Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris

Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Oleh:  Caesar AzkaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
23Bab
21Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Warisan Kuno: Kembalinya sang Pewaris Blurb: Seorang anak laki-laki bernama Arka terpisah dari keluarganya yang merupakan salah satu keluarga terkaya di negeri itu sejak usianya baru menginjak empat tahun. Perselisihan dalam keluarga menyebabkan ia disingkirkan secara diam-diam, hingga akhirnya diasuh oleh keluarga sederhana di sebuah desa terpencil. Namun, keluarga angkatnya bukanlah keluarga biasa—mereka adalah keturunan terakhir dari klan kuno yang menguasai seni bela diri tingkat tinggi, ilmu kultivasi yang mendalam, dan pengetahuan kedokteran yang luar biasa. Di bawah bimbingan mereka, Arka tumbuh menjadi pemuda yang cerdas dan tangguh, menguasai teknik-teknik bertarung yang hanya diketahui segelintir orang di dunia. Tanpa mengetahui asal-usulnya yang sebenarnya, ia menjalani hidup sederhana, hingga suatu hari takdir membawanya kembali ke dunia yang telah lama meninggalkannya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1 Anak Yang Dilupakan

Darah mengalir di lantai marmer Vila Wijaya. Seorang pria berseragam pelayan tergeletak dengan mata terbuka lebar, napasnya tersengal-sengal. Tangan kanannya masih mencengkeram sebuah amplop hitam yang kini berlumuran darah. Di sudut ruangan, seorang bocah laki-laki berusia empat tahun duduk diam di atas ranjang. Matanya yang hitam pekat menatap kosong ke jendela, tangannya erat menggenggam boneka kayu yang mulai lusuh. Namanya Arka Wijaya. Di luar kamar, perdebatan sengit pecah di antara anggota keluarga. "Dia tetap anak dari darah Wijaya!" suara seorang pria muda menggema. "Dia bukan bagian dari keluarga ini!" sahut suara berat seorang pria tua dengan penuh otoritas. Pria tua itu adalah Darma Wijaya, kepala keluarga yang keras dan tanpa belas kasihan. "Jangan bodoh, Wisnu!" bentaknya pada pria muda itu. "Anak itu hanya akan membawa keha...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
23 Bab
Bab 1 Anak Yang Dilupakan
Darah mengalir di lantai marmer Vila Wijaya. Seorang pria berseragam pelayan tergeletak dengan mata terbuka lebar, napasnya tersengal-sengal. Tangan kanannya masih mencengkeram sebuah amplop hitam yang kini berlumuran darah. Di sudut ruangan, seorang bocah laki-laki berusia empat tahun duduk diam di atas ranjang. Matanya yang hitam pekat menatap kosong ke jendela, tangannya erat menggenggam boneka kayu yang mulai lusuh. Namanya Arka Wijaya. Di luar kamar, perdebatan sengit pecah di antara anggota keluarga. "Dia tetap anak dari darah Wijaya!" suara seorang pria muda menggema. "Dia bukan bagian dari keluarga ini!" sahut suara berat seorang pria tua dengan penuh otoritas. Pria tua itu adalah Darma Wijaya, kepala keluarga yang keras dan tanpa belas kasihan. "Jangan bodoh, Wisnu!" bentaknya pada pria muda itu. "Anak itu hanya akan membawa keha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya
Bab 2 Jejak Dalam Kegelapan
Petir menyambar di kejauhan, menyinari langit malam yang kelam. Di tepi tebing yang curam, Arka berdiri tegap, menatap hamparan hutan lebat di bawahnya. Angin malam bertiup kencang, mengibarkan jubahnya dan membawa aroma tanah basah yang menusuk hidung. Hatinya bergolak. Semesta seolah memberikan pertanda bahwa perjalanannya baru saja dimulai. “Kenapa sekarang?” gumamnya, matanya menerawang ke dalam kegelapan. Suara langkah kaki mendekat dari belakang. Guna, sang guru, berdiri di sana dengan mata tajam yang menyiratkan kebijaksanaan dan rahasia yang belum terungkap. “Bukan soal kapan,” kata Guna dengan suara berat. “Tapi soal takdir.” Arka menoleh, menatap gurunya dengan penuh tanda tanya. “Takdir?” Guna mengangguk pelan. “Aku tidak mengatakan ini tanpa alasan. Kau sudah merasakannya, bukan? Keinginan untuk mencari tahu siapa dirimu sebenarnya.” Arka menghela napas, dadanya terasa sesak. “Aku t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Bab 3 Kedatangan
Fajar baru saja menyingsing ketika Arka berdiri di atas tebing yang menghadap desa kecil tempat ia tumbuh besar. Angin pagi bertiup kencang, menerbangkan debu dan dedaunan kering di sekitarnya. Di kejauhan, hamparan hutan lebat tampak seperti samudra hijau yang tak berujung. Matanya menatap lurus ke depan, penuh tekad dan keyakinan.Dari belakang, Guna berdiri dengan tangan bersedekap. "Jadi, kau sudah memutuskan?"Arka mengangguk. "Aku harus tahu siapa diriku sebenarnya, Guru."Guna menarik napas panjang. "Perjalanan ini tidak akan mudah. Dunia di luar sana jauh berbeda dari yang kau kenal."Arka tersenyum tipis. "Aku sudah siap. Ilmu yang kau ajarkan akan selalu menjadi bagian dari diriku."Guna mengulurkan sebuah kantong kecil. "Ramuan ini akan melindungimu. Dan ini..." Ia menyerahkan sebuah jimat kayu berukir naga. "Simbol perlindungan. Jangan sampai hilang."Arka menerimanya dengan penuh hormat. "Terima kasih, Guru. Aku tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Bab 4 Ironi
Langit malam Jakarta dipenuhi cahaya neon, memantul di jalanan basah setelah hujan sore. Udara masih menyisakan aroma aspal yang hangat, bercampur dengan bau kopi dan gorengan dari pedagang kaki lima. Arka berdiri di bawah lampu jalan, matanya menatap ke kejauhan. Pikirannya masih berputar setelah pertemuannya dengan Wisnu.Keluarga yang membuangnya kini membutuhkannya?Sebuah ironi yang sulit ia cerna.Ia menarik napas dalam, berusaha mengabaikan perasaan yang berkecamuk dalam dadanya. Jalanan penuh dengan orang-orang yang tidak mengenalnya, tidak peduli dengan masa lalunya. Tapi Jakarta adalah tempat di mana semua orang menyembunyikan sesuatu. Dan kali ini, ia datang untuk mengungkap rahasia yang selama ini ditutupi darinya.Saat melangkah menuju penginapan kecil yang ia temukan melalui aplikasi ponselnya, terdengar suara teriakan dari gang sempit di sisi jalan.Arka menghentikan langkahnya. Sekilas, ia melihat tiga pria bertubuh besar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Bab 5 Teman Yang Diremehkan
Langit Jakarta malam itu dipenuhi warna jingga yang perlahan ditelan gelap. Di jalanan yang padat, suara klakson bertalu-talu, dan aroma asap kendaraan bercampur dengan bau kopi dari pedagang kaki lima. Arka duduk di sebuah warung kopi kecil, matanya menatap kosong pada cangkir di depannya. Di seberangnya, Raka bersandar santai, memainkan sendok di jemarinya. “Jadi, apa yang sebenarnya terjadi dengan perusahaan tempatmu bekerja?” tanya Arka, suaranya datar namun tajam. Raka menghela napas sebelum menjawab, seolah memilih kata-katanya dengan hati-hati. “Perusahaan itu bernama Tirta Nusantara. Kami bergerak di bidang distribusi air minum dan bekerja sama dengan keluarga Wijaya. Semuanya berjalan baik, sampai tiba-tiba, keadaan berubah.” “Berubah bagaimana?” Arka mengangkat alis. Raka mengetuk meja dengan jemarinya. “Harga bahan baku naik drastis, regulasi baru muncul entah dari mana—dan anehnya, semua hanya berdampak pada kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Bab 6 Badai di Balik Kota
Malam menelan Jakarta dengan gemerlap lampu yang berkilauan di atas aspal basah. Di sebuah rooftop gedung tinggi, angin berembus kencang, membawa aroma hujan yang baru saja reda. Arka berdiri di tepi pagar kaca, memandang lanskap kota yang seakan tak pernah tidur. Dari atas sini, ia bisa melihat gedung Wijaya Group menjulang angkuh, sebuah simbol kekuasaan yang tak tergoyahkan. Di belakangnya, Raka datang dengan langkah ringan, tangannya memasukkan sesuatu ke dalam saku jaket. "Kau yakin mau melakukan ini?" tanyanya tanpa basa-basi. Arka menoleh sedikit, matanya menyipit. "Aku tidak punya pilihan lain." Raka terkekeh. "Selalu ada pilihan, Arka. Hanya saja, beberapa di antaranya lebih berbahaya dari yang lain." Arka menghela napas, lalu berjalan menuju tangga darurat. "Ayo. Kita punya janji yang tidak boleh kita lewatkan." Jebakan di Lantai 25 Kantor Wijaya Group dipenuhi aroma kekuasaan. Setiap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Bab 7 Peringatan
Langit Jakarta malam itu gelap pekat, hanya diterangi lampu-lampu kota yang berpendar di kejauhan. Hujan baru saja reda, meninggalkan jejak air di jalanan yang berkilauan di bawah cahaya lampu neon. Di sebuah rooftop gedung tinggi, Arka berdiri diam, tatapannya mengarah ke lanskap kota yang tak pernah tidur. Suara klakson samar terdengar dari kejauhan, tetapi pikirannya terpusat pada satu hal—kebenaran di balik kehancuran Tirta Nusantara. Di belakangnya, langkah kaki terdengar mendekat. Raka datang dengan gaya khasnya—santai, tangan dimasukkan ke dalam saku, namun matanya tajam seperti biasanya. "Kau yakin kita masih ingin melanjutkan ini?" tanya Raka tanpa basa-basi. Arka tidak langsung menjawab. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Sejak awal, aku tidak punya pilihan lain." Raka tertawa kecil. "Selalu ada pilihan, Arka. Hanya saja, beberapa di antaranya lebih berbahaya dari yang lai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Bab 8 Kabut di Balik Bayangan
Kilatan lampu merah-biru berpendar di kejauhan. Sirene ambulans meraung di jalanan yang basah oleh hujan semalam, membelah keheningan pagi yang suram. Di dalam mobil yang melaju cepat, Arka menatap Haryo yang masih tak sadarkan diri di kursi belakang. Wajah pria tua itu pucat, darah di kepalanya sudah mengering, namun napasnya tetap tersengal. "Kita seharusnya tidak membawa dia ke rumah sakit biasa," kata Raka dari kursi kemudi. "Orang-orang yang mengincarnya pasti sudah mengawasi semua tempat." Arka mengangguk, matanya tetap fokus pada jalanan di luar. "Aku sudah menelepon seseorang. Kita akan membawanya ke tempat yang lebih aman." Mobil berbelok tajam ke gang kecil yang nyaris tak terlihat di peta. Raka menghentikan mobil di depan sebuah gudang tua yang tampak seperti sudah lama ditinggalkan. "Ini tempatnya?" tanya Raka, skeptis. "Percayalah," jawab Arka sambil membuka pintu. Begitu mereka m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya
Bab 9 Bayangan di Balik Cahaya
Hujan mulai turun, rintik-rintiknya menghantam aspal dan menyelimuti lorong sempit di belakang gudang dengan aroma tanah basah. Arka berdiri diam, merasakan dinginnya moncong pistol yang ditekan ke dahinya. Napasnya teratur, tapi matanya penuh perhitungan. Raka dan Sinta menegang di sisinya, sementara Haryo tetap setengah sadar, bersandar lemah di dinding.Sosok berpakaian hitam itu tidak bergeming, tatapannya dingin dan tajam. “Kalian seharusnya berhenti sejak awal.”“Tapi kita tidak pernah pandai mengikuti perintah,” jawab Raka, suaranya tetap tenang meskipun tangannya perlahan merayap ke pinggangnya, mencari sesuatu.Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dari kejauhan—sebuah ledakan kecil mengguncang tanah. Dalam sepersekian detik, perhatian pria bersenjata itu teralihkan. Arka tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan gerakan cepat, ia menepis tangan pria itu dan menendang pistolnya ke samping.Pria itu mencoba menyerang balik, tapi Arka lebih cepa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya
Bab 10 Gadis di Balik Bayangan
Udara malam di kota terasa berat. Lampu-lampu jalan yang redup memantulkan bayangan panjang di aspal basah. Arka berjalan dengan langkah mantap di gang sempit, sementara Raka mengikutinya di belakang. Mereka baru saja lolos dari serangan para pembunuh bayaran yang dikirim oleh Paman Darma. Kini, mereka hanya memiliki satu tujuan—mencari kebenaran.“Apa kau yakin ini tempatnya?” tanya Raka, suaranya lirih namun tegang.Arka mengangguk. “Informasi dari Haryo mengarah ke sini. Jika benar, kita akan menemukan seseorang yang tahu segalanya tentang keluarga Wijaya.”Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, sebuah suara halus terdengar dari kegelapan.“Kalian mencari sesuatu?”Arka dan Raka spontan berhenti. Di ujung gang, seorang wanita berdiri. Wajahnya tersembunyi di balik tudung jubah hitam, hanya sepasang mata tajam yang bersinar di bawah cahaya bulan.“Kami mencari seseorang yang bisa menjelaskan siapa sebenarnya musuh kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status