"Mas aku bisa kok ngasih anak yang lucu buat kamu!" Setelah Airin masuk ke universitas ternama di sebuah kota, ia menaruh hati pada seorang dosen pembimbingnya bernama Gunawan. Tak lama saling mengenal, mereka pun memutuskan untuk menjalin hubungan, mereka pun saling mencintai. Namun, sang dosen ternyata sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak. Apakah sang dosen akan memilih salah satu darinya? Apakah ia akan mempertahankan rumah tangganya atau memilih Airin?
View MoreAirin tampak tertegun melihat Helena ikut serta dalam kegiatan studi ilmiah yang dilakukan di Jogja. Helena menghampiri Airin yang tengah membawa koper miliknya."Halo. Kamu Airin kan?" sapa Helena dengan senyuman hangat."Ah, halo!" jawabnya dengan ragu-ragu."Apa suamiku masuk bus kamu? Atau lagi sama kamu?" tanya Helena dengan raut wajah datar sambil menengok kanan kirinya. Airin yang mendengar itu langsung tertegun dengan wajah yang tampak memucat."Apa? Apa maksudnya? Apa dia tau kalo suaminya selingkuh?" gumamnya dalam hati."Ya enggak lah bu, ibu kan tau kalo saya baru turun dari bus dan penumpangnya udah pada turun. Liat nggak Pak Gunawan turun dari
"Mas Gunawan?" Aku menghampirinya yang sedang duduk dengan tenang di sofa. Aku memeluk bahunya dari belakang, ia pun menyentuh kedua tanganku dengan kelembutan dari tangannya."Udahan kalian perginya?" Mas Gunawan tiba-tiba membahas kebersamaanku dengan Stefan tadi."Apaan sih Mas, aku cuma pergi makan doang. Nggak mungkin kan kalo aku tolak." suara manja keluar dari mulut manisku agar Mas Gunawan tidak berpikir jauh antara aku dan Stefan."Aku sayangnya cuma sama kamu kok Mas." imbuhku manja. Mas Gunawan membalikkan muka ke arahku, ia tersenyum dan mengusap rambutku dengan kelembutannya dan mencium keningku."Mas juga tau kalo kamu sayangnya sama Mas." senyum yang tergambar di wajahnya membuat perasaank
Aku terdiam kaku melihat pria yang keluar dari mobil itu adalah Mas Gunawan. Stefan yang mengetahui Mas Gunawan sedang berada di area apartemen ini lalu menyapanya. Ia hanya berpikir jika Mas Gunawan adalah dosen kami berdua."Pak Gunawan!" Stefan menghampiri Mas Gunawan, sedangkan aku hanya membelakangi mereka dengan termenung diam serta menundukkan kepala."Halo Stef, mau kemana malem-malem begini sama Airin?" Mas Gunawan bertanya pada Stefan dengan mata menyorot ke arahku. Aku menunduk dengan sedikit melirik mereka berdua. Aku tetap diam dan berusaha tidak panik."Oh kita cuma mau makan malem aja kok Pak." Ucapan Stefan cukup membuat perasaanku lega. Aku khawatir jika Mas Gunawan akan berpikiran aneh pada kami berdua karena pergi di waktu malam.
"Hah! Apa?" Mataku terbelalak bulat ketika Stefan mengungkapkan perasaannya padaku. Ucapannya itu membuat hatiku bergejolak. Kami terdiam dan menimbulkan keheningan yang cukup lama serta kecanggungan diantara kami.Stefan mulai mendekatiku dengan penuh getaran pada tubuhnya, terlihat dari jari-jari tangannya bergetar hebat. "I-ya Rin aku su-suka sama ka-kamu." Dia pun berkata dengan gugup."A-aku nggak tau harus bilang apa Stef. Aku pulang dulu buat mikirin semuanya." Aku langsung keluar dari apartemennya dan meninggalkan Stefan tanpa jawaban. Ini semua terlalu cepat bagiku, lagipula aku sudah memiliki Mas Gunawan.Sesampainya di apartemen, aku langsung menjatuhkan tubuhku ke kasur. Aku terus memikirkan perkataan Stefan tadi.
"Ehm!" sambil mengekspresikan kepala dengan mengangguk terlalu antusias.Wajahnya mendekat padaku, tatapan matanya seperti Yuta itu menjadikanku terhening dalam suasana di mobil. Aku menatap lekat matanya yang menatapku serius."Aku…" ketika ucapannya membuat jiwa penasaranku semakin menggebu-gebu."Ayolah aku penasaran?" rengekku dalam hati. Sebenarnya juga tidak terlalu penting menanyakan hal pribadinya. Namun, kalau sudah penasaran mau bagaimana lagi kan?"Kepo banget sih. Dah kita pulang yuk!" mencubit pipi kananku lembut dengan tertawa kecil."Ih dasar kamu ya bikin aku penasaran!" memukul lirih bahunya. Ia pun mulai menjalankan mobilnya d
"Boleh kok," aku memperbolehkan Stefan ikut denganku ke taman. Akhirnya kami berjalan keluar berdua."Oh iya kamu tinggal di lantai berapa?" Stefan bertanya padaku."Lantai lima hehe," sambil tertawa kecil padanya."Boleh sewaktu-waktu aku main?" tanyanya.Aku mengangguk dan hanya tersenyum cringy padanya. Ketika di parkiran ia menawari untuk naik mobilnya."Naik mobilku aja Rin!" ajaknya."Loh taman kan deket Stef, kenapa bawa mobil?" padahal lokasi apartemen dengan taman tida
Matahari mulai terbit di ufuk timur, cahayanya menyembul sinar yang menyilaukan mata. Semalaman aku dan Mas Gunawan tidur bersama. Rupanya dia bangun mendahuluiku."Mas udah bangun daritadi?" tanyaku dengan nada lemas.Dia mengangguk dengan manisnya mencium keningku dan berbisik di telingaku mengucapkan, "Selamat pagi."Dia mulai menggodaku, menggelitik bagian pinggangku. Akhir pekan kami habiskan di kamar seharian dengan mesra.Tidur di bagian dadanya di dalam pelukannya membuat perasaanku lebih tenang dan rileks."Mas, istri kamu nggak nyariin kamu?" tanyaku.Kemudian Mas Gunawan menjawab d
"Loh Mas kapan datengnya?" aku terkejut akan kehadiran Mas Gunawan yang sudah duduk di sofa apartemenku."Sini duduk deket Mas." dengan meneguk jus jeruk yang tertenteng di atas meja.Aku mendekat ke arah Mas Gunawan tiba-tiba Mas Gunawan menarik tanganku dan aku terjatuh di pangkuannya.Aku menatapnya, bola mataku menatap mengedip melihatnya. Ia mencium keningku."Mas?" lirihku."Hmm kenapa?" suaranya lirih manja pipinya menempel ke sekitar pelipisku kemudian bibirnya menyentuh bagian telingaku. Hembusan nafasnya menusuk dalam romaku merasa menggelikan aku menggeliat di pangkuannya."Geli Mas," uc
"Sesuai janjiku tadi buat ngajak kamu makan siang yuk ke kantin," ajaknya padaku.Belum menjawab ajakannya tersebut ia langsung menggandeng tanganku dan mengajakku berlari kecil.'Widih baru kenal main gandeng tangan orang!' gumamku dalam hati.Setelah sampai di kantin aku memesan makanan yang cukup lumayan banyak. Sengaja untuk mengerjai si kembaran Yuta ini.'Aku buat dia ilfeel sama aku biar nggak deketin lagi,' bergumam dalam hati dengan sedikit tersenyum lebar dengan memainkan bola mata."Apa kamu habis makan segini banyaknya?"tuturnya ketika melihatku memesan banyak makanan. Ia melihat dengan terheran-heran
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments