Mereka meraba tubuh kedua pria, bergerak liar dan bebas, Rico sangat menikmati sentuhan wanita itu. Berbeda dengan Jack, dia hanya diam--tidak peduli. Jack tetap sibuk dengan ponselnya, hingga ... wanita bayaran itu bertanya, "Apa dia wanitamu tuan?" seraya meraba tubuh Jack. "Iya! Dia wanitaku, wanita yang palingg cantik dan seksi di mataku, wanita yang paling bisa membuatku puas, wanita yang sangat sempurna." ungkap Jack terkesan meremehkan, "Oh kalau begitu sekarang biarkan aku membuatmu puas tuan," ucap wanita itu meraba tubuh Jack. Jack menoleh! "Hey kau tau? Punyaku saja tidak bisa bangun olehmu." ungkap Jack berwajah datar, Menarik rambut wanita itu yang hendak membuka celana tetapi Jack mencegahnya, "Jangan sedikit pun menyentuh! Ini bukan milikmu! Percuma dari awal saja aku tidak selera dan punyaku tidak bisa bangun, lebih baik kau layani asistenku saja, aku tidak minat." ungkap Jack beranjak pergi. Jack kembali pulang ke apartment lebih dulu meninggalkan as
Jack menarik handuk Kimberley dan memperlihatkan dua buah dada mulus kencang dan surga di bawah sana. "Kau memang cantik dan seksi." lalu Kimberley berusaha menutupinya. Jack segera mendekap dan mendaratkan ciuman liar di bibirnya tanpa henti bermain buah dada. "Aahhh... jangan Pak Jack." pria itu masih terus saja menikmati seperti bayi yang menyusu ke Ibunya. "Ohh ini seperti chocochips? Apa rasanya enak?" Jack terus saja melakukannya hingga ... terdengar suara desahan dari mulut gadis itu, Jack turun menuju area sensitif yang sudah sangat basah di sana. "Ahhh basah sekali milikmu." ujar Jack membuka celana menampakkan miliknya yang sudah tegak paripurna, seketika Kimberley memalingkan muka merasa malu lalu Jack bertanya, "Kenapa? Bukankah kau sudah melihatnya kemarin? Ini juga membuatmu puas bukan?" Jack kembali mendaratkan ciuman dan siap untuk memasukan senjatanya. "Ja--jangan Pak, aku tidak mau." Kimberley berusaha menutupi tetapi Jack segera mengangkat satu kakinya mengam
'Oh Kimberley, kenapa kau terlihat sangat cantik saat tidur seperti ini, wajah itu sangat teduh, rasanya aku selalu bergairah saat di dekatmu, aduh, hentikan pikiran seperti itu aku banyak pekerjaan, kenapa aku malah menjadi terobsesi dengan gadis ini, ya tuhan! Rasa ini sulit dijelaskan, ah sial sekali!' batin Jack memandangi Kimberley yang masih tertidur pulas--menciumnya. Mmhh! Jack menciumi Kimberley sampai puas. 'Sebaiknya aku bersiap untuk berangkat daripada Rico memanggil lagi malah akan membangunkan gadisku yang lelah ini,' batin Jack pergi mempersiapkan diri. Rico di balik pintu mengintip kegiatan Jack dan merasa merinding dengan tingkah aneh bosnya itu. 'Ya Tuhan!!! apa begitu cara membangunkan? Itu tradisi bangun tidur mereka? Jack terobsesi dengan gadis itu? Apa dia sudah gila? Ah sudahlah, merinding juga,' batin Rico menyudahi mengintip Jack menciumi Kimberley yang masih tertidur. [1 jam kemudian.] "Pak Jack, kau hari ini kerja?" Kimberley terbangun di sampi
"Aku menyukainya? Apa ini cinta? Aku juga ingin memilikinya, seperti hanya aku yang boleh memilikinya." ujar Jack menyandarkan punggung di kursi. "Kenapa kau tidak melamarnya lalu menikahinya, kalau tidak cepat kau akan didahului haha." ujar Rico sedikit meledek. "Iya aku mengerti, tapi siapa saja yang berani mengambil kimberley? Aku akan membunuh orang itu." tegas Jack dan Rico menelan salivanya, "Ah oke, ya sudah cepat selesaikan kita bisa cepat pulang dan segera mempersiapkan untuk besok." Sorenya Kimberley sudah rapi dan cantik menunggu Jack pulang, ia dan para maid juga sudah menunggu mempersiapkan makan malam untuk mereka makan bersama di mansion. Sudah mulai petang beberapa saat itu mendengar suara 'Jack, Rico, pulang.' Jack masuk dan disusul Rico yang membawa satu kardus pizza dan minuman. "Kau sudah lama menungguku?" tanya Jack datang memeluk Kimberley. "Tidak, ayo kita makan bersama, Rico juga ikut ya." Mereka berjalan menuju meja makan untuk dinner bersama lalu k
Mereka bertiga dan juga satu bodyguard berangkat berlibur selama 3 hari, mereka pergi liburan di Apulia, Italia. Mereka berangkat menempuh perjalanan 3 jam dan mereka bermalam di resort dekat area pantai yang ada di Polignano a Mare, saat itu memang belum masuk musim dingin, matahari juga tidak terlalu menyengat untuk bermain di pantai. "Yeyy akhirnya sampai kamar kita." ujar Jack menghempaskan tubuhnya ke kasur. "Hmmm, aku mau ganti bajuku dulu." Kimberley mengambil beberapa pakaian. "Oke, kita akan bermain di pantai atau kau ingin berkuliner dulu?" tanya jack ikut mengganti pakaian. "Aku ingin bermain di pantai dulu, boleh?" tanya Kimberley sudah siap dengan setelan rok berwarna putih. "Tentu saja gadisku yang seksi." ujar Jack memeluk dan menggoda. Tap! "Jack kenapa lama sekali? Aku mau cari angin sendiri ya!" teriak Rico menggedor pintu yang tidak terkunci dan terbuka, "Astaga tuhan, kalian sudah mau konser lagi?" Rico menutup mata terkejut melihat Jack yang memeluk me
Jack berusaha mengabaikan dan ikut tidur, meski begitu ia sesekali memegang dan melihat miliknya, ia tidak ingin membangunkan Kimberley yang tertidur pulas, tapi ia mencoba menyusu karena sangat tergoda dengan buah dada milik Kimberley yang terlihat sedari tadi. Mmhhh...ahh nikmatt ummhhh, batin Jack asik dengan buah dada namun tak lama gadis itu terbangun, "Mmhh, astaga Pak!" "Kenapa sayang? enak? ummhh..." tanya Jack seperti bayi yang haus. "Aaahhhhh hentikan mmhhh." Kimberley pasrah dan tiba-tiba kejang seperti kesetrum yang ternyata ia sedang basah dan pria itu berkata, "Ouhh ternyata kau keluar? Ini basah sekali sayang." Kimberley berusaha melepaskan, Jack bertanya, "Kenapa tidak? Kau mau ke mana? Apa kau takut? Aku tidak akan kasar sayang, ayo sini." Jack jalan menghampiri dan melepas boxer karena merasa miliknya yang sudah tegak paripurna. "Aaa! jangan Pak." Kimberley diangkat paksa ke sebuah sofa. "Aku tidak akan kasar sayang ahh." Jack mengambil posisi miliknya masu
"Nanti ada orang yang melihat, malu." "Oke baiklah, kita tunda dulu, meski aku tidak tahan ingin memakanmu." "Ah mengerikan, ayo kita berangkat." "Sekarang?" "Iya Pak Jack!" Mereka memutuskan kembali ke milan, di perjalanan mereka mampir ke tempat perbelanjaan membeli banyak oleh-oleh seperti makanan, baju, dan lain-lain. Sampai di mansion pukul 6 malam, mereka hanya beristirahat membersihkan diri lalu bersama beberapa maid dan bodyguard untuk membereskan barang yang mereka beli, setelahnya mereka dinner bersama dan pergi tidur karena besok mereka akan mengunjungi pusat Milan. [Pagi hari, di Milan] Sudah 3 bulan Kimberley berada di mansion ini dan ternyata 10 bulan ini belum kembali ke Perancis lagi untuk menemui Lili di sana pasti dia menghawatirkan, karena Kimberley tidak ada kabar ponsel lamanya juga hilang, dia tidak bisa menghubungi Lili, sekarang musim dingin dan lusa adalah natal, mungkin setelah natal dia akan pergi ke Perancis, Kimberley terus mencari cara. lamun
[Musim salju di Milan.] Milan sudah memasuki musim salju tapi terlihat salju turun tidak terlalu lebat. Jack berdiri mengedarkan pandangannya di balkon menghirup udara pagi sesekali terlintas dalam pikirannya mengingat kematian kedua orangtuanya dan sekarang ia sendiri di mansion sebesar ini dengan para maid dan bodyguard, meskipun ada Rico selaku asisten, tetapi hidupnya terasa kosong kadang merasa malas melakukan kegiatan apapun dia tidak punya semangat tapi sejak pertama dia melihat kimberley dan menculiknya, sekarang dia merasa lebih bahagia hidupnya tidak sekosong dulu, dia menjadi lebih bersemangat untuk hidup bahkan sekarang juga sudah meninggalkan kebiasaan buruk dan sudah lama tidak memakai wanita bayaran. "Pagi Tuan, ada yang bisa saya bantu? oh Nyonya Kimberley masih tidur? apa Nyonya sakit?" tanya Maid membawa secangkir kopi hangat. "Dia masih tidur jangan diganggu, yang semalam sudah dibereskan?" "Sudah Tuan." Maid melanjutkan pekerjaan. Tap! Tiba-tiba Kimberley
Dengan lihai jilatan atas ke bawah sembari menghisap membuat birahi Kimberley semakin meningkat hingga Jack mencoba memasukkan jarinya ke dalam lubang kenikmatan milik Kimberley. "Sayang? Kau lihat ini berapa jari?" tanya Jack--mengangkat tangan. "S--satu, mmhh..." "Oke, kalau begitu aku tambah satu lagi." "Agh!" Jari tengah masuk ke dalam lubang itu, bergerak seperti keputusan saat pertama Kimberley memilih berkomitmen dengan pria di hadapannya itu, maju mundur seirama dan semakin cepat, usaha Kimberley mencoba menahan diri untuk melenguh terlalu keras, membuat mata kuning Jack tak cukup melihat istrinya menahan lenguhan dari sensasi jari-jari Jack yang mengerjai milik Kimberley, "Panggil Namaku Sayang! Aku rindu kau memanggil namaku." Bisikan Jack menambah gejolak birahi Kimberley semakin meningkat dan daerah sensitif di sana sudah basah tak karuan. "Ahhh, Jack!" "Bagus! Teruskan sayang..." Semakin tak karuan ingin membenamkan milik Jack ke dalam milik Kimberley. "Kenapa
Kimberley masih diam tak berkata apapun sembari menggelengkan kepala. Jack menarik nafas panjang dan membisik, "Pasti kau sudah menungguku?" ucapnya. Kimberley masih belum bicara, dia hanya mematung setelah mendengar ucapan suaminya, dia pasrah jika Jack menidurinya malam itu. Jack tersenyum kemudian beralih duduk di sofa, "Bisakah aku meniduri malam ini?" tanyanya. "Aku tidak tahu." singkat Kimberley. "Aku tidak tahu? Berarti jawabannya iya." ucap Jack. Kimberley membelalak sembari menoleh ke arah suaminya. "Kita sudah lama tidak melakukan hal itu aku ingin bermain denganmu." ucap Jack. "Sebaiknya kita makan dulu." ucap Kimberley. Ibu hamil itu bangkit keluar kamar menuju ruang makan, di susul Jack di belakangnya, mereka pergi makan malam bersama, di sana Rico dan Rose sudah selesai makan dan akan beristirahat. "Hei kalian baru turun, kalian kenapa?" tanya Rico. Saat Kimberley hendak menjawab, Jack memotong pembicaraan itu. "Kimberley tadi mual, dia ingin muntah, jadi di
Setelah berkali-kali memanggil akhirnya Jack menoleh terkejut dengan keberadaan kru pesawat, Jack memang terlalu fokus dengan istrinya sampai tidak mendengar apapun di sekitar. "Oh, astaga!" "Maaf mengejutkan Bapak Jack, silakan waktunya makan malam Pak." ucap kru pesawat. "Oke, di sini saja." "Baik Pak." Setelah beberapa saat menunggu akhirnya kru datang dengan beberapa makanan, "Silakan Pak, ada yang bisa kami bantu atau mungkin meminta sesuatu?" "Buatkan susu hangat saja." "Baik Pak." Kemudian perlahan Jack membangunkan istrinya. "Sayang, ayo makan sebentar." Jack menepuk pelan pundak Kimberley dan menciumnya, perlahan Kimberley membuka mata, "Kita sudah sampai?" "Belum sayang, ayo makan dulu." Belum lama bicara tiba-tiba Rico datang menyapa mereka, "Hei kalian tidak ada suaranya kalian tidur?" "Iya Kimberley tadi tidur." "Rupanya kalian makan di sini? Baiklah aku makan bersama Rose saja." Kemudian Rico kembali untuk makan bersama Rose, melihat ke arah
"Mama serius, ikutlah pulang bersama suamimu." Masih dalam pelukan Ibu Lucy, "Maafkan aku Ma..." ucapnya. "Tidak masalah, yang penting sering menghubungi Mama ya." Kimberley mengangguk, "Iya Ma." Ibu Lucy menoleh ke arah Jack, "Tolong jaga Kimberley ya, Nak." ucapnya. "Iya Bu Lucy, saya akan selalu menjaga dan merawat putri ibu dengan baik dan juga calon anak di perutnya." ucap Jack--mengelus perut Kimberley. "Tolong jaga Mama ya Bi, kalau terjadi apapun kabari Kimberley." "Iya, siap Non." "Lain waktu Kimberley mengunjungi Mama lebih lama ya." ucap Kimberley. "Iya putriku sayang." "Oh, tunggu sebentar." ucap Bu Lucy--mengambil barang. Ibu Lucy mengambil perhiasan gelang kesayangannya untuk di berikan pada Kimberley. "Ini gelang kesayangan Mama sejak kecil, pakailah." ucap Ibu Lucy--menyerahkan. "Sungguh?" "Iya putriku sayang." "Baik Ma, aku akan menyimpan ini dengan baik." Mereka berempat berpamitan dan pergi meninggalkan kediaman Ibu Lucy. "Hati-hat
Mereka berempat memasuki kediaman Ibu Lucy yang tak lain dia adalah Ibunya Kimberley, duduk di sofa panjang dalam ruang tamu mewah berdesain klasik, sementara asisten rumah tangga sibuk membuatkan teh suguhan dan sarapan untuk mereka. "Bi, buatkan teh hangat ya." titah Bu Lucy. "Baik Bu." Bu Lucy menoleh, "Lalu siapa mereka, Nak?" Saat Kimberley hendak menjawab, ucapannya didahului oleh suaminya. Jack buka suara, "Perkenalkan nama saya Jack William, kemudian ini Rico asisten saya, dan disamping istrinya." ucapnya berjabat tangan. "Rose, dia istri tercintaku!" sahut Rico. Rose berbisik, "Jangan membuatku malu!" Bu Lucy menjabat tangan Jack, "Saya Bu Lucy, Ibunya Kimberley." ucapnya tersenyum. Jack tersenyum, "Saya suaminya Kimberley, saya menikahi putri Ibu sudah beberapa bulan yang lalu, maaf kami tidak memberitahu Ibu Lucy sebelumnya." Sontak jawaban pria itu membuat Ibu Lucy terkejut tak percaya bahwa putrinya sudah menikah. Ibu Lucy langsung menoleh ke arah Kim
Menatap lekat sembari merangkul istrinya, "Tentu saja, aku selalu mencintaimu sama seperti saat pertama menculikmu." "Waktu kau menculikku, kau jatuh cinta padaku?" "Iya, itulah caraku untuk mendapatkan gadis yang sangat cuek ini." "Hahaha, nakal sekali!" Mereka menikmati senja yang semakin lama semakin hilang tetapi menara Eiffel berdiri tegak dengan sorot lampu kelap-kelip yang terlihat sangat indah di malam hari, menambahkan kesan romantis dan sensual bagi pasangan. "Sayang, ayo berfoto." "Iya sayang." Jack mengambil ponsel untuk memotret istrinya dengan view menara Eiffel di malam hari, mereka juga mengambil gambar bersama. "Bagus sayang, ayo kita berdua." Jack meletakkan ponsel di meja, "Ayo aku sudah siap." Mereka segera berdua, terlihat sangat romantis. "Hehehe, bagus sekali sayang." Mereka sangat menikmati kebersamaan itu dan hanyut ke dalam hasrat yang tidak ingin kehilangan satu sama lain. "Mmhh..." mereka berciuman. "Sayang, berjanjilah jangan ti
"Tentu saja sayang." "Hmm, aku tidak sabar sayang..." ucap Jack--mengelus perut istrinya. "Coba kau tebak, ini bayi laki-laki atau perempuan?" tanya Kimberley. "Pasti itu bayi perempuan yang cantiknya sama seperti ibunya." ucap Jack--berbisik. Kimberley tersenyum, "Kalau ini laki-laki pasti dia tampan dan pemberani sepertimu." "Hehehe..." Setelah keduanya rapi, mereka segera keluar dari hotel yqng mana Rico dan Rose telah menunggu mereka di lobi hotel dengan pakaian serba warna putih yang seirama. "Kalian menunggu lama?" tanya Jack. "Lumayan." "Ayo." ucap Jack--menggandeng istrinya. Mereka sengaja tidak menaiki taksi, melainkan hanya berjalan kaki santai di sekitar kota. "Hari ini kita jalan ke mana sayang?" tanya Jack. "Aku tidak mengerti, tanyakan saja pada Rico, dia yang mengajak kita..." Rico buka suara, "Karena cuacanya tidak panas, bagaimana kalau kita mengunjungi menara Eiffel?" "Ide bagus!" Kemudian mereka berempat menuju area di sekitar Menara Ei
Mereka bergegas menuju ke sebuah rumah makan, di sana sebuah restoran modern dengan gaya kolonial. "Kau mau makan apa sayang? Di sini?" ucap Jack--menunjuk sebuah restoran. Kimberley geleng-geleng sembari mengelus perutnya, "Aku tidak mau makanan laut lagi, aku mau makanan cepat saji," geleng-geleng lagi, "Aku tidak mau makan di sana,cari tempat lain." Jack mengangkat kedua alisnya, "Ya Tuhan kupikir kau ingin makan makanan laut lagi, lalu kita makan di mana?." Terkadang Jack juga bingung, semenjak istrinya hamil dia lebih perhatian dengan makanan yang Kimberley makan karena istrinya berubah selera dalam waktu yang singkat, kadang menginginkan makanan yang aneh-aneh dan harus langsung dituruti. Itu adalah kalau wajar bagi orang yang sedang hamil selalu ingin mengidam ini dan itu. "Mau ke McDonald?" tanya Jack. Kimberley menoleh, "Boleh sayang," ucapnya--menggangguk cepat. Akhirnya mereka berbelok masuk dan memesan beberapa makanan cepat saji seperti burger dan lainnya.
"Tentu saja sayang, lusa kita berangkat ya." ucap Jack. "Iya sayang." ucap Kimberley sumringah. Kemudian mereka melanjutkan makan malam dan segera beristirahat. "Kalian bulan madu berapa hari?" tanya Jack. "Dua hari saja cukup." jawab Rico. "Oke persiapkan saja." Setelah makan malam mereka beristirahat dan melakukan aktivitas seperti biasa di hari berikutnya, pagi hari di kantor setelah jam makan siang Rico dan Rose menyiapkan berkas yang akan dibereskan dan diberikan kepada Sekretaris karena mereka akan izin selama lima hari ke Perancis, maka dari itu Sekretaris yang mengantikan Jack dan Asistennya. "Pak tolong ini berkasnya kau tangani semua ya, kau pastikan pekerjaanmu dengan benar selama lima hari kedepan, karena Pak Jack dan istrinya akan pergi ke Perancis dan sekaligus aku juga ikut dengan mereka." "Baik Pak Rico saya mengerti, ngomong-ngomong bagaimana pernikahan Pak Rico dengan ibu Rose? Maaf jika saya lancang Pak." "Semuanya berjalan lancar, dan besok kita akan bulan