Reni tidak sengaja melihat pesan di HP suaminya yang berisi kata-kata mesra. Itu membuatnya gelisah dan diam-diam memutuskan untuk menyelidikinya. Ternyata suaminya telah menikah diam-diam di belakangnya. Reni berusaha tenang dan membalas perbuatan suaminya dengan cara elegan. Kira-kira apa yang akan Reni lakukan untuk membalaskan sakit hatinya?
View More“Ya ampun, Mir. Kamu jadi orang perhitungan banget sih, uang yang kamu punya juga dari aku kali. Kok saat aku kesusahan kamunya malah kayak gak mau keluar uang," ujar Candra."Ya ... ya! Bukan begitu, Mas. Maksud aku kan uang kamu itu banyak jadi gak salah dong kalau aku minta ganti," balas Mira, padahal Mira itu emang aslinya pelit beda banget sama Reni."Ya, sudah. Kalau begitu ayo kita pulang sekarang," ujar Candra, yang langsung melangkah pergi lebih dahulu."Ya Tuhan, apes banget sih nasib aku. Mau babymoon saja nggak jadi, tapi ya udahlah minimal aku sudah pernah menginjakkan kakiku di Eropa," gumam Mira dalam hati.Begitu saja Mira masih bisa pamer loh dengan mengunggah liburannya di story WA-nya. Padahal liburannya gagal total, tapi yang penting Mira masih bisa pamer ke teman-teman dan saudaranya.***"Loh, Reni. Tumben kamu datang ke perusahaannya om?" tanya omnya Reni yang bernama Dipta.Ya, dulu Dipta sudah pernah menasehati Reni untuk hati-hati dengan suaminya, karena Dipt
Di Eropa, kini Mira merengek minta diajak jalan-jalan, makan-makan dan shopping sehingga Candra langsung menurutinya, karena Mira bilangnya anaknya yang lagi pengen. Ya, Mira paling tahu banget kelemahan Candra, karena selama ini Candra begitu menginginkan seorang anak.Di pusat perbelanjaan, Mira membeli apa yang ingin dibelinya. Mulai dari sepatu brand ternama, baju, dan juga tas yang harganya begitu fantastis. Candra lagi pusing mikirin keuangan kantor, eh, istri keduanya malah asyik shopping tanpa memikirkan uangnya.Ditambah lagi Mira minta dibelikan satu set perhiasan mewah sama Candra."Mas, kamu belikan aku juga dong perhiasan mewah," pinta Mira, dengan suara yang dibuat semanis mungkin."Ehmmm! Itu bisa lain kali saja ya, Mir. Jangan sekarang," tolak Candra, yang seketika membuat Mira ngambek."Ish, Mas. kamu kok begitu sih, aku ini lagi hamil dan ini anak kamu loh yang minta," ujar Mira beralasan, seraya mengempaskan tangan Candra yang tadi di pegangnya."Please, kamu tolong
Pretttt."Eh! aduh maaf, Sayang. Mungkin ini Mama makannya kekenyangan kali ya, sehingga perut Mama langsung mules. Ya sudah, Mama mau ke toilet dulu," ujar Ratih. Ia langsung kocar kacir ke toilet, membuat Reni ingin tertawa ngakak.Sengaja Reni membelikan makanan kesukaan ibu mertuanya. Tak lupa, Reni juga memberikan sedikit obat pencahar, supaya ibu mertuanya sakit perut.Kalau sudah begini, waktunya Reni beraksi."Bagaimana, Ma. Udah lega?" tanya Reni, saat ibu mertuanya keluar dari toilet."Iya sudah, Sayang," jawab Ratih, tapi sedetik kemudian perutnya kembali mulas sehingga Ratih langsung ke toilet lagi."Aduh duh, mules lagi nih perut Mama. Bentar ya, Ren," ujar Ratih. Ia lari terbirit-birit ke toilet. "Hahaha ...., rasakan kamu, Ibu mertuaku yang tersayang. Makanya, kamu jangan pernah main-main sama Reni. Kita lihat saja nanti, aku akan membuat kalian menjadi miskin lagi," ujar Reni, seraya mengambil sebuah berkas supaya ditandatangani oleh Ratih."Eh, Ma. Itu di depan ada P
Reni baru saja selesai memimpin meeting, ketika tiba-tiba ditelepon Ibu mertuanya. Dengan kesal dan gondok, langsung mengangkatnya."Halo, Bu," jawab Reni, dengan sedikit ketus. Tidak seperti biasanya, karena sekarang Reni sudah tahu borok mertuanya. Kalau dulu okelah Reni selalu bersikap baik dengan mertuanya, karena mertuanya begitu baik dengannya. Tapi nyatanya kebaikannya ibu mertuanya itu hanyalah palsu belaka."Iya, halo Ren. Apa kabar kamu Sayang, mama kangen nih sama kamu," ujar Ratih.Mungkin dulu Reni akan merasa sangat senang dengan perkataan ibu mertuanya, yang terlihat begitu menyayanginya. Tapi tidak untuk sekarang, yang ada Reni sekarang ingin muntah mendengar perkataan dari ibu mertuanya, yang pura-pura baik dengannya."Keadaan Reni, yah beginilah, Mah. Lagi nggak baik-baik saja," jawab Reni."Owh! iya, mama lupa. Kata Candra kamu kan sedang nggak enak badan ya? Aduh maaf ya, mama belum bisa nengokin kamu di rumah. Lalu bagaimana sekarang keadaan kamu, Sayang?" tanya R
"Loh, ini kenapa ada pengeluaran uang sampai sebesar ini? Buat apa?” tanya Reni.Dada Reni langsung bergemuruh hebat, suaminya seperti sedang menguras semua hartanya. Untung saja semua kartu ATM dan kartu kredit yang dipegang oleh suaminya, sudah Reni bekukan."Maaf, Bu. Uang itu Pak Candra minta sekitar satu bulan yang lalu, dan saya juga tidak tahu buat apa uang itu," jawabnya."Aku minta sekarang juga kamu telusuri ke mana uang itu digunakan," titah Reni, dada Reni sampai naik turun menahan amarah, karena Reni baru tahu jika perusahaannya bermasalah karena ulah suaminya sendiri."Baik, Bu. Laksanakan," jawab manajer itu langsung melakukan perintah dari Reni.Sungguh Reni merasa begitu sangat bodoh, karena selama ini Reni nggak pernah sekalipun mengecek perusahaannya. Reni sudah begitu sangat percaya dengan suaminya.Reni kini langsung memijit pelipisnya pusing. "Kamu sangat tega sekali denganku, Mas. Padahal selama ini aku gak pernah perhitungan sama kamu, dan keluarga kamu. Tapi
Sesampainya di kantor! Reni tak mendapati suaminya, dan Reni sudah bisa menebak ke mana suaminya itu pergi."Ck! Jadi bener ya, Mas. Apa yang dikatakan oleh Dewi, jika kamu datang dan pergi sesuka hati ke kantor. Kamu pikir kantorku ini tempat untuk apa, Mas? Untuk main-main," batin Reni, yang lantas memeriksa ruangan yang selama ini Candra tempati.Semuanya nggak ada yang mencurigakan, dekorasinya masih sama seperti dulu saat Reni memimpin perusahaannya. Nggak ada yang berubah, Reni segera duduk di kursi kebesarannya, lalu mengecek semua laci meja. Tak sengaja Reni menemukan cukup banyak struk belanjaan barang branded, mulai dari tas mahal, baju, sepatu, serta alat make up."Kenapa ada banyak struk belanjaan di sini, mana mahal-mahal lagi harganya?” tanya Reni, seraya mengecek semua nota-nota belanjaan itu, bahkan ada sebuah nota tas limited edition seharga ratusan juta."Rasanya aku gak pernah dibelikan semua barang-barang ini sama Mas Candra. Si*lan, pasti semua barang-barang ini u
Pagi itu, Candra bukannya pergi ke kantor, tapi malah ke rumah ibunya. Tadi pagi ibunya menelepon dan marah-marah hanya karena semalam Candra tak jadi tidur di rumah Mira."Candra! Keterlaluan kamu, ya. Bisa-bisanya kamu semalam ninggalin istri kedua kamu dan lebih memilih pulang ke rumah wanita mandul itu. Mira itu lagi hamil anak kamu. Kalau terjadi sesuatu dengannya, bagaimana? Mikir dong," omel Ratih."Maaf, Mah. Tapi, semalam Reni sedang sakit dan tidak mungkin kalau Candra tidak pulang. Reni juga butuh Candra, Mah," kilah Candra."Halah, dasar manja! Ketimbang nggak enak badan saja kamu sampai segitunya. Sedangkan, Mira ini sedang mengandung anak kamu loh, Dra. Seharusnya kamu utamakan dia. Bukan malah lebih penting Mira, ketimbang istri mandul kamu itu."Candra benar-benar kesal dengan Mira. Dirinya jadi kena marah sang ibu, hanya karena aduan dari istri keduanya itu."Iya, maaf." Candra lebih memilih mengalah ketimbang ribut sampai ke mana-mana, sedangkan Mira malah senang mel
Setelah suaminya tertidur dengan nyenyak, Reni segera mengambil HP suaminya. Untuk membuka HP itu, dengan gerakan pelan Reni menyentuhkan jari suaminya pada layar sehingga HP suaminya berhasil terbuka.Entah kenapa, Reni mendadak deg-degan saat membuka HP suaminya. Pertama kali yang Reni buka adalah bagian pesan. Paling atas, ada pesan dari nomor yang dikasih nama ‘Dadang’.Dari kemarin, itulah yang membuat Reni sangat penasaran. Sebab, nomor itulah yang mengirim pesan ke suaminya dengan kata-kata ‘sayang’.Begitu dibuka, dada Reni langsung terasa begitu sesak. Bagaimana tidak, karena ternyata nomor itu adalah nomor seorang wanita yang tidak Reni kenali. Dan isi pesannya malah memanggil suaminya dengan kata ‘sayang’.Terlihat bahwa suaminya selama ini sering mentransfer sejumlah uang ke wanita itu. Tak hanya itu. Suaminya juga mengirim sejumlah uang ke ibu mertua dan adik iparnya, dengan jumlah yang tak sedikit. Padahal setiap bulan Reni sudah menjatah uang bulanan buat ibu mertuan
Candra segera mengambil HP-nya dari tangan Mira. Sebab, HP-nya terus berdering. Candra langsung mengangkat telepon dari istri pertamanya itu, seraya menyuruh Mira untuk diam."Diamlah, aku mau mengangkat telepon dari istriku dulu.""Iya. Halo, Sayang," jawab Candra di seberang sana."Aduh … Mas, kamu itu ke mana saja sih? Kok sampai malam begini belum pulang juga? Ditelepon juga nggak diangkat?" tanya Reni penasaran."Ah … maaf, Sayang. Tadi HP-nya aku silent. Jadi, nggak tahu kalau kamu telepon. Maaf, aku belum bisa pulang, Sayang, karena masih lembur," jawab Candra berbohong. Reni langsung mengepalkan tangannya karena marah. Reni sudah tahu jika suaminya telah membohonginya."Kamu seriusan, Mas? Masih lembur di kantor?” tanya Reni sekali lagi."I-iya. Iya dong, Sayang," jawab Candra dengan gugup."Mas, bisa tidak kamu pulang sekarang? Tiba-tiba aku nggak enak badan," keluh Reni berbohong pula.Seorang pembohong harus dibohongi balik."Apa? Kamu sakit, Sayang?" Candra langsung mera
"Loh kok pakai manggil sayang? Pesan dari siapa ini, kenapa isi pesannya pakai kata sayang-sayangan segala sih," ujar Reni, yang begitu kaget kala melihat pesan yang masuk ke ponsel suaminya dengan kata-kata sayang di dalamnya.Ya, saat ini Candra suaminya Reni sedang mandi, dan ponsel suaminya ditaruh di atas nakas. Tiba-tiba ponsel itu terus berdering, karena ada telepon yang masuk. Awalnya Reni cuek-cuek saja karena Reni memang tidak pernah kepo sama isi ponsel suaminya. Tapi berhubung ponsel suaminya terus berdering, Reni ingin mengangkatnya. Siapa tahu ada yang penting begitu pikir Reni.Belum juga Reni mengangkat teleponnya eh malah sudah mati duluan. Gak lama malah terdapat pesan yang masuk ke ponsel suaminya dari nomor yang dikasih nama ‘Dadang’.Sayang angkat dong teleponnya, nanti kamu datang ke rumahku ya. Karena aku ada kejutan buat kamu.Begitulah kalimat yang Reni baca, karena pesan itu muncul di atas layar ponsel suaminya. Seketika hati Reni merasa resah, dalam pikira...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments