Belenggu Cinta Tak Terbalas

Belenggu Cinta Tak Terbalas

Oleh:  DewitaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
50Bab
2Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aku ditemukan oleh seorang bapak yang memancing di kala fajar. Kail yang dilemparnya tanpa sengaja tersangkut di tubuhku dan sekuat apa pun dia menarik, dia tidak bisa melepasnya. Saat bapak itu mendekat dan melihatku mengambang di dalam air, dia begitu ketakutan hingga langsung mencampakkan joran pancingnya dan bergegas melapor polisi. Ketika polisi datang dan mengangkatku dari air, aku sudah hampir tidak bernapas. Para dokter yang terlibat dalam penyelamatanku bahkan merasa aku sudah tidak tertolong. Rumah sakit menelepon suamiku untuk datang dan menandatangani surat pernyataan. Suamiku sedang menyiapkan sup jahe untuk pujaan hatinya yang masuk angin. Dia tidak punya waktu untuk datang. Belakangan, dia menangis hingga matanya memerah, memohonku memberinya satu kesempatan lagi.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

Aku ditemukan oleh seorang bapak yang memancing di kala fajar. Kail yang dilemparnya tanpa sengaja tersangkut di tubuhku dan sekuat apa pun dia menarik, dia tidak bisa melepasnya. Saat bapak itu mendekat dan melihatku mengambang di dalam air, dia begitu ketakutan hingga langsung mencampakkan joran pancingnya dan bergegas melapor polisi.Ketika polisi datang dan mengangkatku dari air, aku sudah hampir tidak bernapas. Para dokter yang terlibat dalam penyelamatanku bahkan merasa aku sudah tidak tertolong. Keluargaku juga sudah menyerah dan tidak datang untuk tanda tangan surat pernyataan.Namun, entah bagaimana caranya aku selamat dan menjadi suatu keajaiban medis. Dibandingkan dengan saat terjatuh, sakit yang kurasakan dari luka-luka di sekujur tubuhku setelah siuman masih jauh lebih menyiksa.Manusia memiliki 206 tulang dalam tubuh dan 108 di dalam tubuhku patah. Beberapa di antaranya juga mengalami fraktur kominutif. Semua luka itu begitu menyakitkan dan membuat hidup terasa lebih buru...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
50 Bab
Bab 1
Aku ditemukan oleh seorang bapak yang memancing di kala fajar. Kail yang dilemparnya tanpa sengaja tersangkut di tubuhku dan sekuat apa pun dia menarik, dia tidak bisa melepasnya. Saat bapak itu mendekat dan melihatku mengambang di dalam air, dia begitu ketakutan hingga langsung mencampakkan joran pancingnya dan bergegas melapor polisi.Ketika polisi datang dan mengangkatku dari air, aku sudah hampir tidak bernapas. Para dokter yang terlibat dalam penyelamatanku bahkan merasa aku sudah tidak tertolong. Keluargaku juga sudah menyerah dan tidak datang untuk tanda tangan surat pernyataan.Namun, entah bagaimana caranya aku selamat dan menjadi suatu keajaiban medis. Dibandingkan dengan saat terjatuh, sakit yang kurasakan dari luka-luka di sekujur tubuhku setelah siuman masih jauh lebih menyiksa.Manusia memiliki 206 tulang dalam tubuh dan 108 di dalam tubuhku patah. Beberapa di antaranya juga mengalami fraktur kominutif. Semua luka itu begitu menyakitkan dan membuat hidup terasa lebih buru
Baca selengkapnya
Bab 2
Begitu melihat pecahan gelas kaca di lantai, pria itu mengernyit. Aura angkuh dan dingin yang terpancar dari dirinya makin kentara. Dia berkata dengan sinis, "Kamu masih saja tantrum dan menghancurkan barang-barang di rumah sakit? Kapan kamu akan dewasa?"Aku kebingungan mendengar kata-katanya. Tantrum? Siapa dia?Pria itu sepertinya masih ingin melanjutkan sindirannya padaku, tetapi seolah-olah teringat sesuatu, dia berhenti dan justru berkata, "Gara-gara kamu bikin onar dengan nggak mau pulang dari rumah sakit, Rara sedih dan ingin pergi. Aku nggak peduli, pokoknya hari ini kamu harus minta maaf padanya dan membuatnya tetap tinggal."Sambil bicara, pria itu mendekat dengan langkah lebar dan mencoba menarikku dari ranjang. Aku refleks menghindari tangannya yang terulur."Siapa kamu? Aku nggak kenal kamu, jangan sentuh aku!" seruku.Aku memang sudah bisa bergerak sekarang, tetapi luka-lukaku belum pulih benar. Aku masih takut disentuh siapa pun.Pria itu berucap dengan alis berkerut, "
Baca selengkapnya
Bab 3
Tiba-tiba dihantam fakta bahwa aku sudah bersuami membuatku hanya berbaring di ranjang tanpa bisa terlelap. Akhirnya, aku memutuskan untuk menelepon sahabatku, Teresia.Aku tidak menghubunginya sebelum ini karena aku tidak ingin dia tahu bahwa aku terluka parah dan membuatnya khawatir padaku. Aku juga lega dia tidak menghubungiku. Jika tidak, dia pasti akan tahu tentang luka-lukaku.Namun, begitu panggilan tersambung, aku tetap tidak bisa menahan diri untuk berkata dengan nada sebal, "Tega banget, karena aku nggak menghubungimu, kamu juga nggak berinisiatif menghubungiku selama ini?"Sudah dua bulan lebih berlalu. Selain tidak meneleponku, Teresia juga tidak pernah mengirimiku SMS atau pesan WhatsApp. Benar-benar tidak berperasaan!Kukira Teresia akan buru-buru menjelaskan bahwa dia pergi melakukan penelitian ke suatu tempat antah-berantah, jadi ponselnya tidak memiliki sinyal atau semacamnya. Siapa sangka, yang kudengar hanya keheningan di ujung telepon.Setelah beberapa saat, Teresia
Baca selengkapnya
Bab 4
Selama satu bulan lebih terakhir pemulihan diri di rumah sakit, aku tidak diam saja. Aku menyuruh orang menyelidiki segala sesuatu tentangku, suami sahku, dan Sierra.Ternyata aku dan Steven menikah atas dasar cinta. Setidaknya, aku selalu berpikir aku menikah karena cinta.Demi pria ini, aku mengorbankan segala sesuatu untuk membantunya merintis bisnis. Aku bahkan rela meninggalkan studiku dan menjadi ibu rumah tangga agar bisa menjaganya secara lebih maksimal.Siapa sangka, ternyata Steven hanya memanfaatkan perasaanku demi keuntungannya. Wanita yang sebenarnya dia cintai adalah adik angkatku, Sierra.Setelah Sierra kembali ... semuanya berporos padanya. Pada hari ulang tahun pernikahan kami, Steven menemani Sierra melihat aurora di Kutub Utara. Pada hari ulang tahunku, dia menemani Sierra menikmati bunga sakura yang romantis di Takya.Pada Hari Kasih Sayang, Steven memberi Sierra mawar merah yang memenuhi satu vila dan cincin berlian besar. Sementara itu, dia hanya memberiku barang
Baca selengkapnya
Bab 5
Semua orang seketika mengecamku tak berperasaan. Di tengah cemooh semua orang, aku melihat tatapan puas dan penuh provokasi Sierra. Semenjak wanita itu datang ke rumahku, aku terus-menerus kalah oleh kebaikan hatinya yang rapuh itu.Sierra adalah orang yang tidak pernah ragu melukai dirinya sendiri. Seperti ketika dia mencengkeram tanganku dan membuat seolah-olah aku mendorongnya dari tangga untuk memfitnahku tidak menyukainya. Akibatnya, dia luka parah dan harus dirawat selama sebulan lebih di rumah sakit.Mendengar kata-kataku, Sierra menyunggingkan senyum lembut dan pedih, lalu menekan pisau itu ke lehernya sendiri.Jika Steven tidak bergerak cepat dan merebut pisau itu tepat waktu, mungkin darahnya sudah berceceran di lantai. Kadang-kadang, aku benar-benar mengagumi keberaniannya.....Meskipun Steven bergerak cukup cepat sehingga Sierra tidak terluka berat, pisau tajam itu masih sedikit menggores kulitnya. Luka kecil yang akan sembuh dengan berobat sebentar ke rumah sakit itu suda
Baca selengkapnya
Bab 6
Ibuku yang masih ingin mengatakan sesuatu sontak tertegun saat mendengar kata-kataku. Tampaknya dia tidak menyangka aku akan setuju secepat ini. Ayahku yang siap untuk meledakkan amarahnya juga ikut tercengang.Bagaimanapun, dahulu aku terlalu keras kepala. Sekalipun mereka memukuliku hingga mati, aku tidak akan pernah mau bercerai.Tanpa menunggu mereka sadar dari keterkejutan, aku berkata lagi, "Tubuhku belum sembuh benar, aku nggak ingin bergerak. Aku nggak akan ikut kalian minta maaf. Setelah Steven selesai menyusun surat cerai, minta pengacaranya datang menemuiku."Usai berkata begitu, aku menarik selimut dan berbaring.Selimut yang basah menjadi menyesakkan dan membuatku kesulitan bernapas. Namun, itu lebih baik daripada melihat wajah gembira yang pasti akan segera terlihat di wajah orang tuaku.Orang tuaku masih cukup memahamiku. Mereka memang masih sulit percaya bahwa aku akan langsung setuju untuk bercerai. Namun, setelah rasa terkejut mereka pudar, mereka sadar aku tidak seda
Baca selengkapnya
Bab 7
Aku terkejut dan secara naluriah mundur beberapa langkah. Kupikir, dia hanya pura-pura mabuk dan berencana melakukan sesuatu yang tidak baik padaku. Namun, ternyata dia bahkan lebih berbahaya daripada sekadar berpura-pura mabuk."Sayang, aku pulang ...." Steven berdiri dengan tubuh terhuyung-huyung, lalu menerjang ke arahku. Dia bertubuh tinggi dan kuat. Kalau benar-benar menabrakku hingga jatuh, mungkin nyawaku sungguh tak bisa diselamatkan lagi.Aku ketakutan dan buru-buru menghindar ke samping. Berhubung tidak mengenai sasaran, tubuh besarnya jatuh terjerembap ke lantai dengan suara yang begitu keras, hingga lantai pun ikut bergetar sejenak."Sayang ...." Sepertinya Steven tidak menyangka aku akan menghindar. Tatapannya yang penuh rasa terluka dan kecewa tertuju padaku.Tatapan itu seperti seorang anak kecil yang dengan penuh kebahagiaan ingin berlari ke arah orang yang paling disukainya dan paling dipercayainya, tetapi justru didorong menjauh. Melihatnya seperti ini, aku hampir saj
Baca selengkapnya
Bab 8
Steven membalas, "Luna, aku sudah berkali-kali bilang, nggak ada apa-apa di antara aku dan Rara! Hubungan kami bukan seperti yang kamu pikirkan. Jangan gunakan perceraian untuk mengancamku. Meskipun kamu terus mengancam, aku tetap nggak akan mengirimnya ke luar negeri!"Aku pikir Steven akhirnya sadar bahwa aku benar-benar ingin bercerai dengannya. Namun ternyata, dia malah menganggapku hanya sedang marah dan menggunakan perceraian sebagai ancaman.Berhadapan dengan seseorang yang tidak bisa diajak bicara dengan masuk akal seperti ini sungguh membuatku frustrasi.Aku menatapnya dengan sangat serius, lalu menegaskan lagi dan lagi, "Steven, aku nggak marah dan bukan sedang mengancammu dengan perceraian. Aku sama sekali nggak berniat menyuruhmu mengirim Sierra ke luar negeri.""Aku sungguh-sungguh dan dengan sepenuh hati sangat berharap kalian bisa bersama. Kalau saja aku bisa merobek dadaku dan menunjukkan isi hatiku padamu, aku benar-benar ingin melakukannya supaya kamu bisa melihat bet
Baca selengkapnya
Bab 9
"Nggak apa-apa, cuma luka kecil." Steven menarik kembali tangannya dan menjaga jarak dari Sierra.Sekilas ada kilatan dingin di mata Sierra, tetapi segera menghilang. Saat dia menatap Steven lagi, ekspresinya kembali lembut dan penuh perhatian. Dia berucap, "Kak Steven, cepatlah pergi membalut lukamu dulu."Steven menolak, "Nggak perlu, aku akan membawamu menemui profesor dulu."Saat orang tua Luna melihat bagaimana Steven begitu peduli pada Sierra, bahkan sampai mengabaikan lukanya sendiri demi mengurusnya, mereka hanya bisa menghela napas.Kalau bukan karena kejadian itu, kalau saja Steven sudah bercerai, bukankah dia dan Sierra bisa bersama dengan bahagia? Sayangnya ....Saat mengingat bahwa semua ini adalah kesalahan Luna, mereka makin tidak bisa menyukai putri kandung mereka sendiri.....Makin memikirkannya, ibuku menjadi makin emosi. Dia langsung meneleponku dan memarahi, "Lenora, kamu sengaja, 'kan? Kamu pasti tahu bahwa Steven masih belum bisa melewati rintangan di hatinya, ma
Baca selengkapnya
Bab 10
Saat malam tiba, suasana di klub makin ramai. Lampu berwarna-warni terlihat berkelip-kelip, musik berdentum keras, dan kemewahan terpancar di setiap sudut.Saat Edgar membawa kliennya menuju ruangan VIP untuk membicarakan bisnis, langkahnya tiba-tiba terhenti. Dia meminta asistennya untuk lebih dulu mengantarkan klien, sementara dirinya berbelok ke ruangan VIP sebelah. Setelah berbasa-basi sebentar, pandangannya beralih ke Steven.Edgar segera bertanya, "Kak Steven, bukankah hari ini ulang tahun ke-70 Nenek Monika?"Kenapa Steven tidak menghadiri perayaan itu, malah duduk di sini minum-minum? Namun, Steven tidak menjawab. Dia hanya mengambil gelas di atas meja dan meneguk isinya dalam sekali tegukan.Edgar bertanya lagi, "Masih marah pada istrimu? Yang benar saja. Di saat seperti ini, kenapa dia nggak coba menenangkanmu? Hari ini, ulang tahun ke-70 neneknya lho. Kalau kamu nggak hadir bersamanya, kira-kira berapa banyak orang yang akan mentertawakannya?"Sorot mata Steven menjadi makin
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status