Share

BAB 2

Kimberley terdiam.

Sebenarnya, apa yang membuat Jack seperti ini?

Beberapa waktu lalu, Kimberley baru saja naik jabatan dari staff biasa menjadi sekretaris Jack.

"Aduh, bisa telat ini kalau tidak lari!" paniknya kala itu.

Kimberley berjalan terburu-buru karena biasanya, dia berangkat ke kantor pagi sekali karena tidak ingin telat. 

Bukan karena jarak kantor dan apartmentnya jauh, tapi itu sudah kebiasaannya sejak dulu.

Hanya saja, hari ini bisa-bisanya dia telat bangun!

Ting!

Untungnya, tak menunggu lama, lift menuju ruang sekretaris--tempat barunya setelah naik jabatan--terbuka.

Hanya saja, matanya tak sengaja berpapasan dengan Jack William CEO dari perusahaan William Group!

Kimberley sontak menundukan kepala sebelum memasuki lift. "Permisi, Pak."

Namun alih-alih menjawab, Jack hanya mengangguk.

Kimberly jadi mati gaya menghadapi langsung sang CEO yang terkenal karena muda dan brillian itu--untuk pertama kalinya.

Bukan karena merasa gugup berdua karena terpesona pada pria tampan yang diidolakan para staff itu, tapi Kimberly takut dipecat!

Bisa-bisa rencana kaburnya untuk membangun hidup sendiri dan bahagia tanpa kedua orang tuanya yang terus bertengkar itu---gagal!

Kimberly menggelengkan kepala. 'Lebih baik, aku diam saja,' batinnya kala itu--menjaga batasan.

Pun dengan ajakan makan siang bersama untuk perkenalan sebagai sekretaris dan tawaran-tawaran Jack lainnya.

Gadis itu memilih menolak karena tahu posisinya.

Dia hanya ingin hidup tenang tanpa digosipkan.

Di mana sebenarnya letak kesalahannya?

"Kau melamun?"

Pertanyaan Jack menyadarkan gadis itu dari lamunan. "Ti--tidak."

"Terserah kau saja, Kimberley. Kau dapat melakukan apapun di tempatku ini," ucap pria itu, "hanya saja, kau harus tahu bahwa kau tidak akan pernah bisa kabur dari mansion ini."

"Tapi--"

"Ssst..." Jack menaruh jarinya di bibir Kimberley. "Lebih baik, kau temani aku minum"

"Kutunggu kau di balkon dan jangan lupa bawa 2 gelas wine di sana."

Dengan santai, pria itu berlalu keluar kamar membawa sampanye di tangan dan bersantai di balkon.

Mata Kimberley berkaca-kaca.

Sekarang, apa yang harus dia lakukan?

Ponselnya bahkan tak ada untuk menghubungi orang tuanya!

Mereka pun tak akan mencari karena pasti berpikir bahwa Kimberley tak kenapa-kenapa.

Menguatkan diri, Kimberley menemui Jack.

Dituangnya sampanye untuknya dan juga Jack sambil mengobrol--mencari celah agar pria itu melepaskannya.

Hingga, dia mendapat sebuah ide!

"Pak Jack ... aku punya tantangan."

"Tantangan?" Jack seketika menatapnya tajam.

Namun, Kimberley berusaha tidak terintimidasi. "Iya, Pak. Saya ingin menantang Bapak untuk menghabiskan lebih banyak sampanye ini."

"Jika Bapak berhasil, saya pasti akan menuruti semua keinginan Bapak. Tapi jika saya yang minum lebih banyak, saya ingin pulang, sepakat?" tanya Kimberley.

Jujur, dia takut Jack menolak.

Namun, ternyata dia salah.

Pria itu setuju dan bersulang dengannya.....

Jack bahkan meminum banyak sampanye.

Kimberley sendiri hanya mengamati dan berpura-pura tidak kuat meminum.

Tak lama, Jack terlihat seperti sedikit mabuk.

'Bagus!' batin Kimberley, senang.

Perlahan, dia berjalan meninggalkan Jack di balkon.

Kakinya melangkah mencari jalan keluar yang aman dari mansion tanpa ketahuan oleh para maid dan juga penjaga.

Hanya saja, dia tak sadar bahwa ada beberapa cctv di mansion yang merekamnya.

Dor!

Suara tembakan entah dari mana asalnya tiba-tiba terdengar.

Ditambah ia merasa ... seseorang membiusnya lagi, seperti waktu itu....!

"Emmmph!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status