Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan

Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan

last updateLast Updated : 2024-11-15
By:  Aksara Ocean  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
109Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Heba dikhianati oleh suaminya, dan yang lebih parahnya pelakor di dalam rumah tangganya ternyata adalah kakaknya sendiri. Dia merasa hancur, sebab dia rela melepaskan karirnya demi Nathan. Dan inilah balasan dari laki-laki itu. Heba tidak mau larut dalam keterpurukan, dia bangkit dan menerima uluran tangan Noah yang merupakan anak dari Bos tempatnya bekerja dulu. Dia akan membuktikan, dia yang ditindas dan dikhianati bisa bangkit dan melawan.

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Tuntutan Sang Mertua

Bab 1 Tuntutan Sang Mertua“Heba, mama minta uang dong!” ujar Ratih dari ambang pintu.Heba yang baru saja memasukkan food prep ke dalam lemari es dua pintu itu terhenyak. Mama mertuanya sepagi ini sudah teriak-teriak di ambang pintu rumahnya.“Heba! Kamu dengerin saya nggak, sih! Kamu dimana?” Ratih memanggil dengan suara yang lebih lantang.“Sebentar, ma,” ujar Heba dengan suara lirih.Sebelum Mama mertuanya itu masuk ke dalam. Heba buru-buru melangkah untuk menyambut di depan.“Masuk dulu, Ma, maaf tadi Heba di belakang. Ada perlu apa ya, Ma?” ajak Heba.“Pake nanya lagi! Kan Mama tadi sudah bilang, Heba! Mama lagi butuh uang. Jadi, mama mau kamu minta uang sama Mamamu. Penting banget ini!"Heba menghela nafasnya. “Maaf, Ma. Tapi buat apa, ya?” lanjut Heba dengan seulas senyum tipis.“Ada perlu pokoknya! Mama butuh uang besar buat Kakak iparmu itu! Diana kan suka banget tuh, beli-beli baju di marketplace. Nah, dari pada dia buang-buang duit terus, mending kan buka butik sekalian. B

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Aksara Ocean
Silahkan dibaca dan jangan lupa berikan ulasan serta komentar, teman-teman. ...️...️
2024-06-13 23:44:39
1
user avatar
Dom Kang
Suka banget sama cerita ini!
2024-06-13 23:43:14
0
109 Chapters

1. Tuntutan Sang Mertua

Bab 1 Tuntutan Sang Mertua“Heba, mama minta uang dong!” ujar Ratih dari ambang pintu.Heba yang baru saja memasukkan food prep ke dalam lemari es dua pintu itu terhenyak. Mama mertuanya sepagi ini sudah teriak-teriak di ambang pintu rumahnya.“Heba! Kamu dengerin saya nggak, sih! Kamu dimana?” Ratih memanggil dengan suara yang lebih lantang.“Sebentar, ma,” ujar Heba dengan suara lirih.Sebelum Mama mertuanya itu masuk ke dalam. Heba buru-buru melangkah untuk menyambut di depan.“Masuk dulu, Ma, maaf tadi Heba di belakang. Ada perlu apa ya, Ma?” ajak Heba.“Pake nanya lagi! Kan Mama tadi sudah bilang, Heba! Mama lagi butuh uang. Jadi, mama mau kamu minta uang sama Mamamu. Penting banget ini!"Heba menghela nafasnya. “Maaf, Ma. Tapi buat apa, ya?” lanjut Heba dengan seulas senyum tipis.“Ada perlu pokoknya! Mama butuh uang besar buat Kakak iparmu itu! Diana kan suka banget tuh, beli-beli baju di marketplace. Nah, dari pada dia buang-buang duit terus, mending kan buka butik sekalian. B
Read more

2. Sikap Nathan

Bab 2 Sikap Nathan“Ah, mana mungkin Mas Nathan dan Kak Anya … aku mikir apa, sih?”Meskipun Heba masih merasa curiga dengan kedekatan antara Nathan dan Anya, namun ia memutuskan untuk berprasangka baik saja. Heba kembali melanjutkan kegiatannya membereskan rumah. Hingga benar-benar selesai, barulah ia beristirahat. Saat seperti inilah dia bisa menikmati waktu untuk menghibur diri. Contoh kecilnya ya, bermain ponsel. Heba mulai menelusuri aplikasi pesan berwarna hijau. Dia melihat jajaran story yang di-upload oleh teman-teman di kontaknya.Keningnya mengernyit saat story Diana berada di urutan paling atas. Karena penasaran, Heba langsung membuka dan membacanya. Di sana Diana memposting sebuah foto berupa cek dengan caption yang tertulis.‘Alhamdulillah, ada aja manusia baik hati di muka bumi ini! Makasih, Anya, walau bukan siapa-siapa kamu baik banget deh! Nggak kayak iparku yang sebiji itu! Udah burik, pelit bin medit lagi! Mungkin dulunya dia tercipta dari tanah sengketa wkwk, ca
Read more

3. Luka Heba

Bab 3 Luka Heba“Tapi, Bos—”“Kamila!”Suara Kamila langsung terhenti saat mendengar suara tegas yang keluar dari kedua belah bibir Noah, laki-laki itu masih fokus pada laptop yang ada di atas meja dan sama sekali tidak melihatnya sedikitpun. Akan tetapi, aura yang dia keluarkan sanggup membuat Kamila kembali mendudukkan dirinya di kursi.“Kita ke sini untuk menemui klien, bukan untuk reunian dengan temanmu. Kerjakan pekerjaan kamu, bersikaplah profesional!” tegas Noah lagi.Kamila mengangguk dengan enggan, namun tak ayal dia kembali berusaha memfokuskan perhatiannya pada laptop miliknya. Sedangkan Noah menghela napas, dan melirik dari ekor matanya ke meja milik Heba yang kini juga diisi oleh Anya. “Lagi-lagi dia terlibat masalah,” gumam Noah hampir tak terdengar.*******“Kamu mengira diri kamu itu Cinderella, ya? Tuan puteri? Iya?” tanya Anya dengan nada mengejek. “Jangan suka menghambur-hamburkan uang, suamimu itu kerja banting tulang, loh. Eh, kamu malah enak-enakan makan di cafe
Read more

4. Ambisi Anya

Bab 4 Ambisi Anya“Kamu itu apa-apaan sih, Ba. Jahat banget, tau nggak, sih!” Heba menoleh, wajahnya menunjukkan raut bingung. Diana ada di depannya saat ini, entah kapan kakak iparnya itu datang tapi yang pasti dia tidak mendengar suaranya. Apa mungkin karena dia terlalu fokus pada lamunannya, ya? Wajah Diana menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam seolah dirinya sudah membuat kesalahan yang amat besar.“Maksud Mbak apa? Perkara minjem duit? Kan, udah dibilang aku gak bisa minta-minta sama Mama,” sahut Heba malas, dia kemudian bangkit dan berjalan ke arah dispenser demi mengambil segelas air putih. “Wah, enteng banget kamu ngomong. Pelit banget kamu sama kakak ipar sendiri, malah orang lain yang lebih baik sama aku. Ah, andai si Anya bisa jadi adik iparku, maka aku akan sangat bahagia,” balas Diana tajam.Air minum yang baru saja melewati tenggorokannya membuat Heba mual, bahkan tenggorokannya terasa sakit saat ini seolah tengah ditusuk oleh banyak duri. Kalimat Diana tadi kem
Read more

5. Foto

Bab 5 Foto[Tadi aku mau nyamperin kamu, tapi kamu udah keburu pulang.]Satu pesan masuk ke ponsel Heba dan pengirimnya adalah Kamila, Heba tersenyum. Walau sudah tidak lagi bekerja di perusahaan yang sama, tetapi hubungan persahabatan Heba dan Kamila sangat terjaga. Mereka akan meluangkan waktu sesekali di akhir pekan untuk bertemu.Maklum saja, mereka sudah berteman saat masih berada di bangku SMA. Kuliah di tempat yang sama, jurusan yang diambil juga sama, dan pada akhirnya bekerja di perusahaan yang sama. Jika ada yang namanya saudara, maka Heba akan mengatakan … alih-alih Anya, Kamila lah yang paling pantas menjadi saudaranya.“Aku buru-buru tadi, Mil. Next time kita ke cafe itu lagi, aku pengen makan cheesecake nya. Soalnya tadi nggak keburu,” tulis Heba sebagai balasan.[Ya kamu sih, cepat kurang cepat pulangnya. Kenapa memangnya? Karena ada si Anya dan Tante Anisa, ya?] Balasan dari Kamila langsung masuk, Heba tersenyum.Jika sedang bertukar pesan seperti sekarang ini, Kamila
Read more

6. Playing Victim

Bab 6 Playing VictimNathan pulang jam sembilan malam, Heba tidak bertanya apapun dan memunggungi Nathan seolah dia sudah tidur. Nathan juga tidak berinisiatif bertanya, dia malah asik memainkan ponselnya dan sesekali tertawa-tawa. Heba sedikit terkejut saat mendengar suara ponsel Nathan, ada yang menelepon suaminya itu.“Halo, Mbak. Ada apa?” tanya Nathan cepat. “Aku lagi main game ini, kalau nggak penting-penting amat ntar aja ngomongnya!” Suara Nathan kembali terdengar.[.......]Suara orang yang ada di seberang sana tidak begitu terdengar, apalagi Nathan berada di ujung ranjang sedangkan Heba berbaring di sisi lainnya. Namun, Heba sangat yakin kalau itu adalah Diana.“Ya udah, lima menit lagi aku telepon!”Telepon terputus dan Nathan kembali melanjutkan main game di ponselnya, Heba menunggu dalam diam. Ternyata tidak sampai lima menit, game Nathan sudah berakhir dia kemudian beranjak dan keluar dari kamar.Heba mengikuti perlahan, ternyata Nathan ke dapur. Setelah dia menelepon D
Read more

7. Pertemuan

Bab 7 PertemuanWalau sudah semakin malam, tapi jalanan semakin ramai. Andai dia membawa ponselnya, pasti dia akan mengajak Kamila untuk makan es krim bersama. Akan tetapi dia terkejut bukan kepalang saat mendengar suara—“Sendirian saja?”Heba menoleh, dan matanya yang basah mengerjap saat melihat … Noah?“Kamu kenapa?” tanya Noah cepat, pipi Heba memerah dan wajah wanita itu basah oleh air mata. “Kamu terluka?” tanyanya lagi.“Tidak, maaf … saya sebaiknya pulang.” Heba menjauhi tangan Noah yang terulur ke pipinya. “Heba!” Noah memanggil dan langkah Heba langsung berhenti, suara laki-laki itu tetap saja dingin dan otoriter.“Obati pipimu,” ujarnya memberi perintah. “Jika Kamila melihatmu seperti ini, maka dia tidak akan bisa fokus bekerja. Jangan sampai kinerja sekretarisku menurun karena mengkhawatirkanmu!” lanjutnya pedas dan langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa menoleh ke arah Heba yang terpaku.“Dia baru saja memarahiku?” gumam Heba hampir menangis. “Kenapa semua orang jahat p
Read more

8. Dibandingkan!

Bab 8 Dibandingkan!Pagi ini Nathan emosi, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan Heba masih tidur. Istrinya itu biasanya bangun sebelum subuh, dan tidak akan kembali tidur setelahnya karena Heba akan lanjut memasak, mencuci, dan membersihkan rumah.Nathan akan pergi kerja dalam keadaan prima, penampilan yang bagus, baju wangi, dan perut yang kenyang. Akan tetapi, sekarang situasinya sangat berbeda. Jangankan perut kenyang, wong, makanan saja tidak ada.“Heba! Kamu nggak masak? Bangun, dong! Aku mau pergi kerja ini!” Nathan menggoyangkan bahu Heba hingga membuat istrinya itu mengerjap.Pipinya masih bengkak, dan jejak air mata terlihat jelas di matanya yang sembab. Akan tetapi Nathan tidak peduli, toh, itu salah Heba sendiri. Siapa suruh dia menuduh Nathan yang tidak-tidak, lagi pula apa salahnya dia makan malam bersama Anya?Anya itu kakak iparnya, sekaligus atasannya di kantor. Lagian Nathan juga menemani Anya karena mau minta maaf atas nama Heba, istrinya itu sudah sangat kuran
Read more

9. Darah!

Bab 9 Darah!“Kamu nggak usah masuk aja hari ini, Sayang. Mama mau ganti waktu kita kemarin, ayo kita shopping hari ini.” Anisa berbicara dengan nada lembut, apalagi dia bisa melihat wajah Anya yang lesu dan murung.“Nggak ah, Ma. Aku nggak mood,” balas Anya cepat, dia kemudian mendudukkan diri di meja makan. “Mama shopping sendiri saja, aku mau ke kantor. Mau nyibukin diri dengan bekerja, biar hilang dari pikiran aku hinaan Heba kemarin,” lanjutnya lagi.Dia meminum jus jambu yang sudah dihidangkan pelayan di atas meja, sekalipun dia tidak menoleh ke arah Anisa dan itu sukses membuat wanita yang lebih tua merasa tak enak. Dia menoleh sekilas ke arah Luqman, suaminya itu sarapan dengan tenang seolah tak mendengar pembicaraannya dengan Anya. Anisa gundah, dia takut Luqman marah karena Heba sudah bersikap kurang ajar kemarin. “Sayang, Mama mau minta maaf sama kamu atas nama Heba. Dia memang be—”“Kenapa Mama yang minta maaf?” tanya Anya dengan nada datar. “Mama cuma ngerasa—”Kalau Ma
Read more

10. Prasangka Noah

Bab 10 Prasangka NoahHeba terbangun dengan kepala yang sangat sakit, dia nenatap ke sekeliling dengan tatapan nanar. Namun dia sama sekali tidak bisa menemukan sosok mertuanya, padahal Heba bisa mengingat dengan sangat jelas kalau dia terjatuh akibat tamparan yang diberikan oleh Ratih.Saat melihat jam di dinding Heba bisa memastikan kalau dia sudah pingsan hampir 3 jam, dan Heba mendesah lalu menangis sambil memeluk lututnya. Tega-teganya mertuanya meninggalkan dirinya sendirian dalam kondisi pingsan, dengan pintu rumah yang terbuka lebar.Bagaimana jika ada seorang penjahat yang masuk ke rumahnya? Bagaimana jika ada pencuri? Apakah mertuanya sama sekali tidak memikirkan hal tersebut? Minimal jika dia sudah berbuat jahat kepada Heba, bukankah seharusnya dia bisa bertanggung jawab dengan mengobatinya?Heba menangisi hidupnya yang terasa sangat menyedihkan, dia sama sekali tidak dianggap dan dihargai oleh keluarga suaminya. Mungkin mereka lebih memilih Heba tidak ada di dalam keluarga
Read more
DMCA.com Protection Status