Hatinya kini merasa tidak senang dan takut sesuatu terjadi yang akan membuat semuanya tahu. "Kamu siapa?" tanya Kinan menatap wanita yang kini sedang duduk di samping Revan. Ica membulatkan matanya merasa sangat terkejut saat melihat wanita yang sangat dia kenali. Benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan Kinanti saat seperti ini. Karena tidak mau membuat curiga Kinan, Ica mencoba untuk tetap santai. "Hello ... kenalkan aku ...." perkataan Ica harus terputus karena tiba-tiba Kinan memotong pembicaraannya. "Apa ini!" Kinanti merebut tespeck yang ada di tangan Ica. Wanita itu merasa sangat penasaran dengan apa yang di pegangnya, karena merasa sa

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.7. Di Cafe?

    Kinanti menggaruk lehernya yang tidak gatal. Dia mengigit bibir bawahnya merasa sangat malu karena telah mengebrak meja di depan atasannya. Rangga yang melihat tingkah bawahannya itu hanya menggelengkan kepalanya. "Apa yang terjadi denganmu, Kinan?" tanya Revan. "Anu ... enggak ada apa-apa, kok," jawab Kinan. Kinan terpaksa harus berbohong karena tidak mungkin menceritakan sesuatu yang terjadi pada dirinya. Biarkan masalah ini hanya dia yang mengatasinya. "Serius, tidak ada apa-apa, nih? Dari tadi aku liat kamu kayak menatap seseorang" ucap Rangga. Kinan merasa sangat terkejut saat atasannya mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya. Dia mencoba untuk bersikap biasa agar Rangga tidak merasa curiga lebih dalam lagi. "Itu cuma perasaan bapak aja kali. Oya, aku lapar, nih, yuk, kita makan," ajak Kinan mencoba mengalihkan topik pembicaraan. "Oh, kamul lapar ya? Baiklah, aku akan panggil dulu sang pelayan." Rangga langsung memanggil sang pelayan. Mata Kinan langsung mendeli

  • Bukan Wanita Biasa(Dendam Istri Tersakiti)   Bab.6.Selingkuh?

    "Bagaimana dengan Kinan? Apakah dia mau menerima aku sebagai istrimu?" tanya Ica. Wanita itu jadi patah semangat saat mengingat istri pertamanya Revan. Dia merasa jadi khawatir, Kinan malah berhasil membuat Revan untuk meninggalkan dirinya. Pria yang kini ada di samping Ica langsung memegang tangannya. "Jangan khawatir kalo masalah dia, biarkan aku yang mengurusi semua ini. Mau, tidak, mau, Kinan harus menerimanya!" Revan tersenyum sinis saat mengingat istrinya itu. "Makasih, sayang. Aku benar-benar sangat menyayangimu," ucap Ica. Revan kini mengusap perut Kinan yang masih rata. Dia benar-benar sangat senang, serta tidak menyangka akan menjadi seorang Ayah. Begitu pun dengan Ica, dengan tersenyum ikut bahagia saat Revan berkata seperti itu. Dia semakin yakin kalau Kinan pasti akan tersingkirkan dari hidup Revan. * * # Di tempat lain. "Kita pergi ke cafe sekarang juga!" ucap Rangga menghampiri Kinan yang kini sedang mengerjakan tugasnya. Kinan kemudian menghentikan pe

DMCA.com Protection Status