Taaruf dengan Anak Wanita Malam

Taaruf dengan Anak Wanita Malam

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-02
Oleh:  Piemar  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 Peringkat. 6 Ulasan-ulasan
250Bab
10.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Selina begitu bahagia ketika mengetahui bahwa orang yang mengajak taaruf dengannya adalah seorang pemuda yang dia cintai, Aqsa. Tidak hanya seorang pengusaha muda di bidang properti yang saleh, Aqsa juga kakak dari sahabat baiknya. Yang lebih membahagiakan adalah kedua orang tua Aqsa juga merupakan sahabat Abah Selina saat mondok di pesantren Jawa Timur. Jadi, pernikahan mereka akan menyatukan dua keluarga yang berteman sejak lama ini. Sayangnya, kebahagiaan itu sirna saat keluarga Aqsa mengetahui bahwa ternyata Selina bukan anak kandung orang tuanya, melainkan anak seorang wanita malam yang mereka asuh sejak bayi. Bagaimanakah kisah cinta Selina setelah semua orang tahu bahwa dia anak seorang wanita tuna susila? Akankah Selina memperoleh jodoh yang bisa menerima dirinya apa adanya ataukah tidak?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Kedatangan keluarga Aqsa untuk taaruf

Hati Selina berbunga-bunga dan jantungnya terpompa lebih cepat bagai irama perkusi yang bertalu-talu. Betapa tidak, pemuda yang datang taaruf adalah pemuda yang dia sukai sejak pertama kali bertemu. Tidak hanya Selina siapapun gadis akan merasa bahagia jika yang datang untuk melamarnya adalah seorang pemuda yang dia cintai. Bagai durian runtuh, Selina tersipu-sipu hingga membuat rekan kerjanya sesama guru terkejut melihat perubahan rona wajahnya yang bersemu merah karena kentara kulitnya seputih salju.Pagi tadi Selina mendapat kabar dari sahabatnya Shiza Anisa Hanifah bahwa kakaknya bernama Aqsa akan datang hari ini lebih cepat dari rencananya untuk melakukan taaruf dengan Selina. Shiza sendiri tidak bisa ikut karena harus bekerja. Selina sangat bahagia jika bisa bersanding dengan Aqsa karena selain dia mencintainya dia juga bisa semakin dekat dengan adiknya Shiza yang merupakan sahabatnya sewaktu kuliah di Bandung.Kedua orang tua Selina tidak memberitahu hal itu tetapi Selina diam-

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Hanung Adja
terus semangat mom ...
2024-09-20 09:20:45
0
user avatar
Haya
good .......
2024-05-21 15:34:07
2
user avatar
Roka
interesting book
2023-08-31 17:16:00
5
user avatar
Camelia
ter selina n dave
2023-07-13 15:28:00
5
user avatar
Camelia
finally happy ending
2023-07-12 07:06:05
5
user avatar
Pie Mar
Halo salam kenal pembaca Novel TawaMalam he ... (Taaruf dengan Anak Wanita Malam) Makasih banget sudah berkenan baca kisah pertama Pie di Goodnovel, semoga menghibur dan suka. Mohon maaf apabila ada banyak kekurangan di dalamnya baik isi cerita, tata bahasa ataupun logika. Makasih banget buat suppor
2022-09-05 11:02:24
4
250 Bab

1. Kedatangan keluarga Aqsa untuk taaruf

Hati Selina berbunga-bunga dan jantungnya terpompa lebih cepat bagai irama perkusi yang bertalu-talu. Betapa tidak, pemuda yang datang taaruf adalah pemuda yang dia sukai sejak pertama kali bertemu. Tidak hanya Selina siapapun gadis akan merasa bahagia jika yang datang untuk melamarnya adalah seorang pemuda yang dia cintai. Bagai durian runtuh, Selina tersipu-sipu hingga membuat rekan kerjanya sesama guru terkejut melihat perubahan rona wajahnya yang bersemu merah karena kentara kulitnya seputih salju.Pagi tadi Selina mendapat kabar dari sahabatnya Shiza Anisa Hanifah bahwa kakaknya bernama Aqsa akan datang hari ini lebih cepat dari rencananya untuk melakukan taaruf dengan Selina. Shiza sendiri tidak bisa ikut karena harus bekerja. Selina sangat bahagia jika bisa bersanding dengan Aqsa karena selain dia mencintainya dia juga bisa semakin dekat dengan adiknya Shiza yang merupakan sahabatnya sewaktu kuliah di Bandung.Kedua orang tua Selina tidak memberitahu hal itu tetapi Selina diam-
Baca selengkapnya

2. Selina yang shocked

Suasana kembali hening. Ustaz Bashor dan Ummi Sarah saling terdiam bagai manekin. Hanya terdengar denting jarum jam di ruang tamu yang merangkak ke angka dua siang. Ustaz Bashor sangat menyesal dengan kedatangan sahabatnya itu. Lebih menyesal lagi karena dia terpaksa menceritakan kondisi Selina yang bukan anak kandungnya pada mereka. Namun nasi kadung menjadi bubur. Sesegera mungkin dia harus menceritakan nasab Selina padanya langsung. “Abah, bagaimana ini? Ummi takut kabar ini menyebar. Bagaimana kalau Selina gak bisa dapat jodoh? Kalaupun dapat jodoh Ummi takut keluarganya merendahkan marwahnya sebagai wanita jika mereka tahu ibu kandungnya seorang … ,” lirih Ummi Sarah sembari terisak. “Tenanglah, Ummi, jangan takut apalagi khawatir. Kita tidak sedang berada di daerah konflik di mana kita takut akan bom yang tiba-tiba akan jatuh menimpa rumah kita. Kita hanya diuji soal anak …” papar Ustaz Bashor berusaha menenangkan sang istri. Padahal jauh dalam lubuk hatinya, saat ini hatinya t
Baca selengkapnya

3. Cinta Terhalang Restu

“Aduh, Abah, Adam anaknya nekad, nanti malah nambah masalah baru. Masalah Selina saja belum kelar …” keluh Ummi Sarah.“Biarkan saja Ummi! Jangan larang Adam! Abah percaya pada Adam, dia hanya ingin membela kehormatan keluarga, adiknya ...” ucap Ustaz Bashor.“Lah, kok Abah malah ngijinin sih? Apa Abah tidak lihat keluarga Aqsa? Ibunya itu mulutnya pedes kayak mercon, belum lagi Mbak Gendis yang suka ngomporin. Yang ada mereka malah makin buat Adam kesal,” cerocos Ummi Sarah.“Tidak akan Ummi, Adam hanya akan menemui Aqsa bukan ibu atau ayahnya,” sahut Ustaz Bashor.“Mudah-mudahan … tapi Abah, nanti kedatangan Adam malah dikira ngemis cinta lagi?”“Nggak begitu Ummi, Adam mungkin hanya ingin meminta klarifikasi dari Aqsa. Kita belum sempat menjelaskan dia keburu pergi. Biarkan saja nanti dia juga dapat jawaban,” papar Ustaz Bashor. Dia sama sekali tidak mengkhawatirkan soal kemarahan Adam pada Aqsa. Dia hanya mengkhawatirkan Selina. Dalam benaknya mungkin saat ini Selina membencinya k
Baca selengkapnya

4. Solusi untuk Selina

Malam menjelang, Selina masih belum keluar juga untuk makan malam. Ummi Sarah mencoba memberanikan diri memanggilnya sementara itu Ustaz Bashor sedang mengajar Alquran di masjid.“Selina! Makan malam dulu Sayang!” Ummi Sarah mengetuk pintu kamar berbahan kayu jati Jepara dengan pelan. Namun Selina masih tak merespon.“Duh, Selina jangan kayak gitu …” batin Ummi Sarah.“Assalamualaikum!” sapa Ustaz Bashor tatkala masuk rumah.“Waalaikumsalam warahmatullah,” jawab Ummi Sarah.“Bagaimana Selina sekarang?” tanya Ustaz Bashor melirik pintu kamar Selina yang menutup dari sore.“Ya, seperti yang Abah lihat, belum dibuka, Selina juga gak nyahut dipanggil. Ya Allah, anak ini keras kepala … bagaimana mau menjelaskan duduk perkara, berbicara saja tidak mau,” gerutu Ummi Sarah.“Sudahlah, Ummi biarin dulu dia sendiri, mungkin dia butuh waktu buat nenangin diri. Mudah-mudahan rasa kecewanya takkan lama dan dia pasti akan bertanya. Kalau perlu Abah akan panggil psikolog atau psikiater buat Selina
Baca selengkapnya

5. Mimpi Buruk

“Kamu jangan menelpon Teh Hawa. Kamu harus menelpon suaminya,” sahut Ustaz Bashor."Benar yang dikatakan Abah, Adam," ucap Ummi Sarah. Dia lupa jika Fadel suami Hawa begitu posesif sehingga untuk meminta izin keluar saja, ke rumah orang tuanya harus memintanya dengan merajuk.“Teh Hawa nanti pasti minta ijin suaminya Abah,” kata Adam."Baiklah, Abah yang telepon," tukas Ustaz Bashor.Perbincangan soal Selina terus dilakukan. Adam diminta untuk menjemput Hawa agar bisa membujuk dan menasehati Selina.Sementara itu Selina bangun dari tempat tidur dan duduk dengan memeluk kedua tangannya. Tubuhnya lemah seiring dengan tangisannya yang mengering. Beberapa kali Shiza menelponnya tapi dia tidak mengangkatnya. Selina seolah lupa akan perasaannya pada Aqsa. Yang dia pikirkan ialah mengapa Tuhan menakdirkannya untuk terlahir ke dunia ini dari rahim seorang wanita malam yang benar-benar jauh dari pikirannya selama ini. Dia pun akhirnya ketiduran karena lelah setelah menangis terus menerus hingg
Baca selengkapnya

6. Menjemput Hawa

“Mau ketemu siapa Mas?” tanya seorang bidan junior yang masih magang.“Bilangin aja Adam datang,” ucap Adam super singkat pada bidan yang masih sangat muda itu. Di hadapan wanita dia begitu terlihat ketus dan sangar. Namun sikapnya yang seperti itu malah menjadi magnet tersendiri yang menarik para gadis. Bidan itu malah salah tingkah melihat Adam yang mempesona.“Keluarga pasien Mas?”“Bukan, adiknya Bu Hawa …” jawab Adam kesal.“Adiknya Bu Hawa? Maaf aku kira keluarga pasien,” ucap bidan itu sembari terus tersenyum. Adam masih memasang wajah datar dan malah kesal mendengar ocehan bidan itu.“Mas Adam, kenapa gak langsung naik ke atas aja?” tawar bidan itu sembari memainkan jemari tangannya, tak bisa diam.“Nggak, aku nunggu di sini,” balas Adam langsung duduk di ruang tunggu bergabung dengan para keluarga pasien yang baru saja melahirkan.“Istrinya lahiran juga?” tanya pria seumuran Adam di sebelahnya.Dahi Adam langsung berkerut. “Enggak,” jawabnya singkat.Bidan itu pun langsung be
Baca selengkapnya

7. Tak ada beban tanpa pundak

Akhirnya Selina keluar dari kamarnya setelah mendengar panggilan Hawa. Dia langsung menghambur memeluk Hawa dan Hawa pun langsung membalas pelukannya. Baik Adam dan Hawa, keduanya menyayangi Selina seperti menyayangi adik kandung sendiri meskipun mereka tahu jika Selina anak adopsi.‘Menangislah adikku! Menangislah jika itu bisa membuatmu merasa lebih baik. Lepaskanlah beban itu! Kamu harus yakin bahwa tak ada beban tanpa pundak!”Hawa mengajak Selina berbincang di kamarnya. Dia meminta Selina untuk menceritakan perasaannya saat ini.Mereka berdua duduk di tepi ranjang dan saling menatap penuh sendu.“Maaf, Teh, aku benar-benar syok mendengar semua ini. Rasanya ada sebuah batu meteor yang menghantam kepalaku. Rasanya sakit, sakit sekali …”Selina mengadu, mencoba mengungkapkan apa yang dirasakannya sembari terisak.“Iya, Selin, Teteh ngerti apa yang kamu rasakan …” kata Hawa penuh penekanan tapi keibuan.“Jadi … Teteh sudah tahu? Aa Adam juga sudah tahu? Cuma aku yang tidak tahu?”Sel
Baca selengkapnya

8. Rahasia ibu kandung Selina

Selina kecil terus menangis saat itu seolah memberikan sinyal yang buruk tentang ibunya.“Ummi, kenapa anak ini menangis terus sih?” tanya Ustaz Bashor.“Ya kepengen nyusu Abah,” jawab Ummi Sarah sembari menimang-nimang bayi itu dalam pangkuannya. Dia sebetulnya kesal dengan sikap Ustaz Bashor yang tiba-tiba menerima tamu tengah malam tapi mau tidak mau rasa iba mengabaikannya. Dia kasihan melihat bayi itu.“Kok lama amat sih Dewi. Apa dia nyasar?” gumam Ustaz Bashor.“Abah, susul coba ini bayi malah terus menangis, kasihan. Mana Hawa dan Adam lagi tidur pulas lagi nanti mereka ikut bangun, Ummi yang kewalahan,” cerocos Ummi Sarah.“Iya, Ummi, maafin Abah. Abah mau nyusul dulu Dewi,” ucapnya sambil beranjak dari tempat duduknya. Ustaz Bashor langsung keluar mencari Dewi ke arah masjid, ke toiletnya.“Dewi!” panggilnya di luar toilet masjid.Ustaz Bashor pun berjalan menyisiri seluruh bagian toilet karena pintu-pintu toilet semua terbuka berati tidak ada orang di dalam. Kobong-kobong p
Baca selengkapnya

9. Ujian kesabaran seorang guru

Ummi Sarah kaget minta ampun tatkala mendengar perkataan Selina yang mencengangkan soal dia akan mencari ibu kandungnya.“Bukan ide bagus …” timpal Adam sembari mendelik pada Ummi Sarah.“Kenapa?” tanya Hawa yang lebih terlihat santai.“Gak usah, Selin. Lupakan soal dia, kamu jangan coba-coba pergi ke sana. Dunia malam sangat berbahaya. Jangan sampai kita menginjakan kaki di tempat laknat itu …” sergah Adam yang jelas-jelas menolak permintaan Selina.“Jika ibu kandungku terpaksa menjalani kehidupan gelap di sana karena paman dan bibi mereka, maka aku akan membawanya kembali pada kehidupan normal. Aku akan membawa ibu bersamaku …”Selina menyeka air matanya dan berkata dengan mantap.“Tapi Selin … kami tidak tahu di mana dia berada …” ucap Ummi Sarah.“Jika ibuku terjebak dalam dunia kelam, aku sebagai anak sudah sepatutnya untuk mengembalikannya pada jalan yang benar. Aku ingin seperti nabi Ibrahim yang berusaha keras mengingatkan ayahnya agar tidak menyembah berhala. Aku pun akan me
Baca selengkapnya

10. Izin cuti yang bermasalah

“Iya, kamu! Siapa lagi? Kenapa kamu datang terlambat? Ini sudah telat hampir setengah jam. Kamu dari mana saja?” kata Selina bernada geram. Dia lupa kalau dia sedang berpuasa sunnah senin-kamis hari itu.“Macet,” ucap murid itu singkat.“PR-mu? Taruh di atas meja!”“Lupa, gak kebawa,” jawabnya lagi singkat sembari melengos begitu saja menuju bangku kosong miliknya.‘Murid tidak sopan’ batin Selina.Semua murid pun saling pandang. Mereka mengira jika Selina akan memarahi murid lelaki yang bernama Ruri itu. Namun dugaan mereka keliru, guru mereka yang dikira akan marah malah memilih diam dan melanjutkan pelajaran. Selina hanya mendengus kesal dan langsung meraih buku paket miliknya.“Jadi apa yang dimaksud Frasa?” tanya Selina kembali.“Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang menjadi satu kesatuan,” jawab murid lelaki yang duduk di sebelah Ruri.“Betul. Semua jawaban kalian betul. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan tapi tidak membentuk arti bar
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status