Kimberley memilih pergi dari rumah untuk membuktikan dirinya bisa sukses dengan usahanya sendiri dan dia berhasil! Dia mampu menjadi sekretaris Jack William, CEO yang paling diinginkan dan kaya di ibukota. Namun siapa sangka, Jack tidak sesederhana yang dipikirkan. Pria itu terobsesi, menculik, hingga memaksa Kimberly untuk menuruti semua keinginannya, termasuk hasratnya. Lantas, bagaimana nasib Kimberly selanjutnya? Mampukah dia kabur dari tawanan sang CEO Arogan?
Lihat lebih banyak"Hehehe, iya Paman."'Aduh! Kenapa pertanyaannya seperti itu.' batin Rose. Rico dan Rose menjadi salah tingkah! Sorenya mereka kembali ke Milan, Jack dan Kimberley pulang dengan hati yang sangat bahagia, mereka sudah menjadi pasangan suami istri, Jack juga merasa senang, acara pernikahannya berjalan sesuai dengan rencananya. "Pak Jack, tadi bicara apa dengan paman Wiston? Terlihat sangat serius." tanya Kimberley. Jack menoleh, mengelus pipi Kimberley, "Hanya membicarakan soal villa, dulunya tidak sebagus itu, ternyata dia merenovasinya tahun lalu." Jack terpaksa membohongi Kimberley, dia tidak ingin menceritakan masalah kehidupannya, itu menambah beban pikiran Kimberley. "Oh begitu, ini kita langsung pulang ke Mansion?" "Memangnya kau ingin pergi ke mana sayang? Ini sudah malam." "Tidak, apa kita tidak pergi membeli makanan atau camilan." ucap Kimberley--merangkul tangan Jack. "Hahaha, kau ingin membeli makanan?" Kimberley mengangguk. "Mungkin, kalau nanti sampai
Kotak itu berisi perhiasan dan dress cantik dari brand 'Christian Dior' yang diberikan Paman Wiston untuk Kimberley, dia juga memberikan nota check berbulan madu ke Berlin untuk Jack dan Kimberley, Itu hadiah pernikahan dari Paman Wiston. "Oh iya, ini untuk Kimberley." ucap Paman Wiston--menyerahkan kotak. "Wah!" "Apa itu?" tanya Jack. "Aku memberikan hadiah perhiasan dan dress untuk Kimberley." Paman Wiston--menyerahkan kotak. "Aku bisa membelikan itu untukmu." ucap Jack menoleh. "Jangan begitu, ini hadiah dari Paman." Kimberley berbisik. "Wah, terima kasih Paman." ucap Kimberley membuka kotak--matanya berbinar. "Paman harap, kau menyukainya." "Aku pasti suka, terima kasih Paman." "Iya anak cantik." "Untukku tidak ada?" tanya Jack. "Ini aku memberimu nota check, ini untuk kalian berdua berbulan madu." Paman Wiston menyerahkan nota check sejumlah uang. "Kau menghinaku? Seperti aku tidak bisa membayar." "Kau mau uang ini tidak?" tanya Paman Wiston. "Baikl
Derai air hujan membasahi tubuh mereka, tabrakan sensual di dalam kolan itu terasa menenangkan. "Aku mencintaimu sayang, selamanya akan selalu begitu." "Aku juga mencintaimu." Paman Wiston yang tengah mencari keberadaan mereka, tak sengaja di lantai atas, memperhatikan kegiatan mereka,dia terdiam di tempat sebenarnya Paman Wiston ingin mengingatkan mereka untuk makan siang sebelum kembali ke Milan, tapi dia tidak ingin mengganggu mereka. Tap! Kimberley membuka matanya dan mendapati Paman Wiston di ujung pintu, dia langsung menyudahi ritual berciuman. Menepis tubuh Jack! "Pak, sudah hentikan." Perlahan mendorong tubuh Jack. Jack masih memaksa merangkul pinggang Kimberley, memeluk erat dan mencium istrinya. "Kenapa sayang? Kenapa sudah? aku belum puas." "Itu, di sana ada Paman." Kimberley berbisik. "Kau mau membohongiku lagi? Mencari alasan?" "Tidak Pak, aku serius, di sana ada Paman Wiston." Jack menoleh, mulutnya ternganga--dia terkejut. "Hei Paman! Sedan
"Ini uang dariku untukmu, kau masih ingat ucapanku kan?" Dari orang yang kau kagumi, Rico. Lily tertegun membaca pesan surat itu ternyata uang itu dari Rico, dia segera menyimpan dan pergi beristirahat. [Villa La Rosa B&B, Bellagio.] Hari kedua di Bellagio, Rico dan Rose menghabiskan waktu mereka dengan berenang hingga ... turun hujan. 'Langitnya mendung, tapi aku ingin berenang' batin Riko mengenakan Boxer. "Tuan mau ke mana?" tanya Rose "Mau berenang Rose." "Memangnya ada kolam?" "Ada, kolamnya di atas." "Aku mau ikut!" Rose beranjak. "Baiklah, kau ganti pakaianmu.' Rico pergi lebih dulu menuju kolam, dia sengaja ingin berenang sambil main hujan. Tak lama Rose datang mengenakan bikini berwarna kuning, Rico melebarkan matanya dia tidak pernah melihat Rose berpakaian bikini. Terlihat seksi! "Tuan Rico." Rose datang Melambaikan tangan. 'Seksi sekali tubuhnya, benar-benar tubuh model.' batin Rico--menelan salivanya. "Ini sepertinya mau hujan, Tuan." ucap
"Kenapa cepat sekali?" tanya saudara Wiston. "Iya, aku banyak sekali pekerjaan, jadi aku harus segera kembali ke Perancis." "Ngomong-ngomong kau sudah memiliki kekasih?" tanya saudara Wiston. "Aku masih lajang." "Jadi, aku boleh minta nomor teleponnya kan, hehehe?" "Iya nanti, hehe." "Keponakanku satu itu memang masih lajang." sahut paman Wiston. Satu ruang makan sontak tertawa. Tiba-tiba Jack dan Kimberley datang. "Kalian ke mana saja? Ayo sarapan." tanya paman Wiston. "Aku dan Kimberley mencari angin segar di luar." jawab Jack. Dirainya kursi, "Duduk sayang, kau mau makan apa?" "Ikan laut saja..." "Baiklah, aku juga makan ikan laut." Paman Wiston melihat itu langsung tersenyum, ternyata keponakannya itu memperlakukan istrinya dengan baik. "Kalian ini selalu saja, pagi-pagi sudah mesra." gerutu Rico. "Memangnya kenapa? Kalau kau mau, mesra saja dengan Rose." Rose terperanjat mendengar ucapan Jack, melebarkan matanya kemudian tersenyum malu. "Rose kekasihny
"Selamat malam istriku sayang" Kimberley seketika mencair! "Selamat malam juga suamiku sayang." Diraihnya selimut, tidur berhadapan saling mendekap tanpa jarak, Kimberley bisa mencium aroma musk dari tubuh Jack. Di sisi lain, Lily di kamarnya belum tidur, dia mencoba menempelkan telinga ke dinding, dia mendengar suara seseorang yang terdengar samar itu suara Rico dan Rose, ternyata kamar mereka bersebelahan. 'Ternyata Rico dan Rose tidur satu kamar?' Lily bergumam dalam hati--menggigit jari. Lily masih teringat kejadian bersama Rico tadi, dia menyimpan rahasia itu karena dia juga sedikit takut dengan ancaman Rico. 'Sebaiknya besok aku langsung pulang ke Perancis.' batin Lily--beranjak tidur. Kring! Pukul 07.00 pagi alarm ponsel Rico berbunyi, perlahan membuka matanya mendapati Rose tengah bercermin. Rose meraih ponsel, mematikan alarm, mendekati, "Kenapa Tuan menyalakan alarm?" tanya Rose. "Aku takut kesiangan lagi Rose." Rico meraih ponsel, beranjak dari ranj
"Mantan kekasihku." jawab Lily--lirih. "Aku bisa merasakan ini tidak begitu sempit tapi, rasanya masih nikmat." Rico memaju mundurkan sambil membungkam mulut Lily, dia takut kamar ini tidak kedap suara jika suara Lily terdengar sampai luar, itu akan menjadi masalah, sebelumnya Rico hanya ingin mengingatkan Lily tapi, Rico tidak bisa membendung hasratnya. Lily terbawa suasana, tapi dia berusaha menahan suara, dia tidak mau ada orang yang mengetahuinya. Rico hanya menyentuh milik Lily, mereka juga tidak berciuman, permainan itu sebatas memuaskan hasrat. Ahhh! "Enak ya?" tanya Rico. Lily langsung mengangguk. "Ahhh, mau lebih cepat?" Lily hanya pasrah menikmati tubuhnya dihujani Rico, dia sudah lama tidak melakukan hal ini setelah putus dari mantan kekasihnya di Perancis, dia hanya sering menonton film dewasa dan memuaskan dirinya sendiri, itu sisi lain dari Lily yang tidak diketahui siapapun, bahkan Kimberley tidak mengetahuinya. "Enak hem?" Rico mempercepat gerakan--
"Hehehe, maaf Kimberley, mungkin aku sedikit merasa tidak enak badan." "Kalau kau tidak kuat, kau boleh istirahat Lily, acaranya juga sudah selesai mungkin kita hanya makan malam dan berbincang saja." "Iya Kimberley." Sementara Jack masih diam menikmati makanannya, di tengah makan, dia melihat suatu keanehan dengan sahabat Kimberley yang suka menatap Rico dari awal, Jack memang suka mengamati orang-orang di sekitarnya. "Bagaimana soal universitas, Rose?" "Dia akan wisuda." jawab Rico. "Yang di tanya bukan Tuan." "Hehehe..." Rose menoleh, "Iya Nyonya, bulan depan aku akan wisuda." "Itu artinya, kau sudah lulus Rose?" tanya Kimberley terkejut "Iya Nyonya." Rose tersenyum. "Selamat ya Rose." ucap Kimberley--tersenyum. Jack ikut tersenyum. "Rose, kau mau diambilkan apa? Aku mau mengambil makanan lagi ke sana." "Bawakan dessert saja, Tuan." "Oke, sebentar aku ambilkan." "Dia menjadi pembantumu, haha." pekik Kimberley. Rico memang suka makan tapi dia juga
Mendekati senja, para Maid datang membawa kue pernikahan, Jack dan Kimberley langsung memotong kue itu, dan para tamu bersorak. "Kau lapar sayang?" tanya Jack. "Nanti saja, Kau mau ini, Pak?" Kimberley menunjuk kue. "Boleh, sedikit saja." Tiba-tiba ada dua anak laki-laki datang, itu keponakan Jack. "Paman Jack, aku mau kue itu." "Oh iya sebentar ya, aku ambilkan." Jack mengambil sendok, "Coba dulu, enak tidak?" tanya Jack--menyuap. "Enak Paman." "Aku juga mau mencobanya..." "Sini..." Jack menyuapi bocah satunya. Bocah itu mengangguk! "Biar kuambilkan, ini untukmu dan ini untukmu juga." Kimberley mengambilkan porsi kue untuk dua bocah itu. "Terima kasih bibi, terima kasih paman." "Sama-sama sayang." ucap Kimberley, "Hehe, anak itu lucu sekali." lanjutnya. "Nanti kita buat yang seperti itu..." "Jangan bicara di sini, Pak." "Kenapa?" tanya Jack--merangkul pinggang. "Malu, banyak orang Pak." Jack tertawa kecil! Pemandangan pegunungan lebih terlihat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.