Rico menghela napas.
Asisten Jack itu menggeleng tak percaya dengan apa yang baru dia lakukan.
Segera, dia membawa Kimberley kepada Jack yang kini menatapnya tajam.
"Ikat dia!" titahnya.
Rico mengangguk. Diam-diam, dia merasa ngeri pada sang sahabat.
Sebenarnya, dimulai dari kapan perubahannya? Apa dari kedatangan Kimberley sebagai sekretaris waktu itu?
***
"Ric, apa kau tahu siapa sekretaris baruku?"
Pertanyaan Jack kala itu membuat Rico yang baru datang mengerutkan kening. "Maksudmu Kimberly?"
"Setahuku, dia dulunya staff administrasi, tapi kinerjanya bagus sekali. Bahkan, dia lolos seleksi ketat untuk jadi sekretaris," ucapnya panjang lebar, "Ada apa?"
Bukan menjawab, Jack hanya mengangguk dan mulai membuka berkasnya.
Hal ini membuat Rico yang notabenenya sahabat merangkap asisten pria itu bingung.
Padahal, tadi pagi saat Rico diperintahkan menuju rumah untuk mengambil berkas yang tertinggal, Jack masih biasa saja.
Ada apa dengan pria dingin ini yang mendadak menanyakan perempuan?
Setahunya, sejak William Group diberikan padanya, pria itu hanya memikirkan bisnis saja.
Begitu banyak wanita yang ingin diperistri oleh CEO tampan itu, tapi sayangnya sikap yang dingin membuat mereka sulit mendapatkan hatinya.
Tunggu ... apa Kimberly malah membuat masalah?
Rico tampak membuka mulut.
Namun belum sempat menanyakannya, Jack tiba-tiba memerintahnya. "Tolong panggil sekretaris baruku itu ke sini. Aku perlu mengenalnya."
Rico pun melaksanakan perintah Jack.
Dan segera menyadari bahwa pria itu telah jatuh cinta untuk pertama kalinya di usia 25 tahun!
"Pagi, Pak. Ini berkas yang Bapak minta karena perlu ditandatangani segera," ucap Kimberley sembari menyerahkan beberapa berkas dengan senyum sopan.
Jack tampak tidak fokus.
Hal ini jelas membuat Kimberly mengerutkan kening. Tapi, gadis itu sepertinya tak berani bicara.
"Hhem boss pekerjaannya masih banyak." Untungnya, Rico berbicara dan membuat Jack seketika mengangguk.
Pria itu dengan cepat menandatangani berkas dari Kimberly.
"Kau sekretaris baru saya, kan? Kalau begitu nanti siang ikut makan siang dengan saya dan juga Rico untuk perkenalan," ucap Jack tiba-tiba.
Kimberly sontak menggeleng. "Tidak perlu repot pak saya bisa makan sendiri. Nanti tidak enak sama yang lain."
"Saya permisi dulu, Pak. Sekali lagi, terima kasih atas tawaran Bapak," ungkapnya menundukan kepala dan pergi dari ruang CEO itu.
Dengan anggun, wanita itu keluar dari sana--menyisakan Rico yang menatap Jack dengan senyuman.
"Jack, ternyata kau menyukai Kimberley, ya? Tapi, malah ditolak?" candanya, lalu tertawa terbahak-bahak.
Muka Jack seketika memerah.
Entahlah ... tapi sejak awal bertemu, Kimberly memang membuatnya tertarik.
Kalau cantik dan seksi, Jack sudah sering menemukan perempuan demikian.
Hanya saja, sikap Kimberly berbeda dengan wanita lain pada umumnya.
Dia merasa ... ada sesuatu yang menariknya pada wanita itu.
"Ck! Diam kau, Rico!" kesal Jack karena Rico tak berhenti tertawa.
Dilonggarkan dasinya sebelum berkata, "Kalau begitu, kita pergi makan berdua nanti siang!"
Rico mengangguk.
Namun, tawanya masih belum berhenti. "Nanti, kubantu kau mendekatinya!"
Sayangnya, guyonannya itu bahkan sulit dilakukan.....Berulang kali, dia melihat Jack berpapasan dengan Kimberley, tetapi hanya dibalas sopan saja.
Jack tampak frustasi, sampai Rico jadi tak tega.
Dan puncaknya, sepertinya beberapa waktu lalu kala Jack dan Kimberley tak sengaja bertemu di supermarket.
Gadis itu tak sengaja menabrak Jack dan tidak mengenali pria itu! Jadi, Rico menawari ide gila untuk menghibur sahabatnya yang baru pertama kali jatuh cinta itu. "Bagaimana kalau kau menjadikan Kimberley tawananmu?"
Dan siapa sangka ... Jack menerimanya?
Pria itu bahkan tersenyum puas pagi ini--membuat Rico jadi khawatir telah salah memberikan saran.
'Kuharap ini tidak berakhir buruk untukmu, kawan,' ucap asisten Jack itu dalam hati.
Malam semakin larut. Namun, Jack belum memejamkan mata.Setelah sahabatnya pergi, ia masih menunggu sampai Kimberley sadar.Diperhatikannya wajah cantik gadis itu dalam diam.Sepertinya, semesta mendengar keinginannya.Tak lama, Jack melihat Kimberley mulai membuka mata."Akhirnya kau bangun juga. Bagaimana misi kabur dari mansion, Sayang? Lancar bukan?" tanyanya langsung.Kimberley tampak terkejut dan hendak berbicara.Namun, Jack tak membiarkannya.Pria itu langsung mencium bibir Kimberley--kasar. Sebenarnya, dia tidak mau melakukan hal menjijikan lagi.Tapi, sepertinya hanya hal ini yang dapat mengikat Kimberley!"Kau membantah dan menolakku pantas dihukum!" geram Jack penuh penekanan di atas tubuh gadisnya. "Ampun Jack, tolong jangan lakukan itu," ujar Kimberley dan memohon, "Kumohon jangan lakukan itu Jack.""Aku sudah katakan padamu jadilah penurut, dan aku tidak akan bersikap kasar."Jack berusaha menulikan telinganya kala mendengar Kimberley menangis.Hasrat dan amarahnya
"Oh aku ingin main hujan, lama tidak main hujan," ungkap Kimberley membalikkan badan, "Pak Jack ingin main hujan juga?" tanyanya lagi. "Tentu saja, bermain hujan bersama gadisku." Pria itu tersenyum merangkul pinggang--erat. "Jack jika aku kabur lagi apa kau akan menyiksaku?" "Kenapa kau ingin sekali kabur dariku, apa kau memiliki pria di luar sana?" tanya Jack dalam pelukan. Memandangi langit yang masih mendung, komunikasi mereka terasa begitu--intens. "Jika seperti itu?" sahut Kimberley padahal dia berstatus single. "Siapapun yang berani merebutmu dariku akan kubunuh! Kau milikku dan selamanya tetap milikku!" ucapan Jack terkesan egois. "Aku hanya bercanda, jangan seserius itu Pak." ungkap kimberley mencairkan suasana, "Dasar gadis nakal." Jack meraba pantat gadisnya! "Kau lebih nakal!" teriak Kimberley menepis tangan pria itu. Mereka saling pandang! 'Mengapa aku terobsesi dengan Kimberley,' batin Jack. Jack tersenyum lebar jantungnya berdebar-debar, Unt
Jack dan rico sudah sampai apartment, mereka melanjutkan pergi ke salah satu club di roma untuk beberapa transaksi bisnis gelapnya, beberapa jam kemudian Jack kembali ke apartment untuk beristirahat menyiapkan segala pikiran untuk besok dia bertemu dengan pemilik Perusahaan Berlian terkenal di Italia, sedangkan rico memilih tetap berada di club untuk bersenang-senang dan tidur dengan wanita bayaran. [Hari kedua di Roma, Italia] "Selamat siang saya Jack William pemilik perusahaan William Group," ujar Jack menjabat tangan pemilik perusahaan berlian. "Siang, saya Bara Thomas pemilik perusahaan Thomas Diamond Group," mereka duduk dan mengobrol. "Saya sangat beruntung bisa bertemu dengan Bapak Bara pemilik perusahaan berlian yang sangat terkenal di Italia, bagaimana mengenai kontrak kerjasama kita Pak?" Jack mengeluarkan berkas kontrak kerjasama! "Saya juga senang bisa bertemu langsung dengan Pak Jack pemilik tunggal perusahaan fashion di Milan, mengenai kontrak kerjasama kita
Mereka meraba tubuh kedua pria, bergerak liar dan bebas, Rico sangat menikmati sentuhan wanita itu. Berbeda dengan Jack, dia hanya diam--tidak peduli. Jack tetap sibuk dengan ponselnya, hingga ... wanita bayaran itu bertanya, "Apa dia wanitamu tuan?" seraya meraba tubuh Jack. "Iya! Dia wanitaku, wanita yang palingg cantik dan seksi di mataku, wanita yang paling bisa membuatku puas, wanita yang sangat sempurna." ungkap Jack terkesan meremehkan, "Oh kalau begitu sekarang biarkan aku membuatmu puas tuan," ucap wanita itu meraba tubuh Jack. Jack menoleh! "Hey kau tau? Punyaku saja tidak bisa bangun olehmu." ungkap Jack berwajah datar, Menarik rambut wanita itu yang hendak membuka celana tetapi Jack mencegahnya, "Jangan sedikit pun menyentuh! Ini bukan milikmu! Percuma dari awal saja aku tidak selera dan punyaku tidak bisa bangun, lebih baik kau layani asistenku saja, aku tidak minat." ungkap Jack beranjak pergi. Jack kembali pulang ke apartment lebih dulu meninggalkan as
Jack menarik handuk Kimberley dan memperlihatkan dua buah dada mulus kencang dan surga di bawah sana. "Kau memang cantik dan seksi." lalu Kimberley berusaha menutupinya. Jack segera mendekap dan mendaratkan ciuman liar di bibirnya tanpa henti bermain buah dada. "Aahhh... jangan Pak Jack." pria itu masih terus saja menikmati seperti bayi yang menyusu ke Ibunya. "Ohh ini seperti chocochips? Apa rasanya enak?" Jack terus saja melakukannya hingga ... terdengar suara desahan dari mulut gadis itu, Jack turun menuju area sensitif yang sudah sangat basah di sana. "Ahhh basah sekali milikmu." ujar Jack membuka celana menampakkan miliknya yang sudah tegak paripurna, seketika Kimberley memalingkan muka merasa malu lalu Jack bertanya, "Kenapa? Bukankah kau sudah melihatnya kemarin? Ini juga membuatmu puas bukan?" Jack kembali mendaratkan ciuman dan siap untuk memasukan senjatanya. "Ja--jangan Pak, aku tidak mau." Kimberley berusaha menutupi tetapi Jack segera mengangkat satu kakinya mengam
'Oh Kimberley, kenapa kau terlihat sangat cantik saat tidur seperti ini, wajah itu sangat teduh, rasanya aku selalu bergairah saat di dekatmu, aduh, hentikan pikiran seperti itu aku banyak pekerjaan, kenapa aku malah menjadi terobsesi dengan gadis ini, ya tuhan! Rasa ini sulit dijelaskan, ah sial sekali!' batin Jack memandangi Kimberley yang masih tertidur pulas--menciumnya. Mmhh! Jack menciumi Kimberley sampai puas. 'Sebaiknya aku bersiap untuk berangkat daripada Rico memanggil lagi malah akan membangunkan gadisku yang lelah ini,' batin Jack pergi mempersiapkan diri. Rico di balik pintu mengintip kegiatan Jack dan merasa merinding dengan tingkah aneh bosnya itu. 'Ya Tuhan!!! apa begitu cara membangunkan? Itu tradisi bangun tidur mereka? Jack terobsesi dengan gadis itu? Apa dia sudah gila? Ah sudahlah, merinding juga,' batin Rico menyudahi mengintip Jack menciumi Kimberley yang masih tertidur. [1 jam kemudian.] "Pak Jack, kau hari ini kerja?" Kimberley terbangun di sampi
"Aku menyukainya? Apa ini cinta? Aku juga ingin memilikinya, seperti hanya aku yang boleh memilikinya." ujar Jack menyandarkan punggung di kursi. "Kenapa kau tidak melamarnya lalu menikahinya, kalau tidak cepat kau akan didahului haha." ujar Rico sedikit meledek. "Iya aku mengerti, tapi siapa saja yang berani mengambil kimberley? Aku akan membunuh orang itu." tegas Jack dan Rico menelan salivanya, "Ah oke, ya sudah cepat selesaikan kita bisa cepat pulang dan segera mempersiapkan untuk besok." Sorenya Kimberley sudah rapi dan cantik menunggu Jack pulang, ia dan para maid juga sudah menunggu mempersiapkan makan malam untuk mereka makan bersama di mansion. Sudah mulai petang beberapa saat itu mendengar suara 'Jack, Rico, pulang.' Jack masuk dan disusul Rico yang membawa satu kardus pizza dan minuman. "Kau sudah lama menungguku?" tanya Jack datang memeluk Kimberley. "Tidak, ayo kita makan bersama, Rico juga ikut ya." Mereka berjalan menuju meja makan untuk dinner bersama lalu k
Mereka bertiga dan juga satu bodyguard berangkat berlibur selama 3 hari, mereka pergi liburan di Apulia, Italia. Mereka berangkat menempuh perjalanan 3 jam dan mereka bermalam di resort dekat area pantai yang ada di Polignano a Mare, saat itu memang belum masuk musim dingin, matahari juga tidak terlalu menyengat untuk bermain di pantai. "Yeyy akhirnya sampai kamar kita." ujar Jack menghempaskan tubuhnya ke kasur. "Hmmm, aku mau ganti bajuku dulu." Kimberley mengambil beberapa pakaian. "Oke, kita akan bermain di pantai atau kau ingin berkuliner dulu?" tanya jack ikut mengganti pakaian. "Aku ingin bermain di pantai dulu, boleh?" tanya Kimberley sudah siap dengan setelan rok berwarna putih. "Tentu saja gadisku yang seksi." ujar Jack memeluk dan menggoda. Tap! "Jack kenapa lama sekali? Aku mau cari angin sendiri ya!" teriak Rico menggedor pintu yang tidak terkunci dan terbuka, "Astaga tuhan, kalian sudah mau konser lagi?" Rico menutup mata terkejut melihat Jack yang memeluk me